Anda di halaman 1dari 27

KELOMPOK 9 :

Alifa Hani NoviantI (10317004)


Ana Amelia (10317005)
Eka Laila Adhani (10317025)
Fazal Efendi (10317030)
Puspa Sari L (10317051)
EVALUASI SISTEM
Safira Rahma H (10317061)
SURVEILANS INOS
RSUD SLG DAN KLB
CAMPAK DINKES
KAB. KEDIRI
Definisi INOS
(Infeksi Nosokomial)
Infeksi nosokomial disebut juga Hospital Acquired
Infection (HAI) adalah infeksi yang didapatkan dan berkembang
selama pasien dirawat di rumah sakit (WHO, 2013).
Infeksi nosokomial bukan merupakan dampak dari
infeksi penyakit yang telah dideritanya. Pasien, petugas
kesehatan, pengunjung dan penunggu pasien merupakan
kelompok yang paling berisiko terjadinya infeksi nosokomial,
karena infekasi ini dapat menular dari pasien ke petugas
kesehatan, dari pasien ke pengunjung atau keluarga ataupun dari
petugas ke pasien (Rikayanti,2014).
Definisi Surveilans Campak

Adalah pemantauan secara terus menerus terhadap


setiap kejadian tersangka kasus campak
dimasyarakat meliputi mencatat semua kasus campak
dalam formulir C-1.
Kegiatan surveilans campak dilakukan dengan
pendekatan kasus berbasis individu atau case based
measles surveilans (CBMS) Yang sudah
dilaksanakan di seluruh provinsi Indonesia sejak
tahun 2011.
METODOLOGI PELAKSANAAN
Tempat Penelitian :
• Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri
• UPTD RSUD SLG Kabupaten Kediri
• RS Aura Syifa’ Kabupaten Kediri

Waktu Penelitian :Tanggal 2 - 5 Desember 2019


Metode Penelitian : Metode Deskriptif Kualitatif
Observasi (wawancara)
dengan instrumen kuesioner
Responden : Petugas Surveilans dan Komite PPI
STRUKTUR KOMITE PPI
RSUD SLG
Ketua
Komite PPI

Sekertaris
Komite PPI

IPCN IPCLN SNM CSSD


HASIL OBSERVASI
Evaluasi Sistem Surveilans INOS
RSUD SLG
INPUT PROSES OUTPUT
Man : Terdapat 10 Petugas pengumpulan data : Kualitas Data : terkait dengan
Surveilans Rata-Rata seluruh unit baik Rawat Inap kelengkapan maupun validitas
Pendidikan S1 maupun IGD dikumpulkan data dapat ditunjukkan dari
oleh petugas IPCLN dan nilai kesalahan yang terjadi
diserahkan kepada pihak IPCN dalam pelaporan. Selain dilihat
dari definisi kasus penetapan
diagnosis juga didasarkan hasil
pemeriksaan laboratorium
yaitu pengecekan darah.
Methode : Permenkes No.27 Pengolahan data : piahk IPCN Informasi : kegiatan surveilans
Tahun 2017,WHO mengolah data dari formulir yang dilakukan oleh petugas
manual diinput di secara RSUD SLG informasi yang
online dengan SIM RS dihasilkan bersifat informatif

Money : Mendapatkan Analisis data : jumlah kasus,


Anggaran Hibah dan ketercapaian penurunan kasus
Pendanaan khusus dari RSUD tersebut dibandingkan dengan
SLG. Indikator dari pedoman
Lanjutan :

Material : Seperangkat Interpretasi :


Komputer dan printer. Penyajian data berbentuk
Formulir surveilans manual Grafik bulanan setaip
dan soft file Triwulan atau 3 bulan sekali

Machine : awal januari- Diseminasi :


maret masih Penyebarluasan Informasi
menggunakan manual dilakukan setiap Triwulan
atau 3 bulan sekali,
April sudah memakai
dilakukan saat ada Rapat
SIM-RS dan software
Diskusi bersama Tim PPI
khusus surveilans dan Direktur Rumah Sakit

Umpan Balik :
belum ada umpan balik dari
Dinas Kesehatan sendiri
CONTOH FORM SURVEILANS
RSUD SLG
HASIL OBSERVASI
Evaluasi Sistem Surveilans (INOS)
RS AURA SYIFA
INPUT PROSES OUTPUT
Man : terdapat 6 petugas Pengumpulan data : Informasi :
surveilans perawat mengisi form yang RS Aura Syifa’ tergolong
sudah tersedia,Formulir dalam jenis Surveilans Akitf
dibedakan menjadi 2 yaitu karena data yang didapat
Formulir dari Unit Rawat Inap langsung diambil dari Pasien
dan unit gawat darurat atau baik di Rawat Inap maupun di
ICU, kemudian diakumulasi ICU dan langsung ditujukan
DAN DIKUMPULKAN KE kepada Petugas Surveilans.
Komite PPI
Money : terdapat Anggaran Pengolahan data :
khusus dari pihak RS Aura Dengan cara dilakukan
Syifa’ Rekapitulasi oleh Petugas
Surveilans Infeksi Nosokomial
menggunakan Komputer.

Material : Analisis data :


Seperangkat Komputer,Buku lain tentang Pencapaian suatu
Pedoman,Formulir dan ATK kasus yang lewat dari jumlah
kasus normal, kemudian data
terkait ada atau tidaknya
tindak lanjut terhadap pasien
dengan kasus Infeksi
Methods : Peraturan Menteri Interpretasi : Kualitas Data :
Kesehatan Republik bentuk Visualisasi dari Hasil Terkait dengan kelengkapan
Indonesia (Permenkes) No. Analis Rekapitulasi maupun validitas data dapat
27 Tahun 2017 Surveilans Infeksi ditunjukkan dari nilai
Nosokomial : Grafik kesalahan yang terjadi dalam
kecenderungan bulanan pelaporan. Dalam hal ini
Infeksi Nosokomial dan untuk melihat kualitas data
Grafik Kecenderungan dilihat berdasarkan ada
Tahunan Infeksi Nosokomia tidaknya kesalahan dalam
menetapkan diagnosis
Machine Diseminasi :
Untuk penunjang nya RS disebarluaskan melaui Rapat
Aura Syifa’ sudah memiliki bersama Komite PPI Rumah
SIM-RS dan Software Sakit yang di agenda kan
Khusus Surveilans setiap 3 bulan sekali atau
pada saat terjadi kasus
kemudian langsung diadakan
rapat dengan segera
Umpan Balik :belum pernah
ada feedback dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Kediri
ketika pihak Surveilans
Rumah Sakit melakukan
penyebaran informasi.
CONTOH FORM SURVEILANS RS
AURA SYIFA’
CONTOH FORM SURVEILANS KLB
CAMPAK (FORM C1)
ANALISIS BERDASARKAN ATRIBUT SURVEILANS
INODS RSUD SLG
Simplicity (form yang sederhana) Formulir sudah tergolong simplicity karena
nama variabel yang terdapat dalam induk
kolom dapat dengan mudah dimengerti dan
digunakan untuk seluruh Surveilans Infeksi
Rumah sakit di RSUD SLG
Fleksibility (dapat menyesuaikan perubahan) Pada form survailans cukup fleksibel untuk
penyakit INOS (Infeksi Nosokomial) akan
tetapi tidak bisa untuk penyakit lainnya.
Acceptability (dapat diterima/orang lain juga Dokter dan Perawat yang berada di Ruangan
dapat melaksanakan) Rawat inap dan IRD selama ini dapat mengisi
sendiri dengan lengkap
Sensitivity (sensitif dalam mendeteksi kasus) Cukup sensitif dalam mendeteksi kasus
karena setiap ada kasus yang tinggi pihak
dalam komite PPI dan surveilans langsung
turun ke unit
Predictive Value Positif (orang benar-benar dilihat langsung melalui pemeriksaan
sakit diseluruh populasi sakit) laboratorium oleh petugas survailans
Representative (keakuratan kasus) sudah akurat karena ketika terjadi kasus
tinggi pihak PPI tidak hanya menerima
laporan saja, namun pihak PPI juga turun
langsung untuk mengecek ulang pada tiap
unit-unit di RS SLG.
Time liness (ketepatan/keterlambatan Dilakukan setiap 1 bulan sekali dan paling
waktu) lambat tanggal 5 pada ketepatan
penggumpulan rumah sakit SLG sudah
melakukan dengan tepat.
ANALISIS BERDASARKAN ATRIBUT SURVEILANS INOS
RS AURA SYIFA
Simplicity (form yang sederhana) Cukup sederhana karena meskipun pada
kepala kolom formulir terdapat Singkatan-
Singkatan medis namun singkatan tersebut
sudah dipahami oleh seluruh Perawat dan
Dokter
Fleksibility (dapat menyesuaikan perubahan) Pada form survailans cukup fleksibel untuk
penyakit INOS (Infeksi Nosokomial) akan
tetapi tidak bisa untuk penyakit lainnya
Acceptability (dapat diterima/orang lain juga Dokter dan Perawat serta Bidan baik yang
dapat melaksanakan) berada di Ruangan Rawat inap dan ICU
selama ini dapat mengisi sendiri dengan
lengkap
Sensitivity (sensitif dalam mendeteksi kasus) Cukup sensitif dalam mendeteksi kasus
dengan definisi yang jelas dan dapat
mendeteksi adanya KLB, namun pada RS
Aura syifa belum terdapat KLB akan tetapi
jika terjadi KLB petugas akan langsung
menanganinya
Predictive Value Positif (orang benar- Pengelompokan orang yang benar-benar
benar sakit diseluruh populasi sakit) sakit dengan orang yang benar-benar
sehat pada kasus INOS di Rumah sakit
Aura syifa dilihat langsung melalui
pemeriksaan laboratorium oleh petugas
survailans

Representative (keakuratan kasus) sudah akurat karena ketika terjadi kasus


tinggi pihak PPI tidak hanya menerima
laporan saja, namun pihak PPI juga turun
langsung untuk mengecek ulang pada tiap
unit-unit di RS. Aura syifa
Timeliness(ketepatan/keterlambatan waktu) kurang sesuai dengan ketentuan dan
ketepatan waktu, RS Aura syifa tidak
memiliki deadline untuk pengumpulan
pelaporan.
Skema Sistem SKD KLB CAMPAK
DETEKSI DINI
KONDISI
STP JEJARING SE RENTAN KLB  IDENTIFIKASI
KASUS
BERPOTENSI
DETEKSI DINI KLB
KAJIAN KLB
EPIDEMIOLOGI
 PWS PENYAKIT
BERPOTENSI
KEWASPADAA KLB
N
PENINGKATAN
PERINGATAN MASYARAKAT PENYELIDIKAN
KEWASPADAA
KEWASPADAAN N &
DENGAN KLB
DINI KLB KESIAPSIAGAA
N KLB KESIAPSIAGAAN
MENGHADAPI
KLB
UPAYA
PENCEGAHAN
PERINGATAN
(PROGRAM)
KEWASPADAAN
KLB
PENANGGULA
NGAN KLB
UPAYA CEPAT& TEPAT
PENCEGAHAN KEWASPADAAN
(MASYARAKAT) ANTAR DAERAH
Peran Dinas Kesehatan
a) Kajian Epidemiologi Ancaman KLB
Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data dan
informasi penyakit berpotensi KLB dan kondisi rentan KLB
didaerah Kabupaten dengan bekerjasama dengan unit
pelayanan kesehatan
Melakukan kajian epidemiologi terus menerus secara
sistematis terhadap pengembangan penyakit berpotensi KLB
dan faktor-faktor resikonya
Melaksanakan penyelidikan lebih luas terhadap
kondisi rentan KLB , kualitas penyelenggaraan
penanggulangan KLB
b) Peringatan kewaspadaan dini KLB
Menyebarluaskan informasi perkembangan penyakit
berpotensi KLB dan ancaman KLB kepada program terkait.

Memberikan peringatan kewaspadaan dini KLB kepada


program terkait.

Memberikan informasi perkembangan penyakit


berpotensi KLB dan adanya ancaman KLB dalam jangka
panjang untuk mendorong kesiap siagaan KLB secara teratur
setiap tahun
Peran puskesmas
a) Kajian Epidemiologi ancaman KLB
Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data
dan informasi penyakit berpotensi KLB dan kondisi rentan
KLB didaerah puskesmas.

Melakukan kajian epidemiologi terus-menerus


secara sistematis terhadap perkembangan penyakit
berpotensi KLB dan faktor-faktor resikonya, sehingga
dapat mengidentifikasi adanya ancaman KLB didaerah
puskesmas

Melaksanakan penyelidikan lebih luas terhadap


kondisi rentan KLB.
b) Peringatan kewaspadaan dini KLB
Apabila teridentifikasi adanya ancaman KLB yang
sangat penting dan mendesak , maka dalam waktu secepat –
cepatnya, puskesmas memberikan peringatan kewaspadaan
dini KLB kepada program terkait dilingkungan puskesmas,
dan sektor terkait wilayah puskesmas, termasuk rumah sakit,
klinik dan masyarakat serta melaporkan kepada dinas
kesehatan kabupaten/kota.
c) Peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap KLB

Peningkatan kegiatan surveilens dan penyelidikan lebih luas terhadap


kondisi rentan KLB dan mendorong upaya – uapay pencegahan KLB.

Peningkatan kegiatan surveilens untuk mendeteksi dini KLB dengan


penyelenggaraan pemantauan wilayah setempat penyakit berpotensi KLB di
puskesmas dan puskesmas pembantu
Penyelidikan lebih luas terhadap dugaan adanya KLB
Melaksanakan penyuluhan serta mendorong kewaspadaan KLB
dipuskesmas pembantu, Rumah sakit, klinik dan masyarakat.
Kesiap siagaan menghadapi KLB, terutama penyiapan Tim
penyelidikan dan penanggulangan KLB puskesmas yang merupakan bagian dari
tim penyelidikan dan penanggulangan KLB kabupaten/ kota.
DOKUMENTASI
Wawancara
Surveilans KLB
Campak
Dinas Kesehatan
Kabupaten Kediri

Wawancara Surveilans
Wawancara Surveilans
INOS RS Aura Syifa’
INOS RSUD SLG
KESIMPULAN
Hasil Evaluasi Sistem Surveilans Campak
Dikabupaten Kediri Menunjukkan Bahwa pelaksanaan sistem
surveilans telah memenuhi KEMENKES
NO.1116/SK/VII/2003 dan buku juknis surveilans campak
(2012)
Instansi RS sudah baik dan teratur dalam pencatatan
sampai diseminasi informasi namun dari dinas kesehatan
kabupaten kediri belum melakukan umpan balik
Masalah yang ditemukan pada pelaksanaan surveilans
KLB tahun 2019 di dinas kesehatan kabupeten kediri adalah
sulit menemukan penderitaan campak dikarenakan kasus
yang tidak dilaporkan
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai