Anda di halaman 1dari 11

NAMA KELOMPOK:

 NABILA KARIMAH
 SALMA ALICA
 SUCI INDAH SARI
 BARBATU DILANDA
 YOGI NOVENDRA
 FEBRIAN SAPUTRA
PAKAIAN ADAT MELAYU RIAU
Pakaian adat memang selalu memiliki makna dan juga filosofi yang harus
diketahui oleh setiap bangsa Indonesia. Pakaian tradisional Melayu Riau
sendiri terdiri dari berbagai jenis. Jenis pakaian ini tergantung pada situasi dan
kondisi pemakainya dan kegiatan yang harus dilakukan, misalnya untuk acara
resmi atau untuk dikenakan dalam kegiatan sehari-hari. Berikut adalah ulasan
lengkap mengenai sejarah atau asal usul pakaian tradisional Riau.
Riau adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di bagian tengah
pulau Sumatera. Provinsi ini terletak di bagian tengah pantai timur pulau
Sumatera, yang berada di sepanjang pantai Selat Malaka. Luas provinsi Riau
sekitar 94,561 km². Riau sendiri berbatasan dengan Kepulauan Riau dan Selat
Malaka di utara.

Di sebelah Riau selatan berbatasan langsung dengan provinsi Jambi dan Selat
berhala, di sebelah timur berbatasan oleh Laut Cina Selatan. Sementara di
sebelah barat perbatasannya yaitu provinsi Sumatera Barat dan Sumatera
Utara. Ibu kota Riau sendiri adalah Pekanbaru.
Sejarah Pakaian Adat Riau
Pakaian adalah simbol budaya yang menandai perkembangan, akulturasi,
dan kekhasan budaya. Pakaian juga bisa menjadi penanda mengenai
identitas suatu masyarakat dalam sebuah daerah, termasuk pakaian
tradisional Riau. Nama pakaian adat kepulauan Riau sendiri adalah
kebaya labuh dan teluk belanga.
Masyarakat Melayu Riau masih memegang pengaruh pribumi yang
dirasakan dalam sikap dan perilaku mayoritas masyarakat, terutama di
pedesaan / pedalaman. Kebiasaan Melayu Riau sendiri adalah begitu
memegang adat melayu dan norma Islam.
Perpaduan Islam dan Melayu inilah yang kemudian membentuk budaya
baru, salah satunya tercermin dalam pakaian masyarakat Riau yang
dikenakan. Selain itu, pakaian dan perhiasan tidak hanya untuk memenuhi
persyaratan atau untuk mempercantik penampilan tetapi juga
mengandung semangat tertentu. Semangat inilah yang melingkupi nilai
syukur dan kejujuran hidup masyarakat Riau dan menjadi filosofi pakaian
melayu Riau.
PakaianTradisional Riau
Teluk Belanga adalah kostum tradisional Riau. Seorang pria
mengenakan kurung kurawal yang ketat, dilengkapi dengan
kopiah. Di bawahnya laki-laki memakai celana panjang dengan
baju warna yang sama. Di pinggangnya, laki-laki memakai kain
yang terbuat dari tenun dan motif-motif khas budaya Melayu.
Sementara untuk wanita mengenakan baju kurung jangkar dan
belitan kain songket atau kain pilihan. Di bagian kepala wanita
ditutupi dengan kerudung yang kemudian dibelitkan ke leher.
Dengan demikian, rambut wanita tidak muncul dan bagian
dada wanita benar-benar tertutup.
Baju Adat Riau Anak Anak
Sementara baju adat Riau anak untuk sehari-hari yang digunakan
oleh anak anak adalah baju monyet. Sementara jika anak tersebut
usianya telah beranjak besar, maka pakaian adatnya adalah baju Teluk
Belanga yang dikombinasikan dengan sarung atau celana setengah
dan kopiah.
Sementara bagi anak perempuan sama halnya laki-laki yakni masih
menggunakan baju monyet. Jika sang anak usianya telah beranjak
dewasa, maka ia bisa mengenakan baju kurung yang bisa
dikombinasikan dengan kain motif bunga.
Keunikan & Filosofi Warna Pakaian Adat Riau
 Warna, bentuk, dan model pakaian adat ditentukan berdasarkan filosofi
Melayu Riau yang mengandung nilai-nilai tertentu. Warna yang sangat
dominan di komunitas Melayu Riau adalah kuning keemasan, hijau
lumut dan merah darah. Warna-warna di atas telah diwariskan secara
turun temurun sejak nenek moyang orang Melayu di Tanah Kuning
Sassy hidup.
 Ketiga warna tersebut selalu terlihat di jilbab rumbai Riau dalam acara
pernikahan adat atau kebesaran budaya Melayu. Berikut adalah filosofi
warna dalam pakaian adat Riau :
1. Warna hijau lumut.
Hijau lumut melambangkan kesuburan dan kesetiaan, taat dan patuh,
melawan ajaran agama. Warna baju hijau lumut sering digunakan oleh
klan bangsawan, Tengku, danWan.
2. Warna kuning keemasan
Kuning keemasan melambangkan kebesaran, otoritas dan kemegahan. Warna kuning
keemasan pada masa Kerajaan Siak, Riau Lingga, Indragiri dan Pelalawan merupakan
warna larangan yang tidak boleh digunakan sembarangan sehingga warna kuning
emas begitu tabu bagi rakyat biasa jika memakainya.
Orang-orang yang berhak memakai pakaian dengan warna kuning keemasan adalah
Sultan atau Raja dari tanah kerajaan-kerajaan Melayu. Sementara selir kerajaan atau
istri Sultan bisa mengenakan warna kuning keemasan hanya pada upacara Kerajaan.

3. Warna merah darah.


Merah darah melambangkan kepahlawanan dan keberanian, taat dan setia kepada Raja
dan rakyat. Warna merah mempunyai arti bagi masyarakat Riau sebagai
kecemerlangan.

4. Warna hitam.
Warna hitam melambangkan kesetiaan, ketabahan dan bertanggung jawab dan jujur.
Gaun hitam sering dikenakan oleh orang-orang hebat di Kerajaan dalam acara
kebesaran atau seremonial Kerajaan.
Nilai-nilai dalam Pakaian Adat Riau
Inilah Nilai estetika sebenarnya yang terkandung dalam setiap
baju adat tradisional Melayu Riau adalah sebagai berikut:

Sebuah nilai tradisi.


Pakaian yang dikenakan dalam upacara tradisional telah menjadi
tradisi selama bertahun-tahun. Tradisi ini telah menjadi ciri khas
dari keunikan dan komunitas yang ada dalam masyarakat. Dari
pakaian adat yang dipakai, maka dapat dipelajari tentang tradisi
masyarakat yang bersangkutan.

Pelestarian Nilai Budaya.


Pakaian adalah salah satu produk budaya modern yang semakin
hari semakin banyak modelnya. Busana adat yang saat ini banyak
digunakan masyarakat Melayu Riau adalah warisan budaya yang
harus dilestarikan. Melestarikan pakaian tradisional sama halnya
dengan melestarikan kekayaan budaya Melayu.
Nilai Sosial.
Pakaian menjadi simbol penanda status seseorang. Selain itu,
melalui nilai-nilai yang dikandungnya, baju adat Riau juga
berarti sebagai media untuk menyatukan masyarakat. Nilai-nilai
sosial yang muncul dalam pakaian tradisional menyematkan
makna tertentu yang dinilai dan ditafsirkan oleh orang-orang.

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai