Anda di halaman 1dari 13

USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI LANSIA MELALUI KEGIATAN URBAN

FARMING DI KARANG WERDA CENDRAWASIH


Tradition
(Studi Deskriptif di Rukun Warga 6 Kelurahan Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut, Kota of Excellen
Surabaya, Jawa Timur)

THE SOCIAL WELFARE EFFORT FOR ELDERLY THROUGH URBAN FARMING


ACTIVITIES IN KARANG WERDA CENDRAWASIH
(Descriptive Study at 6th Hamlet of Medokan Ayu Subdistrict, Rungkut District,
Surabaya City, East Java)

SKRIPSI 

Oleh
Jeihany Anggrilla Safarani (150910301059)
  
ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

Tradition of Excellen
Pemerintah membina lansia sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan dan penanganan
kesejahteraan lansia yang diperoleh masalah lansia yang produktif dan mampu
Penuaan berdampak pada berupa materi dan status tidak berperan aktif dalam bermasyarakat
kebutuhan atas pelayanan, banyak membantu. Beberapa
kesempatan, dan fasilitas. lansia dianggap mengganggu Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 3
Tahun 2014 Tentang Kesejahteraan Lanjut
aktivitas produktif.
Usia yang tertuang dalam Pasal 41 terkait
kelembagaan dan koordinasi karang werda.

kegiatan urban farming dan Kelompok Tani


Cendrawasih didasarkan pada mengidentifikasikan
Kawasan ramah lansia sangat
masalah dan basis daya untuk melakukan perubahan
dibutuhkan terutama lokasi Karang
sesuai dengan kondisi masyarakat (Adi, 2013: 212)
Werda Cendrawasih yang tidak
dimana kota Surabaya tengah menggalakkan urban
kondusif untuk kegiatan.
farming berkelanjutan sesuai dengan program
pemerintah sebagai solusi ketahanan pangan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana tahapan intervensi sosial yang dilaksanakan inisiator dalam usaha
Tradition
kesejahteraan sosial bagi lansia melalui kegiatan urban farming di Karang Werdaof Excellen
Cendrawasih hingga terbentuk Kelompok Tani Cendrawasih yang kini menaungi
pengelolaan lahan fasum?
2. Apakah kegiatan urban farming dapat dikonfirmasi sebagai usaha
kesejahteraan sosial bagi lansia sesuai dengan kriteria Wilensky dan Lebeaux?
1.3 Fokus Kajian

mempertegas dan mempertajam mengenai batasan pada penelitian yang merujuk pada
tahap – tahap intervensi sosial dalam kegiatan urban farming yang nantinya dikonfirmasi
sebagai usaha kesejahteraan sosial bagi lansia sesuai dengan kriteria Wilensky dan Lebeaux

1.4 Tujuan Penelitian

intervensi sosial inisiator terarah, tersistemasisasikan, dan berorientiasi pada pendekatan


direktif melalui kegiatan urban farming di Karang Werda Cendrawasih serta kegiatan urban
farming dalam penelitian adalah usaha kesejahteraan sosial bagi lansia sesuai dengan
kriteria Wilensky dan Lebeaux.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia akademik, pemerintah,
maupun masyarakat.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Tradition of Excellen

2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6

Konsep Konsep Urban Konsep Konsep Kajian Kerangka


Lansia Farming Intervensi Sistem Usaha Penelitian Berpikir
Sosial Kesejahteraan Terdahulu
Sosial (SUKS)
2.6

Kerangka
Berpikir Tradition of Excellen
BAB 3. METODE PENELITIAN
Tradition of Excellen

3.4 Teknik Penentuan


3.1 Pendekatan 3.2 Jenis Penelitian 3.3 Lokasi Penelitian Informan
Penelitian
Deskriptif RW 6 Kelurahan Purposive
Kualitatif Medokan Ayu
Informan Pokok: 3
Informan Tambahan:
4

3.6 Teknik Keabsahan 3.6 Teknik Analisis Data 3.5 Teknik Pengumpulan Data
Data
Reduksi data, Penyajian data, • Observasi (Non participant)
Triangulasi Sumber dan Penarikan kesimpulan & • Wawancara (Semi
Verifikasi (Miles and Huberman) Terstruktur)
Triangulasi Metode • Dokumentasi
BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENELITIAN

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Karang Werda Cendrawasih dan Kelompok Tani Cendrawasih secara birokrasi berlokasi di Kelurahan Medokan
Ayu, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur.

4.1.3 Deskripsi Kelompok Tani Cendrawasih


4.1.2 Deskripsi Karang Werda Keputusan Ketua RW 6 Medokan Asri Barat nomor:
Cendrawasih 01/9.15.06.2018 menyatakan bahwa perlunya pembentukan
Karang Werda Cendrawasih dibentuk dan pengurus Kelompok Tani Cendrawasih guna meningkatkan
tahun 2004 dan mengalami beberapa kali ketertiban administrasi dan pendayagunaan segala potensi
perubahan struktur pengurus. fasilitas umum dan sumber daya manusia untuk
meningkatkan kemampuan warga RW 6 Medokan Asri Barat.

4.1.4 Kondisi Awal Lansia sebelum pengelolaan lahan di RW 6 Kelurahan Medokan Ayu
Lahan fasum masih berupa lahan buangan, Lansia yang berkegiatan di sanggar terganggu ketenangannya, dan
adanya kepercayaan bahwa pertanian identik dengan keterbelakangan, desa, dan peralatan konvensional
4.1.5 Intervensi Inisiator Pada Proses Pemberdayaan Lansia

Tradition of Excellen

Proses pemberdayaan terwujud melalui kerja 1. Sosialisasi dan Penyadaran


keras dan upaya inisiator dalam memberikan 2. Pembentukan Kelompok Tani
penanaman pola pikir dan Cendrawasih
mengkomunikasikan pentingnya menjaga 3. Pelatihan
kelestarian lingkungan melalui sektor 4. Evaluasi
pertanian

4.1.6 Kondisi Lansia setelah menerapkan pengelolaan lahan di RW 6


Kelurahan Medokan Ayu
Teratasinya masalah lahan fasum sebagai lahan non-produktif yang kini dengan
pengelolaan yang baik dapat mendatangkan manfaat berupa hasil panen yang dijual
dibawah harga pasar, mengisi waktu luang, menyelesaikan masalah lingkungan.
4.2 PEMBAHASAN
Tradition of Excellence

Lansia memerlukan kondisi


lingkungan yang baik sehingga dapat
menciptakan kehidupan berkualitas. Inisiator mendorong partisipasi
Namun, adanya permasalahan
lansia yang awalnya hanya
lingkungan dan tidak mengerti
potensi lokal yang ada, lansia merasa berpangku tangan pada
tidak dapat melakukan apapun generasi muda
sehingga merasa kesepian dan
khawatir atau trauma tempat tinggal

Uphoff, Kohen, dan Goldsmith (Nasution, Purwowibowo (2016:149) bermula dari usaha
2009: 16) keterlibatan beberapa orang kecil yang dilakukan inisiator seorang diri yang
dengan jumlah signifikan dalam berbagai merupakan titik awal terjadinya pengembangan
situasi atau tindakan yang dapat komunitas. Peran inisiator juga memberikan
meningkatkan kondisi kesejahteraannya penanaman mindset agar masyarakat memiliki
terkait adanya pelibatan menekankan pola pikir yang sama yaitu menjaga lingkungan.
antara inisiator, masyarakat (lansia) dan Kemudian masalah tersebut akhirnya dapat
pemerintah dalam proses pemberdayaan dipecahkan bersama secara efektif dan efesien.
Terdapat proses pemberdayaan menurut Adi (2013:179)
Tradition of Excellen

1. Tahap 3. Tahap
2. Tahap
Persiapan Perencanaan
Assesment
(engagement) Alternatif,

6. Tahap
4. Tahap 5. Tahap
Evaluasi dan 7. Tahap
Pemformulasia Pelaksanaan
Hasil Terminasi
n Rencana Aksi (implementasi)
Perubahan
usaha kesejahteraan sosial memiliki
kegiatan yang ditentukan oleh lima
kriteria Wilensky dan Lebaux
(Sumarnonugroho, 1984:44) Tradition of Excellen

1. Formal Organization,
2. Social Sponsorship and
Accountability,
3. Absence of Profit Motive as
Dominant Program Purpose,
4. Funcional Generalixation: An
Integrative View of Human Need,
5. Direct Concern with Human
Needs,

proses pemberdayaan lansia melalui Karang Werda menghasilkan perubahan yang


menguntungkan sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia tahun 1974, bahwa
usaha-usaha kesejahteraan sosial adalah semua upaya, program, dan kegiatan yang
ditujukan untuk mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan dan
mengembangkan kesejahteraan.
BAB 5. PENUTUP
Kesimpulan Tradition of Excellen
Pemberdayaan yang dilakukan Inisiator hingga terbentuk Kelompok Tani Cendrawasih tidak lahir incidental melainkan terdapat
tahapan pemberdayaan yang merupakan model pengembangan masyarakat secara bottom-up karena dilakukan dengan prinsip
pada inisiasi, rencana, dan pelaksanaan oleh Inisiator dan masyarakat. Pemberdayaan sesuai dengan tahapan yang dikemukakan
oleh Adi (2013:179). Proses pemberdayaan ini melahirkan perubahan ke arah yang baik sehingga tercipta keberdayaan secara
sosial. Hal tersebut juga merupakan keberhasilan inisiator serta Kelompok Tani Cendrawasih sebagai organisasi yang mampu
melakukan usaha kesejahteraan sosial yang sesuai dengan lima kriteria Wilensky dan Lebaux (Sumarnonugroho, 1984:44).

Saran
1. Kelompok Tani Cendrawasih diharapkan memperbarui SK yang telah disahkan oleh Kecamatan Rungkut berdasarkan BAB II
Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor:67/Permentan/Sm.050/12/2016 Tentang Pembinaan Kelembagaan
Petani mengenai Kelompok Tani bahwa setiap Poktan harus didaftarkan di satuan kerja yang melaksanakan tugas penyuluhan
di kecamatan dan datanya dimuat dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN).
2. Alangkah lebih baik apabila musyawarah rutin dilakukan tidak hanya dilaksanakan selama terjadi hal darurat tetapi perlu
keteraturan dalam pertemuan rutin (terjadwal) sehingga mempermudah proses pengawasan terhadap kegiatan urban farming.
3. Hendaknya pemerintah juga memberikan pengawasan dengan visitasi PPL yang rutin dan terjadwal dengan disertai indicator-
indikator yang menunjukkan bahwa kegiatan urban farming dilaksanakan dengan baik sehingga target sasaran dapat
mengetahui kekurangan pelaksanaan kegiatan dan dapat segera memperbaikinya
Tradition of Excellen

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai