Anda di halaman 1dari 8

BAB VI

PENUTUP

6.1 KESIMPULAN

Dalam upaya percepatan penurunan stunting, tidak terlepas dari

peran serta kader didalamnya. Dimana kader menjadi pilar utama

penggerak kegiatan posyandu. Peran aktif kader bersifat penting karena

kader dapat mempengaruhi program posyandu khususnya dalam

pemantauan tumbuh kembang anak.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran kader posyandu

dalam pencegahan stunting di Kalurahan Margoagung, Kapanewon

Seyegan. Dalam penelitian ini, terdapat tiga (3) indikator yang peneliti

gunakan untuk menganalisis peran kader posyandu dalam pencegahan

stunting. Adapun tiga indikator tersebut adalah peran kader sebagai

motivator, peran kader sebagai administrator dan peran kader sebagai

educator.

Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan dan dengan

menggunakan teori tiga peran kader tersebut, menunjukan bahwa kader

poyandu di Kalurahan Margoagung telah berkontribusi positif kepada

masyarakat setempat dalam hal kesehatan. Kader posyandu di Kalurahan

Margoagung telah melaksanakan tugasnya dengan baik, terbukti

masyarakat merasakan manfaat dari rutinnya datang ke posyandu, salah

satunya yaitu masyaratkat khususnya ibu balita dapat mendeteksi dini serta

lebih perhatian terhadap kesehatan pada balitanya masing-masing. Selain

95
96

itu, kader juga telah melaksanakan program pencegahan stunting melalui

intervensi gizi spesifik dan sesitif dengan cukup baik, hanya saja dalam

pelaksanaanya belum dilakukan secara maksimal. Dari hasil penelitian

juga, ditemukan beberapa hambatan dalam pelaksanaannya diantaranya

adalah kurangnya partisipasi dari kedua belah pihak baik dari kader dan

ibu balita. Dimana kurangnya kepercayaan diri dari kader dalam

menyampaikan edukasi sehingga masih bergantung kepada tenaga

kesehatan puskesmas dan mahasiswa KKN. Sedangkan dari ibu balitanya

yang kurang berpartisipasi aktif dengan adanya kegiatan setelah posyandu.

6.2 SARAN

Setelah merangkum kesimpulan diatas, peneliti akan menjabarkan

saran yang merupakan hasil analisis dari kekurangan yang ditemukan di

lapangan. Saran-saran dari peneliti diharapkan mampu untuk

meningkatkan peran kader posyandu dalam pencegahan stunting di

Kalurahan Margoagung agar lebih maksimal lagi kedepannya. Saran

yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut:

a. Pemerintah Kalurahan Margoagung perlu meningkatkan serta

memberikan pendampingan kepada kader posyandu dalam

menanggulangi kasus stunting di Kalurahan Margoagung dan terus

menjalin kerjasama dengan Puskesmas untuk melakukan pemantauan

terhadap kasus stunting, serta memberikan apresiasi kepada kader

posyandu agar dapat meningkatkan kinerjanya;


97

b. Perlu adanya legalitas untuk kader posyandu berupa kartu identitas

guna meningkatkan kepercayaan kepada masyarakat bahwa kader

posyandu merupakan mitra puskesmas yang berperan sebagai

penggerak dan penyuluh kesehatan masyarakat, sehingga masyarakat

tahu, mau dan mampu bergerak dengan arahan kader posyandu dalam

menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam mewujudkan

keluarga sehat sesuai dengan sosial budaya setempat;

c. Kader - kader posyandu perlu mengoptimalkan kemampuan dirinya

dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dengan

mengikuti pertemuan secara rutin yang diadakan oleh Puskesmas dan

dinas terkait untuk lebih meningkatkan kepercayaan diri dan

berpartisipasi aktif dalam program – program posyandu khususnya

dalam penanggulangan stunting serta dapat mengoptimalkan tugas

sesuai dengan perannya yaitu motivator, administrator dan educator;

d. Masyarakat lebih proaktif dalam membantu program penanggulangan

stunting di Kalurahan Margoagung dengan memperhatikan pola asuh

anak agar dapat mendapatkan gizi yang lebih baik, masyarakat perlu

memahami dan mempelajari tentang pemenuhan gizi untuk anak agar

tidak terkena dampak gizi buruk yang dapat meningkatkan angka

stunting di Kalurahan Margoagung.


98

Assalamualaikum wr.wb
Yang saya hormati bp. Muhammad khozin selaku dosen penguji pertama, yang saya hormati bp.
Gerry katon mahendra selaku dosen pembimbing merangkap dosen penguji kedua. Sebelumnya,
saya Ria saputri dengan NIM 1911001010. Pada kesempatan kali ini, izinkan saya untuk
mempresentasikan hasil penelitian saya dengan judul “Peran kader posyandu dalam pencegahan
stunting di Kalurahan Margoagung, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman”.
Mengingat kembali yang melatar belakangi saya mengambil penelitian ini adalah karena kasus
stunting di Indonesia ini masih menjadi salah satu isu kesehatan yang menjadi priporitas dan
penting diantisipasi untuk saat ini,
Arahan pemerintah RI terhadap percepatan penurunan stunting di Indonesia tertuang dalam
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, hal ini menjadi
fokus utama presiden karena semakin banyak kasus stunting yang ada di Indonesia.
Nah, di tempat penelitian saya ini, di Kalurahan Margoagung. Dimana kalurahan ini merupakan
kalurahan yang memiliki angka prevalensi stunting tertinggi di Kapanewon seyegan. Hal ini yang
mendorong pemerintah daerah menjadikan kalurahan margoagung sebgai lokus penanganan
stunting. Penyebab masih tinggnya angka stunting di Margoagung diantaranya adalah kurangnya
informasi pada masyarakat tentang pentingnya memperhatikan asupan gizi dan kebersihan diri pada
ibu hamil dan balita serta kurangnya kesadaran masyarakat terkait pola makan yang sehat, pola asuh
serta sanitasi lingkungan.
Untuk itu, perlu adanya penanganan khusus terkait Stunting yaitu dengan memberikan intervensi
gizi spesifik yakni intervensi yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan serta
intervensi gizi sensitive yakni intervensi pendukung untuk penurunan stunting, seperti penyediaan
air bersih dan sanitasi. Dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari peran serta kader yang menjadi
penggerak utama pada kegiatan posyandu. Peran aktif kader besifat penting karena kader dapat
mempengaruhi keberhasilan program Posyandu khususnya dalam pemantauan tumbuh kembang
anak.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk menganalisi mengenai bagaimana peran kader
dalam pencegahan stunting di Kalurahan Margoagung, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman.
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui, menganalisis, mempresentasikan serta
menyimpulkan bagaimana peran kader posyandu dalam pencegahan stunting di Kalurahan
Margoagung.
Manfaat Teoritis
• Menjadi sumbangan pemikiran bagi pengembangembangan keilmuan dan pengetahuan yang
berkaitan dengan analisis peran kader
• Menjadi bahan rujukan serta perbandingan bagi peneliti selanjutnya
Manfaat Praksis
• Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi para akademis untuk mengetahui
bagaiaman peran kader posyandu dalam penanganan stunting penelitian ini diharapkan dapat
99

memberikan masukan kepada kader posyandu untuk meningkatkan partisipasinya dalam


upaya peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Dalam penelitian saya ini, teori yang saya gunakan yaitu teori peran kader posyandu menurut
Wahyutomo dalam (Rahmawati, at al., 2019), yang mana ada 3 indikator peran kader diantaranya:
Peran Kader Posyandu

 Motivator: melakukan tahap penyadaran kepada masyarakat, memberikan motivasi kepada ibu
hamil dan menyusui mengenai pemenuhan gizi seimbang, serta mendorong masyarakat untuk
mengikuti program-program kesehatan yang telah difasilitasi oleh pemerintah

 Administrator: bertugas untuk mengurusi hal-hal administrasi atau pelaksanaan kegiatan dalam
program pencegahan stunting

 Educator: mentransformasikan kemampuan dengan menyampaikan sebuah pengetahuan terkait


stunting dengan menggunakan berbagai metode seperti penyuluhan dan pembinaan.
Dari indicator yang saya ambil tersebut terbentuklah kerangka konseptual dimana penelitian saya
ini berfokus pada 3 indikator peran kader tersebut dalam pencegahan stunting. Nah, pencegahan
stunting tersebut melalui 2 intervensi gizi utama yaitu intervensi gizi spesifik yang berhubungan
dengan peningkatan gizi dan kesehatan serta intervensi gizi sensitive sebagai intervensi pendukung
untuk penurunan stunting, seperti penyediaan air bersih dan sanitasi.
Obyek penelitian yang saya ambil adalah di Kalurhan Margoagung yang menjadi lokus penanganan
stunting. Nah di kalurahan margoagung ini terdapat RKS (Rumah Kalurahan Sehat). Dimana RKS
ini merupakan sekretariat bersama bagi para pegiat pemberdayaan masyarakat dan pelaku
pembangunan desa di bidang kesehatan. RKS ini ditujukan untuk membantu pemerintah desa dalam
pengelolaan sumber daya manusia pada bidang kesehatan, khususnya dalam pencegahan dan
penurunan stunting. Dimana kepengurusan ini terdiri dari kader posyandu, guru PAUD, kader
kesehatan, unit layanan kesehatan, unit layanan pendidikan, tokoh masyarakat, dan berbagai
kelompok masyarakat yang peduli dalam bidang kesehatan.
Fungsi Rumah Kalurahan Sehat (RKS) Margoagung:
• Pusat informasi pelayanan sosial dasar di kalurahan khususnya bidang kesehatan;
• Ruang literasi kesehatan di kalurahan;
• Wahana komunikasi, informasi dan edukasi tentang kesehatan di kalurahan;
• Forum advokasi kebijakan pembangunan Desa di bidang kesehatan;
• Pusat pembentukan dan pengembangan kader pembangunan manusia.
Hasil dari penelitian saya terkait analisis peran kader posyandu dalam pencegahan srunting di
kalurahan Margoagung, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman dengan menggunakan teori peran
kader posyandu menurut Wahyutomo dalam (Rahmawati, at al., 2019), adalah sebagai berikut:
1. Kader Sebagai Motivator
 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan, peneliti menemukan
bahwa kader di Kalurahan Margoagung berperan dalam memotivasi masyarakat
untuk aktif dalam kegiatan posyandu. Hasil penelitian ini, menemukan bahwa para
kader memotivasi masyarakat melalui sebuah pertemuan. Pertemuan yang biasa
100

dilakukan adalah kumpulan PKK, dalam pertemuan tersebut terkadang kader


memberikan informasi terkait tujuan, manfaat dan pentingnya memantau tumbuh
kembang anak supaya terhindar dari sunting. Melalui tindakan kader tersebut,
menunjukan bahwa kegiatan pertemuan memang perlu dilakukan untuk mengubah
sikap dan pemikiran masyarakat, hal ini bertujuan untuk membuka pemikiran
masyarakat serta dapat menciptakan kesadaran dalam diri masyarat untuk aktif hadir
dalam kegiatan posyandu guna memantau perkembangan buah hatinya.
 Media penyebaran informasi terkait posyandu dilakukan baik melalui WhatsApp,
siaran dimasjid serta menggunakan metode getuk tular. Sehingga dalam konteks ini,
kader berupaya untuk mengajak, mengarahkan, menarik perhatian ibu balita serta
menumbuhkan keinginan untuk hadir ke posyandu, melalui tindakan penyebaran
informasi ini terlihat bahwa kader di Kalurahan Margoagung telah berusaha
melakukan suatu tindakan sebagai cara untuk mencapai tujuannya.
 Tindakan yang dilakukan yaitu memberikan informasi terkait pentingnya pemenuhan
gizi seimbang untuk penanggulangan stunting serta melakukan kegiatan sweeping
dan memberikan pendekatan khusus. Sweeping adalah suatu kegiatan yang dilakukan
untuk menjaring sasaran dalam bentuk kunjungan rumah, sedangkan pendekatan
khusus yang dimaksud adalah memberikan perhatian melalui sebuah motivasi untuk
menumbuhkan rasa semangat dalam diri ibu balita stunting agar tidak malu, minder
dan menyalurkan energi positif untuk melepaskan balita tersebut dari stunting. Hal
ini menunjukan bahwa kader dalam melaksanakan tugasnya perlu memiliki jiwa
sosial dan rasa empati yang tinggi.
Analisis: Peneliti dapat menyimpulkan bahwasanya motivasi yang dilakukan kader dapat
mempengaruhi terhadap penurunan angka prevalensi stunting di Kalurahan
Margoagung. Karena tindakan kader yang dilakukan untuk mengupayakan ibu balita
datang ke posyandu sangat penting dilakukan. Sehingga apabila motivasi yang diberikan
oleh kader dapat mempengaruhi ibu balita untuk datang ke posyandu hal dapat
mengurangi pencegahan stunting yang terjadi pada anak. Mengingat posyandu
merupakan pendeteksi dini tumbuh kembang pada anak, sehingga ibu balita dapat lebih
memperhatikan dalam memantau pertumbuhan anak.

2. Kader Sebagai Administrator


 penelitian yang dilakukan oleh Estuti, (2014) pelayanan gizi merupakan suatu kegiatan
posyandu yang selalu dilakukan setiap bulan sekali. Pelayanan gizi di posyandu
dilakukan oleh kader dengan 5 bentuk pelayanan posyandu yang meliputi pendaftaran,
penimbangan, pencatatan di buku KIA, penyuluhan gizi sesuai dengan kondisi balita,
dan pelayanan kesehatan yang bekerja sama dengan puskesmas.
 Kader di Kalurahan Margoagung ini sudah melaksanakn tugas dengan 3 meja pelayanan
yang menunjukan bahwa bahwa kader telah melakukan tindakan yang sesuai dengan
tugasnya yaitu memantau perkembangan balita melalui kehadiran serta hasil
penimbangan. Untuk 2 meja lainya mayoritas belum dilaksanakan dengan baik, yaitu:
Penyuluhan gizi; dan Pelayanan Kesehatan. Hal ini dikarenakan masih banyak kader di
Kalurahan Margoagung yang kurang menguasai terkait penyuluhan gizi. Selain itu,
faktor lain yang masih sering terjadi yaitu masih ada beberapa kader yang
101

mementingkan urusan pribadinya sehingga meninggalkan tugasnya dalam pelaksanaan


di posyandu.
 Kemudian peran kader sbg administrator dalam pencegahan stunting belum dilaksankan
secara maksimal, Hal ini dikarenakan kader merasa hanya berfokus pada pelaksanaan
posyandu, sehingga tugas kader dalam pelaksanaan program pencegahan stunting kurang
diperhatikan. Beberapa yang dilaksnakan seperti diantaranya yaitu kurang tersedianya
tenaga terampil, akibat dari kurangnya kemampuan kader di bidang kesehatan anak,
kurang aktifnya kehadiran kader dalam pelaksanaan posyandu sehingga pelayanan yang
diberikan juga kurang maksimal dan masih berfokus pada pelaksanaan posyandu saja
serta kurang memperhatikan terkait hal-hal dalam pencegahan stunting.
3. Kader sebagai educator
102

Anda mungkin juga menyukai