Anda di halaman 1dari 28

DESIGN PHILOSOPHY OF

STEAM GENERATOR

APLIKASI DI INDUSTRI ENERGI


13

16

17
14

18

19

5
20

11
10

FWH

4
15

22

23

12
3

21

2
1
6
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP
(Schematic Diagram)

APLIKASI DI INDUSTRI ENERGI

Utility Boiler (Potongan Memanjang)

1. Input Requirements and Operating Pressure

Dimulai dengan identifikasi kebutuhan aplikasi menyeluruh (tabel 1)


Tabel 1. Use-Derived Specification Requirements for Boiler Design
Parameter

Keterangan

Kebutuhan penggunaan
uap

Laju aliran, tekanan, temperatur,-untuk utility boilers;


kesetimbangan panas siklus daya dan turbin

Tipe dan analisa bahan


bakar

Karakteristik pembakaran, karakterstik fouling dan


slagging, analisa abu, dll.

Suplai air pengisi

Sumber, analisa dan temperatur air masuk ekonomiser

Batasan pressure drop

Sisi gas

Peraturan Pemerintah

Termasuk keperluan kontrol emisi gas

Site-specific factors

Geography, seasonal characteristics

Steam generator use

Cycling, base load, dll

Customer preference

Petunjuk desain spesifik; kondisi aliran, peralatan yang


disukai, efisiensi pembangkiy uap

Diseleksi secara iteratif untuk menyeimbangkan: initial capital cost,


operating cost (khusunya penyediaan bahan bakar), steam process
needs, dan pengalaman operasi. (tekanan operasi merupakan kunci
utama).
Untuk Industrial Boiler, tekanan uap ditentukan oleh:
a. kebutuhan temperatur dan tekanan,
b. kebutuhan untuk menghindari kebocoran fluida proses ke sistem airuap atau sebaliknya,
c. temperatur metal max. yang diijinkan untuk menghindari erosi dan
korosi sisi gas.
Untuk Utility Boiler, tekanan dan temperatur ditentukan oleh: siklus
daya dan efisiensi yang diinginkan
Untuk menaikkan efisiensi: tekanan dan temperatur lebih tinggi,
penambahan bagian pemanas ulang uap.
Harus disetimbangkan dengan cost.

2. Siklus Daya

Siklus Clausius-Rankine (gambar 1.1), garis penuh


Tekanan dan tempeeratur tinggi efisiensi lebih tinggi
Menambah reheater (Utility boiler), menaikkan efisiensi
Ekonomiser menaikkan sfisiensi
Pengambilan panas relatif oleh Ekonomiser 30%, Evaporator 32%,
Superheater 38%. Penambahan Reheater 20%

Gambar 1. a. Diagram T-s

Gambar 1. b. Diagram T-h

3. Tipe Pembangkit Uap


A. Utility
Subcritical Pressure
Recirculation
- Nature aor Thermal or Gravity Induced Circulation
- Pumped or Forced or Controled Circulation
- Pump-assisted circulation
Once Throught
Supercritical Pressure
B. Industrial (steam supply and/or fuel-use dominant, no reheat)
Thermohydraulic Basis
Recirculating
- Multiple drum boiler bank
- Single drum
Once Throught (selected case)

Tipe Pembangkit Uap (lanjutan)


C. Fuel
- Oil
- Wood-biomass
- Waste heat
- Coal
- Gas

- Refuse
- Byproducts gas
- Petroleum coke
- Liquor (chemical recovery)
- Other

D. Firing Method
- Oil-gas burner
- Stoker (several type)
- Pulvurized coal
- Fluidized bed (several types)

Utility Boiler (untuk pusat pembangkit listrik)


Kriteria desain: optimasi efisienesi termodinamik total pada maximum
availability

Industrial Boiler (mensuplain uap untuk proses atau fabrikasi)


Kriteria desain:
a. Process-controled pressure (biasanya tekanan rendah)
b. high reliability dengan maintenance minimum
c. bahan bakar yang tersedia di tempat (kalau mungkin sisa-sisa
proses)
d. capital costs yang rendah
e. biaya operasi total yang rendah

Faktor utama konfigurasi boiler


(heat transfer surface), gambar 2:
jumlah relatif enegi yang
diperlukan untuk: penguapan
(utama), pemanasan lanjut (jika
perlu)
Gambar 2. Relative boiler surface heat absorption

Perspectif termodinamik:
Industrial boilers cenderung berbeda dgn Utility boilers modern dalam
pertimbangan sbb:
a. Utility boilers yang besar
secara tipikal bekerja pada
tekanan yang tinggi (>12,4
Mpa), Industrial boilers antara
1,7 - 12,4 MPa
b. Industrial boilers sering
mempunyai kumpulan pipa
penguap terpisah, karena
penguap di furnace luasnya
tidak cukup (gambar 3)
c. Industrial boilers biasanya
tidak menggunakan reaheater
dengan pertimbangan capital
cost yang tinggi dan aspek
ekonomis yang rendah
d. Industrial boiler jarang
menggunakan sirkulasi paksa

Gambar 3. Multifuel industrial boiler with


Stoker (bark, oil, or gas)

4. System Approach
Evaluasi boiler dapat didekati dari dua arah sebagai:
a. water-steam heater (tipikal: 246C air menjadi 540C uap panas lanjut)
informasi:
- aju aliran uap yang diperlukan
- kesetimbangan panas siklus daya
- entalpi air-uap pada bagian utama
- jumlah bahan bakar yang diperlukan
b. flue gas cooler (tipikal: 1650C menjadi 330C sebelum PU)
informasi:
- bahan bakar yang digunakan
- parameter sisi gas

Tahapan umum dalam desain:


a. spesifikasikan kebutuhan uap dan parameter yang lain (tabel 1)
b. evaluasi heat balance dan penyerapan panas oleh jenis
permukaaan
c. lakukan perhitungan pembakaran
d. konfigurasikan sistem pembakaran
e. konfigurasikan furnace (zona pembakaran) dan laluan gas asap
daerah konveksi (batas temperatur dan sifat-sifat material)
f. spesifikasikan pemanas udara
g. evaluasi sistem sirkulasi
h. verivikasi performansi total dari unit

5. Bagian-bagian utama pembangkit uap


Pembahasan: arrangement, ukuran, spacing, pertimbangan,
termohidrolik, material
5.1. Enclosure surface
furnace : boiling
- cukup besar untuk menjamin pembakaran bahan bakar
- mendinginkan hasil pembakaran sebelum masuk daerah konveksi;
(menghindari fouling, slagging, temperatur metal melampaui batas)
- perpindahan panas terutama oleh radiasi
- didinginkan oleh air mendidih (subcritical), kecepatan aliran yang
tinggi (supercritical)
- konstruksi: membrane, close-spaced tube, flat studded, dll
convection pass : steam cooled atau boiling
- terdiri dari aliran gas (horisontal/vertikal) dimana terdapat
superheater, reheater dan ekonomiser
- didinginkan oleh air atau uap
- perpindahan panas terutama oleh konveksi
- konstruksi: membrane, close-space tube.

Dimensi tipikal pipa dinding (tabel 2); pertimbangan minimum costs


Tabel 2. Typical Components dimension

5.2. Superheater dan Reheater

Untuk menaikkan temperatur uap diatas temperatur jenuhnya:


-menaikkan efisiensi termodinamik siklus daya
-memenuhi kondisi proses yang diinginkan

Kriteria dalam desain:


a. batasan temperatur metal tube lebih rendah dari yang diijinkan untuk
mencapai harga tegangan ijin dan batasan erosi dan korosi
b. mengontrol temperatur uap keluar
c. menjaga pressure drop sisi uap pada batas yang diijinkan

Perbedaan utama antara superheater dan reheater: tekanan operasi


Contoh: Untuk boiler tipikal dengan resirkulasi dengan drum: tekanan
keluar superheater 18 Mpa, tekanan masuk reheater hanya 4 Mpa
Laju aliran volume reheater > superheater
Laju aliran massa reheater < 10% - 15% dari superheater
Mekanikal desain dan lokasi ditentukan oleh operation range,
kebutuhan temperatur, karakteristik termal dari siklus, karakteristik
fouling dan slagging bahan bakar, dan peralatan cleaning

Bila diperlukan temperatur tinggi: sebagian ditempatkan di daerah


radiasi
Empat general arrangement: pendant-platent, pendant, inverted,
horizontal (lihat gambar 4)

Gambar 4. Boiler heat transfer surface

Variabel utama yang bisa dioptimasikan untuk mencapai minimum cost:


a. Material costs: luas permukaan, tebal tube, tubing costs
b. Pressure drop sisi uap: dibatasi oleh kondisi desain boiler, operating
cost, dan efisiensi siklus
c. Pressure drop sisi gas: operating cost
d. Kecepatan uap untuk meminimalkan temperatur metal tube
e. Kontrol temperatur uap keluar

Perhitungan perpindahan panas superheater dan reheater relatif biasa:


-aliran gas memanasi uap didalam bundel tube
-persamaan perpindahan panas, faktor-faktor dan asumsi

Faktor kesulitan dalam perhitungan temperatur metal superheater:


-radiasi dari tungku pada jajaran pertama tube dan celah yang melihat api
-ketidak merataan pemanasan distribusi temperatur tube tidak merata
(gambar 5)
- penambahan 40C untuk batas desain

Gambar 5. Superheater tube wall temperature profile

Desain termohidrolik reheater identik dengan superheater, kecuali


tekanan
rugi tekanan total di reheater (termasuk pemipaan) dibatasi 10%
dari tekanan masuk

5.3. Economizers

Sebuah heat exchanger sederhana untuk:


- memanfaatkan energi panas gas buang (sesudah superheater dan
reheater )
- menaikkan temperatur sesudah feed-water heater
- meminimisasi beda antara tempertur jenuh dan temperatur feed-water

Aliran air biasanya berlawanan arah dengan aliran gas


Diameter tube (lihat tabel 2)
Celah tube diatur untuk mencapai kecepatan gas maksimum, tidak
melebihi kecepatan erosi yang diijinkan.
Dibeberapa tempat diberi celah untuk shoot-blower
Extended surface tube digunakan,
Material tipikal yang digunakan: Carbon steel
Metoda perhitungan identik dengan superheater dan reheater
Beberapa batasan:
a. pada boiler tekanan tinggi, temperatur air keluar dibatasi <
temperatur uap jenuh (35C - 50C)
b. temperatur permukaan luar tube biasanya ditetapkan dengan
batasan temperatur embun dari asam pada gas hasil pemabakaran

5.4. Steam Temperatur Control


Tujuan: menjaga temperatur uap keluar superheater dan reheater pada
range yang diijinkan karena perubahan beban atau fluktuasi normal
karena banyaknya variabel operasi
Penurunan temperatur 20C dapat menurunkan efisiensi siklus 1%
(untuk power boiler tekanan tinggi, > 12 Mpa).
Fluktuasi yang diijinkan dalam operasi praktis: 5C atau 6C
Beberapa faktor yang yang menyebabkan perlunya kontrol:
-perubahan beban,
-fouling/slagging,
-perubahan feed-water,
-burners out of service

Tabel 3, beberapa metoda pengontrolan tempereatur uap


Pada Utility Boiler yang besar, attemperator dengan injeksi langsung
air/uap banyak digunakan karena respon yang cepat
Pada kebanyakan unit digunakan kombinasi beberapa metoda
Untuk meminimisasi beban attemperator, dengan superposisi
superheater konveksi dan radiasi (gambar 6)

Gambar 6. Temperature characteristic of Superheater

5.5. Steam Drum

Digunakan pada subcritical recirculating boiler untuk memisahkan uap


jenuh yang datang dari evaporator dari campuran air
Dimensi: diameter dari 1m s/ beberapa meter, panjang mencapai 30m
Dibuat dari pelat tebal, diroll menjadi silinder, dengan tutup bola
Kegunaan lain:
a. mencampur feed water dengan air jenuh hasil pemisahan uap
b. mencampur penambahan zat kimia untuk mengontrol korosi
c. memurnikan uap dengan membersihkan kotoran dan kelembaban
sebelum dikirim ke superheater
d. membuang sebagian air ketel untuk mengontrol kebersihan air ketel
(blowdown)
e. persediaan air untuk mengakomodasi perubahan beba

Bagian dalam drum ditunjukkan pada gambar 7


Pipa-pipa feed-water dipasang sepanjang drum untuk mendapatkan
campuran yang merata dengan air dari separator sebelum dikirim ke
downcomer pipe
Variasi panjang drum untuk mengakomodasi perbedaan ukuran boiler

Gambar 7. Typical Steam drum internals

6.2. Furnace wall circuits evaluation

Sirkuit di furnace wall enclosure adalah daerah yang paling kritis:


- heat flux tinggi dan konstan perlu pendinginan tube wall tanpa henti
- pendinginan yang tak cukup overheating yang cepat, kerusakan akibat
tegangan termal, kerusakan material karena beda muai dari tube

Elemen dasar yang dievaluasi untuk pendinginan yang baik:


a. Parameter yang dievaluasi:
-distribusi flux termal yang terjadi
-perhitungan sirkulasi dan pressure drop penyeimbang
b. Kriteria batas yang dipilih:

-instabilities aliran dua fasa pada sirkuit paralel


-batasan kecepatan yang umum
-laju perpindahan panas dan flux termal kritis (CHF)
-pemisahan uap-air dan kapasitas drum
Prosedure evaluasi:
proses iteratif dalam pemilihan komponen yang distandarkan (membrane
wall, drum, header, dll), untuk mendapatkan batas performansi yang
diinginkan pada cost yang rendah
Kesetimbangan penting yang ingin dicapai: distribusi flux panas dan
distribusi flux massa yang bersirkulasi

6.3. Furnace heat flux evaluation

Sekali parameter sistem uap, jenis bahan bakar, laju aliran bahan bakar
ditentukan proses evaluasi dimulai dengan:
-penentuan geometri furnace
-penelitian distribusi flux termal yang terjadi

Desain dan evaluasi termal di furnace adalah proses sangat komplek


belum ada solusi eksak dari metoda teoritis
fabrikator menggunakan kombinasi data lapangan, pengalaman operasi,
interpolasi dan extrapolasi, dll
modelisasi numerik untuk optimasi geomrti yang ada dan geometri yang
baru

Furnace harus dikonfigurasikan:


-untuk mencapai Furnace Exit Gas Temperatur (FEGT) yang
diinginkansebelum gas melalui bagian konveksi
- distribusi termal harus tertentu supaya evaluasi sirkuit di tube wall dapat
dilakukan

Beberapa konfigurasi telah dikembangkan untuk utility boiler (gambar 8)

Gambar 8. Sample utility boiler furncae configuration

Basic furnace configuration approach:


Geometri dan volume furnace ditentukan oleh:
-karakteristik setiap pembuat peralatan pembakaran
-fuel input
-karakteristik fouling dan slagging
-pembuat komponen yang distandarkan
Basic approach meliputi
a. furnace depth (jarak dari dinding burner ke dinding burner)
-distandarkan oleh pembuat burner
- biasanya tergantung pada karakteristik pembakaran
b. tergantung pada karakteristik slagging (rendah, tinggi, dll),
- harga spesifik input panas per penampang furnaceuntuk menentukan
lebar furnace, untuk menghindari akumulasi slag yang berlebihan
c. yang diinginkan, ditentukan oleh karakteristik abu untuk mengurangi
slagging pada permukaan konveksi

d. Tinggi furnace ditentukan untuk mendapatkan temperatur keluar yang


diinginkan. Tergantung pada kebutuhan untuk superheater dan
reheater, platen surface, furnace division walls dan wing walls mungkin
ditambahkan untuk menyerap sebagian energi untuk mengurangi
FEGT pada level yang diinginkan
Gambar 9 geometri berdasarkan karakteristik abu bahan bakar

Gambar 9. Furnace size


comparisons (H,W, D, A,
based dimension on (b)

Anda mungkin juga menyukai