Anda di halaman 1dari 19

DOA BELAJAR

PEMBUKA BELAJAR

“Kami ridho Allah SWT sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku,


dan Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, Ya Allah,
tambahkanlah kepadaku ilmu dan berikanlah aku kefahaman”
UJIAN SKRIPSI

ANALISIS PERAN KADER POSYANDU DALAM


PENCEGAHAN STUNTING DI KALURAHAN MARGOAGUNG,
KAPANEWON SEYEGAN, KABUPATEN SLEMAN

Oleh :

Ria Saputri Rejeki


1911001010
Dosen Pembimbing : Gerry Katon Mahendra, SIP., M.I.P
Administrasi Publik
2022
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam
waktu yang cukup lama, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak yaitu
tinggi badan yang lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Permasalahan
stunting masih menjadi salah satu isu kesehatan yang menjadi prioritas dan penting
diantisipasi untuk saat ini.
Arahan presiden Republik Indonesia terhadap percepatan penurunan stunting di Indonesia
telah tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan
Penurunan Stunting. Hal ini menjadi fokus utama Presiden, karena semakin banyak
kasus stunting yang terjadi di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Dari hasil survey penelitian, Kalurahan Margoagung merupakan kalurahan dengan


prevalensi angka stunting tertinggi di Kapanewon Seyegan yang mencapai 10,14% dengan
kasus sebanyak 36 balita. Hal ini yang mendorong pemerintah daerah menjadikan Kalurahan
Margoagung sebagai Lokus penanganan stunting.
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Untuk itu, perlu penanganan khusus terkait stunting yaitu dengan memberikan intervensi gizi
spesifik dan intervensi gizi sensitif. Dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari peran serta
kader yang menjadi penggerak utama pada kegiatan posyandu. Peran aktif kader besifat
penting karena kader mempengaruhi keberhasilan program Posyandu khususnya dalam
pemantauan tumbuh kembang anak.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk menganalisi mengenai bagaimana peran kader
dalam pencegahan stunting di Kalurahan Margoagung, Kapanewon Seyegan, Kabupaten
Sleman.
BAB I PENDAHULUAN

Rumusan Masalah
“Bagaimana peran kader posyandu dalam pencegahan stunting di Kalurahan
Margoagung?”

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui, menganalisis, mempresentasikan serta


menyimpulkan bagaimana peran kader posyandu dalam pencegahan
stunting di Kalurahan Margoagung.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kerangka Teori

1. Teori Peran
2. Kader Posyandu
3. Peran Kader Posyandu, menurut Wahyutomo dalam (Rahmawati,
at al., 2019)
• Sebagai Motivator
• Sebagai Administrator
• Sebagai Educator
4. Stunting
KERANGKA KONSEPTUAL
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian Lokasi Penelitian Teknik Pengumpulan Teknik analisis data


Data
Metode penelitian yang Penelitian ini • Observasi • Pengumpulan Data
digunakan dalam dilakukan di • Wawancara • Reduksi Data
penelitian ini adalah Kalurahan Subjek : • Penyajian Data
penelitian kualitatif Margoagung, a) Kader posyandu • Kesimpulan/Verifikasi
deskriptif dimana data Kapanewon Seyegan, b) Ibu balita Data
yang diperoleh akan Kabupaten Sleman • Dokumentasi
dijabarkan melalui
kata-kata yang akan
dijelaskan oleh peneliti
secara tertulis.
BAB IV DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN
DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

Kalurahan Margoagung merupakan salah satu kalurahan yang memiliki prevalensi stunting
tertinggi diantara 5 kalurahan lainnya yang ada di Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman.
Sehingga, Kalurahan Margoagung dijadikan lokasi khusus penanganan stunting.

