Sedangkan analisis industri dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis five
forces (Porter, 1985), yaitu melihat kekuatan-kekuatan yang akan mengancam profitabilitas
perusahaan.
2. Diferensiasi produk
Sebagai pendatang baru, Taksi Uber memanfaatkan virtual paymen sebagai pembeda
dengan taksi yang sudah ada. Layanan tersebut memungkinkan penumpang tidak
perlu membayar tunai pada supir saat turun dari taksi, karena dapat dibayarkan
dengan debit kartu kredit. Selain itu armada Uber tidak seperti taksi biasa yang
menggunakan mobil sedan, melainkan minivan. Armada nya diklasifikasikan menjadi
Uber X untuk kelas lebih murah dengan armada MPV, seperti Avanza, Xenia, Rush,
Terios atau APV, bahkan Innova. Uber Black untuk kelas premium dengan armada
Innova, Camry bahkan juga Alphard, Mercedes Benz S Class dan BMW. Menghadapi
ancaman tersebut Blue Bird meningkatkan pelayananan dari segi teknolog yaitu
reservasi yang dapat dilakukan via Call Center atau aplikasi mobile My Bluebird. Kini
armada Blue Bird juga tersedia MPV pertama yaitu Honda Mobilio sehingga daya
angkut lebih banyak namun tetap nyaman. Blue Bird juga tetap mengutamakan supir
yang menjemput tepat waktu dan aman dalam berkendara.
3. Kebutuhan modal
Blue Bird masih unggul dalam cara memperoleh modal karena telah Go Publik
dibanding pendatang baru, Uber. Selain itu armada yang dimiliki Blue Bird adalah
aset perusahaan yang bukan merupakan kendaraan rental. Namun hal ini sedikit
menjadi ancaman karena munculnya biaya despresiasi ata armada dan juga biaya atas
bangunan untuk kebutuhan terminal(pool) armada. Pada tahun 2013 sampai dengan
2014 Blue Bird memiliki hutang Bank untuk melakukan pembelian barang modal
melebihi 20% dari ekuitas. Salah satunya untuk penyediaan armada taksi Toyota Limo
dengan nilai pinjaman Rp 72.500.000.000. Jangka waktu kredit 4 tahun sejak
penandatanganan perjanjian dengan tingkat suku bunga sebesar 9%-12,2% per tahun.
4. Kebijakan pemerintah
Mekanisme penetapan tarif taksi di berbagai kota tidak lepas dari aturan pemerintah
setempat, yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
5. Biaya pengalihan
Blue Bird terancam tidak lagi mendapat keuntungan maksimal atas biaya minimum
order taksi, dikarenakan pendatang baru yaitu Taksi Uber hadir dengan menawarkan
layanan tanpa menetapkan pembayaran minimum order yang biasa dilakukan
perusahaan taksi pada umumnya.
Setelah dianalisis dari 5 hal yang mempengaruhi bisnis Blue Bird, diperoleh hasil penilaian
dengan parameter RENDAH : apabila nilai antara 0 – 3
SEDANG : apabila nilai antara 3.1 – 6
TINGGI : apabila nilai antara 6.1 – 9
Untuk ancaman terhadap pendatang baru, ancaman produk pengganti, dan daya tawar
pembeli didapatkan hasil SEDANG. Hasil tersebut memberi kesimpulan bahwa Blue
Bird berada pada posisi yang masih baik dalam menjalankan bisnis dan menghadapi
pasar.
Untuk persaingan antar pesaing dalam industri yang sama yaitu Taksi Express dinilai
TINGGI, karena pada saat ini dari segi likuiditas perusahaan TAXI masuk kedalam
indeks LQ45 di tahun 2013 dan 14 sedangkan tidak untuk Blue Bird.
ANALISIS PORTER’S FIVE FORCES ASSA
Adi Sarana Armada menjalankan kegiatan usaha di bidang jasa dan perdagangan yang tidak
terbatas pada layanan maintenance kendaraan tetapi juga jasa lainnya. Seperti ASSA Rent,
ASSA Logistik, ASSA Driver Servive dan Galeri Mobil.
E. Rivalry Among Existing Competitors (Persaingan antar pesaing industri yang sama)
Pesaing nyata yang perlu menjadi perhatian ASSA adalah TRAC yang merupakan anak
perusahan PT Astra Internasional Tbk. (ASII), karena dari jumlah armada yg dimiliki
TRAC memiliki armada lebih banyak dan merupakan perusahaan penyewa kendaraan
terbesar.