Anda di halaman 1dari 39

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (S1)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

MATERI MATA KULIAH


Pengembangan dan Manajemen
Sumber Daya Air

Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono


Materi Mata Kuliah
Pengembangan dan Manajeman Sumber Daya Air

1. Manajemen Pengelolaan Sumber Daya Air


2. Dasar-dasar Pengelolaan Sumber Daya Air
3. Potensi-potensi Sumber Daya Air
4. Korporatisasi Pengelolaan Sumber Daya Air
5. Pemanfaatan Sumber Daya Air
6. Manajeman Sumber Daya Air
7. Perencanaan Pengembangan Sumber Daya Air
8. Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air
9. Sistem Informasi Sumber Daya Air
10.Manajemen Sumber Daya Air terpadu
SISTEM Penilaian

• Presensi : 10 %
• Tugas : 20%
• Ujian Sisipan : 30%
• Ujian Akhir : 40%
Pustaka / referensi
Buku Utama:
Ray K. Linsley dan Joseph B. Franzini (Djoko Sasongko). (1985). Teknik Sumber Daya Air I dan II,
Jakarta: Erlangga
Bambang T, (2008). Hidrologi Terapan, Beta Offset, Yogyakarta.
Robert J.K, (2005), Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Yogyakarta: Andi
Sri Harto, BR. (2000). Hidrologi: Teori, Masalah, Penyelesaian. Yogyakarta: Nafiri.

Referensi:
C.D. Soemarto. (1995). Hidrologi Teknik. Jakarta: Erlangga
David Keith Todd. (1980). Groundwater Hydrology. New Jersey: John Wiley & Sons
M. Yusuf Gayo dkk. (1994). Perrbaikan dan Pengaturan Sungai. Jakarta: Pradnya Paramita
Soedibyo. (1993). Teknik Bendungan. Jakarta: Pradnya Paramita
Sudaryoko. (1994). Pedoman Penanggulangan Banjir, Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
Sudjarwadi, 1999, Pengelolaan Sumberdaya Air Dalam Otonomi Daerah, Bahan Kursus Singkat
Sistem Sumberdaya air Dalam Otonomi Daerah ke I, Jurusan Teknik Sipil FT UGM, Yogyakarta.
Suripin. (2004). Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta: Andi.
Pendahuluan
Air merupakan kebutuhan pokok manusia untuk
melangsungkan kehidupan dan meningkatkan
kesejahteraannya.

Pembangunan di bidang sumber daya air pada


dasarnya merupakan upaya untuk memberikan akses
secara adil kepada seluruh masyarakat
PULAU SUMATERA PULAU KALIMANTAN PULAU MALUKU
KETERSEDIAAN AIR TOTAL KETERSEDIAAN AIR TOTAL KETERSEDIAAN AIR TOTAL
480,968.0 (Juta m3) 25 % Tot. Nas 556,699.0 (Juta m3) 28 % Tot. Nas 61.776,0 (Juta m3) 4 % Tot. Nas
MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU
384,774.4 (Juta m3) 96,193.6 (Juta m3) 389,689.3 (Juta m3) 167,009.7 (Juta m3) 49.420,8 (Juta m3) 12.355,2 (Juta m3)
KEBUTUHAN AIR TOTAL KEBUTUHAN AIR TOTAL KEBUTUHAN AIR TOTAL

MUSIM HUJAN
• Secara umum, di Indonesia tersedia air yang
19,965.7 (Juta m3) 18 % Tot. Nas
MUSIM KEMARAU MUSIM HUJAN
4,898.0 (Juta m3) 4 % Tot. Nas
MUSIM KEMARAU MUSIM HUJAN
235,7 (Juta m3) 0.2 Tot. Nas
MUSIM KEMARAU
3 3 3 3 3 3
8,319.0 (Juta m ) 11,646.7 (Juta m ) 2,040.8 (Juta m ) 2,857.2 (Juta m ) 98,2 (Juta m ) 137,5 (Juta m )
SURPLUS sangat banyak namun ketersediaannya tidak
SURPLUS SURPLUS SURPLUS SURPLUS SURPLUS

sesuai waktu dan tempat. PULAU PAPUA


KETERSEDIAAN AIR TOTAL
• Sebaran ketersediaan air pada musim hujan 545,377.0 (Juta m3)
MUSIM HUJAN
28 % Tot. Nas
MUSIM KEMARAU

