Anda di halaman 1dari 79

STRUCTURES ELUCIDATION OF ORGANIC COMPOUNDS

Lecturing 1 - 2
“UV-Vis Spectroscopy”
Ihsan Ikhtiarudin, M.Si

Department of Pharmacy
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau
Pekanbaru
2019
Spektroskopi,
Spektrometri dan Spektrometer

Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu


tentang interaksi antara materi dengan radiasi
elektromagnetik.

Metode pengukuran yang didasarkan pada pengetahuan


tentang spektroskopi disebut spektrometri.

Alat yang digunakan untuk mengukur atau menganalisis suatu


sampel bedasarkan metode spektrometri disebut
spektrometer
Electronic Excitation by UV/Vis Spectroscopy :
UV: valance Radio waves:
X-ray: IR: molecular
electronic Nuclear spin states
core electron vibrations
excitation (in a magnetic field)
excitation
Types of Spectroscopy
• UV  Observe electronic transition and provides
information on the electronic bonding in the sample
• IR  Observe the vibrations of bonds and provides evidence
of the functional groups present
• MS  bombards molecules with electrons and breaks them
apart. Analysis of the masses of the fragments gives the
molecular weight, possibly the molecular formula, and clues
to the structure and functional groups.
• NMR  observed the chemicals environments of the
hydrogen atom (or the carbon atom) and provides evidence
for structure of the alkyl groups and clues to the functional
groups
Spektroskopi UV-Vis
• Dalam elusidasi struktur senyawa Organik digunakan untuk
identifikasi ikatan rangkap terkonjugasi atau jenis kromofor
dalam suatu molekul.
• Apabila suatu larutan molekul organik diberikan sinar UV,
maka sebagian sinar akan diserap (A) dan sebagian akan
dipancarkan dan diteruskan (T).
• Penyerapan sinar UV tersebut menyebabkan terjadinya
transisi elektron ikatan dari keadaan dasar (ground state) ke
keadaan eksitasi (exitation state).
• Sinar UV: 200 – 380 nm
• Sinar Tampak: 380-750 nm
Tingkatan Energi Molekul
Transisi Elektronik
• Penyerapan Sinar UV dan tampak oleh suatu molekul
organik akan menghasilkan transisi di antara tingkat
energi elektronik pada molekul tersebut, dan
karenanya sering dinamakan Spektrometri Elektronik.
• Transisi tersebut pada umumnya antara orbital ikatan
(bonding) atau orbital pasangan elektron bebas (non
bonding) ke orbital anti ikatan (anti bonding).
• Panjang gelombang serapan merupakan ukuran
perbedaan tingkat-tingkat transisi elektronik dari
orbital tersebut.
UV Vakum dan UV
• Elektron ikatan sigma tereksitasi membutuhkan energi
paling tinggi dan akan memberikan serapan pada
panjang gelombang 120-200 nm (UV hampa/ UV Vakum).
• Pengukuran spektrum UV vakum sukar dilakukan dan
juga relatif tidak banyak memberikan keterangan untuk
penentuan struktur.
• λ > 200 nm merupakan daerah eksitasi dari orbital π dan
orbital d, terutama untuk sistem ikatan π terkonjugasi.
• Karena alasan praktis maka spektrometri UV-Vis biasa
dilakukan pada λ > 200 nm.
• Panjang gelombang cahaya UV atau visible bergantung pada
mudahnya promosi elektron terjadi

• Molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk


promosi elektron, akan menyerap pada panjang gelombang
yang lebih pendek

• Molekul yang memerlukan energi yang lebih sedikit akan


menyerap pada panjang gelombang yang lebih panjang

• Senyawa yang menyerap cahaya dalam daerah


visible/tampak (senyawa berwarna) lebih mudah
mempromosikan elektronnya daripada senyawa yang
menyerap pada panjang gelombang UV.

9
12
13
14
 135 nm
C C

C C  165 nm
H n 183 nm weak
C O

 150 nm
n 188 nm
C O n 279 nm weak

180 nm

C O
A

279 nm


Kromofor
• Kromofor (chromophore) adalah suatu gugus kovalen tak
jenuh yang bertanggungjawab terhadap absorbsi elektronik
(gugus fungsi yang menyerap radiasi pada daerah ultraviolet)
• Struktur kromofor memiliki ikatan rangkap terkonjugasi (gugus
tak jenuh yang memiliki transisi n  π* dan π  π*

C C

O
N N NO2
Similar chromophore showed similar UV spectra:

