Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TENTANG IDENTIFIKASI POTENSI DESA, PEMETAAN PARTISIPATIF DESA, DAN


TEKNIK PEMETAAN DESA

Dosen Pengampu:

Yudi Rustandi, SST, M.Si


Wahyu Windari, S.Pt, M.Sc
Nurlaili, S.Pt, M.Si

Disusun Oleh:

Bryan Nugraha Widhigdo (04.03.18.164)

Khaliana Tantri (04.03.18.175)

Misbahudin Perdana Putra (04.03.18.178)

PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN 1A

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita hidayah

dan rahmat-Nya agar senantiasa dekat dengan diri-Nya dalam keadaan sehat wal’afiat. Serta

salam dan shalawat kita kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW, dimana nabi yang

membawa ummat-Nya dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang dan telah

menjadi suri tauladan bagi ummat-Nya.

Dalam makalah ini pnulis akan membahas masalah mengenai “ identifikasi potensi desa,

pemetaan partisipatif desa, dan teknik pemetaan desa ”

Penulis sangat mengharapkan agar pembaca dapat menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan-Nya. Saran dan kritik yang mmbangun sangat kami harapkan demi

kesempurnaan makalah ini. Akhir kata tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan

manusia sendiri.

Malang, 10 Maret 2019

Penulis

2
3
DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................................1

Kata Pengantar.........................................................................................................................2

Daftar Isi...................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................4

A. Latar Belakang.........................................................................................................4

B. Rumusan Masalah....................................................................................................4

C. Tujuan......................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................6

A. Pengertian dan Cara Identifikasi Potensi Desa........................................................6

B. Pemetaan Partisipatif Potensi Desa.........................................................................9

C. Teknik Pemetaan Desa............................................................................................10

BAB IV Penutup....................................................................................................................12

Kesimpulan..................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekonom menilai bahwa banyak potensi desa di Indonesia yang belum muncul ke
permukaan. Padahal jika potensi itu dimanfaatkan, maka upaya membangun ekonomi
desa akan lebih mudah dan cepat terlaksana. Potensi di daerah harus diperjelas dan
dirumuskan dalam buku agar terlihat lebih jelas. Sebab ini jadi acuan juga dalam
menjalankan program desa, hal itu disampaikan oleh pengamat ekonomi dari Core
Indonesia, Hendri Saparini dalam diskusi peluncuran Indeks Desa Membangun (IDM) di
Kementrian Desa, Pembangunan Desa Tertinggal, dan Transmigrasi, Jakarta.
Masalah yang ada di desa harus segera ditindaklanjuti agar proses pembangunan bisa
berjalan secara merata. Ketimpangan pembangunan antar desa dan daerah juga perlu
mendapat perhatian khusus. Pembangunan insfratruktur, pemberdayaan masyarakat, serta
penguatan desa berbasis potensi lokal harus dijalankan secara simultan. Peningkatan
ekonomi untuk membangun desa itu tentu yang sesuai dengan karakteristik dari
masyarakat itu sendiri, karena membangun desa yang melibatkan masyarakat memang
harus.
Program yang mensejahterahkan masyarakat harus dijalankan berkelanjutan, dengan
begitu akan ada langkah-langkah program peningkatan secara terus menerus. Indeks
diharapkan bisa dijadikan rujukan untuk mengentaskan jumlah desa tertinggal dan
meningkatkan jumlah desa mandiri diseluruh Indonesia. IDM yang diluncurkan ingin
meletakkan prakarsa dan kuatnya kapasitas masyarakat sebagai basis utama dalam proses
kemajuan dan pemberdaya desa.

B. Rumusan Masalah

1.         Apa pengertian Identifikasi Potensi Desa?


2.         Bagaimana Cara Identifikasi Potensi Desa?
3.         Bagaimana Pemetaan Partisipatif Potensi Desa?
4.         Bagaimana Teknik Pemetaan Desa?

5
C. Tujuan Makalah

1.         Mengetahui pengertian identifikasi potensi desa.


2.         Mengetahui cara identifikasi potensi desa.
3.         Mengetahui pemetaan partisipatif potensi desa.
4.         Mengetahui teknik pemetaan desa.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan cara identifikasi potensi desa

Potensi secara bahasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti
kemampuan, kekuatan, kesanggupan dan daya  yang mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan; sedangkan wilayah dalam hal ini bermakna ingkungan daerah (propinsi,
kabupaten, kecamatan, atau desa). Untuk keperluan ini bisa dipilih wilayah tertentu,
misalnya meliputi potensi wilayah desa. Jadi “potensi desa mengandung arti kemampuan
yang dimiliki desa yang memungkinkan untuk dikembangkan. Kemampuan yang dimiliki
suatu desa yang mungkin untuk dikembangkan tetap selamanya akan menjadi “potensi” bila
tidak diolah, atau didayagunakan menjadi suatu “realita” berwujud kemanfaatan kepada
masyarakat. Karena itu potensi wilayah memerlukan upaya-upaya tertentu untuk
membuatnya bermanfaat kepada masayarakat. Pendamping Desa sebagai agen
pembangunan harus memiliki kemampuan untuk melakukan indentifikasi potensi wilayah
secara partisipatif untuk merencanakan pembangunan pedesaan yang berkaitan dengan
masalah lingungan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat.

Identifikasi Potensi wilayah dilakukan untuk memperoleh data keadaan wilayah dan
ekosistem dengan menggunakan data primer maupun data sekunder. Data primer diperoleh
di lapangan baik dari petani maupun masyarakat yang terkait, sedangkan data sekunder
diperoleh dari monografi desa/ kecamatan/BPP dan atau dari sumber-sumber lain yang
relevan. Identifikasi data primer bisa dilakukan melalui pendekatan partisipatif dan
wawancara semi tersetruktur menggunakan teknik PRA, sedangkan identifikasi data
sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh data potensi wilayah dan ekosistem
dari data monografi desa/kecamatan/BPP dan sumber lain yang mendukung.

 Metode identifikasi menggunakan konsep PRA


Dalam melakukan pemetaan dan identifikasi potensi lingkungan desa,
Pendamping Desa berbeda dengan Fasilitator dalam menerapkan metode identifikasi.
Fasilitator Program Menabung Pohon cenderung melakukan identifikasi dengan konsep
SLA (Sustainable Livelihood Approach), sedangkan Pendamping Desa lebih cenderung
menggunakan PRA
Apa Participatory Rural Appraisal (PRA) itu?. PRA adalah:

 “suatu metode untuk memahami desa secara partisipatif, dalam upaya memahami
permasalahan dan upaya antisipasi yang dibutuhkan, dengan  berdasarkan pada
potensi dan kendala sumber daya yang  tersedia”.
 “sebuah studi sebagai titik awal untuk memahami situasi lokal, yang dilakukan oleh
suatu tim multi-disiplin, dimana  pertanyaan-pertanyaannya tidak dapat
diidentifikasikan lebih  dahulu sebagaimana dalam riset konvensional” .

7
 “suatu pengalaman belajar bersama secara intensif, sistematis, dan semi-terstruktur
yang dilakukan di masyarakat dengan tim  multi-disiplin, dimana anggota masyarakat
termasuk sebagai  peserta aktif
PRA adalah sekumpulan metode/pendekatan  yang diharapkan dapat  digunakan untuk
memfasilitasi  masyarakat untuk:

 saling berbagi pengetahuan dan pengalaman;


 menganalisis kondisi kehidupannya; dan
 membuat rencana kegiatan berdasarkan hasil analisisnya

Prinsip dasar yang harus dipegang oleh Pendamping Desa dalam melakukan pemetaan
dan identifikasi potensi desa, antra lain :

 Melibatkan kelompok masyarakat (mewakili)


 Masyarakat setempat sebagai pelaku utama
 Penerapan prinsip trianggulasi
 Berorientasi praktis
 Optimalkan hasil
 Santai dan Informal
 Prinsip demokrasi

Setelah memamahi prinsip – prinsip dasar PRA, maka  berikutnya adalah melakukan
Langkah-langkah Pelaksanaan PRA yaitu :

 Persiapan
 Pelatihan
 Penyusunan Tim PRA
 Pendefinisisan tujuan PRA
 Pembuatan Desain Kegiatan PRA
 Kunjungan Awal
 Pelaksanaan Pra
 Penjelasan Maksud, Tujuan, dan Proses PRA
 Diskusi Penggalian Informasi
 Pendokumentasian Hasil Diskusi
 Presentasi Hasil Diskusi
 Perumusan Rencana Aksi
 Tindak Lanjut
 Perincian Rencana Aksi
 Pelaksanaan Secara Partisipatif
 Pengelompokan Data dan Informasi

 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


1. Identifikasi Data Sekunder
Pengumpulan dan pengolahan data sekunder adalah proses untuk mempelajari
keadaan desa / wilayah berdasarkan data informasi yang telah ada dalam bentuk
dokumen tertulis yang dibuat oleh pihak tertentu (dinas/instansi/LSM dll). Data
sekunder diperlukan sebagai dasar dalam memahami kondisi wilayah dan
masyarakatnya dalam rangka mengidentifikasi data/informasi apa yang diperlukan
dalam kegiatan PRA. Beberapa jenis data sekunder yang dikumpulkan sebagai data
pendukung PRA dalam rangka pelaksanaan Program Menabung Pohon  diantaranya :

8
 Data agroklimat wilayah
 Batas wilayah
 Kependudukan
 Kelembagaan formal dan non formal yang ada di wilayah
 Tata guna lahan
 Jenis usaha masyarakat
 Sarana dan prasarana di wilayah
 Program-program pembangunan pertanian yang sedang berjalan atau yang pernah
dilaksanakan di wilayah
 Teknologi yang diterapkan

Langkah Langkah Penerapan


 Mengidentifikasi kebutuhan data/informasi yang diperlukan untuk menyusun
perencanaan program menabung pohon
 Memilih dan memilah data/informasi mana yang sudah tersedia, sudah di kumpulkan
atau di dokumentasikan oleh pihak lain (dinas/instansi/LSM dll).
 Mendiskusikan dimana dan siapa sumber setiap jenis data yang dimaksud, sebelum
membagi tugas diantara anggota tim untuk melakukan pengumpulan data.
 Menyajikan data/informasi yang telah dikumpulkan agar semua anggota tim dapat
membaca, mengerti dan memahami kondisi/keadaan wilayahnya .
 Melakukan telaahan bersama pada setiap topik yang berkaitan dengan pengkajian
lingkungan yang akan dilakukan, misalnya dengan menghubungkan antara satu data
dengan data lainnya sehingga dapat terlihat masalah-masalah, potensi atau peluang
pengembangan potensi ekonomi program menabung pohon di wilayah tersebut.
 

2. Identifikasi Data
Pembuatan Peta Sumberdaya Desa
Peta secara sederhana diterjemahkan sebagai gambar wilayah dimana
informasi diletakkan  dalam bentuk simbol-simbol. Sebagai media informasi, peta
dimanfaatkan untuk membantu  pengambilan keputusan. Peta yang akan dibuat  lebih
merupakan sarana untuk membantu proses  diskusi pemahaman kondisi wilayah.
Dengan demikian, peta bukan sekedar merupakan hasil  dari diskusi tetapi lebih dari
itu yaitu bagian dari proses diskusi.

Identifikasi Kegiatan Usaha atau Mata Pencaharian


Teknik kajian mata pencaharian adalah teknik PRA yang digunakan
memfasilitasi diskusi mengenai berbagai aspek mata pencaharian masyarakat. Jenis-
jenis mata pencaharian beserta aspek-aspeknya, digambarkan dalam sebuah bagan.
Jenis Informasi yang diidentifikasi meliputi:

 mata pencaharian bidang pertanian seperti pertanian tanaman pangan, peternakan,


perkebunan, perikanan;
 mata pencaharian bidang non pertanian seperti industri makanan, pertenunan,
kerajinan, gerabah dan lain-lain; dan (c) ata pencaharian bidang jasa seperti buruh,
tukang, transpot dan lain-lain

Peta Transek Desa atau Penelusuran Lokasi

9
Arti harfiah transek adalah gambar irisan muka bumi. Pada awalnya transek
digunakan oleh para ahli lingkungan untuk mengenali dan mengamati wilayah-
wilayah ekologi. Sebagai teknikPRA, Teknik Penelusuran Lokasi (transek) adalah
teknik PRA untuk melakukan pengamatan langsung lingkungan dan sumberdaya
masyarakat, dengan jalan menelusuri wilayah desa mengikuti suatu lintasan tertentu
yang disepakati. Hasil pengamatan dan lintasan tersebut kemudian dituangkan dalam
bagan atau gambar irisan muka bumi untuk didiskusikan lebih lanjut.

Identifikasi Kalender Musim


Teknik penyusunan kalender musim adalah teknik PRA yang memfasilitasi
pengkajian kegiatan –kegiatan dan kejadian-kejadian yang terjadi berulang dalam satu
kurun waktu tertentu ( musiman) dalam kehidupan masyarakat. Kegiatan-kegiatan dan
keadaan-keadaan itu dituangkan dalam kalender kegiatan atau keadaan-keadaan ,
biasanya dalam jarak waktu satu tahun ( 12 bulan).

Identifikasi  Kecenderungan  Usaha Pertanian


Teknik pembuatan bagan kecenderungan dan perubahan adalah teknik PRA
yang dapat menggambarkan perubahan-perubahan berbagai keadaan, kejadian, serta
kegiatan masyarakat dari waktu kewaktu. Dari besarnya perubahan, hal-hal yang
diamati yang dapat berkurang, tetap atau bertambah, kita bisa memperoleh gambaran
adanya kecenderungan umum perubahan yang akan berlanjut di masa yang akan
datang.

Hubungan Kelembagaan
Masyarakat dalam melakukan aktivitas kesehariannya, baik secara langsung atau tidak
sering berinteraksi dengan berbagai kelembagaan lain apakah itu pemerintahan atau
swadaya masyarakat. Dalam interaksi ini, kedua belah fihak mempunyai peran yang
berbeda dan dari tujuan yang umum dijumpai, masyarakat adalahpenerima, mungkin
ada juga sebagai pelaku.

B. PEMETAAN PARTISIPATIF POTENSI DESA

Peta merupakan penyajian grafis bentuk ruang dan hubungan keruangan antara
berbagai perwujudan dan yang diwakili. Peta merupakan bidang datar dan objek yang
digambarkan pada peta-peta pada umumnya terletak pada permukaan bumi, sehingga
digunakan skala dan sistem proyeksi untuk menggambarkan yang sebenarnya.
Menurut Prihandito (1998), peta merupakan gambar permukaan bumi pada bidang datar
dalam ukuran yang lebih kecil. Dalam hal ini posisi titik-titik pada peta ditentukan terhadap
sistem siku-siku x dan y, sedangkan posisi titik-titik pada muka bumi ditentukan oleh
lintang dan bujur ( dan ).
Sedangkan menurut Romadan (2000), peta adalah gambaran yang dapat menunjukkan atau
memberikan informasi tentang letak-letak benda di bumi dalam ukuran yang lebih kecil.
Selain itu ada pula pendapat lain menyatakan peta merupakan penyajian grafis bentuk ruang
dan hubungan keruangan antar berbagai perwujudan yang diwakili, Kals (1983).

Manfaat Pemetaan Partisipatif


Peta bagi masyarakat sangat penting artinya sebab dapat digunakan sebagai advokasi untuk
memagari wilayahnya dari ancaman pihak luar dan media negoisasi dengan pihak luar yang
berkeinginan untuk investasi dalam wilayah kelolanya, juga untuk kepentingan penyusunan
10
kawasan (intensifikasi pertanian dan lahan) dan perubahan kebijakan pemerintah daerah.
Menurut Hidayat dkk (2005) ciri-ciri pemetaan partisipatif adalah:
a. Melibatkan seluruh anggota masyarakat
b. Masyarakat menentukan sendiri proses yang berlansung
c. Proses pemetaan dan peta yang dihasilkan bertujuan untuk kepentingan masyarakat
d. Sebagian besar informasi yang terdapat dalam peta berasal dari pengetahuan masyarakat
setempat
e. Masyarakat menetukan sendiri penggunaan peta yang dihasilkan.

Anonim (2003) mengatakan bahwa pemetaan partisipatif dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok
besar yaitu:
a. Manfaat utuk komunitas itu sendiri yaitu:
b. Manfaat untuk pihak-pihak yang menjadi fasilator pemetaan komunitas
c. Manfaat untuk pemerintah atau pengambilan kebijakan

Monberg, dkk (1996) dan Arianto (2001), menyatakan bahwa pemetaan mayarakat biasanya
digunakan untuk berbagai alasan dan tujuan seperti:
a. Mendokumentasikan sistem tata guna lahan pada saat pemetaan dam membahas rencana
pengelolaan sumber daya yang ada di waktu yang akan datang
b. Mendokumentasikan kepemilikan tanah untuk mendapat pengakuan dari pemerintah,
mendokumentasikan situs kultural (tempat-tempat sakral, perkuburan, desa yang telah
ditinggalkan dan sejarah lokal) untuk memperkuat identitas adat
c. Menyelesaikan berbagai masalah menyangkut konflik kepemilikan sumber daya oleh
berbagai pihak pemanfaatan lahan
d. Penetapan batas-batas secara partisipatif (misalnya daerah-daerah konservasi)
e. Menumbuhkan partisipatif di dalam perencanaan tata guna lahan regional.

C. TEKNIK PEMETAAN
Teknik pemetaan partisipatif dapat dibedakan menjadi beberapa jenis menurut Cadag
dan Gaillard (2012). Teknik pemetaan partisipatif tersebut antara lain Ground Mapping,
Stone Mapping, Sketch Mapping, Scaled 2D Mapping, WebGIS based Mapping dan GPS
Mapping. Adapun teknik pemetaan partisipatif yang digunakan dalam kajian ini adalah
teknik Scaled 2D Mapping, yaitu teknik pemetaan partisipatif dimana nara sumber
menggambarkan informasi yang diketahui (menggunakan alat tulis dan gambar) ke dalam
peta dasar dalam bentuk cetak.

Teknik Scaled 2D Mapping lebih dipilih daripada metode pemetaan partisipatif lain
dengan pertimbangan: (1) nara sumber yang dilibatkan adalah perangkat desa yang sudah
cukup familiar dengan peta dan foto udara; (2) memungkinkan adanya dialog dua arah
antara peneliti dengan nara sumber guna meminimalisir distorsi informasi yang dipetakan.
Peta dasar yang digunakan adalah citra satelit resolusi tinggi yang ditumpang-susunkan
dengan peta persil tanah yang dimiliki oleh pemerintah desa.

Penggunaan peta persil tanah sebagai salah satu informasi dalam peta dasar
merupakan permintaan dari nara sumber. Pada umumnya nara sumber perangkat desa
(kepala padukuhan) di masa lalu menggunakan peta persil sebagai dasar untuk mengingat
berbagai obyek spasial di wilayah yang ditanganinya, sehingga kombinasi antara citra satelit

11
resolusi tinggi dan peta persil dapat memaksimalkan proses ekstraksi berbagai informasi
yang diketahui nara sumber, dan memudahkan transfer informasi dari bentuk peta mental
(mental map) ke peta fisik (physical map). Hasil pemetaan partisipatif kemudian diubah
menjadi bentuk digital melalui proses scanning peta cetak hasil penggambaran oleh nara
sumber, dilanjutkan proses georeferencing peta hasil scan, dijitasi komputer untuk
memperoleh data spasial dalam bentuk vektor, dan diakhiri dengan pengisian data atribut.

Hasil pemetaan partisipatif kemudian diintegrasikan dengan hasil pemetaan


penggunaan lahan yang dilakukan peneliti, sebagai pelengkap informasi hasil pemetaan
penggunaan lahan dan sekaligus menjadi bahan validasi hasil pemetaan penggunaan lahan.
Hasil pemetaan yang telah dilakukan kemudian disampaikan kembali kepada nara sumber
untuk divalidasi dan dikoreksi apabila ditemukan kesalahan. Produk akhir hasil kegiatan
pemetaan kemudian dikompilasi dalam bentuk basis data spasial geodatabase, dan
didiseminasikan dalam bentuk peta cetak. Standar penyajian peta cetak dalam penelitian ini
mengikuti Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa.

12
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Potensi desa merupakan segala sumber daya alam maupun sumber daya
manusia yang terdapat serta tersimpan di desa. Dimana semua sumber daya tersebut
dapat dimanfaatkan bagi kelangsungan dan perkembangan desa. Potensi desa sendiri
terbagi menjadi 2 yakni potensi fisik dan potensi nonfisik. Dalam melakukan
pemetaan dan identifikasi potensi lingkungan desa, Pendamping Desa berbeda dengan
Fasilitator dalam menerapkan metode identifikasi. Fasilitator Program Menabung
Pohon cenderung melakukan identifikasi dengan konsep SLA (Sustainable Livelihood
Approach), sedangkan Pendamping Desa lebih cenderung menggunakan PRA. PRA
adalah suatu metode untuk memahami desa secara partisipatif, dalam upaya
memahami permasalahan dan upaya antisipasi yang dibutuhkan, dengan  berdasarkan
pada potensi dan kendala sumber daya yang  tersedia.
Pengumpulan dan pengolahan data sekunder adalah proses untuk mempelajari
keadaan desa / wilayah berdasarkan data informasi yang telah ada dalam bentuk
dokumen tertulis yang dibuat oleh pihak tertentu (dinas/instansi/LSM dll).
Pemetaan partsipatif adalah publik bersama-sama atau terlibat dalam proses
pengumpulan data dan analisis terkait problem dan isu di sekitar mereka melalui
identifikasi dan penggambaran fitur geospasial dengan menggunakan piranti dan
teknologi pemetaan. Pemetaan partisipatif semakin memberi ruang yang lebar
terhadap komunikasi dua arah antara pemerintah dan masyarakat, dan juga
antarpemangku kepentingan pada daerah pengembangan.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://facilitatortrainingpf.wordpress.com/2015/04/22/identifikasi-potensi-desa/

https://raymoon760.wordpress.com/2013/06/21/pemetaan-partisipatif/

https://setjen.pu.go.id/pusdatin/source/File%20pdf/Artikel%20Khusus/PENERAP AN
%20TEKNIK%20PEMETAAN%20PARTISIPATIF%20UNTUK%20MENDUKUNG
%20PEMETAAN%20INFRASTRUKTUR%20DAN%20FASILITAS%20UMUM
%20WILAYAH_BAGIAN_1.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai