Anda di halaman 1dari 11

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA

NEGARA.
1. Pengertian Hak dan Kewajiban Warga
Negara.
2. Azas Kewarganegaraan
(Indonesia).
3. Sejarah Kewarganegaraan
Indonesia.
4. Hak dan Kewajiban Warga Negara
Republik Indonesia Menurut UUD’
45.
I. Pengertian Warga Negara.

 Dalam negara, ada “warga negara, penduduk, orang asing,


rakyat dan masyarakat”. Objeknya sama, makna dan statusnya
berbeda.
 Warga Negara : seseorang sebagai bagian tak terpisahkan dari
negara, terikat ‘sistem, dasar, bentuk dan tujuan negara’. Warga
negara ‘unsur pokok negara, subjek & objek negara’.
 UUD’ 45 (Ps.26a.1,2) ‘warga negara’ : orang orang bangsa
Indonesia “asli” dan bangsa lain yang di sahkan sebagai warga
negara, dan memenuhi syarat syarat kewarganegaraan yang di
atur UU.
 Warga negara punya “hubungan langsung” dengan
negara menurut UU / konstitusi, “hak & kewajiban”.
 Warga negara, persoalan ‘hukum’ suatu negara.

 Warga negara, subjek penentu ‘eksistensi’ negara.

 Korelasi timbal balik antara “warga dengan negara”.


 Penduduk (UUD’ 45 Ps.26 a.3,4) : warga negara
Indonesia dan orang orang asing/ bangsa lain yang
bertempat tinggal di Indonesia.
 Setiap orang yang ‘berdomisili’ di Indonesia :
penduduk Indonesia.
 Warga negara Indonesia, tidak berdomisili di
dalam negeri ‘bukan penduduk’ Indonesia.
 Penduduk, tidak tentu memiliki “hubungan
langsung” dengan negara; - hak & kewajiban.
 Orang asing :
a) Orang warga negara lain yang berdomisili di
Indonesia, ‘status jelas’ (legal).
b) Orang orang yang tinggal di Indonesia, ‘status
kewarganegaraan tidak jelas’ (ilegal).
 Rakyat : istilah politik, biasa untuk
menyebut ‘seluruh warga negara’ yang
mempunyai ‘kedaulatan atas negara’.
Rakyat identik dengan ‘kekuasaan’.
 Masyarakat : komunitas manusia yang
tinggal di wilayah negara, saling
‘berinteraksi & beraktivitas’ bersama
guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
Masyarakat : istilah ‘sosiologis’ pelajari
aktivitas & interaksi manusia dalam
komunitas.

