Anda di halaman 1dari 25

Termodinamikia

&
Kimia Hablur

Oleh:
Mentina manik
Rita
Sintia Martina Lubis
1. TERMODINAMIKA

• Termodinamika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang


mempelajari hubungan antara panas dan bentuk energy energy
lain (kerja).
• Dengan menggunakan termodinamika kita dapat menduga apakah
reaksi dapat berlangsung atau tidak.
• Tetapi termodinamika mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat
digunakan untuk mengetahui kecepatan reaksi.
• Suatu sistem termodinamika dicirikan oleh sifat-sifat dasar antara
lain
a. Sifat-sifat yang dimiliki zat ; banyaknya zat, volum dan entropi
yang tergantung banyaknya zat di dalam sistem
b. Sifat intensif suhu, tekanan dan sifat kimia yang tidak tergantung
kepada banyaknya zat dalam sistem.
Hukum termodinamika I

“Bahwa Energi tidak dapat dimusnahkan dan diciptakan”.

• Jika sistem mengalami perubahan keadaan, dan E1 adalah


Energi dalam pada keadaan pertama, dan E2 adalah energi
dalam pada keadaan kedua, maka : ΔE = E2 – E1.

• Jika dalam perubahan ini sejumlah q = tenaga diserap oleh


sistem dalam bentuk panas dan w tenaga hilang dari sistem
sebagai kerja mekanik, maka: ΔE = q + w atau dE= dq+dw
Keterangan:
• q bernilai (+) apabila energy diserap sistem
• q bernilai (–) apabila energy dilepas sistem
• W bernilai (+) apabila sistem dikenai kerja
• W bernilai (–) bila sistem melakukan kerja
• ΔE = perubahan energy dalam sistem
• q = kuantitas panas

Kerja mekanik, dw, biasanya ditentukan dengan mengukur perubahan


volum zat dv berlawanan dengan tekanan hidrostatik P, yaitu dw = PdV
Oleh sebab itu dE = dq – PdV.
Hukum termodinamika II.

• Hukum ini dapat dikatakan sebagai berikut ; Setiap proses spontan dalam
sistem terisolasi akan meningkat entropinya.

• Apabila kita anggap alam semesta sebagai suatu sitem yang terisolasi, maka
setiap proses yang terjadi di dalam alam semesta akan meningkatkan total
entropi dalam alam semesta tersebut.

• Pada kenyataan setiap kejadian merupakan proses pembaharuan.

• Hukum termodinamika II meramalkan bahwa derajat ketidakteraturan


dalam alam semesta akan terus meningkat.

• Entropi akan terus meningkat sampai suatu saat entropi akan maksimum.
Dalam keadaan ini, tidak ada proses yang dapat berlansung dan segala
sesuatu akan mati.
2.PROSES REVERSIBEL DAN IRREVERSIBEL

• Dalam suatu sistem, proses reversible adalah suatu proses yang


berlangsung sedemikian sehingga setiap bagian sistem mengalami
perubahan dikembalikan pada keadaan semula tanpa menyebabkan suatu
perubahan lain.

