Anda di halaman 1dari 72

ASET/AKTIVA

TETAP
(FIXED ASSETS)
KONSEP AKTIVA TETAP

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan


(PSAK) No. 16 aktiva tetap adalah aktiva berwujud
(tangible fixed assets) yang memenuhi kriteria
sebagai berikut:
• masa manfaatnya lebih dari satu tahun;
• digunakan dalam kegiatan perusahaan;
• dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan
normal perusahaan; serta
• nilainya cukup besar.
AKTIVA TETAP BERWUJUD

Menurut Zaki Baridwan (1992, hal 271) menjelaskan :


“Aktiva tetap berwujud yang sifatnya relatif permanen
(menunjukkan sifat bahwa aktiva yang bersangkutan dapat
digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama)
yang digunakan dalam kegiatan perusahaan”.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002, Nomor 16.2


Paragraf 05) “Aktiva tetap adalah aktiva tetap berwujud
yang digunakan dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi
perusahaan. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka
kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun”.
AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD

Aktiva Tetap Tak Berwujud yang bahas Inggrisnya


Intangible Asset merupakan aktiva tetap yang
secara fisik tidak dapat dilihat bentuknya, akan
tetapi memberikan kontribusi nyata bagi
perusahaan.

Aktiva tak berwujud adalah hak, hak istimewa


dan keuntungan kompetitif yang timbul dari
pemilikan suatu aktiva yang berumur panjang,
yang tidak memiliki wujud fisik tertentu. Bukti
pemilikan aktiva tak berujud bisa berupa kontrak,
lisensi atau dokumen lain.
JENIS AKTIVA TETAP

Tangible Intangible
Fixed Asset Fixed Asset
• Bangunan • Goodwill
• Tanah • Paten
• Mesin • Hak Cipta
• Peralatan
• dsb
• dll
Menurut PSAK 19 (Revisi 2009), dalam mengakui
suatu pos sebagai aktiva tak berwujud,
perusahaan perlu menunjukkan bahwa pos
tersebut memenuhi:
• (a) definisi aktiva tidak berwujud; dan
• (b) kriteria pengakuan.
Contoh dari aktiva tetap adalah (mobil) kendaraan. Mobil
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun dan
digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan, seperti
mengirim barang ke pembeli, mobil inventaris direksi
perusahaan. Mobil yang dikategorikan sebagai aktiva
tetap tidak untuk dijual kembali. Apabila untuk dijual
kembali, misalnya bagi perusahaan dealer mobil, maka
mobil dalam hal ini termasuk kelompok persediaan. Selain
itu nilainya cukup besar untuk sebuah aktiva. Peralatan
yang nilainya relative kecil, seperti sendok, piring, gelas,
meskipun mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun
tidak dikelompokkan ke dalam aktiva tetap.
PRINSIP PENILAIAN AKTIVA
TETAP
Semua biaya yang terjadi untuk
memperoleh suatu aktiva tetap sampai
tiba di tempat dan siap digunakan
harus dimasukkan sebagai bagian dari
harga perolehan (cost) aktiva yang
bersangkutan. Dengan demikian harga
perolehan suatu aktiva tetap tidak
terbatas pada harga belinya saja.
Berikut adalah contoh biaya perolehan
tanah:
 Harga beli tanah Rp
100.000.000,-
 Biaya pembuatan akta jual beli Rp
tanah 7.500.000,-
 Biaya balik nama ke Rp
perusahaan 2.500.000,-
 Biaya pengurugan tanah Rp
10.000.000,-
 Biaya perataan tanah sampai Rp
siap bangun 15.000.000,-
Berdasarkan semua biaya yang dikeluarkan di atas,
maka biaya perolehan untuk tanah adalah Rp
135.000.000,-. Sementara untuk mesin (peralatan)
biaya perolehan dapat terdiri dari harga beli, biaya
kirim, biaya instalasi (pemasangan), biaya training
untuk operator, dan biaya set up.
Perolehan aktiva tetap dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Biasanya melalui pembelian tunai, pembelian
kredit, pembelian dengan angsuran maupun leasing.
CARA-CARA PEROLEHAN
AKTIVA TETAP

• Pembelian Tunai
• Pembelian Angsuran
• Ditukar dengan Surat-surat
Berharga
• Ditukar dengan Aktiva Tetap yang
lain
PEMBELIAN TUNAI

Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari


pembelian tunai dicatat dalam buku-buku
dengan jumlah sebesar uang yang
dikeluarkan.