II. Azas Kewarganegaraan


Indonesia.
 Tiap negara, tentukan “syarat syarat” kewarganegaraan
berbeda beda. Tapi umum bisa di kelompokan jadi 2 :
1. Status kewarganegaraan berdasarka “keturunan/
hubungan darah” : azas Ius Sanguinis.
2. Status kewarganegaraan didasarkan “tempat/ daerah
kelahiran” : azas Ius Sali.
 Perbedaan azas kewarganegaraan antar negara,
menimbulkan persoalan :
a) Bipatride : ‘kewarganegaraan ganda’.
b) Apatride : ‘kehilangan kewarganegaraan’.
 Negara Kesatuan Republik Indonesia, UU No. 3/ 1945
(di undangkan th. 1946) menganut asas “Ius Sali” dalam
mengatur status ‘kewarganegaraan’, dan bersifat
‘stelsel pasif’ (ada hak repudasi/ menolak).
 Tahun 1958, Republik Indonesia berlakukan UU No. 62/ 1958
: ‘Kewarganegaraan Republik Indonesia’, berazas “Ius
Sanguinis”, stelsel aktif (tak ada hak menolak) & menolak
azas “bipatide”. Akibatnya orang ‘cina’ rantau – ‘bipatride &
apatride’.
 Tahun sama, mengundangkan peraturan :
1) PP. No, 67/ 1958 : ‘pelaksanaan UU No. 62/ 1958’;
2) UU No. 20/ 1958 : ‘persetujuan perjanjian RI & RRT
mengenai ‘kewarganegaraan’; akibatkan
“Repatriasi” warga cina RRT & Taiwan.
 Pada tahun 2006, Republik Indonesia mengundangkan UU
No. 12/ 2006 : “kewarganegaraan Indonesia”, sebagai
penyempurnaan UU sebelumnya & mengakomodasi
perkembangan keturunan warga negara Indonesia hasil
perkawinan dengan warga negara lain.
 Depdagri, Deplu, Polri, Imigrasi, Presiden : lembaga terkait
urusan kewarganegaraan.
III. Sejarah Kewarganegaraan Indonesia.
 Jaman kerajaan, kewarganegaraan bersifat
“kawula negara” atas dasar ‘pengakuan’
kekuasaan & ‘perlindungan’ kerajaan.
 Masuki penjajahan, kewarganegaraan di atur
sepenuhnya oleh kolonial. Tahun 1892, Belanda
memberlakukan UU ttg “Orang Belanda &
Penduduk” : selain orang belanda adalah
“orang asing” termasuk pribumi. (deprivasi hak
hak sivic & diskriminasi politik)
 Pada era ‘kebangkitan nasional’, status
kewaerganegaraan jadi ‘isu sentral’ &
“inspirasi” perjuangan orsospol. (IP,
nasionalisme & revolusi dengan spirit nasionalisme
tanpa ras, keturunan, kelas & jenis kelamin).
 Jepang tdk mengatur kewarganegaraan.
 Tahun 1946 setelah merdeka, pemerintah Republik
Indonesia memberlakukan UU No. 3/ 1945 :
“kewarganegaraan Indonesia”, azas ‘Ius Sali’ &
bersifat ‘stelsel pasif’ ( ada hak repudasi/ menolak)
 Konverensi Meja Bundar (1949), pembagian
kewarganegaraan menjadi 2 golongan :
1. Warga negara Indonesia menurut UU No. 3/ 1945.
2. Warga negara Belanda, azas ‘Ius Sali’. Keturunan eropa
bersifat ‘stelsel aktif’, keturunan asia ‘stelsel pasif’.
 Tahun 1958, Republik Indonesia keluarkan UU No. 62/
1958 : “kewarganegaraan Indonesia”, azas ‘Ius
Sanguinis’ bersifat ‘stelsel aktif’ & tidak menganut
‘bipatride’. Akibatnya, cina rantau alami masalah ‘bipatride
& apatride’.
 Tahun 1958 juga diundangkan :
1. PP. No. 67/ 1958 : pelaksanaan UU No. 62/1958
2. UU No. 20/ 1958 : ‘persetujuan perjanjian RI
dengan RRT tentang kewarganegaraan
Indonesia’. Akibetkan gelombang “repatriasi”
warga RRT & Taiwan.
 Tahun 2006 pemerintah RI berlakukan UU No. 12/
2006 : “kewarganegaraan Republik
Indonesia”, penyempurnaan UU yang telah
berlaku sebelumnya & ‘akomodasi’ keturunan
warga negara Indonesia hasil ‘kawin silang’
antar negara. UU sebelumnya menganut asas
kultur ‘paternalistik’ / ditetapkan berdasarkan
‘garis keturunan laki laki’.
IV. Hak dan Kewajiban Warga Negara
Menurut UUD’ 45.
 Persoalan warga negara : “hukum” diatur dalam
“konstitusi negara”, berbasis pada ‘filosofi
negara’.
 Konstitusi & filosofi NKRI, “hak dan kewajiban”
didasarkan ‘hakekat manusia’ makhluk “majemuk
tunggal” & “dwi tunggal” terdiri : ‘susunan
kodrat’ (jasmani – rokhani), ‘kedudukan kodrat’
(pribadi mandiri – ciptaan Tuhan) dan ‘sifat kodrat’
(individu – sosial).
 “Hak azasi” : kewenangan, kekuasaan; terpadu/
tak terpisahkan dengan “kewajiban azasi”.
 Menurut UUD’ 45 Hak & Kewajiban Warga Negara
diatur ps. 27 – 34, dijabarkan UU perbidang.
 Hak dan kewajiban warga negara :
1. Bidang hukum & pemerintahan, Ps. 27 a. 1.
2. Pekerjaan & penghidupan layak Ps. 27 a. 2.
3. Bela negara/ pembelaan negara Ps. 27 a. 3.
4. Berserikat, berkumpul keluarkan pendapat dan
pikiran, Ps. 28.
5. Hak azasi manusia Indonesia Ps. 28 A – J.
6. Kebebasan beragama & kepercayaan Ps. 29 a. 2.
7. Pertahanan & keamanan negara Ps, 30 a. 1.
8. Pengajaran/ pendidikan Ps. 31 a. 1.
9. Perekonomian & usaha kekeluargaan Ps. 33 a. 1.
10. Bumi, air & cabang produksi menguasai hajat
hidup orang banyak di kuasai negara Ps. 33 a 2,3.
11. Fakirmiskin anak terlantar Ps. 34.

Anda mungkin juga menyukai