• Bila keadaan 2 dapat dikembalikan


kekeadaan 1 tanpa menyebabkan
perubahan lain baik di dalam maupun di
luar sistem, maka dikatakan bahwa
proses bersifat reversible sejati. Misalkan
keadaan 1 adalah es, sedang keadaan 2
adalah air. Pada suhu ruang es akan
mencair secara spontan dengan
sendirinya.
• Dapatkah air pada suhu ruang ini dapat
dirubah menjadi es kembali tanpa ada
menyebabkan perubahan lain?.
• Jawabnya adalah tidak. Bila kita menggunakan freezer untuk
membekukan air, kita harus menggunakan listrik sebagai sumber
energy yang secara tidak langsung akan meningkatkan entropi alam
semesta.
• Secara umum dapat disimpulkan bahwa semua proses spontan
adalah irreversible.
• Bila keadaan 1 menjadi keadaan 2 dapat berlangsung tanpa
menimbulkan entropi alam semesta (S alam semesta = 0), maka
proses diatas merupakan proses reversible sejati.
• Dalam kenyataan keadaan reversible sejati tidak tidak dapat dicapai,
sehingga proses reversible yang dapat kita amati merupakan proses
reversible ideal.
• Secara termodinamika , entropi dapat didifinisikan sebagai
berikut;
• ΔS = qreversibel/T.
• Yang berarti perubahan entropi suatu sitem adalah jumlah
pertkaran panas antara sistem dengan lingkungan yang
bersifat reversible dibagi dengan suhu.
• Dalam proses bolak-balik, perubahan entropi (ds) suatu sitem
ditentukan oleh sejumlah panas (dq) yang diterima oleh
sistem dibagi suhu mutlak (T), yaitu : ds = dq/T.
• Untuk sebarang proses spontan yang tidak bolak-balik
ds>dq/T.
• Untuk proses yang bolak-balik , persamaan menjadi
dE=Tds-PdV.
• Oleh sebab itu sebarang perubahan entalpi adalah dH = dE + dPV +
PdV.
• Jika dp = 0, maka dH = dq yaitu, perubahan entalpi dalam
sembarang proses yang berlangsung pada tekanan tetap.

• Tenaga bebas Helmholtz (A) dan tenaga bebas Gibbs (G) dituliskan
dalam persamaan berikut;
• A = E – TS
• G = E – TS + PV
• Tenaga Gibbs penting terutama dalam hubungannya dengan proses
yang berlangsung pada suhu dan tekanan tetap, dalam keadaan ini ;
dG = dE – T dS + P dV, Jika proses bolak-balik; dE = T dS + P dV dan dG
=0
• Pada sembarang proses bolak balik pada tekanan tetap, jika
keseimbangan terjadi maka energi yang muncul dinamakan energy
bebas Gibbs.
•• Semua proses geokimia pada dasarnya boleh dianggap menuju
 
pada kesetimbangan pada kondisi tekanan dan suhu tetap pada
waktu yang lama. Kesetimbangan terjadi tidak dapat bertahan lama
karena pengaruh fisik dari zat seperti halnya pada metemorf batuan
kesetimangan akan terjadi tidak pada pada suhu biasa. Pada proses
bolak balik dalam suatu sistem dimana , temperature dan tekanan
tercapai keseimbangan , persamaan diberikan sbb;
• =
• Persamaan ini menunjukkan bahwa, jika ΔH positif, maka kenaikan
suhu menjadikan ΔG lebih negative yaitu jika panas diserap dalam
sistem, pertambahan suhu menyebabkan proses bolak-balik
mendekati akhir.
• Jika ΔH negative mengakibatkan kenaikan suhu mengakibatkan
proses bolak balik dalam sistem akan berhenti.
3.HUKUM TERMODINAMIKA III

• Hukum termodinamika III menyatakan bahwa entropi suatu Kristal


sempurna pada suhu nol mutlak adalah nol. Tidak ada cara yang dapat
digunakan untuk mengukur nilai absolute entalpi. Berlainan dengan
entalpi, berdasarkan dengan HK Termodinamika III, entropi absolut dapat
ditentukan dan entropi absolut selalu positip. Hubungan entropi dengan
kapasitas panas adalah:
• ST = ∫ Cp/T dT
• Dimana;
ST = entropi absolute pada suhu T0K
Cp = kapasitas panas pada tekanan tetap
• Pada suhu yang sangat rendah (< 10 0K), dimana pengukuran kapasitas
panas sukar dilakukan, nilai entropi ditentukan dengan cara ekstrapolasi.
• Perubahan entropi selama perubahan fasa yaitu dari padat ke cair, cair ke gas, dan
padatan II ke padatan I (padatan II dan I mempunyai bentuk Kristal yang berbeda) seperti
pada gambar 2. Dalam hal ini perubahan fasa berlangsung reversibel, persamaan sbb;
• ΔS I ke II = ΔHI ke II/T1
• ΔSpeleburan = ΔHpeleburan/T2
• ΔSpenguapan = ΔHpenguapan/T3
• T3 = titik didih, T2 = titik lebur, dan T1 = titik transisi
4.ENERGI BEBAS GIBBS