Dalam jumlah uang yang dikeluarkan untuk


memperoleh aktiva tetap termasuk harga
faktur dan semua biaya yang dikeluarkan
agar aktiva tetap tersebut siap dipakai.
PT Bintang membeli mesin seharga Rp
50.000.000,- pada tanggal 1 Januari 2018
secara tunai. Bagaimanakah ayat jurnal
untuk pencatatan transaksi tersebut?
Jawaban :
Mesin Rp 50.000.000
Kas Rp 50.000.000
PEMBELIAN ANGSURAN

Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian


angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva
tetap tidak boleh termasuk bunga.

Contoh:
PT Bintang membeli mesin seharga Rp
50.000.000,- pada tanggal 1 Januari 2018.
Pembayaran pertama Rp 20.000.000,- dan
sisanya diangsur tiap tanggal 31 Desember
selama 3 tahun dengan bunga 12% per tahun.
1/1/11 Mesin. Rp50.000.000
Kas. Rp20.000.000
Utang Usaha. Rp30.000.000
31/12/11 Beban Bunga Rp 3.600.000
Utang Usaha. Rp10.000.000
Kas. Rp13.600.000
31/12/12 Beban Bunga Rp 2.400.000
Utang Usaha.Rp10.000.000
Kas. Rp12.400.000
31/12/13 Beban Bunga Rp 1.200.000
Utang Usaha.Rp10.000.000
Kas. Rp11.200.000
DITUKAR DENGAN SURAT-
SURAT BERHARGA
Aktiva tetap yang diperolah dengan cara ditukar dengan
saham atau obligasi perusahaan, dicatat dalam buku
sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan
sebagai penukar. Apabila harga pasar saham atau obligasi
itu tidak diketahui, harga perolehan aktiva tetap
ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut.

Contoh:
Misalnya PT Bulan memperoleh sebuah mesin dengan
menukar 1000 lembar saham biasa, nominal @Rp
10.000,-. Pada saat pertukaran, harga pasar saham
sebesar Rp 11.000,- per lembar.
Mesin. Rp11.000.000
Investasi dalam Saham.
Rp10.000.000
Laba atas Pertukaran FA. Rp
1.000.000
DITUKAR DENGAN AKTIVA
TETAP YANG LAIN
Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara
tukar-menukar, atau sering disebut “tukar tambah”,
dimana aktiva lama digunakan untuk membayar harga
aktiva baru. Dalam keadaan seperti ini, prinsip harga
perolehan tetap harus digunakan, yaitu aktiva baru
dikapitalisasikan dengan jumlah sebesar harga pasar
aktiva lama ditambah uang yang dibayarkan atau
dikapitalisasikan sebesar harga pasar aktiva baru yang
diterima.

