Anda di halaman 1dari 10

‘AMR BIN AL-JAMUH

Keadaan Masyarakat Arab di


Zaman Jahiliyah
 Mengikuti dan menghormati Quraisy.
 Tunduk dengan sempurna kepada agama berhala yang
menyebar di negeri Arab dan mereka menyembah berhala-
berhala yang disembah oleh orang-orang Quraisy dan
penduduk Makkah.
 ‘Amr Bin Al-Jamuh adalah salah seorang pemuka Bani
Salamah. Dia membuat sebuah berhala yang bernama Manaf,
agar dapat tabarruk ‘mengambil keberkahan’ darinya,
menyembelih untuknya, dan berdo’a kepadanya siang dan
malam.
Kisah Keislamannya
• Saat itu, para bangsawan dan pemuka suku di
Yatsrib (Madinah) telah banyak yang masuk Islam.
Hindun yang sangat mencintai dan menghormati
suaminya khawatir kalau suaminya mati dalam
keadaan kafir lalu masuk neraka. Sebaliknya Amr
sangat mencemaskan keluarganya yang akan
meninggalkan agama nenek moyang mereka. Dia
takut putra-putranya terpengaruh oleh dakwah
yang disebarkan oleh Mush’ab bin Umair. Karena
dalam tempo singkat Mush’ab berhasil merubah
agama orang banyak dan menjadikan mereka
Muslim.
Kisah Keislamannya
• Putra-putranya mengetahui benar kapan ayah
mereka menyembah berhala itu. Mereka juga
tahu kalau hati ayah mereka mulai goyah.
Oleh sebab itu, mereka mencari jalan
bagaimana cara menghilangkan patung
tersebut dari hati Amr bin Jamuh. Salah satu
jalannya adalah menyingkirkan berhala
tersebut dari rumah mereka dan
membuangnya jauh-jauh.
Kisah Keislamannya
• Keesokan harinya, Amr bin Jamuh tidak menemukan
berhalanya kembali. Ketika ia cari, benda tersebut
ditemukannya di tempat pembuangan hajat, terikat bersama
bangkai seekor anjing. Di saat ia keheranan, marah dan
kecewa, muncullah beberapa pemuka Madinah yang telah
masuk Islam. Sambil menunjuk berhala yang terikat dengan
bangkai anjing itu, mereka berusaha mengetuk hati Amr bin
Jamuh agar menggapai hidayah Allah.
• Akhirnya ia sadar, bahwa Manat tak dapat berbuat apa-apa.
Manat ternyata tak mempunyai sifat ketuhanan sedikit pun.
Selama ini, ia berpikir bahwa kekayaan yang ia miliki itu
datang dari Manat. Sekarang ia sadar, bahwa Manat bukanlah
Tuhan yang dapat memberinya rezeki dan petunjuk.
Meraih Kembali Apa Yang Telah Lewat
• ‘Amr rindu kepada jihad di jalan Allah dan
mengidamkan mati syahid di jalan Allah, agar
Allah melebur dosa dan kesalahan-kesalahan
masa lalunya. Itu karena dia masuk dalam usia
lebih dari enam puluh tahun.
Anaknya Membunuh Fir’aun Umat
Ini
Dalam Perang Badar, anaknya Mu’adz Bin ‘Amr
mencatat sebuah lembaran yang bercahaya di
kening sejarah ketika ikut serta membunuh Abu
Jahal.
Nabi Menyanjungnya di Antara
Kaumnya
‘Amr memiliki tabiat mulia, yaitu
kedermawanan, murah hati, dan gemar
membantu. Ketika dia masuk Islam dan iman
telah melekat di relung hatinya hal itu
semakin menguat dang meningkat sehingga
dia menjadikan hartanya dan anaknya untuk
berkhidmat kepada Islam dan saudarta-
saudaranya (kaum muslimin)
Saatnya Untuk Berpisah
‘Amr sangat merindukan dan mengidam-
idamkan mati syahid di jalan Allah sekalipun
Allah telah memberikannya udzur dari
kewajiban jihad dari langit ketujuh.
Meskipun denga kondisi kaki yang pincang,
maka ‘Amr berangkat dan dia gugur sebagai
syahid di medan perang.
Karamah untuk ‘Amr Pasca
Kematiannya
Demikianlah ‘Amr yang syahid
meninggalkan dunia kita ini untuk berjalan
dengan kakinya di Surga yang di dalamnya
ada sesuatu yang belum pernah dilihat oleh
mata, belum pernah didengar oleh telinga,
dan belum pernah terbentik dalam benak
manusia.

Anda mungkin juga menyukai