O
O

max = 238, 305 nm max = 240, 311 nm max = 173, 192 nm

Similar chromophore
Ausokrom
• Auksokrom (auxochrome) adalah suatu gugus jenuh dengan
elektron sunyi yang tidak menyerap pada daerah UV-Vis tetapi
jika terikat pada kromofor akan mengubah panjang gelombang
dan intensitas serapan kromofor (gugus fungsi yang tidak
mengalami transisi π  π* melainkan transisi n σ*

• -OH, -OR, -NH2, -NHR, -NR2, -X


Serapan beberapa poliena terkonjugasi
Serapan beberapa poliena terkonjugasi
gugus karbonil
 202 nm ( = 7.000)
 260 nm ( = 215)
Serapan Beberapa Sistem Aromatik
23
Pemilihan pelarut
Spektrum ultraviolet-tampak biasanya diukur dalam larutan sangat encer dan pelarut
tidak menyerap pada  dimana dilakukan pengukuran

Pelarut yang biasanya digunakan adalah metanol, etanol, air dan heksana:

(  * dan n  *).

25
Hukum Lambert-Beer
• Lambert dan Beer telah menurunkan secara
empirik hubungan antara intensitas cahaya
yang ditransmisikan dengan tebalnya larutan
dan hubungan antara intensitas tadi dengan
konsentrasi zat.
Konstanta Absortivitas
• Absorbansi berbanding langsung dengan tebal
larutan dan konsentrasi larutan (hukum Beer),
yaitu :
A=abc
dalam hal ini:
A = absorbansi
a = konstanta disebut absortivitas
b = tebal larutan
c = konsentrasi larutan (gram/L)
Konstanta Absorbtivitas Molar
• Jika konsentrasi c dinyatakan dalam mol/liter
(Molar) dan tebal larutan dalam cm maka
absortivitas disebut absortivitas molar (), sehingga

A=bc

• Hukum Beer menyatakan bahwa absorbansi


berbanding langsung dengan tebal larutan dan
konsentrasi seperti telah dikemukakan sebelumnya.
Latihan
• Sebanyak 33,3 mg senyawa 2-butanon
dilarutkan dalam 10 ml etanol. Kemudian
dimasukkan ke dalam kuvet dengan tebal 1 cm
dan diukur absorbansinya menggunakan
spektrofotometer UV-Vis. Dari pengukuran
didapatkan bahwa senyawa tersebut memiliki
maks = 270 nm dengan absorbansi 0,7.
Hitunglah nilai konstanta absorbtivitas molar
untuk sampel tersebut!
Solusi:
Konversi satuan konsentrasi mg/ml menjadi mol/L
c = 33,3 mg / 10 mL
c = (0,0333 g / 72 g/mol) / 0,010 L
c = 0,04625 mol/L

Menghitung nilai  dengan persamaan berikut:


A=bc
=A/bc
 = 0,7 / (1 cm x 0,04625 mol /L)
 = 15 L mol-1 cm-1
Pergeseran
batokromik dan hipsokromik

• Pergeseran batokromik = Pergeseran ke arah


frekuensi rendah / λ lebih panjang (red shift)
• Pergeseran hipsokromik = Pergerseran ke λ
lebih pendek (blue shift)

• Methyl orange : yellow in base, red in acid


Efek hiperkromik dan hipokromik
• Efek hiperkromik adalah efek yang
menyebabkan kenaikan intensitas serapan,
disebabkan oleh pekatnya konsentrasi zat
terlarut.

• Efek hipokromik adalah efek yang menyebabkan


penurunan intensitas serapan, diakibatkan oleh
encernya konsentrasi zat terlarut.
Absorption and intensity shifts

33
Faktor-faktor yang mempengaruhi spektrum
serapan :
a. Jenis pelarut (polar, non polar).
b. pH larutan.
c. Kadar larutan, jika konsentrasi tinggi akan
terjadi polimerisasi yang menyebabkan λ
maksimum berubah sama sekali.
d. Tebal larutan, jika digunakan kuvet dengan
tebal berbeda akan memberikan spektrum
serapan yang berbeda.
Letak dan intensitas suatu pita serapan dapat bergeser jika digunakan pelarut yang
berbeda

i)   *
Prinsip Frank-Condon: selama transisi elektronik atom-atom tidak berpindah dan
umumnya transisi menghasilkan tingkat tereksitasi lebih polar dari tingkat dasar.

hv
+
O O-

Interaksi dwikutub-dwikutub dengan molekul pelarut akan menurunkan energi


tingkat tereksitasi daripada tingkat dasar, sehingga  lebih besar.
Contoh, larutan etanol memberikan  lebih besar (10-20 nm) dari pada n-heksana.

35
ii) n  * (senyawaan karbonil)

Pengaruh pelarut menyebabkan penurunan kemampuan pelarut untuk membentuk


ikatan hidrogen dengan gugus karbonil dalam keadaan tereksitasi

Contoh, dalam n-heksana aseton memberikan  = 279 nm dan  = 15, sedangkan


dalam air  = 264,5 nm, pergeseran biru.

Absorption shift with change in polarity of the solvent


36
Pengaruh pelarut pada energi relatif orbital dan transisi pada senyawa
karbonil-a,b-takjenuh

Dalam pelarut yang lebih polar transisi   * bergerak ke  lebih


panjang,
n  * bergerak ke  lebih pendek. 37
40
41
Double Bond Equivalent
• Derajat Ketidakjenuhan
• Satu ikatan rangkap dua menghasilkan DBE = 1
• Satu cincin menghasilkan DBE = 1
Why and How to calculate DBE?
Latihan
Solusi
Woodward-Fieser Rules for Calculating the
λmax of Conjugated Dienes and Polyenes

• λmax = Base value + Σ Substituent


Contributions + Σ Other Contributions
1.
2.
3.
4.
The UV Spectra of Natural Products
β-sitosterol

 maks = 212 dan 240 nm


Chalcone Analog
O
OCH3
3.5

O 3
O
OCH3
OCH3

OCH3 2.5
sinamoil

Absorbansi
2 OH
1.5 benzoil

OH OCH3 1

OCH3 0.5

0
200 250 300 350 400 450
λ maksimum (nm)

λ maksimum (nm) Absorbansi


220 3,041
252 (bahu) 1,451
362 2,976
UV-Vis Spectra of Flavonoid
• Ultraviolet and visible spectroscopy was one of the earliest
techniques routinely used for flavonoid analysis due to the
existence of two characteristic UV/Vis bands in flavonoids,
• Band I in the 300 to 550 nm range, arising from the B ring
(Cinnamoyl System),
• Band II in the 240 to 280 nm range, arising from the A ring
(Benzoyl system)
UV-Vis Spectra of Flavonols
• Band I of flavones and flavonols lies in the 300 – 380 nm
range. Band II usually lies in the 240 - 280 nm.
• Band I of Flavanone (no C ring instauration) lies in the 277
– 295 nm range, is the main peak. Band II is often reduced
to little more than a shoulder at 300-330 nm.

B B
O O
A C A C

O O
flavon flavanon

T. J. Mabry et al., The Systematic Identification of Flavonoids


Resonance of Flavone
Diosmin dan Hesperidin
Band I of Diosmin vs Hesperidin
Band I of Naringenin

OH

HO O

OH O

maks =
289 dan 326 nm (bahu)
Jurnal tentang Naringenin
Journal Discussion
Jurnal tentang flavanone lainnya
Journal Discussion
Piperine dan Quinine

maks = 263 (bahu) dan 341 nm maks = around 298 and 350 nm
Tugas Individu I
1. Suatu senyawa dengan rumus molekul C4H8O (BM
= 72) memiliki serapan 0,28 pada λmaks 280 nm.
Jika diketahui konsentrasi larutan sampel adalah
106 mg dalam 100 mL dan tebal sel = 1 cm.
a. Hitunglah nilai konstanta absorbtivitas
molarnya!
b. Hitunglah nilai DBE molekul tersebut
c. Prediksikanlah jenis kromofor yang terdapat
pada senyawa tersebut!
2. Gunakan aturan Woodward-Fieser untuk
menentukan  maks molekul di bawah ini!

(a) (b)
Tugas Kelompok I
1. Spektrum UV suatu senyawa C8H10O (BM = 122)
memiliki nilai λmaks 263 nm dengan absorbansi 0,94.
Jika diketahui konsentrasi larutan sampel adalah
5,662 mg dalam 10 mL dan tebal sel = 1 cm.
a. Hitunglah nilai konstanta absorbtivitas
molarnya!
b. Hitunglah nilai DBE molekul tersebut
c. Prediksikanlah jenis kromofor yang terdapat
pada senyawa tersebut!
2. Gunakan aturan Woodward-Fieser untuk
menentukan  maks molekul di bawah ini!

O
(a) (b)
3. Masing-masing kelompok (1-5) mencari
jurnal dan membahas satu contoh struktur
dan spektrum UV senyawa:
a. Triterpenoid (Kelompok 1)
b. Steroid (Kelompok 2)
c. Fenilpropanoid (Kelompok 3)
d. Alkaloid (Kelompok 4)
e. Senyawa obat Sintetik(Kelompok 5)
THANK YOU
Pengayaan
• http://vlab.amrita.edu/?
sub=2&brch=191&sim=850&cnt=3

Anda mungkin juga menyukai