1. Pertukaran Aktiva Tetap yang Tidak Sejenis


2. Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis
PERTUKARAN AKTIVA TETAP
YANG TIDAK SEJENIS
Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap
yang tidak sejenis adalah pertukaran aktiva tetap
yang sifat dan fungsinya tidak sama seperti
pertukaran tanah dengan mesin-mesin atau
gedung. Bila pertukaran aktiva tetap tidak sejenis,
perbedaan antara nilai buku aktiva tetap yang
diserahkan dengan nilai wajar yang digunakan
sebagai dasar pencatatan aktiva yang diperoleh
pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai
laba atau rugi pertukaran aktiva tetap.
PERTUKARAN AKTIVA TETAP
YANG TIDAK SEJENIS
Contoh:
Pada awal tahun 2018 PT Bulan menukarkan
mesin produksi dengan truk baru. Harga
perolehan mesin produksi sebesar Rp
200.000.000,-, akumulasi depresiasi sampai
tanggal pertukaran sebesar Rp 150.000.000,-.
Harga pasar mesin produksi tersebut sebesar
Rp 80.000.000,- dan PT Bulan harus membayar
uang sebesar Rp 170.000.000, dan harga truk
baru tersebut Rp 250.000.000.
Truk. Rp250.000.000
Acc. Dep. Mesin Rp150.000.000
Mesin. Rp200.000.000
Kas. Rp170.000.000
Laba atas Pertukaran. Rp.
30.000.000
PERTUKARAN AKTIVA TETAP
YANG SEJENIS
Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap
sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat
dan fungsinya sama seperti pertukaran mesin
merk A dengan mesin merk B. Pada kondisi ini
laba yang timbul akan ditangguhkan
(mengurangi harga perolehan aktiva yang
bersangkutan) dalam hal pertukaran dengan
aktiva yang sejenis. Apabila pertukaran tersebut
menimbulkan kerugian maka ruginya dibebankan
dalam periode terjadinya pertukaran.
PERTUKARAN AKTIVA TETAP
YANG SEJENIS
Contoh:

PT Bintang menukarkan truk merk A dengan


truk merk B. harga perolehan Truk A sebesar
Rp 100.000.000,- dan akumulasi
depresiasinya sebesar Rp 40.000.000,-. Truk B
harganya Rp 250.000.000,- dan dalam
pertukaran ini truk A dihargai sebesar Rp
50.000.000,- yaitu sebesar harga pasarnya. PT
Bintang membayar Rp 200.000.000,- tunai.
Truk B. Rp250.000.000
Acc. Dep A. Rp. 40.000.000
Rugi. Rp. 10.000.000
Truk A. Rp100.000.000
Kas. Rp200.000.000
BIAYA SELAMA MASA PENGGUNAAN
• Biasa : jumlahnya kecil
Reparasi
• Besar : jumlahnya besar dan selang waktunya
dan beberapa tahun
Pemelihara
an

• Mengganti dengan unit baru yang tipenya sama


Penggantia
n

• Mengganti dengan aktiva baru untuk memperoleh


kegunaan yang lebih besar
Perbaikan
• Memperluas fasilitas suatu aktiva
Penamba
han

• Pergerakan harta dari satu lokasi ke lokasi


Penyusun lain
an
Kembali
CONTOH BIAYA SELAMA MASA
PENGGUNAAN

Mesin harga perolehannya Rp. 100.000.000,-


sesudah depresiasi 70%. Sebuah suku cadang
yang diperkirakan harga perolehannya sebesar
20% dari harga perolehan mesin diganti dengan
suku cadang yang baru. Harga suku cadang
yang baru tersebut adalah Rp. 30.000.000.
JAWABAN :
• Jurnal Penggantian Suku Cadang
Akumulasi Depresiasi – Mesin Rp14.000.000
Rugi Penggantian Suku Cadang Rp. 6.000.000
Mesin
Rp20.000.000
• Jurnal Pemasangan Suku Cadang
Mesin Rp. 30.000.000
Kas Rp.
PENGERTIAN PENYUSUTAN

• Committee on Terminology dari AICPA memberikan


definisi sebagai berikut:
Akuntansi depresiasi adalah suatu sistem akuntansi
yang bertujuan untuk membagikan harga perolehan
atau nilai dasar lain dari aktiva tetap berwujud,
dikurangi nilai sisa (jika ada), selama umur kegunaan
unit itu yang ditaksir (mungkin berupa suatu kumpulan
aktiva-aktiva) dalam suatu cara yang sistematis dan
rasional.
• Penyusutan adalah proses pengalokasian harga
perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa
JENIS PENYUSUTAN
Depresia • Istilah penyusutan untuk
si aktiva tetap berwujud

Amortisa • Istilah penyusutan untuk


si aktiva tetap tak berwujud

• Istilah penyusutan untuk


Deplesi sumber alam
PENYEBAB PENYUSUTAN

Faktor • Penggunaan
• Umur
Fisik • kerusakan

Faktor • Ketidakmampuan
Fungsio aktiva tetap untuk
memenuhi kebutuhan
nal produksi
DEPRESIASI AKTIVA TETAP
BERWUJUD
Depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan
aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan
menjadi biaya setiap periode akuntansi.
Committee on Terminology dari AICPA
memberikan definisi sebagai berikut:

Akuntansi depresiasi adalah suatu sistem


akuntansi yang bertujuan untuk membagikan
harga perolehan atau nilai dasar lain dari aktiva
tetap berwujud, dikurangi nilai sisa (jika ada),
selama umur kegunaan unit itu yang ditaksir
(mungkin berupa suatu kumpulan aktiva-aktiva)
dalam suatu cara yang sistematis dan rasional.
Berdasarkan definisi tersebut jelas bahwa akuntansi
depresiasi bukannya suatu proses penilaian aktiva atau
prosedur pengumpulan dana untuk mengganti aktiva, tetapi
adalah suatu metode untuk mengalokasikan harga
perolehan aktiva tetap ke periode-periode akuntansi. Istilah
depresiasi digunakan untuk menunjukkan alokasi harga
perolehan aktiva tetap berwujud yang dapat diganti, seperti
gedung, mesin, alat-alat dan lain-lain.

Alokasi harga perolehan aktiva tetap berwujud yang tidfak


dapat diganti seperti sumber-sumber alam (wasting assets)
disebut deplesi. Sedangkan alokasi harga perolehan aktiva
tetap tidak berwujud disebut amortisasi.
FAKTOR-FAKTOR DALAM
MENENTUKAN DEPRESIASI

• Harga perolehan
• Nilai sisa
• Taksiran umur kegiatan
METODE PERHITUNGAN

1. Metode garis lurus (Straight-line method)


2. Metode Jam Jasa (Service-hours method)
3. Metode hasil produksi (Productive-output
method)
4. Metode beban berkurang (Reducing-charge
method)
• Jumlah angka tahun (sum of years’-digits method)
• Saldo menurun (declining-balance method)
• Double declining balance method
• Tarif menurun (declining rate on cost method)
METODE GARIS LURUS
(STRAIGHT-LINE METHOD)
Metode ini adalah metode depresisasi yang
paling sederhana dan banyak digunakan. Dalam
cara ini beban depresiasi tiap periode jumlahnya
sama (kecuali jika ada penyesuaian-penyesuaian)

Contoh:
Mesin dengan harga perolehan Rp 600.000,-
taksiran nilai sisa (residu) sebesar Rp 40.000,-
dan umurnya ditaksir selama 4 tahun. Berapa
nilai depresiasi tiap tahunnya?
Debit Kredit
Akhir Tahun Ke Total Acc. Dep Nilai Buku Aktiva
Dep. Dep.

0 600.000

1 140.000 140.000 140.000 460.000

2 140.000 140.000 280.000 320.000

3 140.000 140.000 420.000 280.000

4 140.000 140.000 560.000 40.000


METODE JAM JASA (SERVICE-
HOURS METHOD)
Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aktiva
(terutama mesin-mesin) akan lebih cepat rusak bila
digunakan sepenuhnya (full time) dibanding dengan
penggunaan yang tidak sepenuhnya. Dalam cara ini beban
depresiasi dihitung dengan dasar satuan jam jasa. Beban
depresiasi periodik besarnya akan sangat tergantung pada
jam jasa yang terpakai (digunakan).

Contoh:
Mesin dengan harga perolehan Rp 600.000,-, nilai sisa Rp
40.000,- ditaksir akan dapat digunakan selama 8.000 jam.
Diketahui penggunaan jam mesin tersebut selama 3000,
2500, 1500, dan 1000 jam setiap tahunnya.
Akhir Tahun Jam Kerja Debit Kredit Dep. Total Acc. Nilai Buku
ke mesin Dep. Dep

0 600.000

1 3000 210.000 210.000 210.000 390.000

2 2500 175.000 175.000 385.000 215.000

3 1500 105.000 105.000 490.000 110.000

4 1000 70.000 70.000 560.000 40.000


METODE HASIL PRODUKSI
(PRODUCTIVE-OUTPUT METHOD)

Dalam metode ini umur kegunaan aktiva ditaksir dalam satuan


jumlah unit hasil produksi. Beban depresiasi dihitung dengan dasar
satuan hasil produksi, sehingga depresiasi tiap periode akan
berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi dalam hasil produksi. Untuk
dapat menghitung beban depresiasi periodik, pertama kali
dihitung tarif depresiasi untuk tiap unit produk. Kemudian tarif ini
akan dikalikan dengan jumlah produk yang dihasilkan dalam
periode tersebut.

Contoh:
Mesin dengan harga perolehan Rp 600.000,- taksiran nilai sisa Rp
40.000,-. Mesin ini akan ditaksir selama umur penggunaan akan
menghasilkan 56.000 unit produk. Diketahui, mesin dapat
menghasilkan 18.000, 16.000, 12.000, dan 10.000 unit produk
setiap tahunnya.
Akhir Tahun Unit Produksi Debit Kredit Dep. Total Acc. Nilai Buku
ke Dep. Dep

0 600.000

1 18000 x 10 180.000 180.000 180.000 420.000

2 16000 x 10 160.000 160.000 340.000 260.000

3 12000 x 10 120.000 120.000 460.000 140.000

4 10000 x 10 100.000 100.000 560.000 40.000


METODE JUMLAH ANGKA TAHUN
(SUM OF YEARS’-DIGITS METHOD)

Di dalam metode ini depresiasi dihitung dengan cara


mengalikan bagian pengurang (reducing fractions) yang
setiap tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan
dikurangi nilai residu. Bagian pengurang dihitung sebagai
berikut:
Pembilang = bobot (weight) untuk tahun yang bersangkutan
Penyebut = jumlah angka tahun selama umur ekonomis aset

Contoh:
Mesin yang harga perolehannya Rp 100.000,- ditaksir nilai
sisa Rp 10.000,-. Taksiran umur ekonomisnya 3 tahun.
Akhir Jumlah Debit Kredit Total Nilai
Tahun Angka Dep Dep Acc. Buku
Ke Tahun Dep
0 100.00
0
1 3/6 x 45.000 45.000 45.000 55.000
90.000
2 2/6 x 30.000 30.000 75.000 25.000
90.000
3 1/6 15.000 15.000 90.000 10.000
Akhir Tarif Debit Kredit Total Nilai
Tahun Dep Dep Dep Acc. Buku
Ke Dep
0 100.00
0
1 53,58 53.580 53.580 53.580 46.420
2 53,58 24.871 24.871 78.451 21.549
3 53,58 11.545 11.545 89.996 10.004
METODE SALDO MENURUN
(DECLINING BALANCE
METHOD)
Dalam cara ini beban depresiasi periodik dihitung
dengan cara mengalikan tarif yang tetap dengan
nilai buku aktiva. T = Tarif
•   𝑵𝑺
𝑻 =𝟏 −

𝑯𝑷
𝒏 n = umur ekonomis
NS = Nilai sisa
HP = Harga perolehan

Contoh:
Mesin yang harga perolehannya Rp 100.000,-
ditaksir nilai sisa Rp 10.000,-. Taksiran umur
ekonomisnya 3 tahun.
METODE SALDO MENURUN GANDA
(DOUBLE DECLINING BALANCE METHOD)

Dalam metode ini, beban depresiasi tiap tahunnya


menurun. Untuk dapat menghitung beban depresiasi
yang selalu menurun, dasar yang digunakan adalah
persentase depresiasi dengan cara garis lurus.
Persentasi ini dikalikan dua dan setiap tahunnya
dikalikan𝟏𝟎𝟎
pada
%nilai buku aktiva tetap.
 
( 𝑼𝒎𝒖𝒓 𝒆𝒌𝒐𝒏𝒐𝒎𝒊𝒔 )
× 𝟐 × 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏 / 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒃𝒖𝒌𝒖

Contoh:
Mesin dengan harga perolehan Rp 600.000,- taksiran
nilai sisa (residu) sebesar Rp 40.000,- dan umurnya
ditaksir selama 4 tahun. Berapa nilai depresiasi tiap
tahunnya?
TARIF DEP = (2X100%): 4 =
50%
Akhir Tarif Debit Kredit Total Nilai
Tahun Dep Beban Acc Acc. Buku
Ke Dep Dep Dep
0 600.000
1 50% 300000 300000 300000 300000
2 50% 150000 150000 450000 150000
3 50% 75000 75000 525000 75000
4 50% 37500 37500 562500 37500
METODE TARIF MENURUN (DECLINING
RATE ON COST METHOD)

Di samping metode-metode tersebut, terkadang


dijumpai juga cara-cara menghitung depresiasi
dengan menggunakan tarif (%) yang selalu
menurun. Tarif (%) ini setiap periode dikalikan
dengan harga perolehan. Penurunan tarif (%)
setiap periode dilakukan tanpa menggunakan
dasar yang pasti, tetapi ditentukan berdasarkan
kebijaksanaan pimpinan perusahaan. Karena tarif
(%)-nya setiap periode selalu menurun maka
beban depresiasinya juga selalu menurun.
DIPOSISI AKTIVA
TETAP
Penjualan Aktiva
Tetap

Konversi Terpaksa

Masalah Rupa-Rupa
CONTOH PENJUALAN
AKTIVA TETAP
Penyusutan atas mesin yang berharga
pokok $18,000 telah dicatat selama
sembilan tahun pada tingkar $1,200
per tahun. Jika mesin itu dijual pada
pertengahan tahun kesepuluh sebesar
$7,000. Maka bagaimanakah ayat
jurnal untuk mencatat penyusutan
sampai tanggal penjualan?
JAWABAN :
• Jurnal Penyusutan pada pertengahan tahun kesepuluh

Beban penyusutan $ 600


Akumulasi Penyusutan-Mesin $ 600
• Jurnal Penjualan Aktiva Tetap
Kas$ 7,000
Akumulasi Penyusutan –Mesin $11,400
Mesin $18,000
Laba atas Pelepasan Mesin $ 400
CONTOH KONVERSI TERPAKSA

