Anda di halaman 1dari 33

PRAKTIKUM AUDIT

Oleh :

• RABIN PUTRA RAMADHAN 17061104035


• SYAHRINI HUSAIN 17061104211
• ALVANDA MAGU 17061104013
• ROSTIANTI BLONGKOD 17061104054
• MICHELLY MANGUNE 17061104045

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Bagian 1
INSTRUKSI UMUM DAN PERSIAPAN

01 02 03 04 05

Persiapan Awal Petunjuk


Kertas Kerja
Menetapkan Sebelum Pembuatan Kertas
Pemeriksaan
Kasus Audit Risiko Audit Penandatanganan Kerja
Tahun Berjalan
Penugasan Audit Pemeriksaan
Kasus Audit
Ilustrasi kasus audit PT SUGUS merupakan prinsip dasar
audit pada perusahaan. Kasus ini dibuat untuk
memperkenalkan prinsip audit, prosedur, dan kertas kerja
pemeriksaan secara keseluruhan sampai dengan
penyelesaian audit.
Menetapkan Risiko
Audit
Auditor harus merencanakan auditnya sedemikian rupa
sehingga risiko audit dapat dibatasi pada tingkat yang
rendah, yang menurut pertimbangan profesionalnya,
memadai untuk menyatakan pendapat terhadap laporan
keuangan.
Risiko audit dibagi menjadi 3 komponen yaitu :

01 02 03
Risiko bawaan Risiko pengendalian Risiko deteksi
(inherent risk - IR) (control risk - CR) (detection risk - DR)

kerentanan suatu saldo risiko bahwa suatu salah risiko karena bahan bukti
akun/golongan transaksi saji material yang dapat yang dikumpulkan dalam
terhadap suatu salah saji terjadi dalam suatu asersi segemn gagal menemukan
yang material, dengan tidak dapat dicegah/ salah saji yang melewati
asumsi bahwa tidak dideteksi secara tepat jumlah yang dapat
terdapat kebijakan dan waktu oleh struktur ditoleransi, kalua salah saji
prosedur Sistem pengendalian internal semacam itu timbul. Atau
Pengendalian Internal (SPI) perusahaan. Risiko ini akan risiko karena auditor tidak
yang terkait. Risiko salah selalu ada karena dapat mendeteksi salah saji
saji demikian adalah lebih keterbatasan bawaan dalam material yang terdapat
besar pada saldo akun/ setiap struktur pengendalian dalam suatu asersi dan
golongan pada transaksi internal. berhubungan dengan fungsi
tertentu dibandingkan efektivitas prosedur audit
dengan yang lain. serta penerapannya oleh
auditor.
PERSIAPAN AWAL
SEBELUM PENANDA-
TANGANAN PENUGASAN
AUDIT
PT SUGUS berlokasi di Jln Danau No. 89, Bekasi, Jawa Barat. Perusahaan ini bergerak
dalam bidang industri farmasi. Informasi tambahan tentang sejarah dari perusahaan dan organisasi dapat
dilihat pada berkas permanen (permanent file).
Kantor Akuntan Publik (KAP) Krisanti & Rekan memeriksa laporan tahunan PT SUGUS untuk
tahun pertama. Beberapa bulan ini, Lita sebagai senior auditor untuk PT SUGUS telah mengundurkan
diri dari KAP Krisanti & Rekan. Anda diangkat menjadi senior auditor in charge menggantikan Lita untuk
pemeriksaan PT SUGUS tahun buku 31 Desember 2018.
Lita telah menyelesaikan audit interim untuk PT SUGUS. Dia telah menyelesaikan kuisioner
pengendalian internal (internal control questionnaires - ICQ) dengan manajer keuangan dan akuntansi
PT. SUGUS (Bapak Daniel) pada tanggal 13 Desember 2018 dan selalu memutakhirkan (meng up-date)
pengendalian internal.
Anda diminta membantu menyiapkan audit prosedur dengan bantuan junior auditor. Anda dapat menggun
akan informasi ini untuk mmenyusun persiapan awal pemeriksaan.
1. Pada tanggal 13 Desember 2018, Lita telah menyelesaikan ICQ.
2. Pada tanggal 28 Agustus 2018, Anda mendapat laporan keuangan PT SUGUS 31 Desember 2017
dan 2016 yang telah diaudit oleh KAP EsTris dan rekan.
3. Pada tanggal 19 Desember 2018, Anda mendatangi klien dan diperkenalkan kepada para pegawai
di perusahaan klien. Selanjutnya Anda mempersiapkan kertas kerja pemeriksaan yang berasal dari
laporan keuangan diperoleh dari kepala bagian akuntansi (Saudari Olivia)
4. Pada tanggal 5 Januari 2019, Anda melakukan pemeriksaan terhadap kas besar dan kas kecil serta
surat berharga.
5. Pada tanggal 1 Januari 2019, Anda melakukan pemeriksaan terhadap persediaan barang dengan
melakukan pemeriksaan fisik dan membuat berita acaranya
6. Pada tanggal 14 Januari 2019, Anda melakukan konfirmasi untuk piutang usahan utang usaha.
Konfirmasi kedua piutang usaha pada 1 Februari 2019 bersamaan dengan konfirmasi bank,
investasi, dan utang sewa pembiayaan.
7. Pada tanggal 18 Januari 2019, Anda melakukan pemeriksaan terhadap aset tetap yang diperoleh
ada tahun 2018.
Anda merencanakan pemeriksaan dimulai pada tanggal 13 Desember 2018 dan akan
berakhir pada tanggal 12 Maret 2019. Anda menerima beberapa balasan surat dan konfirmasi dan yang
lainnya menyusul pada saat dilakukan pemeriksaan. Anda telah melakukan persiapan untuk kertas kerja
pemeriksaan, sementara Saudari Olivia juga menyelesaikan laporan keuangan perusahaannya. Sebagai
tambahan, pembukuan klien ditutup pada akhir tahun serta kertas kerja neraca (working paper balance
sheet – WBS) dan kertas kerja laba/rugi (working paper profit and loss – WPL) sudah dipersiapkan. Dari
KAP Krisanti & Rekan, Anda membawa laporan auditor independen dan laporan keuangan PT SUGUS.
KERTAS KERJA
PEMERIKSAAN
TAHUN BERJALAN
Sewaktu anda memulai pemeriksaan, persiapkan kertas kerja pemeriksaan tahun berjalan
pada Buku 2. Secara umum, setiap kertas kerja pemeriksaan harus didukung dengan standar
tickmark yang memperlihatkan hubungan dengan bukti pemeriksaan.
Program audit merupakan bagian yang paling penting dalam pemeriksaan, karena itu
berhati-hatilah dalam mempersiapkan program audit.

Daftar untuk kertas kerja pemeriksaan pada PT. SUGUS dapat dilihat pada buku 1
Praktikum Audit halaman 3-4.
PETUNJUK PEM-
BUATAN KERTAS
KERJA PEMERIKSAAN
Proses Pemeriksaan
Proses audit merupakan urutan dari pekerjaan awal penerimaan penugasan sampai dengan penyerahan
laporan audit kepada klien yang mencakup:

Perencanaan dan Perancangan Pendekatan Audit


1 (Plan and Design Audit Approach)

Pengujian atas Pengendalian dan Pengujian Transaksi


2 (Test of Controls and Transaction)

Pelaksanaan Prosedur Analitis dan Pengujian Terinci atas Saldo


3 (Perform Analytical Procedures and Test of Details of Balances)

Penyelesaian Audit (Complete the Audit)


4
1. Perencanaan dan Perancangan Pendekatan Audit (Plan and Design Audit Approach):

• Mengidentifikasi alasan klien untuk diperiksa dengan mengetahui maksud penggunaan laporan audit
dan pihak-pihak pengguna laporan keuangan.
• Melakukan kunjungan ke tempat klien untuk mengetahui latar belakang bidang usaha klien, memahami
struktur pengendalian internal klien, memahami system administrasi pembukuan, dan mengukur volume
bukti transaksi untuk menentukan biaya, waktu, dan luas pemeriksaan.
• Mengajukan proposal audit kepada klien, dimana untuk klien lama dilakukan penelaahan kembali
terhadap perubahan yang signifikan. Sedangkan untuk klien baru, jika diaudit oleh akuntan baru maka
diberitahukan apakah terdapat keberatan professional dari akuntan terdahulu.
• Mendapatkan informasi tentang kewajiban hukum klien
• Menentukan materialitas dan risiko audit yang dapat diterima dan risiko bawaan
• Mengembangkan rencana dan program audit menyeluruh seperti menyiapkan staf yang bergabung
dalam tim audit, membuat program audit, menentukan rencana/jadwal kerja.
2. Pengujian atas Pengendalian dan Pengujian Transaksi (Test of Controls and Transaction)
• Pengujian substantif atas transaksi adalah prosedur yang dirancang untuk menguji ketidakwajaran dalam
bentuk uang/rupiah yang memengaruhi penyajian saldo-saldo laporan keuangan yang wajar
• Pengujian pengendalian adalah prosedur yang dirancang untuk memverifikasi apakah sistem
pengendalian sudah berjalan sesuai yang ditetapkan.

3. Pelaksanaan Prosedur Analitis dan Pengujian Terinci atas Saldo (Perform Analytical Procedures
and Test of Details of Balances)
Prosedur analitis mencakup perhitungan rasio oleh auditor untuk dibandingkan dengan rasio periode sebelum
nya dan data terkait, contohnya membandingkan penjualan,penagihan,dan piutang usaha serta menghitung
persentase laba kotor untuk dibandingkan dengan tahun lalu.
Pengujian terinci atas saldo berfokus pada saldo akhir buku besar (pos neraca/laba rugi) tetapi penekanan
utama dilakukan pada pengujian terinci pada neraca, contohnya penelaahan rekonsiliasi bank.

4. Penyelesaian Audit (Complete the Audit)


Menelaah kewajiban bersyarat (contingent liabilities), Menelaah peristiwa kemudian (subsequent events),
Mendapatkan bahan bukti akhir, mengisi daftar periksa audit (audit check list), menyiapkan surat manajemen
(management letter), menerbitkan laporan audit, mengomunikasikan hasil audit dengan komite audit dan
manajemen.
Kertas Kerja Pemeriksaan

Kertas Kerja Dokumentasi yang


Pemeriksaan Content Content Disiapkan oleh Klien

01 02
Kepemilikan Kertas Tujuan/Fungsi Kertas
Kerja Pemeriksaan Content Kerja Pemeriksaan
Content
06 03
Isi dan Pengoperasian Kertas Kerja
Kertas Kerja Content Content Pemeriksaan yang Baik
Pemeriksaan
05 04
1. Kertas Kerja Pemeriksaan; berisi Dokumentasi audit yang relevan untuk periode berjalan dan beberapa
periode, Catatan yang dibuat auditor dan dokumen yang disiapkan oleh klien, Pelaksanaan prosedur yang
tertera pada program audit, dan Informasi yang relevan untuk menarik kesimpulan yang tepat
2. Dokumentasi yang Disiapkan oleh Klien (Baik secara Manual atau Menggunakan Komputer); dimana
hal ini harus diuji keakurasian dan kelengkapannya, harus diberi tanda “Prepared by Client” (PBC) atau
(DOK), dan diparaf inisial dan dituliskan tanggal terima dokumen.
3. Tujuan/Fungsi Kertas Kerja Pemeriksaan; yaitu sebagai dasar untuk perencanaan audit, sebagai catat
an atas bukti yang dikumpulkan dan hasil pengujian, sebagai catatan atas pemeriksaan yang telah dilakuka
n sesuai program pemeriksaan, sebagai penjelasan mengenai masalah yang dihadapi atas pelaksanaan ke
bijakan, prosedur, ketepatan, efisiensi, dan cara evaluasinya, sebagai data untuk menentukan jenis opini da
ri laporan audit, sebagai dasar pemeriksaan oleh supervisor dan partner, dan sebagai sumber informasi dik
emudian hari untuk menjawab pertanyaan manajemen, serta sebagai penilaian prestasi staf auditor dan
pengembangannya.
4. Kertas Kerja Pemeriksaan yang Baik;
Didalamnya tiap kertas kerja harus diisi dengan lengkap seperti nama perusahaan, nama akun, tahun buku,
tanggal pembuatan, nama/paraf yang membuat, nama/paraf yang memeriksa kembali, kode indeks, dan ko
mentar-komentar yang perlu dibuat atas temuan audit yang melemahkan pengendalian internal.
 Tersusun dengan baik
 Bersih dan rapi
 Jelas dan dapat dimengerti
 Lengkap dan dapat mendukung kesimpulan atas temuan audit.
5. Isi dan Pengoperasian Kertas Kerja Pemeriksaan;
 Berkas permanen adalah bukti-bukti atau dokumen yang dikumpulkan saat pertama kali penugasan
audit dimulai serta akan ditelaah dan disimpan untuk dipakai tahun-tahun berikutnya yang meliputi
informasi penting mengenai klien dan perusahaannya, akta pendirian beserta perubahannya, manual
accounting system, hasil pelaksanaan Kuesioner Pengendalian Internal (ICQ), surat keputusan mengenai
fasilitas perpajakan, contoh tanda tangan pejabat yang memberi persetujuan, kode akun, kontrak-kontrak
perjanjian meliputi pinjaman kredit bank, leasing, kontrak jual beli.
 Berkas tahun berjalan adalah berkas kertas kerja yang berisi data yang diperoleh auditor hanya
berkaitan untuk tahun berjalan yang terdiri sari program audit, informasi umum, kertas kerja neraca saldo,
jurnal penyesuaian dan reklasifikasi, skedul utama, skedul pendukung, skedul yang disiapkan oleh klien,
dan catatan pemeriksaan.
 Berkas korespondensi adalah berkas kertas kerja yang berisi data surat menyurat dengan pihak ketiga
selama pemeriksaan audit.
6. Kepemilikan Kertas Kerja Pemeriksaan;
merupakan milik auditor yang tidak seorangpun termasuk klien mempunyai hak untuk
memeriksa kertas kerja pemeriksaan, kecuali digunakan oleh pengadilan sebagai bahan bukti yuridis formal
.
Istilah audit

1. Menganalisis (analize), yaitu memerikasa dengan cara memecah-mecah/ mebagi menjadi


dua bagian yang lebih kecil untuk menentukan hubungan antara bagian- bagian tersebut.
Sebagai contoh, beban lain-lain dianalisis sesuai dengan sifat beban masing-masing.
2. Mengecek (check), yaitu memeriksa suatu perkalian/penjumlahan untuk menjamin ketepat
an dengan memberi tanda (tickmark), misalnya:
Nama Peg
Gaji Tunjangan Total Penghasilan
awai

Budi 1.000.000 100.000 1.100.000 <

Roger 2.000.000 200.000 2.200.000 <

Herman 2.000.000 200.000 2.200.000 <

5.000.000 500.000 5.500.000


^ = footing verified (memeriksa kebenaran penjumlahan ke bawah) ^ ^ ^
< = croos footing verified (memeriksa kebenaran penjumlahan ke samping)