80% (sekitar 5 bulan) dan 20% tersedia pada 381,763.9 (Juta m3) 163,613.1 (Juta m3)
KEBUTUHAN AIR TOTAL
137.2 (Juta m3) 0.1 % Tot. Nas
musim kemarau (sekitar 7 bulan). MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU
3 3

• Di Pulau Jawa hanya tersedia 4,5% padahal 57.2 (Juta m )


SURPLUS
80.0 (Juta m )
SURPLUS

penduduknya 65%. PULAU SULAWESI


KETERSEDIAAN AIR TOTAL
143,778.0 (Juta m3) 7 % Tot. Nas
MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU
129,400.2 (Juta m3) 14,377.8 (Juta m3)
KEBUTUHAN AIR TOTAL
PULAU JAWA DAN BALI PULAU NUSA TENGGARA NERACA AIR PER PULAU TAHUN 2003 3
15,440.0 (Juta m ) 14 % Tot. Nas
KETERSEDIAAN AIR TOTAL KETERSEDIAAN AIR TOTAL Sumber : Dep. Kimpraswil (2004)
MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU
126,451.0 (Juta m3) 7 % Tot. Nas 42,156.0 (Juta m3) 2 % Tot. Nas 3 3
6,433.3 (Juta m ) 9,006.7 (Juta m )
MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU
SURPLUS SURPLUS
101,160.8 (Juta m3) 25,290.2 (Juta m3) 37,940.4 (Juta m3) 4,215.6 (Juta m3)
KEBUTUHAN AIR TOTAL KEBUTUHAN AIR TOTAL
65,839.1 (Juta m3) 59 % Tot. Nas 5,760.0 (Juta m3) 5 % Tot. Nas
MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU MUSIM HUJAN MUSIM KEMARAU

SURPLUS
3
27,432.9 (Juta m )
3
38,406.1 (Juta m )
DEFISIT
3
1,440.0 (Juta m )
SURPLUS
3
4,320.0 (Juta m )
DEFISIT Masalah
Keberlanjutan Sumber Daya Air
Penyediaan Kebutuhan

2005
Konflik 
Kerusakan Daerah disintegrasi Penduduk
Tangkapan Air Antar-wilayah, Antar-kepentingan bertambah

2015
S2
Debit Air

D1 PENYEDIAAN Celah
Kekura
ngan
S1 Air melebar 2025
KEBUTUHAN
D2
- Kondisi DAS memburuk
- Kualitas O&P jelek

Rehabilitasi/Upgdaring
Peningkatan
Kerusakan Air tanah terkuras Kesejahteraan
Masa
Infrastruktur bencana Masyarakat
lingkungan
KARAKTERISTIK KONFLIK
Antar Sektor Antar Wilayah Antar Generasi

• Antar pengguna • Dimensi ruang • Dimensi waktu

• Mencerminkan • Kelestarian/
• Antar hulu dan hilir
pertentangan kelas Keberlanjutan
dalam masyarakat

• Antar wilayah
• Perubahan pendapatan
administrasi

• Konflik inter- dan intra-


• Antar negara
sektor
Masalah Pengelolaan Sumberdaya Air

• ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan dalam perspektif ruang


dan waktu.
• meningkatnya ancaman terhadap keberlanjutan daya dukung sumber daya
air, baik air permukaan maupun air tanah.
• menurunnya kemampuan penyediaan air.
• meningkatnya potensi konflik air.
• kurang optimalnya tingkat layanan jaringan irigasi.
• makin meluasnya abrasi pantai.
• lemahnya koordinasi, kelembagaan, dan ketatalaksanaan.
• rendahnya kualitas pengelolaan data dan sistem informasi.
Good Governance
• Good governance dari sisi semantik kebahasaan governance berarti tata
kepemerintahan dan good governance bermakna tata kepemerintahan yang
baik.
• Good governance dianalogikan sebagai troika yang ditarik oleh tiga ekor kuda:
negara, pasar, dan masyarakat. Dalam pandangan ini, negara memainkan
peran yang sangat terbatas dalam pengelolaan ekonomi, dengan kata lain
peran institusi negara semakin mengecil.
• Secara umum governance dipahami sebagai sekumpulan kebijakan, aturan, dan
prosedur yang dianut untuk menata peran dan tanggung jawab antar
pemangku kepentingan (stakeholder), baik masyarakat, swasta, maupun
pemerintah.
• Struktur governance terbentuk dari sekumpulan mekanisme, proses, dan
kelembagaan yang melibatkan masyarakat dimana di dalamnya berinteraksi
pemenuhan kepentingan, hak, dan kewajiban yang berbeda-beda antar
pemangku kepentingan.
3 Kaki/Pilar GG