• Menurut hukum termodinamika II, jika proses yang terjadi dalam


alam semesta baik peristiwa fisika maupun kimia berlangsung
secara spontan, maka entropi alam semesta akan meningkat. Secara
matematik hal di atas dapat ditulis;
• ΔSalam semesta > 0
• Tetapi apabila proses berlangsung dalam suatu sistem yang
merupakan bagian dari alam semesta, selain perubahan entropi
sistem, entropi lingkungan sekeliling sistem juga harus diperhatikan.
Secara matematik hubungan dapat ditulis ;
• ΔSalam semesta = ΔSsistem + ΔSlingkungan
• Untuk reaksi spontan berlaku : ΔSsistem + ΔSlingkungan > 0
5. STRUKTUR HABLUR
• Kristalografi morfologi, yaitu kajian tentang hubungan geometri
diantara permukaan hablur, menunjukkan bahwa setiap hablur
dapat diklasifikasi menjadi 32 kelas berdasarkan semetrinya.
• Dalam uji sinar X bahwa didalam suatu hablur bahwa susunan
atomnya tersusun secara sistematik. Susunan atom tersebut
memainkan peranan penting dalam menentukan sifat –sifat fisik
dan kimia hablur.
• Struktur-struktur bablur berbagai atom telah dapat ditentukan.
Banyak para ahli dalam bidang ini menggunakan struktur hablur
untuk mengkaji bahan berhablur di dalam mineral. Hasilnya dipakai
bidang geokimia untuk menentukan struktur atom dalam mineral.
• Bagian dari struktur hablur yang kita bicarakan adalah atom
(termasuk di dalamnya ion).
• Atom-atom memiliki muatan listrik yang tersebar di seluruh
ruangan dan memiliki jari-jari dengan ukuran Ao (1 Angstrom=10-8
cm). jari-jari dapat ditentukan tidak hanya berdasarkan sifat unsure
tersebut tetapi juga dipengaruhi oleh atom sekelilingnya.
• Contoh jari-jari atom natrium di dalam logam natrium adalah 1,86
Ao , sedangkan jari-jari atom natrium dalam garam natrium 1,02 Ao.
• Dengan mengetahui sifat dari jenis atom yang berbeda –beda dapat
diklasifikasi dalam empat jenis ikatan kimia ;
a. Ikatan logam (koheren logam)
b. Ikatan ion atau kutub (ikatan kation dan anion ex; garam dapur)
c. Ikatan kovalen atau koordinat (terdapat dalam hablur-hablur ex
;intan)
d. Ikatan van der waals (koheren, gas berubah membentuk padatan
dalam suhu rendah)
• Dari empat jenis ikatan atom itu akan memberikan sifat bahan-
bahan yang berbeda berdasarkan struktur hablur (sifat fisik &
kimia).
6.KEADAAN KRISTAL

• Dalam mempelajari keadaan Kristal, akan lebih mudah bagi kita


untuk memahaminya abila kita memandang Kristal secara
geometric.
• Yang dimaksud dengan geometric disini kita memandang Kristal
sebagai kumpulan atom atau molekul yang tersusun secara teratur
dalam ruang. Susunan yang teratur ini dikenal dengan nama kisi.
• Kisi satu dimensi dapat dinyatakan dengan satu parameter kisi.
Parameter kisi ini merupakan suatu besaran vector, jadi mempunyai
besar dan arah serta dapat dinyatakan sebagai a.
• Gambar 4. Memperlihatkan kisi dua dimensi yang merupakan
pengembangan dari kisi satu dimensi.
• Pada kisi dua dimensi, semua titik kisi dapat dihubungkan dengan
garis membentuk pola garis yang teratur.
• Selain itu kita dapat membagi kisi tersebut ke dalam sel. Setiap unit
sel dinyatakan oleh dua vector a’ dan b’ (unit sel dapat dianggap
sebagai unit ulangan dari kisi).
• Kisi tiga dimensi atau kisi ruang dapat dilihat pada gambar 5. Kisi
tiga dimensi atau kisi ruang dinyatakan dengan 3 vektor, yaitu a”,
b”, dan c”
• β = sudut antara a” dan c”
• α = sudut antara b” dan c”
• ϒ = sudut antara a” dan b”
7.SISTEM KRISTAL
• Dalam mempelajari Kristal, operasi simetri didefinisikan sebagai
operasi yang akan menstransformasikan Kristal ke bayangan,
dimana antara Kristal dan bayangan tidak dapat dibedakan. Operasi
simetri diakibatkan adanya elemen simetri.
• Gambar 6. Menunjukkan dua buah contoh elemen simetri.
Bayangan “tanda tanya” yang terbentuk pada cermin, tidak dapat
dibedakan dengan “tanda tanya” aslinya. Elemen simetri di atas
disebut bidang kaca (atau bidang simetri).
• Pada contoh yang kedua rotasi “tanda tanya” sebesar 1800
membentuk bayangan yang juga tidak dapat dibedakan dengan
“tanda tanya” yang aslinya. Elemen semetri ini dinamakan two fold
rotational axis.
• Terdapat 32 kemungkinan kombinasi elemen simetri yang
mengakibatkan adanya 32 kelas Kristal.
• Tetapi klasifikasi kedalam 32 kelas ini dapat disederhanakan dengan
jalan mengelompokkan menjadi 6 sistem Kristal.
• Berikut ini adalah Tabel Hubungan kisi-kisi dalam sistem kristal
8. BIDANG DAN INDEKS MILLER
• Kita telah mempelajari bagaimana kisi satu dimensi, dua dan tiga
dimensi dapat dinyatakan dengan parameter kisi.
• Misalnya bentuk kisi tiga dimensi dalam ruang dapat dinyatakan
dengan tiga buah vector; ketiga buah vector tersebut adalah
parameter kisi.
• Tetapi dalam kristalografi sinar x, selain dapat dinyatakan dengan
parameter kisi, kisi dapat dinyatakan dengan “perangkat bidang”.
• Sebagai contoh Gambar 7., setiap titik kisi dapat dihubung-hubungkan
sehingga membentuk garis lurus yang sejajar. Garis-garis sejajar ini dikenal
sebagai perangkat bidang atau lebih dikenal dengan bidang-bidang indeks
Miller.
• Indeks Miller suatu perangkat bidang dapat ditentukan dengan
memperhatikan berapa kali perangkat bidang memotong sumbu-sumbu
unit sel.
• Misal pada Gb 6 perangkat bidang (1,2,0) memotong sumbu c’ (karena kisi
pada Gb 6 adalah kisi dua dimensi). Peringkat bidang (3,1,0) memotong
sumbu a’ tiga kali (pada tiga posisi), memotong sumbu b’ sekali, dan tidak
memotong sumbu c’.
• Ide seperti di atas dapat pula diterapkan pada bidang-bidang yang
terdapat dalam subuah Kristal.
• Kita dapat menggambarkan bidang-bidang indeks Miller sedemikian
sehingga semua titik kisi yang terletak dalam sebuah Kristal
tercakup dalam bidang-bidang tersebut.
• Seiap perangkat bidang indeks Miller juga dicirikan dengan adanya
interplanar spacing (jarak) yang dinyatakan dengan menggunakan
indeks Miller sebagai subskrip.
• Jadi d310 menyatakan interplanar spacing untuk bidang (3,1,0)
Semoga materi kami
bermanfaat……


Anda mungkin juga menyukai