3. Membandingkan (compare), yaitu membandingkan dua data atau lebih suatu informasi
dengan memperhatikan persamaan dan perbedaan.
4. Menginspeksi (scan), yaitu menelaah secara kritis tanpa melakukan verifikasi lengkap untuk
melihat apakah ada hal-hal yang tidak biasa.
5. Merekonsiliasi (reconsile), yaitu mencocokan dua sumber yang terpisah mengenai
suatu hal yang sama, jika ada perbedaan harus dijelaskan. Sebagai contoh, rekonsiliasi bank.
6. Mengonfimasi (confirm), yaitu usaha pencarian bukti di mana pihak ketiga
meneguhkan kebenaran atau kesalahan informasi yang diperiksa. Sebgai contoh, konfirmasi saldo
utang, piutang, modal, dan persediaan yang dititipkan oleh bank.
7. Menelusuri (trace), yaitu memeriksa dengan cara mengurut kembali ke bukti asal.
8. Memeriksa dokumen dasar (vouching), yaitu membuktikan sah tidaknya suatu
transaksi, maksudnya apakah didukung oleh bukti yang lengkap dan disetujui oleh pejabat yang
berwewenang.
9. Menguji (testing), yaitu mengadakan pemeriksaan sebagian dari sutau populasi yang
hasilnya digunakan untuk menarik kesimpulan mengenai populasi tersebut.
10. Melakukan pisah batas (cut-off), yaitu menguji transaksi apakah dicatat dengan tepat
waktu pada akhir periode.
Pemberian Indeks Kertas Kerja Pemeriksaan

1. Indeks ditempatkan di sudut kanan atas atau kanan bawah dari kertas kerja pemeriksaan.
2. Penulisan kode indeks dan tanda tickmark sebaiknya menggunakan tinta berwarna, misalnya warna
merah untuk indeks dan centang (√)
3. Ditandai nomor halaman “1 of n halaman” untuk setiap kertas kerja sejenis
4. Perhatikan prosedur indeks silang (croos indexing) atau referensi (cross referencing)
5. Kertas kerja pendukung diberi indeks sesuai dengan kertas kerja induk (lead schedule) dengan
nomor setelah indeks induk.
Bagian 2
BERKAS PERMANEN

SEJARAH DAN LATAR BELAKANG PERUSAHAAN


PT SUGUS didirikan tanggal 23 April 2011 dengan akta notaris James, SH Nomor 30372 di Jakarta. Akte
ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan Nomor C2 – 11.462.HT.01.01.TH2011 tertanggal 28 April
2011. Juga telah di daftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta dengan Nomor 1882/2011 tanggal 5 Mei 2011
dan di Umumkan dalam Tambahan Nomor 32 pada Berita Negara Nomor 1001 tanggal 18 Mei 2011.
PT SUGUS bergerak di bidang industri farmasi. Perusahaan mulai beroperasi secara
komersial sejak tanggal 1 Oktober 2011. Jenis saham yang di miliki perusahaan adalah saham biasa
(common stock – CS) dengan nilai nominal Rp 2.220.000 per saham. Pemegang saham PT SUGUS
terdiri atas satu orang pribadi dan dua perusahaan, yaitu :

PT SWAT 500 lembar Rp 1.110.000.000


PT TAPE 450 lembar RP 999.000.000
Mrs Melinda 50 lembar RP 111.000.000
Total 1.000 lembar RP 2.220.000.000
STRUKTUR
ORGANISASI
STRUKTUR ORGANISASI

1. Rapat Umum Pemegang Saham


2. Dewan Komisaris
3. Direktur Utama
4. Manajer Pembelian dan Persediaan
5. Manajer Pemasaran
6. Manajer Produksi
7. Manajer Personalia dan Umum
8. Manajer Pakuntansi dan Keuangan
KEBIJAKAN DAN
PROSEDUR
AKUNTANSI
 Dasar Akuntansi
Laporan keuangan perusahaan disusun berdasarkan akrual, artinya setiap transaki dan kejadian keuangan
yang terjadi dalam perusahaan akan dicatat pada saat kejadian ( bukan pada saat kas dan serta kas
diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada
peridode yang bersangkutan.

 Posedur Akuntansi

Posting pada buku besar dilakukan secara bulanan oleh pemegang buku besar, berdasarkan bukti jurnal
(journal voucher) yang dijurnal secara komputerisasi setelah mendapat persetujuan dari pejabat yang
berwenang.

 Penerimaan Kas/Bank
 Pengeluaran Kas/Bank
 Pembelian
 Penjualan
 KAS KECIL

Kas kecil (petty cash) menggunakan sistem berdasarkan sistem dana tetap (imperest fund
system) sebesar Rp 2.000.000 untuk pembayaran tunai maksimum Rp 1.000.000 Pengeluaran
melalui kas
kecil harus mendapat persetujuan dari Saudari Patricia.
Kas kecil diisi kembali apabila saldo kas sudah mini, yaitua sekitar Rp 500.000 sehingga
membutuhkan pengisian kembali dari kas besar (cash on hand).

KAS BESAR

Voucher untuk pengeluaran diatas Rp 1.000.000 s.d Rp 5.000.000 harus disetujui oleh 2 orang
yaitu Saudari Patricia dan kepala bagian yang bersangkutan. Sedangkan pengeluaran
Rp 5.000.000 s.d
Rp 20.000.000 harus mendapat persetujuan dari Saudari Patricia, kepala bagian yang
bersangkutan dan Bapak Daniel.
 BANK

• Pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapat


persetujuan Dewan Komisaris
• Penandatanganan cek/giro yaitu Bapak Emil (Direktur PT SWAT) di- countersig
ned oleh Mrs Melinda untuk jumlah yang tak terbatas, sedangkan Bapak Daniel
di countersigned oleh Ibu Diestri
• Semua rekening bank dan cek yang dibatalkan distempel “BATAL” dan
dipegang oleh Bapak Daniel.
• Tiap bulan dibuat rekonsiliasi bank oleh bagian akuntansi dan diperiksa oleh
Saudari Patricia.
 PIUTANG USAHA

Piutang usaha dihitung berdasarkan saldo terakhir dan perusahaan tidak mel
akukan pencadangan piutang tak tertagih. Perusahaan menghapuskan piutan
g usaha pada saat piutang tersebut benar-benar tidak dapat ditagih lagi (meto
de penghapusan langsung).

 PERSEDIAAN

Persediaan dinyatakan berdasarkan nilai perolehan yang ditentukan dengan


metode masuk pertama keluar pertama (first in first out – FIFO) dan dicatat
dengan sistem persediaan perpetual (perpetual inventory system).
 ASET TETAP
Aset tetap (fixed assets) dicatat berdasarkan harga perolehannya dan disajikan
dengan akumulasi penyusutan sehingga di dapatkan nilai bukunya.
Tanah memiliki masa manfaat yang tidak terbatas dan tidak dianggap sebagai asset
yang dapat disusutkan.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line
method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut
Jenis Aset Tetap Masa Manfaat
Bangunan dan prasarana 20 tahun
Mesin dan peralatan 10 tahun
Kendaraan bermotor 5 tahun
Peralatan kantor 5 tahun

Sedangkan untuk beban reparasi dan pemeliharaan yang sifatnya tidak


memengaruhi nilai ataupun produktivitas aset tetap tersebut, dibebankan sebagai
beban pada tahun berjalan.
KODE AKUN
Setiap nomor akun dalam kode akun perusahaan terdiri dari 3 digit nomor. Digit pertama pada
nomor akun merupakan suatu kode digit yang menunjukkab jenis akun. Nomor digit berikutnya
merupakan suatu daftar dari masing-masing kode digit akun yang memperlihatkan tipe dari akun
yang di tunjukkannya.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai