Anda di halaman 1dari 12

SINDROM METABOLIK

DEFINISI
• Sekelompok kelainan metabolik baik lipid maupun non lipid yang
merupakan faktor resiko penyakit jantung koroner yang terdiri atas
obesitas sentral, dislipidemia aterogenik (kadar trigliserida tinggi dan
kadar kolesterol High Density Lipoprotein /HDL rendah), hipertensi
dan kadar glukosa plasma abnormal, keadaan tersebut berkaitan
dengan resistensi insulin. NCE ATP III) tahun 2001)
• Resistensi insulin adalah kondisi dimana terjadi penurunan
sensitivitas jaringan terhadap kerja insulin sehingga terjadi
peningkatan sekresi insulin sebagai bentuk kompensasi dari sel beta
pankrea
EPIDEMIOLOGI

• Prevalensi DM di dunia adalah 20-25 %


• • WHO memperkirakan banyak ditemukan pada kelompok etnis
tertentu termasuk beberapa etnis di Asia Pasifik, seperti India, Cina,
Aborigin, Polinesia dan Micronesia.
• • Data dari Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI)
menunjukkan prevalensi SM sebesar 13,13%
• • Prevalensi sindrom metabolik di Depok (menurut kriteria NCEP III)
25,7% pada pria dan 25% pada wanita
ETIOLOGI
• Belum dapat diketahui secara pasti. Suatu hipotesis menyatakan
bahwa penyebab primer dari Sindrom Metabolik adalah resistensi
insulin
• Menurut pendapat Tenebaum (2003) penyebab sindrom metabolik
adalah ;
• a. Gangguan fungsi sel β dan hipersekresi insulin untuk
mengkompensasi resistensi insulin. Hal ini memicu terjadinya
komplikasi makrovaskuler (Mis.komplikasi jantung)
• b. Kerusakan berat sel β menyebabkan penurunan progresif sekresi
insulin, sehingga menimbulkan hiperglikemia. Hal ini menimbulkan
komplikasi mikrovaskuler (Mis: nephropathy diabetica) (Anggraeni
FAKTOR RISIKO

• Gaya hidup
• Makan makanan yang cenderung banyak mengandung garam, lemak dan
kolesterol, ex : fast food. Merokok ≥ 20 batang/hari mengalami HDL
sekitar 11% untuk pria dan 14% untuk wanita, dibandingkan dengan
mereka yang tidak merokok

• Genetik
• Gen beta-3 adrenergic receptor (ADBR3) adalah gen yang paling banyak di
uji dan telah menunjukkan hubungan dengan terjadinya obesitas
• Sosial ekonomi
• Peningkatan pendapatan masyarakat pada kelompok sosial ekonomi
tertentu, terutama di perkotaan, menyebabkan adanya perubahan
pola makan dan pola aktifitas yang mendukung terjadinya
peningkatan jumlah penderita kegemukan dan obesitas
GEJALA KLINIS

• • Obesitas abdominal
• • Nyeri dada atau nafas pendek: sebagai bentuk kompensasi atau gangguan
kardiovaskular
• • Acanthosis nigricans, akibat resistensi insulin (migrasi dan proliferasi sel epidermal o/
rangsangan IGF)
• • Hirsutisme, PCOS, diasosiasikan dengan tingginya kadar androgen akibat resistensi
insulin
• • Xanthoma atau xanthelasma: pada pasien dengan dislipidemia
• • Gx hipertensi: pusing, kaku leher
• • Gx. DM: polyuria, mudah lelah, kebas/kesemutan
• • Gangguan makrovaskular (CVD, CVA, gg. vascular perifer) dan mikrovaskular
(retinopati, neuropati, nefropati) diasosiasikan dengan dislipidemia, HT, dan DM
Non farmakologi
• Aktivitas (olahraga): sensitivitas insulin dan menghambat
hiperinsulinemia lewat stimulasi simpatis. Rekomendasi: 150 menit/minggu
olahraga sedang.
• 2. Diet: tinggi serat (menyebabkan rasa kenyang karena mengisi lambung,
mempercepat
• waktu transit makanan sehingga penyerapan rendah); tinggi omega-3/pufa
(polyunsaturated fatty acid) (menurunkan kadar trigliserida); rendah
garam; rendah lemak dan karbohidrat.
• 3. Berhenti merokok.
• 4. Diet suplement (fitosterol): sterol nabati yang penyerapan sterol
hewani.
Obat dislipidemia

• Statin (simvastatin)
• Sasaran dari terapi pada pasien diabetes adalah untuk mencapai
kadar LDL-C < 2.59 mmol/L, Tg <1.69 mmol/L dan HDL-C ≥ 1.03
mmol/L
Obat antihipertensi

• Captopril (ACE inhibitor)


• Disarankan TD diturunkan kura
• ng dari 130/80 mmHg (atau
• 130/85 – IDF dan NCEP).
• PROGNOSIS
• Prognosis jangka panjang baik, jika sindrom ini diobati.

Anda mungkin juga menyukai