Anda di halaman 1dari 26

Fisiologi Sistem

Respirasi
Kelompok 1:
1. Eha Lestari 2281170001

2. Siti Aulia Nabila 2281170003

3. Elva Zahrotunnaqiyah 2281170028

4. Nova Amalia 2281170040

5. Selvia 2281170042
Part 01
Sistem Respirasi
Sistem respirasi memiliki fungsi
utama untuk memasok oksigen
ke dalam tubuh serta
membuang CO2 dari dalam
tubuh

Respirasi internal atau respirasi seluler


Respirasi ekstrenal =  proses penggunaan oksigen oleh sel
bernapas tubuh dan pembuangan zat sisa
metabolism sel yang berupa CO2.
Respirasi / pernapasan

Usaha tubuh untuk memenuhi


kebutuhan O2 untuk proses
metabolism dan mengeluarkan CO2
sebagai hasil metabolism dengan 3 tahap respirasi :
perantara organ paru dan saluran 1. Ventilasi  peristiwa masuk dan
napas bersama kardiovaskular keluarnya udara dalam paru.
sehingga dihasilkan darah yang kaya 2. Difusi  perpindahan O2 dari
oksigen alveoli kedalam darah dan CO2
dari darah ke alveoli
3. Perfusi  distribusi darah
Fungsi utama paru : proses respirasi  kedalam paru
usaha tubuh untuk memenuhi O2
untuk proses metabolism dan
mengeluarkan CO2 sebagai hasil
metabolisme
Zona
konduksi
• Tidak mengandung alveoli
• Tidak ambil bagian pada
proses pertukaran gas
• Ruang rugi anatomi

Zona
konduksi
• Mengandung alveoli
• Terlibat pada proses
pertukaran gas
Ventilasi

Proses masuk dan keluarnya udara melalui


saluran napas kedalam paru meliputi inspirasi
dan ekspirasi.

Insipirasi  proses yang aktif dimana otot pernapasan


berkontraksi, yang akan meningkatkan volume
intratorakal.

Eksipirasi  proses yang pasif dimana tidak didapatkan


kontraksi otot untuk menurunkan volume intratorakal.
Ventilasi
Tekanan pada Akhir Insipirasi Tekanan sa;uran
Fase Inspirasi napas > tekanan
saluran napas
Awal atmosfer
menjadi
negative
Tekanan Recoil paru
intrapleural Aliran udara Ekspirasi
menurun sekitar – masuk kedalam Rongga dada ke
6 mmHg paru. posisi semula

Keterangan:
VE : Volume ekshalasi permenit/ ventilasi
VE = VT x F
semenit
VT : Volume tidal
Ventilasi alveoral dan ruang rugi

Pertukaran gas terjadi didalam alveoli ketika


udara inspirasi masuk dan terjadi difusi dengan
pembuluh darah kapiler.

Tidak semua udara inspirasi masuk kedalam


alveoli dan berpartisiasi dalam pertukaran gas

Volume udara pada akhir inspirasi yang tetap


ada di dalam saluran napas konduksi disebut
ruang rugi anatomis
Ventilasi alveoral dan ruang rugi

Ruang rugi fisiologis = ruang rugi anatomi +


ruang rugi alveolar

Ruang rugi alveoral sangat sedikit sehingga


ruang rugi fisiologi = ruang rugi anatomi

Volume gas di dalam alveolus yang tidak


didapatkan perfusi disebut shunt dan
kelebihan volume gas dalam alveoulus disebut
dead space
Volume ruang rugi anatomis (Vdan) pada laki-
laki dewasa normal 150-180 ml

Volume ruang rugi fisiologis (VD) orang muda


normal sedikit lebih besar / sekitar 25-35% VT
(rasio VD/VT)

Volume udara yang berperan dalam


pertukaran gas disebut ventilasi alveolar (VA)
VA = VE - VD
Gangguan proses Ventilasi

 Kelainan saraf pusat, neuromoskuler, trauma cervical,


kelumpuhan saraf frenicus
 Keracunan obat-obatan yang menyebabkan depresi napas
 Toksin botulisme, tetanus, polio
 Deformitas dinding dada
 Obstruksi jalan napas
Gambar 1 : Ruang Rugi Fisologis
Keterangan:
Alveoli tanpa perfusi, perfusi yang dikurangi, dan perfusi normal dan
kontribusi dalam ekskresi CO2. subdivisi dari total ventilasi dalam ruang
rugi anatomis, ruang rugi alveolar tanpa perfusi, dan ventilasi alveolar
dengan perpusi ideal.
difusi
Perpindahan molekul gas secara pasif dari area
dengan tekanan parsial tinggi kearea dengan
tekanan parsial rendah, sampai kedua area
memiliki tekanan parsial sama.

Perpindahan O2 dari alveoli kedalam darah dan


CO2 dari darah ke alveoli.

Proses pertukaran gas terjadi karena


perbedaan tekanan parsial O2 dan CO2 antara
alveoli dan kapiler paru.
Proses Difusi di paru terjadi melalui suatu
membrane alveolokapiler
Proses difusi melalui membrane
semipermeable.
Gangguan Difusi

 Rendahnya tekanan parsial oksigen inspirasi (pada ketinggian


diatas 10.00 kaki)
 Ketidakseimbangan antara ventilasi dengan perfusi baik
shunt maupun dead space
 Kelainan pirau kanan kiri pada kelainan jantung
 Peningkatan kebutuhan oksigen jaringan yang meningkat.
perfusi
Distribusi darah yang telah teroksigenasi
didalam paru untuk diedarkan keseluruh
tubuh.

Aliran darah dalam paru  tekanan lebih


rendah kira-kira 1/5 tekanan darah sistemik

Aliran darah diparu sangat terpengaruh oleh gravitasi


bumi  perfusi basal paru lebih besar dibandingkan
perfusi apeks
Rasio ventilasi-perfusi (v/q)
Ventilasi alveolar normalnya 4L/menit
Kecepatan aliran darah kapiler paru  5L/
menit
Rata-rata V/Q = 4/5 atau 0,8
Rasio ventilasi perfusi pada setiap bagian paru
bervariasi.
Apeks paru menerima ventilasi lebih banyak disbanding
basal paru, tetapi aliran darah (perfusi) lebih sedikit
dibandingkan paru-paru basal.

V/Q bagian apeks lebih besar dari basal paru


Ada 4 tahapan utama:
1. Glikolisis  sitipolasma
Mekanisme sel
2. Siklus krebs 
Respirasi Sel mitokondria
3. Rantai transport electron
 mitokondira
Respirasi seluler  reaksi 4. Kemiosmosis 
pemecahan glukosa untuk mitokondria
mendapatkan energi dalam
bentuk ATP yang
membutuhkan oksigen
untuk menyelesaikan
reaksinya.

Suatu proses penggalian


energi dalam bentuk ATP
dari glukosa dalam makanan
yang kita makan.
Reaksi hemoglobin dan
oksigen
Hemoglobin  protein Heme  kompleks yang
 
yang dibentuk dari 4 sub dibentuk dari suatu porifin
Pada dewasa normal dan 1 atom besi fero.
unit, masing-masing
hemoglobin mengandung Masing-masing ke 4 atom
mengandung gugus
2 rantai besi mengikat 1 molekul O2
hemeyang melekat pada
sebuah rantai polipetida secara revesible.

Hb4 + O2  HbO2
Atom besi tetap berada Atom besi tetap berada Hb4 + O2  Hb4O4
dalam bentuk fero, dalam bentuk fero,reaksi
sehingga reaksi pengikat hemoglobin dengan O2  Hb4 + O2  Hb4O6
O2  reaksi oksigenasi Hb + O2  HbO2 Hb4 + O2  Hb4O8
Part 02
Sistem Respirasi Hewan
Oksigen yang diperoleh hewan
dari lingkungannya digunakan
dalam proses fosforilasi
oksidatif untuk menghasilkan
ATP.

Hewan dapat menghasilkan ATP


tanpa oksigen. Disebut proses Respirasi aerob  respirasi
respirasi anaerob. Tetapi tidak yang dapat menghasilkan ATP
dapat menghasilkan ATP dalam dalam jumlah banyak.
jumlah banyak

Sebuah molekul yang sama


Sebuah molekul glukosa
akan mengahasilkan 36 atau
hanya menghasilkan 2
38 molekul ATP.
molekul ATP,
Cacing Tanah

Cacing tanah yang mempunyai


nama ilmiah Lumbriscus
terestris atau adapula yang
menyebut Pheretima sp.
Respirasi pada Cacing Tanah
• Tubuh cacing tertutup oleh selaput bening dan tipis yang disebut kutikula.

• Kutikula ini selalu lembap dan basah. Melalui selaput inilah terjadi difusi oksigen dan CO2 yang
kemudian diteruskan kedalam pembuluh darah sehingga kebutuhan oksigen tubuh terpenuhi.

• Karena ternyata dibawah kulit itu terdapat kapiler-kapiler darah.

• Melalui kapiler ini, oksigen berdifusi masuk ke dalam kulit, lalu ditangkap dan diedarkan oleh
sistem peredaran darah.

• Sebaliknya, karbon dioksida yang terkandung dalam darah dilepaskan dan berdifusi keluar tubuh.
Pembuluh darah kapiler Proses difusi terjadi
mengandung pada jaringan
hemoglobin, proses epidermis dan
pengangkutan oksigen kutikula yang
dan karbon dioksida di terdapat di
dalam darah melalui permukaan tubuh
difusi
Kelembaban tubuh diatur
Pernapasan cacing oleh kutikula melelui
dipengaruhi oleh prosessekresi kelenjar
kandungan hemoglobin dan mukus pada jaringan
tekanan cairan di dalam epidermis sehingga
tubuh . Hemoglobin mampu menurunkan tekanan
menyerap dan mengalirkan cairan dalam tubuh.
oksigen melalui plasma Cacing mampunmenyerap
darah ke seluruh tubuh oksigen 25-240 Mm3/ 30
pada 9˚C-27˚C
Syarat yang harus dipenuhi untuk pertukaran
udara adalah adanya kelembapan yang cukup
tinggi pada permukaan kulit

Dalam proses pernafasan oksigen


akan bercampur dengan hemoglobin
dan diedarkan keseluruh jaringan

Pada keadaan yang mendesak cacing tanah


dapat bertahan hidup selama beberapa
jamtanpa suplai udara segar

Anda mungkin juga menyukai