Anda di halaman 1dari 11

Mata Kuliah Dinamika Mesin dan Tanah

 
Pengaruh Sifat Fisik dan Mekanik Tanah terhadap Efisiensi Lapangan Bajak
Mouldboard yang ditarik sapi di Yola, negara bagian Adamawa.

Kelompok 2

Deka Pratama Wardana 1705106010011


Zulfikri 1705106010014
Ihsan Alfata Mulyadi 1705106010038
M. Awalul Farhan 1705106010070

Dosen pengampu : Dr. Muhammad Idkham,S.TP., M.Si


Pendahuluan

Selama beberapa dekade, perhatian telah diambil untuk dampak properti tanah pada
efisiensi lapangan dari sebagian besar mesin pertanian pertanian dan implementasinya. Di
sebagian besar negara berkembang, lebih dari 90% kekuatan pertanian berasal dari sumber
hewan. Penggunaan utama kekuatan hewan di negara-negara dunia ketiga meliputi:
pengolahan tanah, pembibitan, penyiangan, pengangkatan air, perontokan dan
transportasi.
Kelelahan dan pembangkit daya rendah adalah keterbatasan umum untuk tenaga
kerja manual. Sumber daya bajak mouldboard yang ditarik dari sapi dan sifat pengerjaan
tanah merupakan penentu yang baik untuk pemanfaatan tenaga hewan yang efisien, dan
dengan demikian, penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi pengaruh sifat fisik dan
mekanik tanah terhadap merekomendasikan batas yang paling kondusif untuk aplikasi
tenaga hewan efisien di area studi.
Apa itu Sifat Fisik
dan mekanik tanah ?

Sifat fisik tanah dalah sifat tanah yang didasarkan pada bentuk,
ukuran tanah, warna tanah, dan bau tanah tersebut.
Sifat mekanik tanah adalah kekuatan dari tanah tersebut.
Bahan dan Metode

 Wilayah penelitian
Penelitian dilakukan di empat (4) sub-lokasi yaitu; Sangere, Sabon-gari, Vinikilang dan
pertanian percontohan Futy (FDF), semuanya di dalam wilayah Yola. Menurut Adebayo dan
Tukur, 1999 : “tanah di daerah percobaan sebagian besar merupakan tekstur lempung
lempung berpasir”.
 Studi lapangan
Studi ini mengadopsi pendekatan survei investigasi lapangan (FISA), di mana survei
pengintaian lapangan dari seluruh area dilakukan.
 Pengambilan sampel tanah
Sampel tanah dikumpulkan secara acak dari keempat (4) lokasi penelitian pada kedalaman
bajak yang ditentukan (15-20cm) segera setelah perawatan pengolahan tanah.
 Pengambilan sampel tanah
Sampel tanah dikumpulkan secara acak dari keempat (4) lokasi penelitian pada
kedalaman bajak yang ditentukan (15-20cm) segera setelah perawatan
pengolahan tanah.
 Uji kinerjal lapangan
Perakitan bajak mouldboard lengkap dengan berat rata-rata 35 kg digunakan
dengan sepasang sapi jantan (White-fulani) sebagai penggerak utama.
 Studi laboratorium
Analisis tanah dilakukan di laboratorium untuk menentukan sifat fisik dan
mekanik yang relevan dari tanah, seperti; kadar air M.C., konsistensi tanah,
distribusi ukuran partikel, tekstur tanah dan kepadatan curah (δb).
 Penentuan sifat fisik dan mekanik tanah
Isi kelembaban tanah ditentukan dengan menggunakan metode pengeringan
oven. Sampel tanah dikumpulkan secara acak, segera setelah setiap perlakuan
persiapan lahan untuk setiap lokasi penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN

 Hasil yang diperoleh dari analisis saringan yang dilakukan untuk semua
lokasi penelitian ketika mengalami segitiga tekstur menunjukkan bahwa
tanah lempung lempung berpasir tetapi dengan kepadatan curah yang
berbeda. Juga hasil evaluasi kinerja lapangan disajikan dalam Tabel 1
dan 2. Ini menunjukkan bahwa Sabon-gari memiliki pemadatan tanah
paling sedikit dengan kepadatan curah (δb) 1,35Mgm-3 dan waktu
operasi efektif tercepat (EOT) 1,08 menit per lulus pada 25% kadar air
tanah (MC). Secara berurutan, lokasi Sangere dan Vinikilang mencatat
δb dari 1,40 dan 1,45Mgm-3 dengan EOT masing-masing 1,09 dan 1,10
menit di bawah MC 25% yang sama sedangkan Futy Demonstration Farm
(FDF) yang muncul dengan δb tertinggi (1,5 Mgm-3) mencatat EOT paling
lambat 1,20 menit per lintasan di antara lokasi lain yang diteliti.
 Demikian pula, baik Vinikilang dan Sabon-gari memiliki kerugian
waktu operasi terendah yang terikat pada 13 menit per plot pada 10%
tanah M.C., dengan sedikit variasi (14 menit kerugian) di Vinikilang
pada 25% M.C. (Tabel 1 dan 2). Ini diikuti oleh FDF, dengan kerugian
15 dan 16 menit pada 10% dan 25% M.C. masing-masing. Hasil lebih
lanjut mengungkapkan bahwa Sangere mencatat kerugian waktu
tertinggi 17 menit per plot pada 10% dan 25% tanah M.C. level. Ini
dapat dikaitkan dengan adanya penghalang seperti tunggul, akar, dan
batu selama operasi lapangan.
KESIMPULAN

Implementasi pengolahan tanah bajak Mouldboard masih mempertahankan


efisiensi yang cukup besar di kalangan petani di lingkungan Yola. Lokasi
penelitian secara khas merupakan lingkungan agraris yang memiliki
topografi tanah dan kepadatan vegetasi dengan kondisi yang
menguntungkan untuk aplikasi yang ditarik Ox. Namun, Sangere dan
Vinikilang tampaknya menempati kondisi tanah yang tidak seragam yang
menimbulkan hambatan bagi penggerusan alat pengolahan tanah selama
operasi lapangan. Demikian pula, pemadatan tanah yang rendah di Sabon-
gari memfasilitasi EOT tercepat dan kehilangan waktu terendah per plot
dibandingkan dengan kasus yang dibalikkan dalam FDF pada tanah yang
sama M.C.
Sekian dan Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai