Anda di halaman 1dari 15

• Dalam Strategi Pemasaran terutama dalam Manajemen Penjualan

dan Distribusi proses pemetaan atau mapping secara periodik harus


dilakukan, hal ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang up to
date tentang suatu daerah (atau kita yang di dunia pemasaran biasa
menyebutnya “area” ).
TUJUAN MAPPING AREA

1. Mendapatkan Gambaran Geografis


 Dengan mapping ini maka gambaran geografis suatu daerah / area yang akan di cover bisa
tedeskripsi dengan jelas, di mana posisi dari outlets (titik-titik penjualan), pusat aktivitas seperti
pabrik, sekolah, SPBU, puskesmas, RS dan lain-lian, akan tergambar dengan sangat jelas.
 Kemudian jalur atau jalan yang melintas, bentuk dan jaraknya juga bisa tampak, demikian juga
seperti sungai, jembatan, dan segala sesuatu yang bisa mempengaruhi kecepatan lalu lintas
jalan bisa tampak.
 Dalam peta / mapping ini, gambaran keadaan geografis tersebut akan di sesuaikan dengan
kebutuhan strategi distribusi dan pemasaran yang sedang dikerjakan, jadi hal-hal yang tidak
relevan tidak perlu ditampakkan, tetapi segala sesuatu yang memiliki pengaruh terhadap
operasional distribusi dan pemasaran, harus ditampilkan.
 Sebagai contoh, dalam satu area yang sedang di mapping, ada sub-area yang terpencil, sulit
dijangkau kendaraan, tetapi di sub-area tersebut memiliki potensi yang cukup besar, dan
kebetulan perusahaan sedang mengembangkan area secara internal, maka sub-area tersebut
wajib ditampakkan.
 Jadi dari mapping tersebut, akan tampak berapa jumlah titik penjualannya (outlets), berapa
potensi tiap titik tersebut, kompetitor yang sudah masuk apa saja, berapa besar dan tingkat
kesulitan untuk mencapai area tersebut, seperti jarak, kondisi jalan harus terlihat.
TUJUAN MAPPING AREA

2. Mendapatkan Estimasi Potensi Area


 Mendapatkan total outlet di area tersebut, baik general trade seperti
grosir (wholesaller), retailer (R-1, R-2; pengecer dalam pasar, R-3; kios-kios),
juga modern trade seperti supermarket, minimarket, PnD maupun saluran
distribusi khusus seperti koperasi, apotik, institusi dan lain-lain.

Mengetahui jumlah outlet dari tiap type outlet di area tersebut beserta
potensi dari tiap-tiap type outlet tersebut, termasuk lokasi outlets tersebut.

Mengetahui jumlah pasar di area tersebut, outlet apa saja yang berada di
luar pasar dan yang berada di dalam pasar, beserta potensi dari pasar
(semua outlet di dalam dan diluar pasar) tersebut.
LANJUTAN OUTLET
Outlet tersebut harus di bagi dalam (minimal) 3 kelompok, yaitu :

• Outlet yang in-line dengan merek produk perusahaan, dan produk


sudah masuk
• Outlet yang in-line dengan merek produk perusahaan, tetapi produk
belum masuk
• Outlet yang tidak in-line dengan merek produk kita, produk tidak
masuk, tetapi kompetitor masuk,
TUJUAN MAPPING AREA

3. Mengetahui Potensi Produk


 Dengan mapping diharapkan bisa diketahui produk apa saja yang dijual
oleh outlet-outlet tersebut, dan bagaimana sistem penjualannya, termasuk
kemana produk tersebut mengalir.

 Berdasar pada pembagian kelompok diatas, rata-rata penjualan penjualan


bisa diketahui, termasuk milik kompetitor, terutama yang dijadikan
benchmarker atau yang head to head.

