Anda di halaman 1dari 47

GEOTHERMAL POWER

SYSTEMS

PROF. DR. IR. DIPL.-ING. BAMBANG TEGUH P., DEA


BALAI TEKNOLOGI TERMODINAMIKA, MOTOR DAN PROPULSI
BT2MP - BPPT
KAWASAN PUSPIPTEK, SERPONG 15314

1
DIRECT-STEAM PLANTS
• Direct steam plants digunakan pada reservoir yg vapor-dominated
yaitu sumur yg memproduksi uap kering baik jenuh (saturated)
atau sedikit panas lanjut (superheated), dimana uap tersebut
digunakan secara langsung untuk memutar turbin.
• Uap membawa sejumlah non-condensable gas pada berbagai
konsentrasi dan komposisi
• Pada pemipaan di antara sumur dan turbin terdapat :
separator tipe centrifugal-cyclone yg ditempatkan dekat dgn
sumur untuk memisahkan partikulat seperti; debu dan rock bits
drain pots (traps) di sepanjang pemipaan untuk membuang
kondensasi,
final moisture remover ditempatkan di pemasukan powerhouse

2
Direct steam plants (lanjutan)
• Gambar 1 menunjukkan diagram sederhana unutk direct-steam
plants
• Tipe Condensing plants seperti ini adalah tipikal instalasi yg
digunakan di Amerika Serikat
• Pada sejumlah negara, tipe back-pressure, membuang langsung
ke atmosfir dimungkinkan tergantung pada standard lingkungan
setempat

3
Direct steam plants (lanjutan)

Gambar 1. Diagram alir direct-steam power plant


PR : Particulate Remover C : Condenser
SP : Steam Piping CP : Condensate Pump
MR : Moister Removal CT : Cooling Tower
CSV : Control and Stop Valve CWP: Cooling Water Pump
SE/C : Steam Ejector/Condenser IW : Injection Well 4
T/G : Turbine/Generator
Direct steam plants (lanjutan)

Schematic diagram of 3MW GPP, Kamojang, Indonesia


Direct steam plants (lanjutan)
• Jika kandungan non-condensable gas (NCG) yg tinggi, biasanya s/d
5% berat uap, maka sistem ekstraksi gas menjadi komponen
sangat penting.
• Biasanya digunakan dua tingkat steam ejectors dengan inter dan
after cooler. Akan tetatpi pada sejumlah kasus, diperlukan turbo-
compressor.
• Dlm gambar 1 ditunjukkan tipe surface-condensers yg digunakan,
akan tetapi sering juga digunakan tipe direct-contact condensers
• Lebih disukai bila NCG diproses dulu sebelum dibuang ke atmosfir
untuk mengurangi emisi khusunya hidrogen sulfida.
• Dlm gambar ditunjukkan kondensor berpendingin air (water-
cooled condenser), namun demikian kondensor berpendingin
udara (air-cooled condenser) juga dimungkinkan akan tetapi tidak
praktis

6
Direct steam plants (lanjutan)
• Selama kondensat tidak diresirkulasikan ke boiler seperti power-
plant yg konvensional, bisa digunakan untuk air penambah
cooling tower
• Kenyataanya, kondensat yg tersedia sangat berlebih, biasanya
diinjeksikan kembali ke dalam reservoir
• Jumlah yg diinjeksikan biasanya 10 – 20 % berat uap yg diproduksi
• Produksi uap yg dikatagorikan panjang adalah lebih dari 35 th
• Penggunaan air-cooled condenser memungkinkan re-injeksi 100%,
namun demikian sejauh ini masih tetap tidak ekonomis
• Cooling tower dgn IDF baik counter-flow maupun cross-flow
biasanya digunakan untuk sistem wet cooling tower, walaupun
natural draft tower juga digunakan pada sejumlah plant di Itali,
Jepang, dan New-Zealand.
• Besarnya kapasitas dari yg kecil (0 -15MW) sampai dgn yg
ukuran moderat (55 – 60MW), dan sampai dengan 135MW;
tetapi yg praktis digunakan adalah 20 – 60MW per unit, unit
terkecil dgn modular design. 7
Direct steam plants (lanjutan)
Tabel 1: daftar peralatan utama yg biasa digunakan pada direct-
steam plant sebagaimana digunakan di The Geysers dan
Larderello.
Steam supplay sistem :
• Wellhead valves and controls
 Blowout preventer (waktu pengeboran)
 Master valves
 Bleed lines
• Steam Purifier
 Wellhead, axial particulate remover
• Steam piping, insulation, and supports
 Condensate traps
 Expansion lops or spools
 Steam Headers
 Final Moisture remover
 Vertical demister
8
Direct steam plants (lanjutan)
Turbine Generator and control :
• Steam turbine-generator with accessories
 Multistage, impulse/reaction turbine
Inter-stage moister removal (option)
Single-cylinder, single flow
Single-cylinder, double flow
Tandom-compound, four flow
 Rotor material : SS (tipe 12%Cr, 6%Ni, 1,5% Mo)
 Blade material : SS (tipe 403, 13% Cr)
 Stator material : carbon steel
 Direct coupled, hydrogen-or air cooled, two or four pole
synchronous generator with static excitation
 Lubricating oil system

9
Direct steam plants (lanjutan)
Turbine Generator and control (lanjutan):
•Control System
 Digital-computer-based distributed control system
 Continuous data acquisition system
 Programmable component controller
 Full automation and remote control (optional)
•Air Compressor
 One or two stage, motor driven units for plant and/or
instrument air
Condenser, gas ejection, and pollution control (jika diperlukan) :
•Condenser
Direct contact or surface type
Barometric or low-level jet type
Integral gas cooler
Material for wetted surface: stainless steel (type. 316 or 316L)

10
Direct steam plants (lanjutan)

Condenser, gas ejection, and pollution control (lanjutan)

•Condensate pumps and motors


 Vertical, centrifugal can pumps
 Stainless steel wetted surfaces
 Low-head, high volume design,
 Two 100 percent capacity units
 Electric-motor driven
•Gas removal system
 Steam jet ejectors with inter-and after coolers
 Turbo-compressor
 Hybrid ejector/compressor
•NCG treatment system
 H2S removal via commercially available methods

11
Direct steam plants (lanjutan)
Heat rejection system :
• Water cooling tower
 Multi-cell, mechanically induced-draft, counter-flow or
cross-flow type
 Natural draft type (rarely used)
 Drift eliminator
 Fire-retardant materials of construction
• Cooling water pumps and motors
 Vertical, centrifugal , wet-pit type
 Stainless steel wetted surfaces
 Low-head, high volume flow type,
 Four 25 % or two 50% capacity units
 Electric-motor driven
• Cooling water treatment system
 chemical additives to control pH to 6,5 to 8,0

12
Direct steam plants (lanjutan)
Backup system :
• Standby power supply
 Back-feed from grid
 Diesel generator

Noise abatement system (where required) :


• Rock mufflers for stacked stem
• Acoustic insulation for noisy fluid handling
equipments

Condensate disposal system :


• Injection wells for excess condensate and cooling
tower blow-down

13
FLASH-STEAM PLANTS
• Reservoir uap kering: jarang, tipe yg umum: cairan lebih
dominan, dimana produksi sumur berupa campuran dua fasa
(cairan dan uap)
• Kualitas campuran (dlm prosentase berat uap) sebagai fungsi dari
kondisi reservoir, dimensi sumur dan tekanan wellhead
• Kualitas wellhead yg tipikal adalah antara 10 s/d 50%
• Dari pengalaman, sejumlah mesin dapat menerima semua aliran
dua fasa dan menghasilkan daya. Pendekatan konvensional adalah
dgn memisahkan fasa-fasa dan hanya menggunakan uap untuk
menggerakkan turbin.
• Selama tekanan wellhead rendah, biasanya 0,5 s/d 1 Mpa abs.,
massa jenis cairan dan uap berbeda sangat signifikan (f / g = 175
s/d 350), shg efektif digunakan separator sentrifugal. Efisiensi
separator siklon bisa mencapai 99,99%

14
Flash Plants (lanjutan)
• Cairan dari separator bisa dibuang dgn cara: menginjeksikan ke
sumur, digunakan sebagai sumber panas dgn menggunakan heat
exchanger untuk berbagai aplikasi pemanasan langsung, atau di
flash ke tekanan rendah oleh control valve atau plat orifice, shg
menghasilkan uap tambahan untuk digunakan pada turbin
tekanan rendah