Struktur Kepengurusan Rumah Kalurahan Sehat (RKS) Margoagung


BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Peran Kader Posyandu dalam Pencegahan Stunting di


Margoagung

1. Kader sebagai motivator

Berdasarkan hasil penelitian, kader di Kalurahan Margoagung berperan aktif dalam


memotivasi masyarakat dalam kegiatan posyandu.
Diantaranya :
a. Kader memotivasi masyarakat melalui sebuah pertemuan.
b. Memberikan dorongan dengan cara selalu mengingatkan adanya kegiatan
posyandu.
c. Memantau dan memberikan motivasi kepada ibu balita stunting.
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Kader sebagai administrator


Berdasarkan hasil penelitian, fenomena di Kalurahan Margoagung adalah sebagai
berikut:
a. Pelayanan 5 meja posyandu
Di Kalurahan Margoagung mayoritas hanya dilakukan 3 pelayanan meja
posyandu.
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meja 1 pendaftaran Meja 3 pencatatan di


Meja 2 penimbangan
buku KIA

2 meja pelayanan lainnya belum dilaksankan secara maksimal : Meja 4 Penyuluhan gizi, dan
Meja 5 Pelayanan Kesehatan.
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

b. Upaya penanggulangan stunting

Pemberian Vit A & Obat cacing Pemberian PMT


BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Peran kader sebagai administrator dalam pencegahan stunting belum dilaksankan


secara maksimal, Hal ini dikarenakan kader merasa hanya berfokus pada
pelaksanaan posyandu, sehingga tugas kader dalam pelaksanaan program
pencegahan stunting kurang diperhatikan. Beberapa hal diantaranya karena kurang
tersedianya tenaga terampil, akibat dari kurangnya kemampuan kader di bidang
kesehatan anak, kurang aktifnya kehadiran kader dalam pelaksanaan posyandu
sehingga pelayanan yang diberikan juga kurang maksimal.
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. Kader sebagai educator

Berdasarkan hasil penelitian, fenomena di Kalurahan Margoagung adalah sebagai


berikut:
Peran kader dalam pemberian edukasi terkait stunting di Kalurahan Margoagung ini
belum maksimal dilakukan. Hal ini dikarenakan kurangnya kepercayaan diri dari
kader dalam menyampaikan edukasi sehingga masih bergantung kepada tenaga
kesehatan puskesmas dan mahasiswa KKN.
BAB VI PENUTUP
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan kader telah berkontribusi positif


dalam pelaksanaan kegiatan posyandu. Terlihat bahwa masyarakat sudah rutin
datang keposyandu guna memnatu tumbuh kembang balitanya. Kemudian
masyarakat juga dpt mendeteksi dini danlebih perhatian terhadap kesehatan
balitanya masing-masing. Selain itu, kader juga telah melaksanakan program
pencegahan stunting melalui intervensi gizi spesifik dan sesitif dengan cukup baik,
hanya saja dalam pelaksanaanya belum dilakukan secara maksimal. Hal ini
dikarenakan kurang ketersedianya tenaga terampil akibat dari kurangnya
kemampuan kader di bidang kesehatan anak serta kurangnya kepercayaan diri
kader dalam menyampaikan edukasi.
BAB VI PENUTUP
SARAN

1. Pemerintah Kalurahan Margoagung perlu meningkatkan serta memberikan


pendampingan kepada kader posyandu dalam menanggulangi kasus stunting di
Kalurahan Margoagung;
2. Perlu adanya legalitas untuk kader posyandu berupa kartu identitas guna meningkatkan
kepercayaan kepada masyarakat bahwa kader posyandu merupakan mitra puskesmas
yang berperan sebagai penggerak dan penyuluh kesehatan masyarakat;
3. Kader - kader posyandu perlu mengoptimalkan kemampuan dirinya dalam meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dengan mengikuti pertemuan secara rutin yang diadakan
oleh Puskesmas dan dinas terkait untuk lebih meningkatkan kepercayaan diri dan
berpartisipasi aktif dalam program–program posyandu khususnya dalam
penanggulangan stunting;
4. Masyarakat lebih proaktif dalam membantu program penanggulangan stunting di
Kalurahan Margoagung dengan memperhatikan pola asuh anak agar dapat
mendapatkan gizi yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai