PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
Seyegan. Dalam penelitian ini, terdapat tiga (3) indikator yang peneliti
educator.
satunya yaitu masyaratkat khususnya ibu balita dapat mendeteksi dini serta
95
96
intervensi gizi spesifik dan sesitif dengan cukup baik, hanya saja dalam
adalah kurangnya partisipasi dari kedua belah pihak baik dari kader dan
6.2 SARAN
tahu, mau dan mampu bergerak dengan arahan kader posyandu dalam
anak agar dapat mendapatkan gizi yang lebih baik, masyarakat perlu
Assalamualaikum wr.wb
Yang saya hormati bp. Muhammad khozin selaku dosen penguji pertama, yang saya hormati bp.
Gerry katon mahendra selaku dosen pembimbing merangkap dosen penguji kedua. Sebelumnya,
saya Ria saputri dengan NIM 1911001010. Pada kesempatan kali ini, izinkan saya untuk
mempresentasikan hasil penelitian saya dengan judul “Peran kader posyandu dalam pencegahan
stunting di Kalurahan Margoagung, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman”.
Mengingat kembali yang melatar belakangi saya mengambil penelitian ini adalah karena kasus
stunting di Indonesia ini masih menjadi salah satu isu kesehatan yang menjadi priporitas dan
penting diantisipasi untuk saat ini,
Arahan pemerintah RI terhadap percepatan penurunan stunting di Indonesia tertuang dalam
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, hal ini menjadi
fokus utama presiden karena semakin banyak kasus stunting yang ada di Indonesia.
Nah, di tempat penelitian saya ini, di Kalurahan Margoagung. Dimana kalurahan ini merupakan
kalurahan yang memiliki angka prevalensi stunting tertinggi di Kapanewon seyegan. Hal ini yang
mendorong pemerintah daerah menjadikan kalurahan margoagung sebgai lokus penanganan
stunting. Penyebab masih tinggnya angka stunting di Margoagung diantaranya adalah kurangnya
informasi pada masyarakat tentang pentingnya memperhatikan asupan gizi dan kebersihan diri pada
ibu hamil dan balita serta kurangnya kesadaran masyarakat terkait pola makan yang sehat, pola asuh
serta sanitasi lingkungan.
Untuk itu, perlu adanya penanganan khusus terkait Stunting yaitu dengan memberikan intervensi
gizi spesifik yakni intervensi yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan serta
intervensi gizi sensitive yakni intervensi pendukung untuk penurunan stunting, seperti penyediaan
air bersih dan sanitasi. Dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari peran serta kader yang menjadi
penggerak utama pada kegiatan posyandu. Peran aktif kader besifat penting karena kader dapat
mempengaruhi keberhasilan program Posyandu khususnya dalam pemantauan tumbuh kembang
anak.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk menganalisi mengenai bagaimana peran kader
dalam pencegahan stunting di Kalurahan Margoagung, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman.
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui, menganalisis, mempresentasikan serta
menyimpulkan bagaimana peran kader posyandu dalam pencegahan stunting di Kalurahan
Margoagung.
Manfaat Teoritis
• Menjadi sumbangan pemikiran bagi pengembangembangan keilmuan dan pengetahuan yang
berkaitan dengan analisis peran kader
• Menjadi bahan rujukan serta perbandingan bagi peneliti selanjutnya
Manfaat Praksis
• Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi para akademis untuk mengetahui
bagaiaman peran kader posyandu dalam penanganan stunting penelitian ini diharapkan dapat
99
Dalam penelitian saya ini, teori yang saya gunakan yaitu teori peran kader posyandu menurut
Wahyutomo dalam (Rahmawati, at al., 2019), yang mana ada 3 indikator peran kader diantaranya:
Peran Kader Posyandu
Motivator: melakukan tahap penyadaran kepada masyarakat, memberikan motivasi kepada ibu
hamil dan menyusui mengenai pemenuhan gizi seimbang, serta mendorong masyarakat untuk
mengikuti program-program kesehatan yang telah difasilitasi oleh pemerintah
Administrator: bertugas untuk mengurusi hal-hal administrasi atau pelaksanaan kegiatan dalam
program pencegahan stunting