15
Single-Flash Plants (lanjutan)

Gambar 2. Diagram alir single-flash geothermal power plant


S : Silencer C : Condenser
WV : Wellhead valve CP : Condensate Pump
CS : Cyclone Separator CSV : Control and Stop CT : Cooling Tower
WP : Water piping Valve CWP: Cooling Water
MR : Moister Removal SE/C : Steam Ejector Pump
/Condenser IW : Injection Well
T/G : Turbine/Generator
16
Single-Flash Plants (lanjutan)
• Plant dimana hanya uap primer tekanan tinggi yg digunakan
disebut Single-Flash plants: jika dua-duanya ( tekanan tingi dan
rendah) disebut double flash plants.
• Aliran dua fasa dari sumur dialirkan secara horisontal dan
tangensial ke dalam separator cyclone.
• Cairan cenderung mengalir circumferentially sepanjang
permukaan dinding dalam, sedangkan uap bergerak menuju
puncak dimana kemudian dialirkan oleh pipa vertikal. Desain
seperti ini disebut bottom-outlet separator dan biasanya sangat
simpel, tak ada komponen yg bergerak.
• Baffle dan sudu pengarah kadang digunakan untuk memperbaiki
pemisahan dua fasa
• Ball check valve diperlukan untuk mencegah slug dari cairan
masuk ke saluran uap pada saat uap masuk pipa vertikal
• Saluran transmisi uap sama dgn pada dry-steam plant,
biasanya dipasangi steam-traps
17
Single-Flash Plants (lanjutan)
• Balance of plant juga identik dgn dry-steam plant,
perbedaannya adalah pada jumlah cairan yg lebih banyak.
• Untuk plant 55 MW, tipe single-flash memproduksi 630 kg/s
cairan buangan, sedangkan direct-steam plant hanya 20 kg/s
(30 : 1)
• Jika semua cairan diinjeksikan, single flash plant dpt
mengembalikan ke reservoir sekitar 85% dari massa yg
diproduksi, sedangkan direct-steam plant hanya 15%.
• Nampaknya dari sudut pandang umur sumur, single flash plant
lebih menguntungkan.

• List peralatan yg digunakan untuk single-flash yg umum


ditunjukkan pada tabel 2.
• Untuk menghindari pengulangan, peralatan yg sma dgn tabel 1
tidak ditulis ulang.

18
Single-Flash Plants (lanjutan)
Tabel 2: daftar peralatan utama pada single-flash plant (lihat juga tab. 1)
Brine and steam supply system :
• Separator vessel
 Vertical cyclone type
 Bottom-outlet steam discharge
 Operate at or near wellhead pressure
 External or integral water collecting tank
• Atmospheric discharge silencers
 Rock mufflers or cyclone silencers with weir flow control
• Ball-check valve
• Brine piping, insulation, and supports
Turbine-generator and controls
Condensers, gas ejection and pollution controls (jika perlu)
Heat rejection system
Backup system
Noise abatement system (jika perlu)
19
Single-Flash Plants (lanjutan)

Geofluid disposal system


•Injection wells for excess condensate, and cooling tower blow-
down
•Emergency holding pond
 Impermeable lagoon for temporary disposal of waste brine

20
Double-Flash Plants
• Dari laju aliran massa fluida yg sama dgn single-flash, sekitar 20
s/d 25% daya lebih dapat dihasilkan bila digunakan double flash
technology.
• Yg kedua, uap tekanan rendah yg dihasilkan dari pemisahan
cairan pada penurunan tekanan lanjutan, dikirim ke turbin
tekanan rendah secara terpisah atau pada tingkat tertentu dari
turbin utama.
• Secara prinsip operasi double-flash similar dgn single flash
• Double flash plant bagaimanapun juga lebih mahal dgn adanya
peralatan tambahan seperti: flash vessel, sistem pemipaan untuk
uap tekanan rendah, control valve tambahan, dan turbin
tambahan.
• Gambar 3 menunjukkan diagram sederhana double flash

21
Double-Flash Plants (lanjutan)

Gambar 3. Diagram alir double-flash geothermal power plant

PW : Production well MR : Moister Removal T/G : Turbine/Generator


S : Silencer CSV : Control and Stop Valve C : Condenser
WV : Wellhead valve WP : water piping CP : Condensate Pump
CS : Cyclone Separator TV : Throttle valve CT : Cooling Tower
BCV : Ball-check valve SE/C : Steam Ejector/ CW : Cooling Water
SP : Steam piping Condenser IW : Injection Well

22
Double-Flash Plants (lanjutan)
Tabel 3: daftar peralatan utama pada double-flash plant (lihat juga tabel 1 & 2)

Brine and steam supply system :


• Flash vessel
 Vertical or horizontal low-pressure tanks
 Inlet valves or orifice plates to control pressure drop
 Operate at pressure greater than atmospheric
• Final moister remover
 For high-and low-pressure steam lines
Turbine-generator and controls
• Dual-pressure steam turbine-generator with accessories
 Single cylinder with dual admission or two single-admission cylinders
• Condensers, gas ejection and pollution controls (jika diperlukan)
• Heat rejection system
• Backup system
• Noise abatement system (jika diperlukan)
• Geofluid disposal system
• Scale control system to mitigate deposition from waste brine before injection
(jika diperlukan)

23
GEOFLUID GATHERING & DISPOSAL SYSTEM
• Ada beberapa pilihan untuk mengumpulkan, memproses dan
membuang fluida panasbumi pada flash-steam plant
• Dgn memperhatikan pada single-flash plant, berikut ini beberapa
pengaturan yg mungkin digunakan :

1. Separator pada setiap wellhead, sistem pemipaan uap ke


powerhouse, sistem pemipaan air panas dari setiap sumur
produksi ke sumur injeksi
2. Sistem pemipaan fluida dua fasa dar setiap sumur ke
powerhouse, separator di powerhouse, pemipaan uap pendek ke
turbin, pemipaan air panas dari satelite (pengumpul) ke sumur
injeksi
3. Pemipaan dua fasa menghubungkan sumur-sumur ke separator
diletakkan di lapangan (field), pemipaan uap dari satelite ke
powerhouse, pemipaan air panas dari satelite ke sumur injeksi.

24
Geofluid Gathering and Disposal System (lanjutan)
• Untuk double-flash plant, penambahan proses flash yg kedua
menaikkan jumlah pengaturan yg bisa dipakai.
• Secara praktis, alternatifnya adalah sbb:
1. Separators dan flashers pada setiap wellhead, pemipaan tekanan
tinggi dan rendah ke powerhouse, pemipaan air panas dari setiap
sumur produksi ke sumur injeksi
2. Pemipaan fluida dua fasa dari stiap sumur ke powerhouse,
separators dan flasher di powerhouse, pemipaan pendek uap ke
turbin, pemipaan air panas dari powerhouse ke sumur injeksi
3. Pemipaan dua fasa menghubungkan sumur-sumur ke stasiun satelite
separator/flasher di lapangan (field), pemipaan uap tekanan tinggi
dan rendah dari satelite ke powerhouse, pemipaan air panas dari
satelite ke sumur injeksi.
4.Pemipaan dua fasa dari sumur-sumur ke satelite flashers di
lapangan, pemipaan uap tekanan tinggi dan pemipaan air panas
ke powerhouse, flasher di powerhouse , pemipaan pendek uap
tekanan rendah ke turbin, dan pemipaan air panas dari
25
powerhouse ke sumur injeksi
Geofluid Gathering and Disposal System (lanjutan)
• List tersebut tidak lengkap dan mendalam. Sebagai contoh, bisa
jadi terdapat sejumlah kondisi yg menyukai separator wellhead
dengan flasher satelite, atau sejumlah kombinasi pengaturan
seperti dijelaskan di atas
• Pilihan yg terbaik akan ditentukan oleh pertimbangan ekonomis,
termasuk didalamnya kondisi yg meliputi temperatur, tekanan,
dan kualitas geofluid; distribusi sumur (produksi dan injeksi)
relatif terhadap lokasi powerhouse; topography setempat; dan
metoda disposal (pengaliran) fluida (termasuk sejumlah teknik
pengontrol scale yg diperlukan).
• Beberapa pertimbangan diberikan juga untuk pengembangan
lokasi kemudian, sedapat mungkin meminimisasi perubahan bila
diperlukan pengembangan plant suatu saat untuk
mengakomodasi penambahan unit.