• Economic governance mencakup proses pembuatan keputusan yang


mempengaruhi langsung atau tidak langsung aktivitas ekonomi negara.

• Political governance mengacu pada proses pembuatan keputusan dan


implementasi kebijakan negara secara legitimatif dan oritatif yang
terdiri dari elemen legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

• Administrative governance merupakan sistem implementasi kebijakan


yang memungkinkan sektor publik berjalan secara efisien, tidak
memihak, akuntabel, dan terbuka
3 domain kelembagaan GG

Sumber: Tim Pengembangan Kebijakan Nasional Tata


Kepemerintahan yang Baik Kementerian Perencanaan
Pembangunan/Bappenas, 2005
Arah Kebijakan
PENGELOLAAN TERPADU (Konservasi, Pendayagunaan, Pengendalian Daya Rusak) dalam
satu kesatuan pengelolaan WS, berkelanjutan, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan dengan
memperhatikan faktor-faktor administrasi, alam, dan teknis, serta melibatkan masyarakat sekitar
dan memanfaatkan semaksimal mungkin potensi budaya dan kearifan lokal.

Memperhatikan kepentingan dan kebutuhan masyarakat hulu dan hilir secara seimbang dan
berkeadilan  sinergi dan mencegah konflik  AIR PEMERSATU NEGARA BANGSA.

Pengelolaan yang memadukan upaya-upaya pada aspek pengelolaan sumber air dengan
pengaturan pemakaiannya.

Penataan kelembagaan pengelolaan sumber daya air sehingga mampu mengkoordinasikan


berbagai kepentingan pihak-pihak pemangku kepentingan (stakeholder).

Peningkatan partisipasi masyarakat sejak proses pengembangan gagasan, perencanaan,


hingga pelaksanaan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, termasuk dalam
pengambilan keputusan sehingga lebih terjamin keberlanjutan fungsinya.
Arah Kebijakan
Kerjasama antara Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan/atau
masyarakat atas dasar kesepakatan untuk mencapai sinergi pemanfaatan berbagai
sumber daya serta menumbuhkan hubungan yang lebih harmonis antara masyarakat
dengan pemerintah.

Peningkatan kemampuan pemerintah daerah dalam pengelolaan sumber daya air.

Pengembangan modal sosial (social capital) melalui upaya pemberdayaan dan


peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan infrastruktur sumber daya air
dengan mengembangkan pola kemitraan sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan
karakteristik sosial budaya setempat.

Pengembangan budaya hemat air, peningkatan efisiensi penggunaan air, pemilihan


industri yang hemat air dan ramah lingkungan, serta pengembangan teknologi
pengelolaan.
Beberapa Prinsip Pengelolaan SDA
menurut UU No.7/2004

1. Satu wilayah sungai, satu rencana induk, diimplementasikan oleh


banyak lembaga dalam satu manajemen terkoordinasi.
2. Pendayagunaan sumberdaya air harus dimbangi upaya konservasi
yg memadai .
3. Proses penetapan kebijakan dan rencana pengelolaan
diselenggarakan secara demokratis melalui pelibatan peran
seluas-luasnya semua pihak yg berkepentingan.
4. Implementasi kebijakan dilaksanakan oleh badan pengelola yg
professional, dan akuntabel.
5. Masyarakat harus dilibatkan dalam keseluruhan proses
pelaksanaan pengelolaan.
6. Biaya pengelolaan menjadi tanggung jawab seluruh penerima
manfaat jasa pengelolaan sumberdaya air.
Landasan Hukum :
Undang-Undang No. 7/2004 tentang Sumber Daya Air

