Anda di halaman 1dari 3

KEGIATAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemantauan pertumbuhan dan status gizi anak di masyarakat telah Tenaga
utama pelaksana posyandu adalah kader posyandu, yang kualitasnya dapat
menentukan dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan yang dilaksanakan.
Dengan demikian, kemampuan kader harus dikembangkan untuk berpotensi
secara maksimal, dengan bekal pengetahuan dan ketrampilan yang disesuaikan
dengan tugas yang diemban, dalam mengelola posyandu agar dapat berperan
aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat (Departemen kesehatan RI,
2005).
Pengetahuan dan keterampilan kader bukan hanya dapat meningkat tapi
juga dapat menurun. Hal ini dapat terjadi karena kader kurang aktif sehingga
lupa tentang hal-hal yang telah dipelajari sehingga pengetahuannya menurun.
Tingginya nilai pengetahuan dan keterampilan kader dipengaruhi oleh
pendidikan formal, kursus kader, frekuensi mengikuti pembinaan, keaktifan
kader di Posyandu dan lamanya menjadi kader. Oleh karena itu perlu dilakukan
penyegaran, yang dimaksudkan untuk memelihara dan menambah kemampuan
kader tersebut (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, 2003).
Ada berbagai macam kegiatan yang dilaksanakan dalam Posyandu, tetapi
yang menonjol selama ini adalah pemantauan pertumbuhan anak melalui
penimbangan balita yang dilakukan secara berkala pada setiap bulannya yang
dicatat dalam sistem KMS. Hambatan kemajuan pertumbuhan berat badan anak
yang dipantau dapat segera terlihat pada kurva pertumbuhan hasil pengukuran
periodik yang dicatat dan tertera pada KMS tersebut. Naik turunnya jumlah
anak balita yang menderita hambatan pertumbuhan dapat segera terlihat dalam
jangka waktu pendek (bulan) dan dapat segera diteliti lebih jauh apa sebabnya,
dan dibuat rancangan untuk diambil tindakan penanggulangan secepat mungkin
(Sodiaoetama, 2004).
Berdasarkan data Posyandu di Kelurahan Tegalsari Kecamatan Candisari
Kota Semarang tahun 2011 menunjukkan kader yang termasuk trampil
memiliki persentase 5,71%, sedangkan kader yang tidak trampil memiliki
persentase 22,8%.
Gizi kurang dan gizi buruk merupakan masalah yang perlu mendapat
perhatian, karena dapat menimbulkan the lost generation. Kualitas bangsa di
masa depan akan sangat dipengaruhi keadaan atau status gizi pada saat ini,
terutama balita. Akibat gizi buruk dan gizi kurang bagi seseorang akan
mempengaruhi kualitas kehidupannya kelak. Pemantauan pertumbuhan
dan perkembangan anak sangatlah diperlukan. Maka, pada pembahasan ini
akan dibahas mengenaicara penilaian status gizi anak. Selain itu, juga akan
dibahas mengenai penjelasan dan klasifikasigizi buruk serta bagaimana
penatalaksanaan pada kasus gizi buruk.

Setelah mengikuti pembelajaran ini, manfaat yang didapat adalah


mahasiswa mampumelakukan pemantauan status gizi balita di Puskesmas.
Sehingga mahasiswa mampu melakukan pengukuran berat badan (BB), tinggi
badan (TB) atau panjang badan (PB) dan umur (U) balita,mampu
mengatagorikan hasil pengukuran BB, TB atau PB dan U dalam status gizi
balitamenurut aturan WHO-NCHS, mampu mengisi dan membaca Kartu
Manuju Sehat Balita (KMS-Balita) serta mampu menentukan tindakan berdasar
keadaan balita pada KMS-Balita

B.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penulis merumuskan masalah apakah
ada hubungan pengetahuan dan lama kerja dengan ketrampilan kader dalam
menilai kurva pertumbuhan balita di posyandu Kelurahan Tegalsari Kecamatan
Candisari Kota Semarang.

C.Tujuan Penelitian
1.Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan dan lama kerja dengan ketrampilan
kader dalam menilai kurva pertumbuhan balita di posyandu Kelurahan
Tegalsari Kecamatan Candisari Kota Semarang.
2.Tujuan Khusus
a. Menilai pengetahuan kader.
b. Menilai lama kerja kader.
c. Menilai ketrampilan kader dalam menilai kurva pertumbuhan balita.
d. Menganalisis hubungan pengetahuan dengan ketrampilan kader dalam
menilai kurva pertumbuhan balita di posyandu.
e. Menganalisis hubungan lama kerja dengan ketrampilan kader dalam
menilai kurva pertumbuhan balita di posyandu.
D.Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi instansi ialah sebagai bahan pertimbangan untuk para


pengelola posyandu dan petugas terkait lainnya dalam upaya peningkatan
kemampuan kader secara optimal.
2. Manfaat bagi masyarakat ialah mempersiapkan kader yang memiliki
kualitas, pengetahuan dan ketrampilan kader dalam menilai kurva
pertumbuhan balita di posyandu.
3. Diperoleh gambaran hubungan pengetahuan dan lama kerja dengan
ketrampilan kader dalam menilai kurva pertumbuhan balita di Posyandu

PENUTUP
Bayi dan balita merupakan generasi penting dalam bangsa kita.
Perkembangan dan pertumbuhan anak sangat berpengaruh pada masa
depannya. Untuk itu, pemantauan terhadap pertumbuhan dan perkembangan
anak sangatlah penting agar ketika ditemukan adanya kasus gizi buruk dapat
segera ditatalaksana dengan sebaik-baiknya. Pemantauan pertumbuhan anak
dapatdilakukan dengan melihat garis pertumbuhan pada KMS maupun
dengan mengatagorikan merujuk pada tabel bku rujukan penilaian status gizi
anak menurut berat badan dan umur dari WHO-NCHS.

Anda mungkin juga menyukai