Askep Perioperatif 2
Askep Perioperatif 2
Askep Perioperatif 2
KHUSUS
PRE, INTRA DAN POST OPERATIF
(PERIOPERATIF)
By :
Mei Ahmadi, S. Kep., Ns
KONSEP DASAR PERIOPERATIF
Keperawatan perioperatif merupakan istilah yang
digunakan untuk menggambarkan keragaman fungsi
keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman
pembedahan pasien.
Istilah perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang
mencakup tiga fase pengalaman pembedahan, yaitu
preoperative phase, intraoperative phase dan post
operative phase.
Masing- masing fase di mulai pada waktu tertentu dan
berakhir pada waktu tertentu pula dengan urutan peristiwa
yang membentuk pengalaman bedah dan masing-masing
mencakup rentang perilaku dan aktivitas keperawatan yang
luas yan dilakukan oleh perawat dengan menggunakan
proses keperawatan dan standar praktik keperawatan.
GAMBARAN UMUM TAHAP DALAM
KEPERAWATAN PERIOPERATIF
Fase pra operatif dimulai ketika ada
keputusan untuk dilakukan intervensi bedah
dan diakhiri ketika pasien dikirim ke meja
operasi
Contoh Lingkup aktivitas keperawatan
selama waktu tersebut mencakup :
penetapan pengkajian dasar pasien di
tatanan klinik atau pun rumah, wawancara
pra operatif dan menyiapkan pasien untuk
anstesi yang diberikan dan pembedahan
TINDAKAN PADA FASE PREOPERATIF
Pengkajian kondisi klien
Identifikasi masalah yang potensial
Rekonstruktif/Kosmetik : mammoplasty,
atau bedah plastik
Palliatif : seperti menghilangkan nyeri atau
memperbaiki masalah, contoh : pemasangan
selang gastrostomi yang dipasang untuk
mengkomponsasi terhadap ketidakmampuan
menelan makanan.
TUGAS :
CARILAH ISTILAH2 DI
BAWAH INI :
14. Apendicitis
1. Diagnostik 15. Herniotomy
2. Biopsi 16. Uretrolitiasis
3. Laparotomi
17. Hemmoroidektomy
4. Inflamasi
18. Fraktur
5. Reparatif /repair
10. Obstruksi
11. Reseksi
12. Anuria
13. Oliguria
MENURUT URGENSI TINDAKAN
PEMBEDAHAN DAPAT DIKLASIFIKASIKAN
MENJADI 5 TINGKATAN, YAITU
1. Kedaruratan/Emergency :
Pasien membutuhkan perhatian
segera, gangguan mungkin
mengancam jiwa. Indikasi dilakukan
pembedahan tanpa di tunda.
Contoh : perdarahan hebat, obstruksi
kandung kemih atau usus, fraktur
tulang tengkorak, luka tembak atau
tusuk, luka bakar sangat luas.
LANJUTAN..
2. Urgen :
Pasien membutuhkan perhatian segera.
Pembedahan dapat dilakukan dalam 24-30
jam.
Contoh : infeksi kandung kemih akut, batu
ginjal atau batu pada uretra.
3. Diperlukan :
Pasien harus menjalani pembedahan.
Pembedahan dapat direncanakan dalam
beberapa minggu atau bulan.
Contoh : Hiperplasia prostat tanpa obstruksi
kandung kemih, Gangguan tyroid, katarak.
LANJUTAN..
4. Elektif :
Pasien harus dioperasi ketika diperlukan.
Indikasi pembedahan, bila tidak dilakukan
pembedahan maka tidak terlalu
membahayakan.
Contoh : perbaikan Scar, hernia sederhana,
perbaikan vaginal.
5. Pilihan :
Keputusan tentang dilakukan pembedahan
diserahkan sepenuhnya pada pasien. Indikasi
pembedahan merupakan pilihan pribadi dan
biasanya terkait dengan estetika.
