PRATIWI P18011
A. Pengertian
Management jalan nafas adalah tindakan yang dilakukan untuk membebaskan jalan napas dengan tetap
memperhatikan kontrol servikal.
Tujuannya adalah membebaskan jalan napas untuk menjamin jalan masuknya udara ke paru secara normal
sehingga menjamin kecukupan oksigenase tubuh
Untuk menilai nafas yang tidak adekuat maka seorang penolong harus melakukan :
1) Look :apakah naik turunnya dinding dada seirama dengan alunan nafas, kesimetrisan pergerakan dinding dada
selama pernafasan antara sisi kiri-kanan, kedalaman pernafasan, penggunaan otot bantu pernafasan, clan
retraksi dinding dada.
2) Listen :suara udara yang masuk dan keluar dari hidung/mulut, apakah bebas, seperti berkumur, tersengal,
merintih ataupun mengi.
Perhatikan pula adanya peubahan warna kulit menjadi keabuan atau kebiruan (sianosis)
B. Tanda-tanda adanya sumbatan (ditandai adanya suara nafas tambahan) :
a) Tanpa alat
Pada kondisi dimana tidak terdapat alat maka dilakukan upaya membebaskan jalan nafas secara manual dengan
cara triple airway manuver meliputi: ekstensi kepala, angkat dagu (Chin Lift maneuver), dan mendorong
mandibula/rahang bawah (Jaw thrust maneuver). Upaya ini dilakukan untuk mengangkat lidah yang jatuh menutupi
saluran nafas.jika terdapat benda asing di jalan nafas.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk management airway tanpa alat yaitu:
1) Teknik cross finger untuk memeriksa jalan nafas terutama didaerah mulut dengan menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk yang disilangkan dan menekan gigi atas dan bawah
2) Teknik sapuan jari. Bila jalan nafas tersumbat karena adanya benda asing dalam rongga mulut
3) Teknik maneuver heimlich, dilakukan jika kegagalan membuka nafas dengan cara sapuan jari
Teknik maneuver heimlich ada beberapa macam yaitu :
1) dilakukan dalam posisi berdiri dan terlentang : Caranya berikan hentakan mendadak pada uluh hati
2) Pada posisi berdiri atau duduk : caranya penolong harus berdiri dibelakang korban, lingkari pinggan korban dengan
kedua lengan penolong, kemudian kepalkan pada perut korban, sedikit diatas pusar dan dibawah ujung tulang
sternum. Pegang erat kepalan tangan dengan tangan lainnya, tekan kepalan tangan ke perut dengan hentakan yang
cepat ke atas
3) Pada posisi tergeletak (tidak sadar) : caranya korban harus diletakkan pada posisi terlentang dengan muka keatas,
penolong berlutuk disisi pada korban, letakkan salah satu tangan diperut korban digaris tengah sedikit ke atas pusar
dan jauh dibawah ujung tulang sternum, tangan kedua diletakkan diatas tanagn pertama, penolong menekan ke arah
4) Dilakuan sendiri : caranya kepalkan sebuah tangan, letakkan sisi ibu jari pada perut diatas pusar dan dibawah ujung
tulang sternum, genggam kepelan itu dengan kuat, beri tekana ke atas ke arah diagfragma dengan gerakan yang
cepat, jika tidak berhasil dapat dilakukan tindakan dengan menekan perut tepi meja atau dibelakang kursi
b. Bag - Mask Ventilation
upaya yang sangat dasar dalam menangani jalan nafas. tangan kiri melakukan jaw trust sambil
memegang sungkup muka sementara tangan kanan memompa baging. Berbagai jenis sungkup muka
tersedia tetapi yang disarankan adalah yang transparansehingga dapat melihat langsung keadaan
kemampuanmempertahankan seal antara sungkup muka clan wajah paten, jika tidak terjadi
kebocoran maka ventilasi akan adekuat. Komplikasi dari tehnik ini adalah HOW lambung dan
Pada pasien yang tidak sadar, obstruksi terjadi akibat ketidakmampuan untuk mempertahankan tonus
lidah sehingga akan jatuh menutupi jalan nafas. Orofaringeal airway/gudel/mayo dapat menahan lidah
pada posisi yang seharusnya. Cara memasukkan guedel adalah dengan memasukkan pada posisi lengkungnya
menghadap keatas sampai menyentuh palatum kemudian diputar 180 0 sambil didorong.
Alat ini dimasukkan kemulut sampai dengan faring kemudian cuffnya diisi udara sehingga akan terjadi
seal. Berbeda dengan ETT alat ini tidak masuk ke dalam trakea hanya ada lubang pipa nafas di depan
glotis/pita suara.
Alat ini merupakan kombinasi dari dua pipa, satu untuk esofagus dan yang satunya untuk trakea.
Dimasukkan secara blind ke dalam esofagus dan kemudian balon udara dikembangkan.
2. Tehnik Invasif
a. Intubasi trakea
Pada kondisi gawat darurat jalan nafas merupakan komponaen yang paling penting dan menjadi prioritas utama
dalam penanganannya. Banyak sekali pasien yang tidak sadar maupun yang sadar yang tidak dapt mempertahankan jalan
nafasnya terbuka, tidak mampu mengeluarkan sekret, mencegah aspirasi dan membutuhkan bantuan ventilasi mekanik.
b. Krikotirodotomi
Merupakan upaya emergensi untuk membypass sumbatan dengan cara membuat lubang pada membrana krikoid.
Dalam keadaan emergensi dapat dilakukan penusukan di membran krikoid dengan menggunakan Abocath no 14.
c. Trakeostomi
Trakeostomi dilakukan jika tidak memungkinkan untuk dilakukan intubasi. Merupakan upaya bypass jalan nafas
dengan membuat lubang secara langsung pada cincin trakea.
https://infokesehatan-dragonball.blogspot.com/2010/11/management-airway.html?m=1