Anda di halaman 1dari 27

PROLAPSUS UTERI

INGRIT NADYA DWI PUTRA


N 111 16 014

PEMBIMBING: dr DJEMI, Sp.OG, MARS


 Prolapsus alat- alat genitalia dapat
disamakan dengan suatu hernia, dimana
suatu organ genitalia turun ke dalam vagina,
bahkan bila mungkin keluar dari liang vagina.
Keadaan ini sebagian besar dikarenakan
kelemahan otot- otot, fascia dan
ligamentum- ligamentum penyokongnya.

 Di Amerika Serikat, studi dari 16.000 pasien


menunjukkan frekuensi prolaps uteri sebesar
14,2%. Rerata usia dilakukannya bedah
untuk prolaps organ uteri adalah 54,6 tahun.

PENDAHULUAN
 Prolapsus uteri adalah suatu keadaan
pergeseran letak uterus kebawah sehingga
serviks atau seluruh uterus berada dibawah
orificium vagina atau keluar hingga melewati
vagina.

 Penyebab prolapsus genitalia adalah


multifaktorial: kelemahan “pelvic floor” yang
terdiri dari otot-otot, fascia endopelvic, dan
ligamentum-ligamentum yang menyokong
organ-organ genitalia.

DEFINISI DAN ETIOLOGI


RS Cipto Mangunkusumo Jakarta dari tahun
1995-2000:
 Telah dirawat 240 kasus prolapsus
genitalia yang mempunyai keluhan dan
memerlukan penanganan
 Penderita usia 60-70 tahun
 Paritas lebih dari tiga

EPIDEMIOLOGI
 Multiparitas
 Umur: wanita menopause, kurangnya hormon
estrogen menyebabkan otot-otot dasar panggul
seperti diafragma pelvis, diafragma urogenital
dan ligamentum serta fascia akan mengalami
atrofi dan melemah, serta terjadi atrofi vagina.
 Persalinan pervaginam : peregangan pada dasar
pelvis
 Penyakit atau kelainan jaringan ikat.
 Ras: perbedaan komponen kolagen.
 Peningkatan tekanan intrabdominal: obesitas,
konstipasi, sering mengangkat beban berat,
batuk lama dan berlebihan.

FAKTOR RESIKO
 Kelemahan jaringan penyokong pelvis, meliputi
otot, ligament, dan fasia. Pada dewasa, kondisi
ini biasanya disebabkan oleh akibat trauma
obstetrical dan laserasi selama persalinan.
 Persalinan pervaginam menyebabkan
peregangan pada dasar pelvis. Proses penuaan,
terdapat penurunan kadar estrogen sehingga
jaringan pelvis kehilangan elastisitas dan
kekuatannya.
 Rendahnya kadar kolagen.
 Pada neonatus, prolaps uteri disebabkan oleh
kelemahan otot atau defek persarafan pelvis
secara kongenital.

PATOFISIOLOGI
Stadium Kriteria
0 Tidak terdapat prolaps. Titik Aa, Ap, Ba, Bp.
Terdapat pada titik -3 cm dan titik C dan D terletak di
antara –TVL cm dan (-(TVL-2 cm)
I Tidak memenuhi kriteria stadium 0, tetapi bagian
paling distal dari prolaps terletak >1 cm di atas
himen.
II Bagian paling distal terletak ≤1 cm di atas atau
dibawah himen.
III Bagian paling distal terletak >1 cm di bawah himen
tetapi< + (TVL-2 cm).
IV Eversi total dari total panjang saluran genital. Bagian
distal dari prolaps keluar sebanyak (TVL-2cm).

KLASIFIKASI
Pelvic Organ Prolapse
Quantification (POP-Q).
Stadium Kriteria

0 Posisi normal dari seluruh organ


I Organ yang prolaps terletak pada pertengahan menuju himen
II Organ yang prolaps telah mencapai hymen
III Organ yang prolaps sebagian telah keluar dari himen
IV Organ telah keluar secara maksimal

KLASIFIKASI
Baden-Walker Halfway Scoring
System
 Pelvis terasa berat dan nyeri pelvis
 Protrusi atau penonjolan jaringan
 Disfungsi seksual seperti dispareunia, penurunan libido,
dan kesulitan orgasme
 Nyeri punggung bawah
 Konstipasi
 Kesulitan berjalan
 Kesulitan berkemih
 Peningkatan frekuensi, urgensi, dan inkontinensia dalam
berkemih
 Nausea
 Discharge purulen
 Perdarahan
 Ulserasi

GEJALA
 Pemeriksaan rektovaginal untuk menilai
tonus sfingter.

◦ Infeksi: discharge serviks purulen

PEMERIKSAAN FISIK
 Urinalisis, untuk mengetahui adanya ISK.
 Kultur getah serviks, diindikasikan jika adanya
ulserasi atau discharge purulen.
 Pap smear atau biopsi mungkin diperlukan bila
curiga keganasan.
 USG pelvis.
 MRI, untuk mengetahui derajat prolaps (jarang).

PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Medikamentosa: Pengobatan simptomatik

 Konservatif: latihan otot dasar panggul,


penggunaan Pessarium.

 Terapi operatif: Ventrofiksasi, Operasi


Manchester, Histerektomi vaginal,
Kolpokleisis (Operasi Neugebauer-Le
Fort).

PENATALAKSANAAN
 Prognosis akan baik pada pasien usia
muda, dalam kondisi kesehatan optimal
(tidak disertai penyakit lainnya), dan IMT
dalam batas normal.
 Prognosis buruk pada pasien usia tua,
kondisi kesehatan buruk, mempunyai
gangguan sistem respirasi (asma, PPOK),
serta IMT diatas batas normal.
 Rekurensi prolaps uteri setelah tindakan
operasi sebanyak 16%.

PROGNOSIS
 Tanggal Pemeriksaan : 22 April 2018
 Ruangan : Poliklinik RSUD
Undata
 Jam : 11.00 WITA
 Nama : Ny. N
 Umur : 68 tahun
 Alamat : Jl. Sisingamangaraja
 Pekerjaan : URT
 Agama : Islam
 Pendidikan : SD

LAPORAN KASUS
Keluhan Utama
 Keluar benjolan dari jalan lahir
Riwayat Penyakit Sekarang
 Pasien berobat ke Poliklinik RSUD Undata dengan keluhan
keluar benjolan dari jalan lahir yang dirasakan sejak
kurang lebih 2 tahun yang lalu, diserati dengan rasa nyeri
pada perut bagian bawah. Awalnya benjolan dapat keluar
masuk, benjolan muncul terutama bila pasien beraktivitas
misalnya berjalan, berdiri, batuk atau sesaat setelah BAB.
Tetapi satu minggu terakhir ini benjolan tidak dapat
dimasukkan lagi. Demam (-), pusing (-), sakit kepala (-),
mual (-), muntah (-), perdarahan pervaginam (-), BAB dan
BAK lancar.
 Riwayat Penyakit Dahulu (-)

ANAMNESIS
 Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada

 Riwayat Menstruasi
Menstruasi pertama saat usia 14 tahun,
siklus teratur tiap bulan, lamanya menstruasi 7
hari, tidak ada rasa nyeri yang berlebihan selama
menstruasi. Pasien sudah menopause sejak 15
tahun yang lalu

 Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali, lama usia pernikahan dengan
suami sudah + 50 tahun.
P5A0
I. Anak pertama: Laki- laki, Lahir tahun 1970,
lahir spontan di dukun, BBL Lupa, Hidup.
II. Anak kedua: Perempuan, Lahir tahun 1973,
lahir spontan di dukun, BBL Lupa, Hidup
III. Anak ketiga: Laki- laki, Lahir tahun 1977, lahir
spontan di dukun, BBL Lupa, Hidup.
IV. Anak keempat: Laki- laki, Lahir tahun 1979,
lahir spontan di dukun, BBL lupa, Meninggal
V. Anak kelima: Perempuan, Lahir tahun 1984,
lahir spontan di dukun, BBL Lupa, Hidup

RIWAYAT KEHAMILAN DAN


KELAHIRAN
 Riwayat Kontrasepsi (Keluarga
Berencana): tidak ada

 Riwayat Operasi: Tidak ada

Kebiasaan Hidup
Pasien seorang ibu rumah tangga,
sehari sering melakukan aktivitas berat
seperti memompa air dan menggendong
cucu. Pasien tidak merokok dan tidak
pernah mengkonsumsi alkohol.
ANAMNESIS
 KU : Sedang
 Kesadaran : Compos mentis
 BB : 51 kg
 TB : 153 cm
 Tek. Darah : 130/90 mmHg
 Nadi : 78 x/menit
 Respirasi : 20 x/menit
 Suhu : 36,8 ºC

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Luar
 Inspeksi: Tampak seluruh massa uterus keluar
dari introitus vagina, bentuk lonjong, berukuran
seperti telur ayam, warna merah muda,
discharge (-), erosif (+)
 Palpasi: Massa ukuran 7x4x3 cm, konsistensi
kenyal, nyeri tekan (-).
 Inspekulo: tidak dilakukan

Pemeriksaan Dalam
 Massa dapat dimasukkan,nyeri goyang (-),
massa adneksa (-) nyeri (-).

STATUS GINEKOLOGI
 Pasien P5A0 usia 68 tahun datang ke
Poliklinik KIA RSUD Undata dengan keluhan
keluar benjolan dari jalan lahir sejak 2 tahun
yang lalu, disertai rasa nyeri perut bagian
bawah. Pada pemeriksaaan fisik ditemukan
tanda vital dalam batas normal. Pada
pemeriksaan inspeksi tampak seluruh massa
uterus keluar dari introitus vagina, bentuk
lonjong, warna merah muda, discharge (-),
erosif (+), ukuran 7 cm x 4 cm x 3 cm,
konsistensi kenyal, pada pemeriksaan vaginal
touche massa dapat dimasukkan, nyeri (-),
massa adneksa (-).
RESUME
DIAGNOSIS
 P5A0 Prolapsus Uteri Grade IV

PENATALAKSANAAN
 Rencana tindakan pemasangan cincin
pessarium
 Dari anamnesis, ditemukan pasien berusia
lanjut (68 tahun), menopause, multipara
dengan seluruhnya persalinan per
vaginam, kebiasaan mengangkat benda
berat (menimba air).
 Maka, etiologi yang dipikirkan pada pasien
antara lain trauma obstetrik, penurunan
kadar estrogen, dan peningkatan tekanan
intraabdomen.
 Secara epidemiologis >50% prolaps uteri
terjadi pada multipara dan menopause.
PEMBAHASAN
 Penatalaksanaan pada pasien ini berupa
terapi paliatif dengan pemasangan
pessarium, diindikasikan karena tidak
siapnya melakukan tindakan operatif
seperti Histerektomi vaginal yang
merupakan tindakan operasi pada prolaps
uteri tingkat lanjut, dan pada wanita
menopause serta pertimbangan faktor
usia pasien yang berusia 68 tahun
terhadap resiko tindakan anastesi
maupun tindakan operatif itu sendiri.
PEMBAHASAN
PESSARIUM
TERIMA KASIH…

Anda mungkin juga menyukai