Contoh : bedah kosmetik
SEDANGKAN MENURUT FAKTOR
RESIKONYA, TINDAKAN
PEMBEDAHAN DI BAGI MENJADI :
1. Minor
Menimbulkan trauma fisik yang minimal
dengan resiko kerusakan yang minim. Contoh :
incisi dan drainage kandung kemih, sirkumsisi
2. Mayor
Menimbulkan trauma fisik yang luas, resiko
kematian sangat serius. Contoh : Total
abdominal histerektomi, reseksi colon, dll.
KEPERAWATAN PRE OPERATIF
Keperawatan pre operatif merupakan tahapan
awal dari keperawatan perioperatif.
Kesuksesan tindakan pembedahan secara
keseluruhan sangat tergantung pada fase ini.
Hal ini disebabkan fase ini merupakan awalan
yang menjadi landasan untuk kesuksesan
tahapan-tahapan berikutnya.
Kesalahan yang dilakukan pada tahap ini akan
berakibat fatal pada tahap berikutnya.
Pengakajian secara integral dari fungsi pasien
meliputi fungsi fisik biologis dan psikologis
sangat diperlukan untuk keberhasilan dan
kesuksesan suatu operasi.
PERSIAPAN KLIEN DI UNIT
PERAWATAN
1.Status kesehatan fisik secara umum
Sebelum dilakukan pembedahan, penting
dilakukan pemeriksaan status kesehatan
secara umum, meliputi :
Identitas klien
Renogram
Cystoscopy
Mammografi
Makanan / cairan
Gejala : insufisiensi pancreas/DM, (predisposisi
untuk hipoglikemia/ketoasidosis) ; malnutrisi
(termasuk obesitas) ; membrane mukosa yang
kering (pembatasan pemasukkan / periode puasa
pra operasi).
Pernapasan
Gejala : infeksi, kondisi yang kronis/batuk,
merokok.
Keamanan
Gejala : alergi/sensitive terhadap obat, makanan,
plester, dan larutan , Defisiensi immune
(peningkatan risiko infeksi sitemik dan penundaan
penyembuhan) , Munculnya kanker / terapi kanker
terbaru , Riwayat keluarga tentang hipertermia
malignant/reaksi anestesi , Riwayat penyakit
hepatic (efek dari detoksifikasi obat-obatan dan
dapat mengubah koagulasi) , Riwayat transfuse
darah / reaksi transfuse.
Tanda : munculnya proses infeksi yang
melelahkan , demam.
Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : penggunaan antikoagulasi, steroid,
antibiotic, anti hipertensi, kardiotonik glokosid,
anti disritmia, bronchodilator, diuretic,
dekongestan, analgesic, anti inflamasi, anti
konvulsan atau tranquilizer dan juga obat yang
dijual bebas, atau obat-obatan rekreasional.
Penggunaan alcohol (risiko akan kerusakan ginjal,
yang mempengaruhi koagulasi dan pilihan
anastesia, dan juga potensial bagi penarikan diri
pasca operasi).
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Ansietas b/d ancaman terhadap konsep
diri,ancaman terhadap perubahan status
kesehatan, ancaman terhadap pola interaksi
dengan orang yang berarti, krisis situasi atau krisis
maturasi
2. Gangguan citra tubuh b/d pembedahan, efek
samping penanganan, factor budaya atau spiritual
yang berpengaruh pada perubahan penampilan.
3. Koping individu, ketidak efektifan b/d perubahan
penampilan, keluhan terhadap reaksi orang lain,
kehilangan fungsi, diagnosis kanker.
.
LANJUTAN..
4.Proses keluarga, perubahan b/d terapi yang
kompleks, hospitalisasi/perubahan
lingkungan, reaksi orang lain terhadap
perubahan penampilan
5.Ketakutan b/d proses penyakit/prognosis
(misalnya kanker), ketidak berdayaan.
6.Mobilitas fisik, hambatan b/d penurunan
rentang gerak, kerusakan saraf/otot, dan
nyeri.
INTERVENSI &
IMPLEMENTASI
DIAGNOSA 1
Kriteria hasil :
Kriteria hasil :