Dengan demikian dapat diketahui produk apa, kuat di sub area mana,
termasuk tingkat coverage dan penetrasinya.
TUJUAN MAPPING AREA

4. Pola Aktivitas
Mapping juga harus menggambarkan pola dari aktivitas pusat-pusat
aktivitas yang berpotensi menimbulkan keramaian, misal, untuk pabrik,
tiap sabtu gajian, dan biasanya ada pasar dadakan disekitar pabrik,
(potensi untuk blitzing), atau ada pasar burung yang sebulan sekali
mengadakan lomba, berarti ada keramaian tambahan.
TUJUAN MAPPING AREA

5. Akurasi Jadwal Kunjungan


Dengan mengetahui beberapa hal di atas, jadwal kunjungan dapat
disusun dengan sangat akurat, sehingga proses penjualan dan distribusi
di area tersebut, dapat dimaksimalkan, termasuk saat kita akan
melakukan pembenahan terhadap rencana kunjungan salesman / sales
call plan.

Bagaimana cara kita dalam melakukan proses mapping / pemetaan


area tersebut, berikut adalah step-step untuk melakukan pemetaan
area.????
step-step untuk melakukan
pemetaan area

1 . Bagi secara Geografis


Bagi area secara geografis menjadi beberapa bagian, bisa
mengacu ke government map dahulu atau buat standard sendiri.
Tentukan skala prioritas tiap area, prioritas berdasar pada :
• Potensi dari area tersebut, seperti adanya outlet pareto.
• Jarak tempuh menuju area tersebut, dalam berbagai kondisi
(misal pada jam/hari tertentu jalan diputar/ tidak bisa dilewati
karena beberapa hal, seperti jam pulang pabrik, dll.
• Kemudahan (tingkat kesulitan) untuk mencapai area tersebut.
step-step untuk melakukan
pemetaan area

2. Standard (Type Outlets)


• Buat standar untuk mengklasifikasikan outlet menjadi beberapa type
outlet, (tiap perusahaan bisa jadi punya standar sendiri-sendiri, hal ini
disesuaikan dengan kepentingan perusahaan tersebut).
• Misal outlet-outlet tersebut dikelompokan menjadi :

- Star Outlet - Special Outlet


- Institusi Modern Trade
- Grosir ( wholesaler) *Apotik
*Koperasi *Minimarket
- Pengecer (retailer) : * Pengecer *Toko Obat
*Horeka *Supermarket P&D
Non Pasar, Pengecer Pasar, Pengecer *Baby Shop
*Hypermarket
Rombong dan K-5-1
step-step untuk melakukan
pemetaan area

3. Number Outlets
• Lakukan survey area berdasar area yang telah dibagi-bagi tersebut,
jadi dilakukan area by area. Hitung jumlah outlet dari tiap jenis / type
outlet sesuai klasifikasi yang sudah dibuat, untuk tiap area.
4. Selling-out
• Survey juga jenis dan rata-rata penjualan tiap jenis barang yang ada di
outlet tersebut. Kita tidak harus survey semua jenis barang, tapi
cukup yang sejenis dengan barang akan kita jual / distribusikan.
• Proses dilakukan secara prioritas, utamakan outlet paretonya.
step-step untuk melakukan
pemetaan area

5. Akses
• Cari tahu (lakukan secara prioritas, utamakan pareto / key account)
• PIC dan yang mewakili untuk tiap-tiap fungsi.
• Hari apa outlet tidak buka.
• Hari apa untuk order, penagihan, tukar TT dll.
• Jam buka tutup outlet tersebut.
• Hari dan jam aktivitas merchandising.
• Outlet tertentu mensyaratkan hari dan jam kunjungan yang berbeda, tidak
bisa tiap hari, tiap jam kita bisa berkunjung untuk melakukan order atau
mengirim barang maupun menata/display / memajang barang.
6. Activity Point
• Selain outlet, masukkan juga activitiy point, atau titik aktivitas atau
titik keramaian, seperti pasar, pabrik, alun-alun, dan lain sebagainya.

• Titik aktivitas ini memiliki pengaruh yang sangat besar sekali terhadap
tingkat keramaian sebuah outlet, sekaligus sebagai tempat jika kita
akan melakukan berbagai aktivitas yang berhubungan dengan
distribusi dan pemasaran seperti brand activation atau event
marketing.
Contoh Gambar Maping Sub-Area
Mapping Pasar (P3) dari Sub-Area

Anda mungkin juga menyukai