26
BINARY PLANTS
• Pada binary plant, energi termal dari geofluid dipindahkan
melalui sebuah heat exchanger ke fluida kerja sekunder agar bisa
digunakan siklus Rankine konvensional secara baik.
• Dlm kasus ini geofluid tidak kontak dgn komponen berputar pada
power plant, sehinga meminimisasi (jika tidak meniadakan)
penyebab erosi
• Binary plants bisa sangat menguntungkan dibawah kondisi tertentu,
misalnya pada temperatur geofluid yg rendah, katakanlah kurang
dari 1500C, atau geofluid dengan kandungan noncondensable gas
tinggi, atau sangat korosif, atau potensi pengotoran yg tinggi.
• Potensi pengotoran (scaling) inilah yg biasanya membuat lebih buruk
ketika fluida panas bumi berubah menjadi uap (di-flash),
• Kebanyakan binary plant beroperasi dgn sumur dipompa, dan
geofluid berada pada fasa cair,

27
Binary Plants (lanjutan)
• Penting untuk dicatat bahwa geothermal powerplant yg pertama
dikomersialkan yaitu di Larderello adalah binary plants. Uap
panas bumi digunakan untuk menguapkan air bersih untuk
memutar turbin uap, sebab material yg tersedia saat itu tidak
bisa menahan korosi uap panas bumi bila digunakan langsung
memutar turbin.
• Diagram alir untuk binary plant yg dasar ditunjukkan pada Gb. 4.
• Siklus daya terdiri dari : preheater, evaporator, seperangkat control
valve, satu paket turbin-generator, kondensor, dan pompa pengisi.
• Air atau udara bisa digunakan untuk pendinginan tergantung
kondisi lokasi,
• Jika pendingin basah (wet cooling) digunakan, sumber air
penambah yg independen harus ada selama kondensat uap panas
bumi tidak tersedia sebagaimana pada kasus direct-steam atau
flash-steam plant

28
Binary Plants (lanjutan)
• Dengan mempertimbnagkan pengotoran zat kimia, brine
buangan (waste brine) tidak diijinkan untuk penambah cooling
tower.
• Sejumlah altenatif fluida kerja untuk siklus daya telah
diperkenalkan. Dlm memilih, yg penting adalah mendapatkan
kesesuaian termodinamik yg baik terhadap karakteristik geofluid,
terutama temperatur geofluid
• Diantara sifat penting dari kandidat fluida kerja adalah :
Tekanan dan temperatur kritis
Sifat-sifat kejenuhan (termasuk fluida yg menunjukkan kondensasi
mundur)
Stabilitas termal
Racun
Ozone Depletion Potential (Potensi merusak ozone)
Koefisien perpindahan panas
Harga
29
Binary Plants (lanjutan)

Gambar 4. Diagram alir basic binary geothermal power plant

PW : Production well FF : Final Tilter CT : Cooling Tower


P : (Well) Pump IW : Injection Well CWP : Cooling Water Pump
SR : Sand Remover CSV : Control and Stop Valve M : Make-up Water
E : Evaporator T/G : Turbine/Generator
PH : Pre-heater C : Condenser
IP : Injection Pump CP : Condensate Pump

30
Binary Plants (lanjutan)
• Hidrokarbon seperti isobutana, isopentana, dan propana adalah
kandidat fluida kerja yg baik, juga termasuk sejumlah refrigeran
• Fluida yg optimal akan memberikan efisiensi penggunaan yg
tinggi, aman dan ekonomis
• Binary plant sangat baik untuk paket-paket modul dgn range daya
1 s/d 3 MW per unit.
• Plant yg digambarkan pada gambar 4 adalah simple binary plant
yg memenuhi siklus Rankine dasar.
• Siklus yg lebih canggih memungkinkan untuk memberikan efisiensi yg
lebih tinggi
• Sebagai contoh, siklus tipe cascade yg menggunakan lebih dari satu
tingkat tekanan evaporator yg menghasilkan daya luaran lebih besar
untuk kondisi geofluid yg sama, albeit lebih mahal dan lebih
kompleks. Gambar 5 menunjukkan dual presure cascade binary plant

31
Binary Plants (lanjutan)

P : (Well) Pump
HPE : High pressure Evaporator
LPE : Low Pressure Evaporator
HPPH : High Pressure Pre-heater
LPPH : Low Pressure Pre-heater
IP : Injection Pump

FF : Final Tilter
IW : Injection Well
CSV : Control and Stop Valve
HPT : High Pressure Turbine
LPT : Low Pressure Tuerbine
G : Generator
C : Condenser
CP : Condensate Pump
BP : Boster Pump
Gambar 5. Diagram alir dual-pressure
CT : Cooling Tower binary geothermal powerplant
CWP : Cooling Water Pump
M : Make-upp Water

32
Binary Plants (lanjutan)

• Unit daya terdiri dari turbin tekanan tinggi dan rendah disambungkan ke
generator tunggal
• Geofluid mengalir berturut-turut melalui evaporator tekanan (dan
temperatur) tinggi, evaporator tekanan (dan temperatur rendah), dan pre-
heater tekanan tinggi dan rendah secara paralel, sebelum disaring dan
diinjeksikan ke sumur
• Secara prinsip, baik turbin dgn tekanan masuk sub-kritis atau super-kritis
dapat diseleksi, tetapi para pembuat biasanya memilih berdasarkan
kesederhanaan (simplicity) dan kehandalan (reliability) dlm operasi yg
akhirnya secara teoritis memberikan efisiensi lebih tinggi
• Jika fluida kerja campuran yg dipilih (isobutana-propana, atau air-amonia),
kemudian proses evaporasi dan kondensasi pada tekanan konstan akan
berlangsung pada temperatur yg berubah. Karaktersitik ini mengikuti
kecocokan yg baik antara brine dan fluida kerja (proses evaporasi), dan
air pendingin dan fluida kerja (proses kondensasi), memberikan efisiensi
heat exchanger yg lebih tinggi dan efisiensi seluruh sistem menjadi lebih
baik

33
Binary Plants (lanjutan)
• Jika keluaran turbin membawa panas lanjut yg signifikan, rekuperator panas
mungkin diperlukan untuk memanaskan awal fluida kerja. Kedua gambaran di atas
digunakan untuk binary-plant Kalina (Nevada), yg secara skematik ditunjukkan pada
gambar 6
PW : Production Well
P : (Well) Pump
SH : Superheater
E : Evaporator
IP : Injection Pump
FF : Final Tilter
IW : Injection Well
CSV : Control and Stop Valve
T/G : Turbine/Generator
R :Recuperator
PH :Preheater
C : Condenser
CP : Condensate Pump
CT : Cooling Tower
Gambar 6. Diagram alir Kalina binary CWP : Cooling Water Pump
geothermal powerplant M : Make-upp Water
34
Binary Plants (lanjutan)

Tabel 4: daftar peralatan utama pada Binary-plant yg tipikal (lihat juga tabel 1, 2, 3)

Down-well pump and Motors :


• Multistage centrifugal pump, poros digerakkan oleh motor yg ada dipermukaan
atau submersible electric pump

Brine Supply system :


• Sand removal system
 Solid knockout drum

Brine/Working fluid heat exchanger :


• Pre-heater
 Silinder horisontal, cair-cair, tipe shell and tube, dgn brine di sisi tube dan
fkuida kerja di sisi shell, atau HE pelat bergelombang, vertikal
• Evaporator/superheater
 Silinder horizontal atau tipa kettle-boiler
 Superheater section (optional)
 Brine di sisi tube, working fluid di sisi shell

35
Tabel 4: lanjutan

Turbine-generator and controls


• Working fluid turbine (axial or radial flow), generator, and accessories

Working fluid Condenser, accumulator, and storage system :


• Condenser
 Surface type, tipe shell and tube,
 Air pendingin di sisi tube, working fluid di sisi shell
Working fluid Condenser, accumulator, and storage system :
• Dump tank and accumulator
 Tangki penyimpan cukup besar untuk menyimpan kapasitas penuh isi
working fluid
• Pompa evakuasi untuk membuang working fluid ke penampungan selama
maintenance

Working fluid feed pump system :


• Condensate pumps
• Booster pump ( bila perlu)

36
Tabel 4: lanjutan

Heat rejection system :


• Wet cooling system
 Water cooling tower sumber dari luar untuk air penambah
 Pompa air pendingin dan motor
 System pengolahan air pendingin (jika perlu)
• Dry cooling system (jika tidak tersedia sumber air penambah)
 Air-cooled condenser dgn manifold dan accumulator
 Induced draft fan dan motor
Back-up system
Brine disposal system
• Brine return pump and piping
 Hirizontal, variabel speed, unit motor penggerak
 Head tinggi, laju aliran volume tinggi

Pire protection system (jika fluida kerja mudah terbakar):


• High pressure sprinkler syatem
• Flare stack

37
COMBINED OR HYBRID PLANTS
• Sejak fluida panas bumi ditemukan dengan sifat fisik dan kimia yg
beragam (temperatur, tekanan, noncondensable gas, disolved solids, pH,
dan potensi pengotoran dan korosi), berbagai sistem konversi energi telah
dikembangkan untuk memenuhi seperangkat kondisi khusus tersebut
• Sistem dasar yg dijelaskan pada bab terdahulu dapat dikombinasikan
untuk mencapai sistem yg lebih efektif untuk aplikasi khusus.

Direct-steam binary plant


• Bila sumber uap kering mengandung noncondensable gas yg cukup
tinggi, ini penting untuk menginstal kompresor daya besar untuk
mempertahankan vakum yg tinggi condensing turbine
• Pendekatan alternatif adalah dgn mengkombinasikan direct-steam/back-
pressure turbine dengan binary cycle dimana uap keluar turbin digunakan
sebagai media pemanas untuk fluida kerja sekunder. Sistem ini
ditunjukkan pada gambar 7.
• Heat exchanger di binary cycle berfungsi sbagai kondensor uap
panasbumi, yg menghasilkan kondensat untuk diinjeksikan: booster pump
perlu/tidak diperlukan tergantung pada karakteristik injectivity dari sumur
injeksi 38
Direct-steam binary plant (lanjutan)

• Keuntungan dari sistem ini adalah bahwa moisture-laden uap tekanan


rendah meninggalkan turbin dikirim ke heat exchanger (komponen tak
bergerak) dari pada ke turbin tekanan rendah dimana kelembaban
dapat mengerosi sudu-sudu

PW : Production Well
WV : Wellhead valve
SP : Steam Piping
ST : Steam turbine
G : Generator
E : Evaporator
PH : Preheater
IP : Injection pump
IW : Injection well
BT : Binary turbine
C : Condenser
CP : Condensate Pump
Gambar 7. Diagram alir direct-steam CW : Cooling Water Pump
binary geothermal powerplant
39
Single-Flash Binary Plant
• Kombinasi single-flash dan binary cycle dapat dipertimbangkan sebagai
suatu alternatif pengganti double flash plant
• Dua pilihan adalah sebagai berikut :
Condensing steam turbine (gambar 8)
Back-pressure turbine (gambar 9.a dan 9.b)
PW : Production Well
WV : Wellhead valve
CS : Cyclone Separator
BCV : Ball-check valve
SP : Steam piping
ST : Steam turbine
G : Generator
WP : Water piping
E : Evaporator
PH : Pre-heater
IP : Injection Pump
IW : Injection Well
BT : Binary turbine
Gambar 8. Diagram alir single-flash C : Condenser
binary geothermal powerplant CP : Condensate Pump
CW : Cooling Water
40
Single-Flash Binary Plant (lanjutan)

• Sistem pada gambar 8 biasanya dibangun dalam dua tahap:


 pertama dibangun condensing steam plant,
 diikuti beberapa tahun kemudian binary cycle.
• Binary plant menaikkan plant output tanpa memerlukan tambahan sumur
• Sudah tentu, temperatur yg diinjeksikan secara signifikan lebih rendah.
• Sistem pada gambar 9.a dan 9.b (dua versi yg berbeda) adalah
integrated design.
• Penataan yg kompak ditunjukkan dimana generator tungal diputar oleh
dua turbin, satu turbin uap dan yg lain binary turbine
• Hanya diperlukan satu kondensor, dan bisa berpindingin air atau udara.
• Perbedaan kedua desain tersebut:
Gambar 9.a hanya uap yg digunakan untuk memanaskan binary
cycle,
Gambar 9.b uap dan cairan panas hasil pemisahan digunakan
keduanya,
• Pada kedua desain tsb, NCG ditangkap di evaporator, ditekan, dan
dikembalikan ke cairan buangan untuk diinjeksikan
• Bila kondensor berpendingin udara digunakan, plant semacam ini telah
mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan. 41
Single-Flash Binary Plant (lanjutan)

(a)

(b)

Gambar 9. Diagram alir integrated


single-flash binary geothermal
powerplant, (a) brine yg dipisahkan
hanya diinjeksikan, (b) brine yg
dipisahkan digunakan untuk
prteheating sebelum diinjeksikan

42
Integrated Single- and Double Flash Plant

• Meskipun double flash plant lebih efisien, dan dlm banyak hal lebih hemat
dibanding single flash plant, belakangan ini seringkali sistem yg dipilih
pada pengembangan lapangan terbaru mengikuti beberapa alasan
berikut:
 Capital cost yg rendah
 Mudah dioperasikan
 Kebutuhan untuk mempelajari sejarah sumur produksi dan injeksi
 Kebutuhan untuk mempelajari pengalaman operasi
• Diagram alir gambar 10 menunjukkan dua unit single-flash
diintegrasikan dgn unit double-flash
• Dual-pressure turbine diisi medium-dan uap teknan rendah dari flash
vessel tekanan tinggi dan rendah secara terus menerus
• Satu pertimbangan penting dlm desain adalah potensi scaling dari
waste brine
• Selama semua disolved soild tetap berada pada fasa cair,
konsentrasinya jauh lebih tinggi pada yg diinjeksikan dibanding geofluid
yg diproduksi
43
Integrated Single- and Double Flash Plant (lanjutan)

Gambar 10. Diagram alir inytegrated single-and double flash geothermal


powerplant
44
Integrated Single- and Double Flash Plant (lanjutan)

• Hal khusus, silika bisa mencapai kondisi sangat jenuh yg memicu


terjadinya scaling pada pipa injeksi atau sumur injeksi
• Problem ini bisa dihindari dengan mempertahankan temperatur flash
terakhir pada harga di atas harga batas silica precipitation, atau
dengan mengolah arus cairan buangan untuk membuang silica dgn
cara mengontrol cairan yg dinjeksikan

45
POWER PLANTS PERFORMANCE

• Pendekatan modern untuk mengukur kinerja sistem energi adalah


menggunakan hukum kedua termodinamika sebagai dasar untuk
pengkajian
• Konsep available work (kerja tersedia) atau exergy telah secara luas
digunakan untuk keperluan ini
• Geothermal power plant adalah ilustrasi yg tepat untuk aplikasi hukum
kedua, atau efisiensi penggunaan, u
• Selama geothermal power plant tidak beroperasi dgn siklus tetapi
sebagai deret dari proses, efisiensi termal dari siklus th yg biasa
digunakan pada plant konvensional tidak bisa diterapkan
• Efisiensi penggunaan, u mengukur seberapa baik plant
mengkonversikan exergy (kerja tersedia) dari sumber menjadi luaran yg
berguna

46
POWER PLANTS PERFORMANCE (lanjutan)

W
• Untuk geothermal plant efiisensi penggunaan : ηu 
m
 e
Dimana W = daya listrik yg dihasilkan
m = laju aliran massa geofluid total yg diperlukan
e = exergy spesifik dari geofluid pada kondisi reservoir

e  h P1 , T1   h P 0 , T0   T0  s  P1 , T1   s  P0 , T0  

• Entalpi dan exergy spesifik h, s, dievaluasi pada kondisi reservoir


P1 dan T1, dan juga pada kondisi dead state P0, T0 (kondisi
lingkungan lokasi plant)
• Dalam praktek, T0 adalah wet-bulb temperatur bila digunakan wet
cooling system, dan dry-bulb bila digunakan air-cooled condenser

47

Anda mungkin juga menyukai