Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH SUHU TERHADAP KEJADIAN

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT


(ISPA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU
TAHUN 2015

Oleh:
SATRA
105140083
BAB I
PENDAHULUAN

 Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan
salah satu penyebab kematian pada anak di negara
sedang berkembang. ISPA ini menyebabkan 4 dari
15 juta kematian pada anak berusia di bawah 5 tahun
pada setiap tahunnya

 Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 diketahui khusus
untuk Provinsi Lampung Period prevalence ISPA
mencapai 17,8%.
 Dari data 10 besar penyakit di Puskesmas Pringsewu
tahun 2014 terlihat bahwa ISPA menempati urutan
pertama dengan jumlah kasus 7920 kasus (33,1%),
sedangkan kunjungan rawat jalan seluruhnya
sebesar 23932.
Rumusan Masalah


 Dari masalah diatas dapat penulis kemukakan
permasalahan pada penelitian ini yaitu: Apakah ada
pengaruh suhu terhadap kejadian Infeksi Saluran
Pernafasan Atas (ISPA) di Wilayah Kerja Puskesmas
Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun 2015?
Batasan Masalah


 Ruang lingkup penelitian ini adalah pengaruh suhu
terhadap kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Atas
(ISPA). Penelitian ini diambil variabel suhu, dan
variabel Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA),
metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
time series yang menggunakan data sekunder.
Penelitian akan dilakukan pada bulan Mei tahun
2015 di Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu
Kabupaten Pringsewu
Tujuan Penelitian

Tujuan Umum
 Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap kejadian Infeksi Saluran
Pernafasan Atas (ISPA) di Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu Kabupaten
Pringsewu Tahun 2015.

Tujuan Khusus
 Untuk mengetahui distribusi frekuensi suhu lingkungan di Wilayah Kerja
Puskesmas Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun4 2015.
 Untuk mengetahui distribusi frekuensi kejadian Infeksi Saluran Pernafasan
Atas (ISPA) di Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu Kabupaten Pringsewu
Tahun 2015.
 Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap kejadian Infeksi Saluran
Pernafasan Atas (ISPA) di Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu Kabupaten
Pringsewu Tahun 2015.
Manfaat Penelitian

 Bagi Penulis
 Bagi institusi Program Studi Ilmu Keperawatan
 Bagi petugas kesehatan
BAB II
 TINJAUAN PUSTAKA


Faktor individu (Host):
1. Jenis kelamin
2. Umur
3. Imunisasi
4. BBLR
5. Status Gizi

Agent
1. Bakteri ISPA
2. Virus

Lingkungan fisik rumah:


1. Ventilasi
2. Pencahayaan
3. Jenis lantai
4. Jenis dinding
5. Adanya asap rokok
6. Adanya pembakaran
7. Kepadatan hunian
8. Suhu dalam rumah

Gambar 2.5. Kerangka Teori


Sumber : Somantri (2009).
Kerangka Konsep
 Gambar 3.1. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Suhu dalam rumah ISPA


Hipotesa

 Ada pengaruh suhu terhadap kejadian Infeksi
Saluran Pernafasan Atas (ISPA) di Wilayah Kerja
Puskesmas Kabupaten Pringsewu Tahun 2015
BAB III
METODE PENELITIAN

 Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian secara Survey Analitik dengan menggunakan
rancangan cross-sectional

 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif

 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2015 di Kabupaten
Pringsewu
Subjek Penelitian

 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala
Keluarga (KK) di Wilayah Kerja Puskesmas
Pringsewu Kabupaten Pringsewu pada tahun 2015
sejumlah 9.236 KK.
 Sampel adalah 99 KK
Variabel

 Variabel Terikat adalah variabel yang dapat di
pengaruhi, dalam hal ini adalah kejadian ISPA.
 Variabel bebas adalah variabel yang dapat
mempengaruhi dalam hal ini adalah yaitu suhu
lingkungan.
Definisi Operasional
Variabel
 Definisi
Cara
Ukur
Variabel Dependen
Alat Ukur Hasil Ukur
Skala
Ukur

Kejadian ISPA adalah penyakit Kuesioner Mengisi 0: ISPA Ordinal


ISPA infeksi saluran pernapasan kuesioner 1: Tidak ISPA
yang bersifat akut dengan
gejala batuk, pilek, serak,
demam baik
disertai maupun tidak
disertai, napas cepat, sesak
napas yang berlangsung dalam
14 hari

Variabel Independen
Suhu Suhu udara dalam lingkungan Pengukura Termomet 0: Tidak Baik Ordinal
rumah n Suhu er (< 180C atau >
30 0C)
1 : Baik (180C
- 30 0C)
Instrumen
Pengumpulan
 Data
 Data kejadian penyakit ISPA
Data jumlah kejadian ISPA diukur dengan cara observasi
dokumen yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis.
Alat ukur yang digunakan adalah hasil laporan dan rekapitulasi
data kejadian penyakit ISPA Program P2 ISPA dari Puskesmas
Pringsewu pada tahun 2014

 Data Suhu
Data suhu berasal pengukuran suhu ruangan. Kemudian
dilakukan analisa data dengan cara observasional dokumen
yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis.
Pengolahan Data

 Editing
 Coding
 Proccessing
 Cleaning
Analisa Data

 Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk melihat, menyajikan, dan
mendeskripsikan karakteristik data variabel dependen maupun
variabel independen. Data yang diolah disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi.

 Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat kemungkinan adanya
hubungan paparan (faktor penelitian) dan penyakit dengan cara
membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol
berdasarkan status paparannya. Karena rancangan penelitian ini
adalah cross sectional

Anda mungkin juga menyukai