METODE PENELITIAN
antara kadar partikulat debu (PM10) dalam rumah dan ada tidaknya kejadian
ISPA serta faktor-faktor lingkungan rumah yang terdiri atas kondisi fisik rumah
(kepadatan hunian kamar, letak dapur, suhu dan kelembaban dalam rumah),
jenis bahan bakar memasak dan adanya penderita ISPA serumah serta jarak
rumah dengan jalan raya) dan karakteristik individu (umur, status gizi dan
lama tinggal). Alasan pemilihan desain cross sectional dalam penelitian ini
hubungan antara kadar partikulat melayang (PM10) udara rumah tinggal dan
kondisi lingkungan dengan kejadian ISPA pada satu kurun waktu tertentu.
waktu dan pada waktu bersamaan banyak variabel yang dapat dikumpulkan.
1. Waktu penelitian
sampai Mei 2015 dengan waktu pengukuran pukul 09.00 17.30 WITA.
Pengukuran dilakukan di empat titik yaitu, ruang tamu, dapur, kamar tidur
2011). Populasi penelitian ini terbagi atas dua, yaitu : populasi objek dan
populasi subjek.
Populasi objek adalah rumah tinggal yang berada dalam wilayah kerja
Kelurahan.
Yaname dan Slovin, hal ini mengacu pada pendapat Riduwan dan
= 97 orang
Ket :
N: Jumlah populasi
Dimana :
Ispa dan rumah tinggal. Jumlah sampel pada setiap lokasi penelitian
tahun ( 1 tahun ).
3. Bersedia menjadi sampel penelitian ini, untuk diwawancarai serta
tubuhnya.
4. Responden bersedia diperiksa kualitas udara (Partikel PM 10, suhu
D. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian adalah data primer dan data
Gambar. 831 Four Channel Handheld Particle Counters atau Aerosol Mass
sekitar satu menit pada tiap ruangan yang diukur. Dikatakan terpapar PM 10
standar pengukuran 24 jam WHO (50 g/m 3 untuk PM10) karena pengukuran
sumber : jurnal, buku, artikel, laporan, media cetak (koran), media online
(artikel internet ), serta bacaan lain yang erat kaitannya dengan penelitian ini.
E. Pengolahan Data
d. Entry data, yaitu tahap memasukkan data yang telah dikumpulkan untuk
terjadi selama proses input data. Cleaning data dilakukan dengan cara
F. Analisa Data
1. Analisis Univariat
dari setiap variable yang diukur. Data skala kategorik dianalisis dengan
data numerik. Jika setelah dilakukan uji normalitas data terhadap variabel
2. Analisis Bivariat
korelasi pearson, sedangkan jika hasil uji sedangkan jika hasil uji
normalitas data sebelumnya tidak terdistribusi normal menggunakan uji
G. Kualitas Kontrol
minimal yang sesuai dengan dengan desain penelitian. Hal ini dilakukan
tahun 2014.