The Campus Coffee Shop - Caffeine Conundrums
The Campus Coffee Shop - Caffeine Conundrums
Coffee Shop:
Caffeine
Conundrums
PBL Biokimia Blok 6 - Kelompok B3
Introduction Part I
01&02
1. List common foods/drinks that are sources of caffeine. How much caffeine is found in each?
2. What is the chemical structure of caffeine? What class of chemical molecules does caffeine belong to?
Kafeina atau kafein merupakan suatu zat psikoaktif yang memiliki efek stimulan bagi tubuh.
Jenis makanan dan minuman yang mengandung kafein antara lain adalah kopi 9,3% atau setara 80-120mg/ sajian, teh 13,2%
setara 180mg/ sajian , minuman ber-energi 34,3% atau setara 250mg/sajian dan juga coklat.
Kafein adalah senyawa alkaloid yang termasuk jenis metilxanthine (1,3,7-trimetilxanthyne) atau C8H10N4O2
.
03 Part I
• Pada intinya G-protein binding ini memiliki 3 kompleks alpha, beta dan jug gamma. Pada
kompleks alpha protein ini membawa GDP (Guanosin Diphospat) pada saat tidak aktif. Proses
terjadi sinyal dimulai pada saat ligan berupa hormone atau neurotransmitter lainnya mengikat
pada GPCR (G-protein coupled receptors) yang merupakan protein transmembrane yang
mengalami perubahan bentuk yang membuatnya dapat berinteraksi dengan protein G. Sebagai
respon dari interaksi tersebut, kompleks alpha pada protein G mengalami perubahan yang
• Subunit alpha akan meregulasi enzyme yang nantinya akan mengkatalase reaksi dan menciptakan
second massager, second massager ini bagai pengeras dari sinyal pertama yang diterima sel dari
ligan. Pada banyak kasus hal ini akan mengaktifkan protein kinase yang merupakan enzyme yang
akan menforforilasi target protein tertentu yang nantinya akan memberikan respond biologis
terhadap neurotransmitter atau pun hormone.
Part II – Cell Biology and Signal Transduction
02
What is an antagonist for a receptor? What would an antagonist do? Draw a diagram to explain this
• Untuk sel saraf, kafein terlihat seperti adenosin: Kafein berikatan dengan reseptor
adenosin.
• Kafein membangunkan Anda dengan mengelabui reseptor adenosin. Karena adenosin
dibuat di
• otak, ia berikatan dengan reseptor adenosin. Ikatan ini menyebabkan kantuk dengan
memperlambat aktivitas sel saraf. Di otak, ini juga menyebabkan pembuluh darah
04 dopamine. During the day, adenosine levels rise, and adenosine acts on its
re c e p t o r t o i n h i b i t o t h e r n e u ro n s . S p e c i fi c a l l y , w h a t e ff e c t s w o u l d c a ff e i n e
have?
Efek kafein pada otak menyebabkan peningkatan neuron firing. Kelenjar pituitari
merasakan aktivitas ini dan berpikir semacam darurat harus terjadi, jadi kelenjar ini
melepaskan hormon yang memberi tahu kelenjar adrenal untuk menghasilkan
adrenalin ( epinefrin). Adrenalin adalah Hormon “fight or fight” dan memiliki
sejumlah efek pada tubuh anda seperti:
• Pupil mata Anda membesar.
• Jalan napas terbuka (inilah sebabnya orang yang menderita serangan asma parah
kadang disuntik dengan epinefrin).
• Jantung berdetak lebih cepat
• Pembuluh darah di permukaan mengerut untuk memperlambat aliran darah dari
luka dan Meningkatkan aliran darah ke otot
• Tekanan darah meningkat
• Aliran darah ke perut melambat
• Hati melepaskan gula ke aliran darah untuk energi ekstra
• Otot-otot menegang, siap bereaksi.
5. How does caffeine get into the brain? 05
Hint: Look at the chemical structure of
caffeine.
Kafein secara struktural mirip dengan adenosin, yang
ditemukan di otak kita. Kedua molekul larut dalam air dan
lemak sehingga mereka dengan mudah melewati barier
darah-otak.
Di otak, adenosin melindungi kita dengan memperlambat
aktivitas sel saraf. Karena strukturnya yang serupa, kafein
berikatan dengan reseptor adenosin. Karenanya kafein,
tidak hanya menghambat kemampuan adenosin untuk
memperlambat aktivitas saraf, tetapi juga meningkatkan
aktivitas saraf, membuat kita terstimulasi, lebih waspada,
berenergi, dan bahkan gelisah.
Caffeine &
Parkinson’s Disease
1. Biological basis for Parkinson’s Disease Part III
(pd), specific molecules and cells in the
pathogenesis pd, groups of people are most
affected & treatments for PD.
• Penyakit Parkinson (Parkinson’s Disease (PD))-> penyakit
neurologis, umum terjadi pada orang lanjut usia sekitar umur 60
tahun (penyakit degeneratif).
• Mempengaruhi sel-sel saraf di bagian otak pada basal ganglia dan
substantia nigra ini tidak menghasilkan neurotransmitter dopamin
untuk menyampaikan pesan merencanakan dan mengendalikan
pergerakan tubuh.
• Tidak diketahui penyebabnya. Ketika 80% dopamin hilang, akan
Gambar 1. Bagian lintas otak. Dorongan untuk gerakan tubuh dimulai di korteks motorik otak. Ganglia Part III
basal bertanggung jawab untuk mengaktifkan dan menghambat sirkuit spesifik atau loop umpan balik.
• Gerakan-> Informasi datang ke area pusat otak (striatum) & substantia nigra-> impuls dari
sumsum tulang belakang ke otak. Ganglia basalis & otak kecil-> Gerakan halus dan lancar.
Impuls neuron ke neuron-> otak ke sumsum tulang belakang -> otot-otot.
• Ketika reseptor dopamin di striatum < maka ganglia basal terlalu distimulasi, nukleus
subthalamic (STN) menjadi terlalu aktif (rem) pada globus pallidus interna (GPi)->
penutupan Gerakan & kekakuan. Ketika GPi mengalami stimulasi berlebih-> efek
penghambatan berlebih pada thalamus-> menurunkan output thalamus dan tremor.
Part III
Gambar 2. Ilustrasi yang menunjukkan lokasi substantia nigra. Sumber: veteranshealthlibrary.org.
Gambar 3. Representasi skematis dari kategori ganglion utama oleh Henry Gray. Lokasi basal ganglia di atas thalamus dan substantia nigra di bagian atas batang otak tepat di bawah thalamus. Sumber: Gray’s Anatomy, courtesy bartleby.com
more controlled environment. What variables would you need to consider in your experimental design?
rutin berolahraga dan menjaga pola makan yang sehat dan bergizi.
5. Would caffeine be considered an effective treatment option for Parkinson’s Disease? Why or why not?
05
Caffein dapat di pertimbangkan menjadi treatment yang
effektif untuk penderita Parkinson diseases
• Sakit kepala
• Mual
• Mengantuk
• Lekas marah
• Sulit konsentrasi
Caffeine and
Part IV
Addiction/Withdrawal 02
• Kafein memiliki penyusun utana yang merupakan turunan protein yaitu purin
xantin. Senyawa ini di dalam tubuh memiliki sifat analgetik karena memiliki
aktivitias untuk menghambat sintesis leukotrien dan prostaglandin yang dapat
mencegah nyeri kepala.
• Dependence : Ketergantungan
• Kondisi tubuh dimana tubuh telah menyesuaikan diri dengan kehadiran
sesuatu seperti obat yang nantinya lama kelamaan tubuh akan kebal
terhadap efek obat tersebut. Reaksi kebal terhadap efek obat tersebut
membuat pengguna terkadang menaikkan dosis sendiri untuk mendapatkan
Caffeine and
Part IV
Addiction/Withdrawal 05
5. Explain the mechanism by which adenosine contributes to caffeine
dependence or addiction.
Untuk mekanisme sifat psikostimulan kafein dan untuk masalah perdebatan sifat penguat dan
kecanduan kafein. Pertama, hasil ini mengecualikan bahwa sifat psikostimulan kafein terkait
dengan stimulasi penularan DA endogen di NAc. Laporan sebelumnya tentang peningkatan
konsentrasi DA striatal oleh kafein mengacu pada infus lokal obat pada konsentrasi yang tidak
tercapai oleh pemberian sistemik (Okada et al. 1997). Tidak mungkin bahwa sifat psikostimulan
kafein adalah hasil dari peningkatan DA di PFCX sebagai obat (antidepresan) yang dikenal untuk
meningkatkan DA di PFCX tetapi tidak dalam NAc yang tidak memiliki sifat psikostimulan
(Tanda et al. 1996). Daripada melepaskan DA, sifat psikostimulan kafein cenderung menjadi
hasil dari blokade reseptor A2a di striatum termasuk NAc (Dixon et al. 1996; Palmer dan Stiles
1995). Kegagalan untuk mengaktifkan transmisi DA mungkin terkait dengan sifat penguat
kafein yang relatif lemah.
Daftar Pustaka
1. Martono B, Udarno L. Kandungan Kafein dan Karakteristik Morfologi Pucuk (Pekoe)
dengan 3 Daun Muda (P+3) Enam Genotipe Teh. J Tanam Ind dan Penyegar. 2015;2(2):69.
2. Lany A. Hubungan Konsumsi Kafein Terhadap Kualitas Tidur dan Tekanan Darah pada
Karyawan Restoran Cepat Saji di Kota Padang. 2017;(2013):1–6.
3. Liveina AIGA. Program Studi Pendidikan Dokter Pattern and Side Effects of Caffeinated
Drinks Consumption Among Medical Students At Udayana. Fak Kedokt Univ Udayana.
2011;1–12.
4. Hastuti DS. Kandungan Kafein Pada Kopi dan Pengaruh Terhadap Tubuh. Media Litbangkes.
2015;25(3):185–92.
5. Sabarni S, Nurhayati N. Analisis Kadar Kafein Dalam Minuman Kopi Khop Aceh Dengan
Metode Spektroskopik. Lantanida J. 2019;6(2):141.
6. Caffeine: MedlinePlus [Internet]. Medlineplus.gov. 2020 [cited 6 April 2020]. Available
from: https://medlineplus.gov/caffeine.html
7. Ashton C. Caffeine and health. British Medical Journal. 1987;295(6609):1293.
8. Depaula J, Farah A. Caffeine consumption through coffee: content in the beverage,
metabolism, health benefits and risks. Brazil: MDPI Journal; 2019.5(37):h.15-9
9. Zulkifly S, Darmawan I, Tambunan V. Manfaat kopi untuk mencegah penyakit alzheimer.
Indonesia: CDK Jurnal; 2017.44(10):h.742-3
10.Yonata A, Saragih DGP. Pengaruh konsumsi kafein pada sistem kardiovaskular. 2016
Sept;5(3):43-49.
Daftar Pustaka
11.Williams L, Wilkins. Nutrition and Diagnosis-Related Care. 6 th ed. Philadelphia. 2008.
12.Winata SD. Gejala, diagnosis, dan tata laksana pada pasien peminum kafein yang
mengalami adiksi. 2015 Des;21(57).
13.Dwijatmoko Isa M. Efek Kafein pada Kesehatan dan Nutrisi.
14.Damayanti S. Reseptor P2Y G-Protein Couple Receptors (GPCRs): Target Menarik
Pengembangan Obat Baru. J Farm Galen. 2007;02(10).
15.Paola PIA, Roque M, Bull R. The Campus Coffee Shop : Caffeine. 2016.
16.Jakubowski H. Agonist and antagonist of ligand binding to receptors.USA: St. John's
University; 2019.
17.Salahudeen MS, Nishtala PS. An overview of pharmacodynamic modelling, ligand-
binding approachand its application in clinical practice. Arab Saudi: Saudi Pharm
journal; 2017; 25(2):.p. 165-175.
18.Garden, H., HowStuffWorks, Science, Science, Chemistry and Compounds, 2020. How
Caffeine Works.
19.Garden, H., HowStuffWorks, Science, Science, Chemistry and Compounds, 2020. How
Caffeine Works.
20.Ribeiro J, Sebastião A. Caffeine and Adenosine. Journal of Alzheimer's Disease.
2010;20(s1):S3-S15.
Daftar Pustaka
21. Temple JL, Bernard C, Lipshultz SE, Czachor JD, Westphal JA, Mestre MA. The Safety of Ingested Caffeine: A
Comprehensive Review. Front Psychiatry. 2017;8:80.
22. Cappelletti S, Piacentino D, Sani G, Aromatario M. Caffeine: cognitive and physical performance enhancer or
psychoactive drug? Curr Neuropharmacol. 2015 Jan;13(1):71-88.
23. Halliday GM, Leverenz JB, Schneider JS, Adler CH. The neurobiological basis of cognitive impairment in Parkinson’s
disease. Mov Disord. 2014;29(5):634–50.
24. Foundation P. A Guide to Parkinson’s Disease. 2018; Available from:
https://www.parkinson.org/sites/default/files/attachments/Parkinsons-Disease-Frequently-Asked-Questions.pdf
25. Lauren Robertson, BA, MPT. Parkinson’s disease: moving forward [Internet]. Atrain Education.2020 [cited 06 April
2020]. Available from: https://www.atrainceu.com/node/2266
26. Ross G. Association of Coffee and Caffeine Intake With the Risk of Parkinson Disease. JAMA. 2000;283(20):2674.
27. 2. Caffeine for treatment of Parkinson disease: A randomized controlled trial. Neurology. 2012;79(16):1744-1744.
28. Roshan M, Tambo A, Pace N. Potential Role of Caffeine in the Treatment of Parkinson’s Disease. The Open
Neurology Journal. 2016;10(1):42-58.
29. Sonsalla P, Wong L, Harris S, Richardson J, Khobahy I, Li W et al. Delayed caffeine treatment prevents nigral
dopamine neuron loss in a progressive rat model of Parkinson's disease. Experimental Neurology. 2012;234(2):482-
487.
30. Juliano L, Griffiths R. A critical review of caffeine withdrawal: empirical validation of symptoms and signs,
incidence, severity, and associated features. Psychopharmacology. 2004;176(1):12-8.
31. Karima R,Ernazarova S, Hamilton RJ. Caffeine withdrawal [interne]. Drexel University College of Medicine. NCBI
Pubmed. 2019 [cited 07 April 2020]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430790/
32. Acquas E. Differential Effects of Caffeine on Dopamine and Acetylcholine Transmission in Brain Areas of Drug-naive
and Caffeine-pretreated Rats. Neuropsychopharmacology. 2002;27(2):182-193.
33. 6. Volkow N, Wang G, Logan J, Alexoff D, Fowler J, Thanos P et al. Caffeine increases striatal dopamine D2/D3
receptor availability in the human brain. Translational Psychiatry. 2015;5(4):e549-e549