Anda di halaman 1dari 3

Contoh kasus asi eksklusif dari jurnal : PELAK

SANAAN PROGRAM PROMOSI ASI EKSKLUSIF TAHUN 2013 DI


PUSKESMAS KOTA PROBOLINGGO(STUDI KASUS DI PUSKESMAS
KEDOPOK DAN PUSKESMAS

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu adanya kelemahan fungsi


manajemen program seperti fungsi perencanaan: SDM, keuangan,
dan kegiatan; fungsi pengorganisasian; fungsi penempatan dan
penugasan SDM; fungsi koordinasi SDM; fungsi penganggaran
keuangan; dan fungsi evaluasi program, terutama di Puskesmas
Kedopok. Perhatian dari Pemerintah Kota Probolinggo untuk
meningkatkan kompetensi SDM terkait keterbatasan jumlah, serta
perhatian terkait biaya kegiatan promosi kesehatan dirasa kurang.
Keberhasilan Program Promosi Kesehatan ASI Eksklusif tidak
hanya ditentukan oleh komponen input, tetapi juga kreativitas
dan upaya aktif melakukan strategi promosi kesehatan seperti
advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan serta kemitraan
seperti yang dilakukan di Puskesmas Sukabumi.
DARI JURNAL: DETERMINASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI
KABUPATEN SIDOARJO : STUDI KASUS PADA PUSKESMAS TROS
OBO, KECAMATAN TAMAN

• Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Trosobo, Kecamatan Taman sebesar 15.6 Pemb
erian ASI eksklusif lebih tinggi pada responden yang berumur lebih dari 35 tahun, ber
pendidikan rendah, tidak bekerja, proses persalinan secara normal, tempat melahirka
n di klinik bersalin/praktek bidan, penolong persalinan oleh bidan, memiliki bayi deng
an berat lahir besar, memiliki bayi dengan urutan kelahiran pertama, menyusui bayiny
a ≤ 1 jam, memberikan kolostrum, tidak memberikan makanan/minuman prelakteal,
mendapat dukungan dari suami, mendapat dukungan dari petugas kesehatan, dan me
ndapat paparan informasi tentang pemberian ASI eksklusif. Penyusuan segera dan du
kungan petugas kesehatan berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif. Penyusuan
segera dan dukungan petugas kesehatan merupakan faktor protektif dalam penelitian
ini. Meskipun penyusuan segera dan dukungan petugas kesehatan dalam penelitian in
i pengaruhnya lemah terhadap pemberian ASI eksklusif, bahkan cenderung negatif, na
mun proses penyusuan segera dan dukungan petugas kesehatan sangat penting dilak
ukan dalam mendukung kebijakan yang sudah dituangkan oleh pemerintah tentang p
emberian ASI eksklusif terutama Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempua
n dan Perlindungan Anak Republik Indonesia No.3 Tahun 2010 tentang Penerapan Sep
uluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui dan PP RI No.33 Tahun 2012 tentang Pe
mberian ASI Eksklusif.
DARI JURNAL INTERNASIONAL : FAKTOR RISIKO KEGAGALAN ASI
EKSKLUSIF Catra Ibriza Wendiranti, Hertanto Wahyu Subagi
o, Hartanti Sandi Wijayanti*)

• Faktor risiko kegagalan ASI eksklusif adalah suami yang


tidak mendukung, tempat bersalin di fasilitas kesehatan
tingkat pertama, dan pemberian informasi yang salah ol
eh petugas kesehatan. Ibu menyusui yang tidak didukun
g suami untuk melakukan ASI eksklusif berisiko 3,59 kali l
ebih besar untuk mengalami kegagalan ASI eksklusif. Ibu
menyusui yang melahirkan di fasilitas kesehatan tingkat
pertama berisiko 5,18 kali lebih besar untuk mengalami
kegagalan ASI eksklusif. Sementara itu, ibu yang meneri
ma informasi yang salah dari petugas kesehatan berisiko
8,06 kali lebih besar untuk mengalami kegagalan ASI eks
klusi

Anda mungkin juga menyukai