Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Berdasarkan jenisnya penelitian ini adalah penelitian observasional.

Berdasarkan waktu penelitian, rancang bangun penelitian ini adalah

penelitian studi cross-sectional dimana data dikumpulkan secara bersamaan

antara kadar partikulat debu (PM10) dalam rumah dan ada tidaknya kejadian

ISPA serta faktor-faktor lingkungan rumah yang terdiri atas kondisi fisik rumah

(kepadatan hunian kamar, letak dapur, suhu dan kelembaban dalam rumah),

sumber pencemaran dalam rumah (asap rokok, penggunaan obat nyamuk,

jenis bahan bakar memasak dan adanya penderita ISPA serumah serta jarak

rumah dengan jalan raya) dan karakteristik individu (umur, status gizi dan

lama tinggal). Alasan pemilihan desain cross sectional dalam penelitian ini

adalah karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besamya masalah

hubungan antara kadar partikulat melayang (PM10) udara rumah tinggal dan

kondisi lingkungan dengan kejadian ISPA pada satu kurun waktu tertentu.

Disamping itu desain studi ini memberikan kemudahan atau keuntungan,

seperti sifatnya relatif mudah dilaksanakan, sederhana, ekonomis dalam segi

waktu dan pada waktu bersamaan banyak variabel yang dapat dikumpulkan.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 2 bulan, dimulai dari April 2015

sampai Mei 2015 dengan waktu pengukuran pukul 09.00 17.30 WITA.

Pengukuran dilakukan di empat titik yaitu, ruang tamu, dapur, kamar tidur

penderita) dan satu di luar rumah yaitu, teras.


Jarak paparan antara teras rumah ke tepi jalan yang dianggap

sebagai sumber pencemar akibat transportasi bisa juga menentukan

besaran konsentrasi PM10 yang diterima.


2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Mariso yang masuk dalam wilayah

kerja Puskesmas Dahlia.


C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2011). Populasi penelitian ini terbagi atas dua, yaitu : populasi objek dan

populasi subjek.
Populasi objek adalah rumah tinggal yang berada dalam wilayah kerja

Puskesmas Dahlia. semntara, populasi subjek adalah penderita ISPA


2. Sampel
Sampel lingkungan dalam penlitian ini adalah partikel PM 10 di dalam

rumah, sedangkan sampel manusia dalam penelitian ini adalah penghuni

rumah yang menderita penyakit ISPA.


a. Besar Sampel

Adapun sampel dalam penelitian ini, penulis menggunakan

teknik Proportionate Stratified Random Sampling, teknik ini digunakan

karena populasinya tidak homogen, mengacu pada pendapat

Sugiyono (2011: 82) bahwa, Proportionate Stratified Random

Sampling digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur

yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Strata yang

dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu jumlah penderita ISPA setiap

Kelurahan.

Jumlah anggota sampel total ditentukan melalui Rumus Taro

Yaname dan Slovin, hal ini mengacu pada pendapat Riduwan dan

Engkos (2011: 49) bahwa teknik pengambilan sampel menggunakan


rumus dari Taro Yaname dan Slovin apabila populasi sudah diketahui.

Adapun rumus tersebut adalah sebagai berikut:

= 97 orang

Ket :

n : Jumlah Anggota Sampel

N: Jumlah populasi

d : Presisi (ditetapkan 10%)

Jumlah anggota sampel bertingkat (berstrata) dilakukan dengan

cara pengambilan sampel secara proportional random sampling yaitu

menggunakan rumus alokasi proportional :

Dimana :

ni = jumlah anggota sampel menurut stratum

n = jumlah anggota sampel seluruhnya

Ni =jumlah anggota populasi menurut stratum

N = jumlah anggota populasi seluruhnya


Jadi besar sampel dalam penelitian ini adalah 97 orang penderita

Ispa dan rumah tinggal. Jumlah sampel pada setiap lokasi penelitian

ditentukan secara proporsional, yakni sebagai berikut :

1. Kelurahan Kampung Buyamg = (972 : 3664) X 97 = 26 orang

penderita ISPA dan rumah tinggal.

2. Kelurahan Mattoanging = (864 : 3664) X 97 = 23 orang

penderita ISPA dan rumah tinggal.

3. Kelurahan Bontorannu = (982 : 3664) X 97 = 26 orang

penderita ISPA dan rumah tinggal.

4. Kelurahan Tamarunang = (846 : 3664) X 97 = 22 orang

penderita ISPA dan rumah tinggal.

b. Sampel dan kriteria Inklusi Sampel


Sampel adalah sebagaian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi (Sugiyono,2014). Besar sampel dalam penelitian

ini sebanyak 34 orang, penentuan sampel orang digunakan tehnik

Proposive sampling dengan kriteria inklusi sebagai berikut :


Kriteria Inklusi
1. Penderita ISPA berada atau bertempat tinggal di wilayah kerja

Puskesmas Dahlia Kecamatan Mariso, Kota Makassar.


2. Penderita ISPA telah tinggal di rumah tersebut selama minimal 1

tahun ( 1 tahun ).
3. Bersedia menjadi sampel penelitian ini, untuk diwawancarai serta

diukur tinggi berat badannya untuk menentukan nilai indeks massa

tubuhnya.
4. Responden bersedia diperiksa kualitas udara (Partikel PM 10, suhu

udara dan kelembaban udara).


5. Responden bersedia untuk diobservasi kondisi rumahnya.

D. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian adalah data primer dan data

sekunder. Data primer untuk konsentrasi PM 10 dilakukan dengan pengukuran


PM menggunakan 831 Four Channel Handheld Particle Counters atau

Aerosol Mass Monitor, dan data mengenai sumber paparan PM 10 diketahui

berdasarkan wawancara langsung menggunakan kuesioner.

Gambar. 831 Four Channel Handheld Particle Counters atau Aerosol Mass

Monitor, alat pengukuran konsentrasi PM

Prosedur dalam pengukuran PM adalah konsentrasi PM diukur pada

beberapa ruangan di rumah yaitu di ruang utama (ruang tamu atau

keluarga), kamar, dapur dan teras rumah, dimana pengukuran berlangsung

sekitar satu menit pada tiap ruangan yang diukur. Dikatakan terpapar PM 10

apabila saat pengukuran konsentrasi PM 10 lebih dari 20 g/m 3. Standar

tersebut merupakan standar WHO untuk pengukuran tahunan yang dianggap

berbahaya bagi kesehatan manusia. Penelitian ini tidak menggunakan

standar pengukuran 24 jam WHO (50 g/m 3 untuk PM10) karena pengukuran

tidak dilakukan secara terus menerus atau selama 24 jam.

Data sekunder atau data pendukung diperoleh dari istansi terkait

seperti: kantor kecamatan, kantotor kelurahan, Puskesmas, dan Dinas

Kesehatan kota makassar. Selain itu, melalui penelusuran dari berbagai

sumber : jurnal, buku, artikel, laporan, media cetak (koran), media online

(artikel internet ), serta bacaan lain yang erat kaitannya dengan penelitian ini.

E. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi dengan

menggunakan program komputer SPSS (Statistical Product and Service

Solution) versi 17.0 dengan beberapa tahap :


a. Editing, yaitu tahap pemeriksaan hasil pengumpulan data yang bertujuan

untuk mengetahui kelengkapan, kejelasan makna jawaban,

b. konsistensi maupun relevansi dengan penelitian.

c. Coding, yaitu tahap pemberian kode agar memudahkan proses

pengolahan dan analisis data.

d. Entry data, yaitu tahap memasukkan data yang telah dikumpulkan untuk

diolah pada komputer dengan program SPSS.

e. Cleaning data, yaitu tahap membersihkan kesalahan yang mungkin

terjadi selama proses input data. Cleaning data dilakukan dengan cara

analisis frekuensi pada semua variabel. Data missing dibersihkan dengan

menginput kembali data yang benar.

F. Analisa Data

Analisa data dilakukan secara (univariat dan bivariat) dengan

pebjabaran sebagai berikut:

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan dengan mendeskripsikan karakteristik sampel

dari setiap variable yang diukur. Data skala kategorik dianalisis dengan

table distribusi frekuensi. Sedangkan data dengan skala numerik

dianalisis dengan ukuran pemusatan dan penyebaran data. Sebelumnya

juga dilakukan uji normalitas data, untuk mengetahui kenormalan suatu

data numerik. Jika setelah dilakukan uji normalitas data terhadap variabel

diperoleh nilai p>0,05 maka sebaran data berdistribusi normal

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis hubungan antara variable

independen. Analisis dilakukan dengan analisis korelatif, dimana jika hasil

uji normalitas data sebelumnya terdistrbusi normal menggunakan uji

korelasi pearson, sedangkan jika hasil uji sedangkan jika hasil uji
normalitas data sebelumnya tidak terdistribusi normal menggunakan uji

korelasi sperman. Interpretasi uji dengan membandingkan nilai p < ( =

0,05) (Dahlan, 2014).

G. Kualitas Kontrol

Penelitian ini menggunakan beberapa strategi untuk menjaga standar

kualitas data atau mengurangi kesalahan yang terjadi selama proses

penelitian. Kontrol kualitas dilakukan pada instrumen hingga analisis data.

1. Kesalahan sampling error (kesalahan )

Kesalahan dikontrol dengan menggunakan rumus besar sampel

minimal yang sesuai dengan dengan desain penelitian. Hal ini dilakukan

agar jumlah sampel representatif terhadap populasi.

2. Kesalahan sistematis (kesalahan )

a. Kesalahan Alat Ukur

Alat yang digunakan dalam pengukuran konsentrasi PM pada

penelitian telah mendapat sertifikasi kalibrasi tersandar ISO pada

tahun 2014.

b. Kesalahan objek yang diukur

Untuk mengurangi kesalahan dari objek yang diukur terhadap

recall bias, maka peneliti menggali informasi saat wawancara

dengan teknik bertanya yang memudahkan responden untuk

mengingat apa yang dilakukan pada saat masa kehamilan yang

berhubungan dengan paparan PM.

Anda mungkin juga menyukai