Anda di halaman 1dari 11

Rasa Moderen dalam

“Shōjobyō”
Oleh Pierantonio Zanotti
● Kadek Hani Sinta P.
1601581003
● Aqira Monica Nindya P.

Nama ●
1601581007
Anak Agung Putri Dwintya

Kelompok
1601581029
● Indra Surya
1601581044
Kelompok 5 ● Ahmad Mudrik Tsurail
1701581021
● Erwin Kurniawan
1701581044
● Anita Destiani Barley
1701581054
Ringkasan Cerita

Shōjobyō merupakan cerita pendek karya Tayama Katai di majalah Taiyo


(The Sun) pada bulan mei 1907. Cerita ini menggunakan sudut pandang ke-3,
menceritakan kehidupan seorang penulis setengah baya bernama Sugita Kojo
yang karirnya sedang meredup. Sugita digambarkan memiliki ketertarikan
kepada wanita muda yang berlebihan ditujukan dari judulnya yang berarti
‘Pengintai Gadis
Memahami Shōjobyō

Cerita ini dimulai di pagi hari musim semi dengan Sugita yang
mengenakan “Pakaian Gaya Barat” dan berjalan menuju tempat dia bekerja.
Frustasi karena pekerjaan membuat sugita menjadi tidak bahagia dengan
kehidupan berkeluarganya. Akhir dari cerita ini menceritakan tentang
perkerjaan Sugita dan alasan frustasi Sugita.
Memahami Shōjobyō

Shōjobyō dapat dikatakan sebagai karya awal Tayama yang paling


menjanjikan sebagai penulis. Cerita ini dapat menggambarkan literasi dan
moderenisasi sosial Jepang. Shōjobyō muncul di era penuh wacana yang
mengeksplorasi ranah gabungan estetika. perlakuan terhadap bidang estetika,
sebagaimana digunakan dalam cerita, mengungkap ide spesifik modernitas
yang menginformasikan kisah ini
Estetika, Rasa, Moderenitas

Tayama menulis Shōjobyō di era penuh wacana yang mengeksplorasi


ranah estetika gabungan, mulai dari bidang estetika akademik dan filsafat
pengetahuan hingga fisiologi dan teori sastra.
Akhir tak Terduga Shōjobyō

Penggambaran kematian Sugita, memakai bahasa denotatif yang kurang


menarik dari laporan medis atau proses peradilan-verbal, hingga menurunkan
narator mahatahu ke ketidaktahuan asli identitas rangkaian persepsi Huean,
tubuh Sugita setelah kecelakaan itu.
Shōjobyō sebagai Estetika yang
Menyimpang

Klasifikasi cerita menurut kategori seksologis kontemporer mungkin


tampak dibuat-buat atau meragukan, karakterisasi linguistik dan retorikanya
beresonansi dengan domain yang tak berhubungan sama sekali.
Jendela Kaca

Jendela panel kaca adalah fitur umum dalam pengalaman modern


bangunan dan sarana transportasi sehingga hampir sepenuhnya dinetralisasi.
Setiap gangguan dari jendela kaca tidak dalam tingkat persepsi Sugita tetapi
lebih ke fisik dan spasial, sehingga membatasi kemampuannya juga
memperbesar ketidakterjangkauan dan kemenarikannya.
Kesimpulan

Telah diperlihatkan peran penting yang dimainkan oleh wacana berlapis


tentang pemahaman dan indera dalam konstruksi subjektivitas modern,
sebuah pengalaman dalam Shōjobyō.

Sugita dapat digambarkan sebagai subyektivitas sosial modern yang


dipengaruhi oleh patologi estetika-seksual, yang hasratnya akan subyektivitas
perempuan modern dan pengalaman tentang sarana transportasi modern
didasarkan pada paradigma neuro-fisiologis modern.

Anda mungkin juga menyukai