Anda di halaman 1dari 2

Salah satu upaya Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Sehat dan

berkualitas yaitu dengan pemerataan akses pendidikan serta kesehatan ibu dan anak, agenda
pembangunan SDM ini, tertuang dalam RPJMN 2020-2024. Isu kesehatan yang menjadi prioritas dan
penting diantisipasi untuk saat ini adalah stunting dan kekurangan gizi. Stunting merupakan masalah
gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang diperoleh oleh balita sejak awal masa
emas kehidupan pertama, dimulai dari dalam kandungan (9 bulan 10 hari) sampai dengan usia dua
tahun. Stunting akan terlihat pada anak saat menginjak usia dua tahun, yang mana tinggi rata-rata
anak kurang dari anak seusianya

Arahan presiden Republik Indonesia terhadap percepatan penurunan stunting di Indonesia telah
tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Hal ini menjadi fokus utama Presiden, karena semakin banyak kasus stunting yang terjadi di
Indonesia.

Terkait focus lokasi penelitian yang saya ambil, Dari hasil pra penelitian, Kalurahan Margoagung
merupakan kalrahan di kapanewon seyegan yang memiliki kasus stunting tertinngi diantara 4
kalurahan lainnya. prevalensi angka stunting di margoagung mencapai 10,14% dengan kasus
sebanyak 36 balita pada tahun 2021. Hal ini yang mendorong pemerintah daerah menjadikan
Kalurahan Margoagung sebagai lokasi khusus (Lokus) penanganan stunting. Penyebab masih tinggnya
angka stunting di Margoagung diantaranya adalah kurangnya informasi pada masyarakat tentang
pentingnya memperhatikan asupan gizi dan kebersihan diri pada ibu hamil dan balita serta kurangnya
kesadaran masyarakat terkait pola makan yang sehat, pola asuh serta sanitasi lingkungan.

Untuk itu, perlu penanganan khusus terkait Stunting yaitu dengan memberikan intervensi gizi spesifik
yakni intervensi yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan serta gizi sensitive
yakni intervensi pendukung untuk penurunan stunting, seperti penyediaan air bersih dan sanitasi.
dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari peran serta kader yang menjadi penggerak utama pada
kegiatan posyandu. Peran aktif kader besifat penting karena kader mempengaruhi keberhasilan
program Posyandu khususnya dalam pemantauan tumbuh kembang anak.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk menganalisi mengenai bagaimana peran kader
dalam pencegahan stunting di Kalurahan Margoagung, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman..

Manfaat Teoritis

• Menjadi sumbangan pemikiran bagi pengembangembangan keilmuan dan pengetahuan yang


berkaitan dengan analisis peran kader

• Menjadi bahan rujukan serta perbandingan bagi peneliti selanjutnya

Manfaat Praksis

• Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi para akademis untuk mengetahui
bagaiaman peran kader posyandu dalam penanganan stunting penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan kepada kader posyandu untuk meningkatkan partisipasinya dalam
upaya peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak.

penulis melakukan penelitian dengan metode kualitatif deskriptif dengan jumlah 12


responden. Dimana responden ini diambil dari satu kader yang berkompeten dalam penanganan
stunting per pedukuhan yang ada di Kalurahan Margoangung. Sehingga seluruh padukuhan yang
ada di Kalurahan Margoagung mendapat representasi terkait peran kader dalam penanganan
stunting. Selain itu, penulis melakukan pembaharuan penelitian dengan fokus kajian penanganan
stunting pada pencegahan melalui intervensi gizi sensitif maupun spesifik.

Sejatinya kita sebagai umat islam memiliki pedoman hidup yang berlandaskan dari al quran
dan al hadist. Terkait dengan penelitian yang saya ambil ditinjau dari ilmu agama, seperti pada
hadist riwayat bukhori

Dari hadist tersebut Manusia pada hakekatnya makhluk sosial, saling membutuhkan untuk
memenuhi keperluannya dan meningkatkan taraf hidupnya. Fitrah inilah yang ditegaskan oleh
Islam. Islam memerintah kan untuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan menjadi
bermanfaat. Begitupun kder posyandu, pekerjaan yang sangat mulia, mengobarkan tenaga dan
waktunya untuk bersama sama memajukan kualitas generasi bangsa.
Peran Kader Posyandu
 Motivator : melakukan tahap penyadaran kepada masyarakat, memberikan motivasi
kepada ibu hamil dan menyusui mengenai pemenuhan gizi seimbang, serta
mendorong masyarakat untuk mengikuti program-program kesehatan yang telah
difasilitasi oleh pemerintah
 Administrator : bertugas untuk mengurusi hal-hal administrasi atau pelaksanaan
kegiatan dalam program pencegahan stunting
 Educator : mentransformasikan kemampuan dengan menyampaikan sebuah
pengetahuan terkait stunting dengan menggunakan berbagai metode seperti
penyuluhan dan pembinaan.

Anda mungkin juga menyukai