Anda di halaman 1dari 32

BAB XI

“HARGA BAYANGAN”
KELOMPOK 9
NI MADE AYU MEILIA DEWI 1707511019

MADE GEDE SABDA DWIPAYANA 1707511059

GUSTI AYU ARI CHINTYA DEWI 1707511088

2
POKOK BAHASAN

 PENYEBAB TERJADINYA HARGA BAYANGAN


 PERHITUNGAN DALAM PENENTUAN HARGA BAYANGAN BESERTA
MANFAATNYA
 IMPLEMENTASI PENERAPAN PERHITUNGAN HARGA BAYANGAN TERHADAP
OPTIMALISASI SUMBER DAYA
 MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI DALAM PENENTUAN HARGA
BAYANGAN

3
PENYEBAB TERJADINYA
HARGA BAYANGAN

4
J. Tinbergen Mendefinisikan,


“Harga bayangan adalah harga yang mengindikasikan nilai intrinsik
atau sejati dari suatu faktor atau produk dalam arti harga
keseimbangan. Harga-harga ini mungkin berbeda untuk periode
waktu yang berbeda serta wilayah yang terpisah secara geografis
dan berbagai pekerjaan (dalam hal tenaga kerja). Mereka mungkin
menyimpang dari harga pasar."

5

2 hal harga dianggap tidak mencerminkan harga pasar

1. Tidak mencerminkan apa yang sebenarnya diperoleh


masyarakat melalui produksi yang diciptakan oleh suatu
proyek.
2. Tidak mencerminkan apa yang sebenarnya dikorbankan
seandainya sejumlah sumber atau hasil telah dipilih untuk
dipakai dalam suatu proyek tertentu.

6
Harga bayangan terjadi disebabkan oleh beberapa hal.

1 2 3 4
Proyek yang Munculnya Adanya unsur- Adanya sebab-
dilakukan terlalu disequilibrium unsur monopolis sebab teknis,
besar dan atau didalam pasar administrative
invisible. ketidakseimbang baik pajak ataupun sosial
an. maupun subsidi.

7
PERHITUNGAN DALAM PENENTUAN
HARGA BAYANGAN BESERTA
MANFAATNYA

8

Perhitungan dalam penentuan harga bayangan dapat
dilakukan melalui analisa Ekuilibrium Umum atau Ekuilibrium
Parsial.

9
Metode Ekuilibrium Umum

Ekuilibrium ditentukan untuk semua faktor dengan mengambil penawaran dan


permintaan yang terakhir. Data-data dari berbagai macam sektor perekonomian
dikumpulkan dan harga bayangan dari setiap faktor dinyatakan dalam lambang-
lambang aljabar, kemudian dijumlahkan untuk keseluruhan perekonomian.

Penilaian terhadap harga bayangan bisa dilakukan dengan dua cara yang saling
berkaitan.
1. Metode “Coba dan Salah”
2. Metode Sistematik

10
Metode Ekuilibrium Parsial

Metode ini menerapkan harga bayangan untuk modal, tenaga kerja, devisa, pangan
dan penerimaan negara secara terpisah.

Perhitungan harga bayangan modal

Penentuan harga tenaga buruh

Shadow Price Devisa

Shadow Price Pangan

Shadow Price Penerimaan Negara

11
Metode Ekuilibrium Parsial
Perhitungan harga bayangan modal

Perhitungan harga bayangan modal menekankan pada faktor-faktor yang


memengaruhi permintaan dan penawaran akan modal. Pada negara berkembang
faktor-faktor ini sangat sulit untuk dianalisis sebab banyak hambatan yang ada
seperti kurangnya pengetahuan mengenai faktor-faktor tersebut, serta kurang banyak
digunakan di negara terbelakang.

Perhitungan harga bayangan modal memiliki kesulitan di negara berkembang :


1. Mendasarkan suku bunga pada apa yang dibayarkan oleh investor swasta.
2. Perhitungan produk marginal cukup sulit, sebab proyek-proyek memilikki
karakteristik yang berbeda-beda.
3. Perhitungan suku bunga bayangan cukup sulit, sebab didalamnya terkandung
angka indeks ganda.

12
Metode Ekuilibrium Parsial
Penentuan harga tenaga buruh
Dalam Jurnal “Penggunaan Upah Bayangan untuk Memperkirakan Penawaran Tenaga Kerja
Usahatani Kasus pada Usahatani Ubikayu Di Kabupaten Banyumas” hasil penelitiannya
menyatakan bahwa :

“upah bayangan (shadows wages) dapat digunakan untuk memperkirakan penawaran


tenaga kerja usaha tani dengan menggunakan fungsi Cobb-Douglas. Dimana, upah bayangan
sebagai sebuah fungsi penawaran tenaga kerja usaha tani ubi kayu pada lahan kering lebih
landai dari pada lahan sawah. Semakin tinggi upah bayangan, semakin banyak penawaran
tenaga kerja. Tenaga kerja akan dibayar sesuai dengan besarnya produktivitas tenaga kerja,
sehingga makin tinggi produktivitasnya, makin tinggi upahnya dan ini akan menarik penawaran
oleh keluarga tani untuk bekerja. Namun, penawaran tenaga kerja akan dibatasi oleh
kemampuan atau kualitas tenaga kerja itu sendiri. Pada suatu tingkat upah tertentu, penawaran
akan berhenti.” (Indah dan Sardju, 2007:7)

13
Metode Ekuilibrium Parsial
Shadow Price Devisa

Shadow price devisa (shadow exchange rate) merupakan suatu nilai tukar implisit.
Nilai tukar implisit merupakan koefisien untuk menilai semua jenis barang dan jasa
yang bersifat tradeable. Langkah penerapan shadow exchange rate yang dilakukan
yaitu :

1. Menilai segala jenis sarana dan benefit yang bersifat tradable tersebut menurut
border price-nya yang dinyatakan dalam dollar
2. Mengalikan nilai-nilai sarana dan benefit tersebut dalam dollar (atas dasar
border price) dengan shadow exchange rate.

14
Metode Ekuilibrium Parsial
Shadow Price Pangan

Harga pangan ini merupakan unsur terbesar didalam upah tenaga kerja tak terdidik.
Harga pangan memiliki porsi yang cukup besar dalam angka perbandingan harga hasil
bumi terhadap hasil industri yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan. Jadi harga
pangan dapat dianggap sebagai salah satu parameter terpenting dalam perekonomian,
tidak kalah pentingnya dengan upah tenaga kerja, suku bunga, atau nilai tukar devisa.

2 mekanisme yang dapat dipergunakan oleh pemerintah demi melaksanakan kebijakan


pangan murah, yaitu :
1. Memaksa petani untuk menjual sebagian dari hasil panennya kepada instansi
pemasaran pada harga resmi di bawah harga pasar.
2. Memperluas persediaan pangan melalui impor yang harga jualnya didalam negeri
mengandung subsidi.

15
Metode Ekuilibrium Parsial
Shadow Price Penerimaan Negara

Shadow price terakhir yang dibahas yaitu menyangkut penerimaan Negara.


Modal fisik dan manusia yang diciptakan oleh pemerintah untuk memenuhi jasa-jasa
kepada masyarakat sering melampaui kemampuan pemerintah untuk membiayai
eksploitasi dan pemeliharaan (E dan P) kapasitas tersebut.
Misalnya proyek prasarana, daerah pengairan, jalan raya, pelabuhan laut, dan
lain sebagainya dimana fasilitas dasar sudah ada, akan tetapi terjadi kelalaian
pemeliharaan selama beberapa waktu, benefit yang seharusnya diperoleh sehubungan
dengan proyek menjadi terhalang, pengeluaran biaya rehabilitasi yang jumlahnya tidak
besar akan cukup mampu mewujudkan benefit seluruh investasi, namun sebaliknya
jika biaya yang cukup besar akan menyebabkan ketidakmampuan dalam mewujudkan
benefit seluruh investasi.
Bagaimanapun, sisa APBN yang tersedia untuk membiayai E dan P menjadi
sangat terbatas, sehingga sebagian kapasitas produksi di sektor negara tidak dapat
dijalankan.
16
Tabel perhitungan Harga Bayangan dengan Metode Ekuilibrium Parsial dalam Jurnal yang berjudul
“Analisis Kelayakan Investasi Kapal Khusus Angkutan Ternak Di Indonesia Skenario Rute Celukan
Bawang-Tanjung Priok-Cirebon.”

Harga bayangan
Keterangan Harga private
(Shadow price)

Harga bayangannya sama dengan harga


Harga kapal Harga pengadaan kapal oleh Kementerian Perhubungan
pasar

Harga bayangan tenaga kerja terdidik


Harga upah Harga upah yang dibayarkan oleh pemerintah kepada tenaga didekati dengan harga pasar dan Harga
tenaga kerja kerja kapal khusus angkutan ternak bayangan gaji tenaga kerja tidak terdidik
berdasarkan tingkat pengangguran

Harga bayangan bahan bakar menggunakan


Harga bahan Harga bahan bakar yang dibayar oleh pemerintah untuk
harga dasar solar yang tanpa pajak dan
Bakar pengoperasian kapal khusus angkutan ternak.
subsidi.

Harga tiket yang dibayarkan oleh pengguna kapal khusus


Harga tiket yang tidak dipengaruhi oleh
Harga tiket angkutan ternak
kebijakan subsidi tiket angkut

17
Manfaat Harga Bayangan

DALAM
EVALUASI
PROYEK

Mengevaluasi dampak suatu proyek


terhadap pendapatan nasional

18
Manfaat Harga Bayangan

DALAM
KEBIJAKSANAAN
PEMERINTAH

Keberhasilan perencanaan pembangunan


tergantung pada ketepatan kebijaksanaan
pemerintah. Harga bayangan adalah harga
intrinsik yang jika penentuannya tepat dapat
Sumber: https://upahminimum.info/
menjadi dasar berhasilnya suatu rencana 19
Manfaat Harga Bayangan

DALAM Perencanaan mengandung arti


PERENCANAAN penggunaan investasi secara penuh agar
tidak menghadapi kesulitan dalam
proses produksi tetapi di dalam
kenyataan tetap saja timbul kesulitan-
kesulitan dalam persediaan faktor,
kenaikan harga pasar dan kelangkaan
devisa. Dalam hal ini dapat
menggunakan shadow price devisa

20
IMPLEMENTASI PENERAPAN
PERHITUNGAN HARGA BAYANGAN
TERHADAP OPTIMALISASI SUMBER DAYA

21

Implementasi perhitungan harga bayangan dalam
pembangunan ekonomi menurut metode ekuilibrium parsial
dapat dilihat pada jurnal yang berjudul
“Analisis Land Rent dan Daya Saing Pertanian Padi Organik di
Kabupaten Tasikmalaya”

22
Hasil analisis daya saing produk padi organik di Kabupaten Tasikmalaya yang menggunakan
perhitungan harga bayangan :

Harga Bayangan Output (Padi Organik)


Pada penelitian ini menggunakan harga CIF beras organic yang berasal dari China. Penentuan harga CIF
dihitung dari harga FOB beras organik di negara asal ditambah dengan biaya asuransi dan pengapalan
(Insurance and Freight)

23
Harga Bayangan Input
1.Harga Bayangan Pupuk Organik 2.Harga Bayangan Pestisida Nabati
Harga bayangan pupuk organik ditentukan Penentuan harga bayangan pestisida nabati
berdasarkan harga pasar dengan pertimbangan didasarkan pada harga rata-rata yang ada di
bahwa tidak adanya intervensi pemerintah pasar tempat penelitian. Hal ini didasarkan pada
terhadap pupuk tersebut secara langsung. Harga perdagangan pestisida nabati yang telah
bayangan pupuk organik di lokasi penelitian sama diserahkan ke pasar atau tidak adanya intervensi
dengan harga rata-rata aktualnya, yaitu sebesar pemerintah dalam hal ini subsidi untuk pestisida
Rp 235 per kilogram. telah dicabut. Rata-rata harga pestisida nabati
sebesar Rp 4.200 per liter.

24
Harga Bayangan Input
3.Harga Bayangan Peralatan 4.Harga Bayangan Benih
Pertanian Peralatan yang digunakan yaitu cangkul, Perhitungan harga bayangan benih pada penelitian
kored, parang, sabit, handsprayer, caplakan, ini mengacu pada hasil penelitian Mantau (2009),
terpal, garukan, dan garpu. Harga bayangan untuk yaitu harga bayangan benih berupa harga
peralatan didasarkan pada harga pasar dikurangi bayangannya sebagai output. Namun karena benih
PPN sebesar 10%. memiliki aspek quality control, maka harga
bayangan relatif lebih besar dibanding harga
bayangan output.

25
Harga Bayangan Input
5.Upah Bayangan Tenaga Kerja 6.Harga Bayangan Lahan
Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani padi Perhitungan harga bayangan pada petani pemilik
organik adalah tenaga kerja pria tidak terdidik. lahan menggunakan pendekatan Gittinger (1986)
Perhitungan upah bayangan tenaga kerja dalam yaitu dengan memakai harga sewa lahan yang
penelitian ini berdasarkan upah tenaga kerja jika diperhitungkan setiap musim di tempat penelitian.
negara dalam keadaan full employment. Harga sewa lahan sebesar Rp 1.893.384,74 per
hektar per musim tanam.

26
Harga Bayangan Input

7.Harga Bayangan Nilai Tukar Uang


Penetapan nilai tukar Rupiah didasarkan atas perkembangan nilai tukar mata uang asing yang menjadi
acuan. Untuk menentukan harga bayangan nilai tukar digunakan formula yang telah di rumuskan oleh
Squire Van der Tak (1982) yang diacu dalam Gitingger (1986), bahwa penentuan harga bayangan nilai
tukar mata uang ditentukan melalui cara membagi nilai tukar resmi dengan faktor koversi standar.

27
MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI
DALAM PENENTUAN HARGA BAYANGAN

28
1 Perhitungan harga bayangan menuntut ketersediaan data.

2 Untuk menetapkan nilai intrinsik suatu faktor produksi, atau produk diperlukan
adanya kondisi keseimbangan penuh di semua pasar.

3 Asumsi tentang keseimbangan pengerjaan dalam perekonomian secara keseluruhan


membuat konsep harga bayangan menjadi tidak menentu.

4 Adanya masalah dimensi waktu.

29
5 Jika harga bayangan dihitung menurut definisi Quayyum, diperlukan perhitungan
produktivitas marginal faktor produksi oleh pemerintah dan penggunaan sistem
subsidi dan perpajakan sedemikian rupa sehingga menyamakan harga faktor-faktor
produksi dengan nilai produktivitas marginalnya.

6 Kesulitan mempergunakan harga bayangan pada perekonomian di mana


perusahaan swasta membeli input dan menjual output pada harga pasar.

7 Penentuan harga bayangan sangat sulit pada proyek yang padat modal dan yang
satu sama lain bersifat substitutif dan komplementer

8 Biaya listrik dan angkutan diatur oleh pemerintah, dan tidak ditetapkan berdasarkan
biaya oportunitas sosial
30
SESI
DISKUSI

31
Sekian
dan
Terima Kasih !

32

Anda mungkin juga menyukai