• Pasal 13 ayat (1) : wilayah sungai dan cekungan air tanah


ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
• Pasal 13 ayat (3) : penetapan wilayah sungai meliputi: - WS
dalam satu kab/kota,
- WS lintas kab/kota,
- WS lintas provinsi,
- WS lintas negara, dan
- WS strategis nasional.
ACUAN Pengelolaan SDA
KEBIJAKAN berbasis Wil Administrasi:
NASIONAL
Ditetapkan
PROPINSI
Presiden
atas usul Gubernur Bupati
KABUPATEN/ KOTA
DSDA Nas

Wadah POLA Berbasis Wilayah Hidrografis


Koord Tk (Wilayah Sungai)
WS RENCANA
PROGRAM
Sektoral atau Daerah
KEGIATAN
POLA PENGELOLAAN SDA sebagai BINGKAI yg mengikat
semua pihak yg dapat mempengaruhi SDA

POLA Kegiatan:
KERANGKA DASAR
dalam: KONSERVASI SDA
Pengelolaan
Merencanakan, PENDAYAGUNAAN SDA
Sumber Daya Melaksanakan, Memantau,
Pengendalian daya rusak air
Air dan Mengevaluasi

 Prinsip penyusunan Pola Pengelolaan SDA: (pasal 11)


1) Berdasarkan Wilayah Sungai
2) Keterpaduan pendayagunaan air permukaan dan air tanah
3) Keseimbangan antara upaya Konservasi dan Pendayagunaan
4) Penyusunannya melibatkan peran masyarakat.
 Pembagian WS di Indonesia ditetapkan oleh Presiden dg memperhatikan pertimbangan
Dewan SDA Nasional. (pasal 13 ayat 2)
Esensi Tujuan Penyusunan Pola dan
Rencana PSDA Berbasis WS
Mempertemukan kepentingan:

1. Daerah hulu dg Daerah hilir


Keberhasilan
2. Kuantitas dg kualitas air
harus terukur
3. Air hujan, air permukaan berdasarkan:
dan air tanah KEADILAN
4. Land use dg water use EFISIENSI
EKONOMI
5. Antar sektor KEBERLANJUTAN
6. Antar kelompok pengguna FUNGSI LH

7. Antar Daerah.
Siapakah yang diharapkan
ikut mengambil peran
dalam pengelolaan SDA
JARINGAN AKTOR PSDA MENURUT FUNGSINYA

Menteri
Gubernur Inst Pem
Bupati REGULATOR Badan usaha-
DEVELOPER swasta/ masy/
Walikota
Lembaga koperasi
legislatif

WADAH
User:
KOORDINASI Pertanian
Perkotaan
Energi
Industri
USER dan Perkebun
OPERATOR
Publik lainnya
Yg sudah ada antara lain: Public:
PakarSDA
UPT Kehutanan LSM
UPT Jaringan Sumber Air (30 UPT Pusat, 43 UPT Prov) Masy Adat
ARAHAN PEMBENTUKAN WADAH KOORDINASI PSDA
(UU No.7/2004 ttg SDA, Bab XII ps 85 s/d ps 87)

Tujuan pembentukan: mewujudkan keterpaduan tindak untuk


menjaga kelangsungan fungsi dan manfaat air dan sumber air
Bertugas pokok menyusun dan merumuskan kebijakan dan
strategi PSDA.
Beranggotakan unsur pemerintah dan non pemerintah dlm
jumlah yg seimbang atas dasar prinsip keterwakilan*.
Dibentuk di tk Nasional (bernama Dewan), dan Provinsi (bernama
Dewan atau dg nama lain).
Dapat dibentuk di tk. Kab/Kota, dan atau WS sesuai kebutuhan
wilayah ybs.
Hubungan kerja antarwadah koordinasi bersifat konsultatif dan
koordinatif.

* Prinsip Keterwakilan: terwakilinya kepentingan unsur- unsur yang terkait,


misalnya sektor, wilayah, serta kelompok pengguna dan pengusaha SDA.
SUBSTANSI YANG KOORDINASIKAN
No Tingkat Substansi yg di koordinasikan

1 NASIONAL Jakstra PSDA Nas, Alokasi sumberdaya antar Prov, Program Nasional,
Resolusi/ Advokasi, Program/Renc kegiatan terkait dg SDA yg
berdampak thd kepentingan nasional
2 PROVINSI Jakstra PSDA Prop, Alokasi Sumberdaya antar Kab/ Kota, Program
SDA Prov, Resolusi/ advokasi, Program/Renc kegiatan terkait dg SDA
di prov.
3 KAB/ KOTA Jakstra PSDA Kab/Kota, Alokasi Sumberdaya Kab/ Kota, Program
SDA Kab/Kota, Resolusi/ advokasi, Program/Renc kegiatan terkait dg
SDA di kab/kota.
4 WILAYAH Renc Induk PSDA WS, Renc peruntukan air, Renc Penggunaan Air
SUNGAI Tahunan, Program Tahunan O&P, Perizinan penggunaan air yg
berdampak besar, Sharing biaya & manfaat, Tarif penggunaan Air dan
Sumber Air, Antisipasi banjir & kekeringan dan issue lokal lainnya.
PEMBAGIAN WEWENANG & TANGGUNG JAWAB
PELAKSANAAN PENGELOLAAN SDA
Menurut UU No.7/2004 ttg S.D.Air:

PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH PROVINSI PEMERINTAH KAB/KOTA

Pengelolaan SDA yang Pengelolaan SDA yang Pengelolaan SDA yang


terletak pada Wil. Sungai: terletak pada Wil. Sungai: terletak pada Wil. Sungai:
- Lintas Provinsi - Lintas Kabupaten/ - dalam Kabupaten/
- Lintas Negara Kota Kota.
- Strategis Nasional
Pasal 15 huruf a - l Pasal 16 huruf a - i
Psl 14 huruf a - l

Sebagian WEWENANG Pemerintah (Pusat) dalam


pengelolaan SDA dapat diselenggarakan oleh
pemerintah daerah sesuai dg peraturan per-UU-an.
(Pasal 18)
MODEL PENGALIHAN WEWENANG PEMERINTAHAN KEBAWAH

Dk: Dekonsentrasi adalah pelimpahan


Dk wewenang pemerintahan oleh Pem Pusat
Pem.
kpd Gubernur sebagai wakil Pem.Pusat
Pusat dan/atau kpd instansi vertikal di wil
T.P tertentu. (UU No.32/04 ps 1 angka 8)
Pem.
T.P Provinsi T.P T.P

Pem.
Kab/Kota T.P
T.P
Desa

T.P: Tugas Pembantuan yaitu penugasan dari


Pem.Pusat kpd daerah dan/atau desa, dari
pem.prov kpd kab/kota dan/atau desa, serta
dari pem kab/kota kpd desa untuk
melaksanakan tugas tertentu.
(UU No.32/04 ps 1 angka 9)
Urusan pengelolaan SDA pada WS Lintas Provinsi
yang dapat dilakukan melalui TP dan Dekon
Batas Provinsi
Batas DAS A dan DAS B

Batas WS

DAS A

DAS D

DAS B
DAS C

Yang dapat di TP atau Dekon adalah Pengelolaan SDA pada: DAS C dan DAS D
HASIL KAJIAN TENTANG PEMBAGIAN WILAYAH SUNGAI

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11A/PRT/M/2006 tanggal 26 Juni 2006 (mengacu
amanat Undang-undang Nomor 7 tahun 2004)

1 WS Lintas Negara 5

2 WS Lintas Provinsi 27

3 WS Strategis Nasional 37

4 WS Lintas Kabupaten/ Kota, dalam Provinsi 51

5 WS Dalam Kabupaten / Kota 13

Jumlah 133

Sebelumnya wilayah daratan Indonesia terbagi kedalam 90 WS


yang ditetapkan melalui Permen PU No. 39 Tahun 1989 (merupakan
pelaksanaan amanat UU No.11 Tahun 1974 tentang Pengairan)
Aspek Finansial
Untuk mendukung Pelaksanaan
Pengelolaan SDA
Sumber Pembiayaan Pengelolaan SDA

Sumber dana untuk Pembiayaan PSDA dapat berupa: (UU No.7/2004 Ps 77 ay 3)

a) Anggaran Pemerintah,
b) Anggaran Swasta, dan
c) Hasil penerimaan Biaya Jasa Pengelolaan (BJP) SDA.

Dalam hal terdapat kepentingan mendesak untuk


pendayagunaan SDA pada WS lintas Prov, lintas
Kab/Kota, dan Strategis Nasional,  pembiayaan
pengelolaan SDA ditetapkan secara bersama oleh
Pemerintah dan pemda ybs melalui pola kerjasama.
(UU No.7/2004 Ps 78 ayat 4)
Biaya Jasa Pengelolaan (BJP) Sumber Daya Air

1. Ditetapkan berdasarkan kebutuhan nyata pengelolaan SDA; yg meliputi biaya:


(ps 77 ay 1 dan 2)
a. sistem informasi
b. Perencanaan
c. Pelaksanaan konstruksi
d. O&P
e. Pemantauan, evaluasi dan pemberdayaan masyarakat.

2. Setiap jenis pembiayaan pengelolaan SDA tsb diatas, mencakup 3 aspek


pengelolaan SDA, yaitu : KONSERVASI SDA, PENDAYAGUNAAN SDA, dan
PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR. (Penjelasan Pasal 77 ayat 2)

3. Pengguna SDA menanggung BJP SDA (kecuali pengguna SDA untuk memenuhi
kebutuhan pokok sehari-hari dan untuk pertanian rakyat) ps 80 ay 1 dan 2

4. Pengelola SDA berhak atas hasil penerimaan dana yg dipgut dari pengguna jasa
PSDA (ps 80 ay 6).
Agenda Penyelesaian
Produk Pengaturan yg menjadi
turunan UU No.7/2004
Rencana Penyelesaian Produk Pengaturan Turunan UU No.7/2004

No Judul Pengaturan Status sekarang Tindak lanjut

1 Ranc Perpres ttg Siap disampaikan • Persetujuan TKPSDA


SOTK Wadah kpd TKPSDA • Penetapan oleh Presiden
Koord SDA
2 Ranc Perpres ttg Siap disampaikan • Persetujuan TKPSDA
Dewan SDA Nas kpd TKPSDA • Seleksi calon anggota non pem
• Penetapan oleh Presiden
3 Ranc Perpres ttg Selesai dibahas dg • Rekonfirmasi kpd Daerah
Pembagian WS Daerah • Pembahasan di TKPSDA
• Penetapan oleh Presiden
4 Ranc Perpres ttg Selesai di tk. Ditjen • Penyerahan naskah oleh Men PU
Kebijakan Nasional SDA • Pembahasan di DSDAN
SDA • Penetapan oleh Presiden
5 RPP Irigasi Selesai pembahasan • Finalisasi dg Sekneg
antar instansi terkait • Penetapan oleh Presiden
Rencana Penyelesaian Produk Pengaturan Turunan UU No.7/2004

No Judul Status sekarang Tindak lanjut


Pengaturan
6 RPP Sedang dibahas Tim • Penyelesaian di Tim PAD
Pengelolaan PAD • Penyerahan naskah oleh Men PU
SDA • Finalisasi dg SekNeg
• Penetapan oleh Presiden
7 RPP Sungai dan Sedang dibahas Tim • Penyelesaian di Tim PAD
Danau PAD • Penyerahan naskah oleh Men PU
• Finalisasi dg SekNeg
• Penetapan oleh Presiden
8 RPP Naskah sedang • Penyelesaian di Tim PAD
Pengusahaan disiapkan oleh Tim DJ • Penyerahan naskah oleh Men PU
SDA SDA • Finalisasi dg SekNeg
• Penetapan oleh Presiden
9 RPP Waduk dan Sedang dibahas internal • Penyelesaian di Tim DJ SDA
Bendungan Ditjen SDA • Penyelesaian di Tim PAD
• Penyerahan naskah oleh Men PU
• Finalisasi dg SekNeg
• Penetapan oleh Presiden
Rencana Penyelesaian Produk Pengaturan Turunan UU No.7/2004

No Judul Pengaturan Status sekarang Tindak lanjut


10 RPP ttg Rawa Naskah sedang disiapkan • Penyelesaian di Tim DJ SDA
oleh Tim DJ SDA • Penyelesaian di Tim PAD
• Penyerahan naskah oleh Men
PU
• Finalisasi dg SekNeg
• Penetapan oleh Presiden
11 RPP Air Tanah Disiapkan oleh Dep
ESDM
12 RPP Pengelo Kual Disiapkan oleh Meneg LH
Air
13 RPP ttg Perum Men PU sudah • Finalisasi oleh Men Keu dan
Jasa Tirta 3 menyerahkan naskah kpd Meneg BUMN
Men.Keu • Finalisasi dg Sekneg
• Penetapan oleh Presiden
14 Rapermen PU ttg Naskah sudah disiapkan • Finalisasi di lingk Dep PU
Pedoman oleh Tim Kecil DJSDA, • Keputusan Men PU
Pembentukan Bapenas, Menko
Wadah Koord SDA Perekonomian
Pengelolaan Kuantitas dan Kualitas Air pada
Sumber Air

PUSAT PENGENDALI STASIUN DUGA MUKA AIR STASIUN CURAH HUJAN

PEMANTAUAN UJI LABORATORIUM STASIUN KUALITAS AIR


Pelayanan Alokasi Air di WS Ciujung oleh Balai PSDA

IKK Pontang & PT Indah Kiat Pulp


IKK Tirtayasa & PT Cipta IKK Kresek
(0.01) Paperia (0.32) (0.01)

PT Sauh Bahtera PT Panca Plaza Indotex (0.04)


Samudera (0.15) AWLR Kragilan AWLR Parigi
IKK Ondar-
IKK Cikande (0.01)
Andir (0.01)
PT Sekawan Maju
Pesat (0.03) PT Celulosa Utama &
D.I IKK Pamarayan PT F.Putra Tex (0.17)
18.14 Ds Cijeruk (0.01)
D.I PDAM Tirta Kerta
PT Jabebeka Raharja (0.0 5)
Sal Induk 5.29
(0.05) Pamarayan Timur
PT K.Murni Asia- Tenggara
PT Kolon Ina AWLR Jbt. & PT S.Wo Sung Tex (1.51)
PDAM Pabuaran D.I
(1.16) Rangkas (0.02)
11.16
Bd.Ranca
Peilskal Jbt Keong Sumur
PT Alam Jaya & AWLR Neglasari
PT Bitung Guna
Sejahtera (0.03) AWLR Kopomaja
PT Setiono & AWLR Sabagi
PT Sumber AWLR Leuwidamar
AWLR Cileles Jaya (0.05)
POLA VS AKTUAL
OPERASI WADUK SELOREJO TAHUN 2005 - 2006

625.00 24.00

HWL (Muka Air Tinggi) El. 622,00 m

620.00 21.00

615.00 18.00
Elevasi Muka Air Waduk (m)

610.00 15.00

Debit (m 3/dt)
LWL (Muka Air Normal) El. 606,00 m

605.00 12.00

600.00 LWL (Siaga Kekeringan) El. 598,00 m 9.00

595.00 6.00

590.00 3.00
Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei
Bula n
Pola Elevasi (m) Aktual Elevasi (m) HWL (El. 622,00 m)
LWL Normal (El. 606,00 m) LWL Siaga kering (El. 598,00 m) Pola Debit Inflow (m3/dt)
Akt. Debit Inflow (m3/dt) Pola Debit Outflow (m3/dt) Akt. Debit Outflow (m3/dt)
Operasi dan Pemeliharaan Prasarana SDA

PENGELOLAAN WADUK PengaokasianI AIR untuk IRIGASI Pengalokasian AIR untuk PDAM

PLTA
Pengalokasian AIR untuk INDUSTRI PENGGELONTORAN
UPT Pengelola Sumber Daya Air di Wilayah Sungai

WS yg menjadi WS yg menjadi TJ Prov WS yg menjadi


TJ Pusat TJ Kab/Kota

T.P/ Dekon (Ps 18)


Dirjen. SDA Gubernur
T.P
Bupati/Wl Kota
T.P (Ps 18)

Dinas SDA Prov


Balai PSDA WS
Dinas SDA
Kab/Kot
SKPD Prov SKPD Prov
Progr & Evaluasi

SKPD Kab/Kot SKPD Kab/Kot


Pelaks Jar Sumb Air
Unit Bantuan
Ps 19 UU SDA Tekn Pusat
Pelaks Jar Pemanfa.
Unit Bantuan
Ps 19 UU SDA
Tekn Pusat
O & P SDA

Keterangan: SKPD Prov adalah UPT Dinas (Balai SKPD Kab/Kot adalah UPT Dinas
PSDA) yg wil kerjanya di WS ybs. Kab/Kot yg wil kerjanya di WS ybs.

Anda mungkin juga menyukai