Camel Transport Corp. dipaksa untuk menjual suatu


pabrik yang berlokasi pada jalur jalan raya antar
Negara bagian. Selama bertahun-tahun Negara
bagian bersangkutan berusaha untuk membeli
tanah tempat pabrik itu berdiri, tetapi perusahaan
menolak. Negara bagian itu akhirnya menggunakan
haknya atas wilayah tersebut dan diperkarakan ke
pengadilan. Dalam penyelesaian perkara, Camel
menerima $500,000 yang jauh diatas nilai buku
pabrik dan tanah itu sebesar $200,000 (harga pokok
$400,000 dikurangi akumulasi penyusutan
JAWABAN :
Kas $500,000
Akum. Penyusutan Aktiva Tetap
$200,000
Aktiva Tetap $400,000
Laba atas Pelepasan $300,000
MASALAH RUPA-RUPA
Jika suatu harta dibesituakan atau dibuang tanpa ada
penerimaan kas, kerugian harus diakui sama dengan
nilai buku harta.
Jika ada nilai sisa, keuntungan atau kerugian yang
terjadi adalah selisih antara nilai sisa harta dan nilai
bukunya.
Jika suatu harta masih dapat digunakan sekalipun sudah
habis disusutkan, harta itu dapat terus tercatat pada
pembukuan, yakni biaya historis dikurangi penyusutan
atau harta tersebut dapat dicatat pada nilai sisanya.
CONTOH MASALAH RUPA-RUPA
Sebuah mesin dihapuskan dari
catatan perusahaan karena tidak
dapat digunakan lagi, harga
perolehan mesin tersebut Rp.
25.000.000,00 sampai dengan saat
ini nilai penyusutan mesin tersebut
adalah Rp. 15.000.000,00
JAWABAN :
Acc. Dep Machine Rp15.000.000
Loss on Disposal of Plant Asset Rp10.000.000
Machine Rp25.000.000
PENGERTIAN AKTIVA TETAP
TIDAK BERWUJUD
Aktiva Tetap Tidak Berwujud merupakan
kelompok aktiva jangka panjang yang tidak
ada wujudnya secara fisik, aktiva ini
merupakan suatu hak keuntungan yang
dirasakan sekarang dan masa datang.
Amortisasi biasanya dihitung berdasarkan
metode garis lurus sampai dengan batas maks.
yang diperbolehkan SAK yakni 40 tahun.
JENIS AKTIVA TETAP TIDAK
BERWUJUD
• Komputer produksi
IBM
Paten • Resep membuat Coca
Cola
• Hak cipta atas lagu
Copy • Hak cipta atas karya
Right tulis
Trade • Hak atas logo
Mark • Hak atas symbol
• Hak dalam
Waralaba/Lise
nsi penggunaan merk
dagang

Goodwill

Hak Sewa
CONTOH SOAL AKTIVA TETAP
TIDAK BERWUJUD

Perusahaan membayar uang


sebesar Rp170.000.000 untuk
membeli paten, dan perusahaan
tersebut memperkirakan umur
paten 5 tahun. Jurnal yang dibuat
adalah :
JAWABAN :
Jurnal pembelian hak paten
1/1 Paten. Rp170.000.000
Kas. Rp170.000.000
Jurnal Beban Amortisasi Periode tersebut
31/12 Beban Amortisasi-Paten Rp34.000.000
Paten. Rp34.000.000
AKUNTANSI UNTUK SUMBER
ALAM DAN DEPLESI

Suatu sumur pengeboran minyak didapat


perusahaan dengan biaya Rp100.000.000,
dan diperkirakan didalam sumur tersebut
terdapat minyak mentah sebesar 10.000
barel. Tarif deplesi dari sumur tersebut
adalah Rp10.000/barel. Jika selama periode
tersebut diambil 3.000 barel, maka beban
deplesi untuk periode tersebut sebesar
Rp30.000.000. Jurnal penyusutan yang
JAWABAN :
Beban Deplesi. Rp30.000.000
Acc. Deplesi-Minyak.
Rp30.000.000
PENGENDALIAN INTERNAL
ATAS AKTIVA TETAP
Pengendalian internal atas aktiva tetap meliputi
penjagaan dan pencatatan akuntansi.

Memberikan tanggung jawab


kepada seseorang atas aktiva
tetap tersebut

Memisahkan tugas antar orang


yang menjaga dengan yang
mencatat

Memiliki asuransi aktiva tetap


terhadap kejadian tertentu
Melakukan pembinaan kepada
orang yang menggunakan aktiva
tetap tersebut

Adanya program pemeliharaan


dan perbaikan yang teratur

Memperketat keamanan di
wilayah tersebut
PENILAIAN KEMBALI
(REVALUATION)
Dalam masa penggunaan aktiva tetap, seringkali
timbul biaya-biaya yang akan dikapitalisasi dalam
rekening aktiva, sehingga harga perolehannya
akan berubah. Perubahan ini mempengaruhi
depresiasi aktiva tersebut. Begitu juga bila
diketahui bahwa taksiran umur aktiva sudah
dilakukan dengan tidak benar atau bertambah
karena terdapat perbaikan pada aktiva tersebut,
hal ini mengakibatkan perhitungan depresiasinya
pun menjadi tidak benar.
PERBAIKAN/REPARASI ASET
TETAP
Biaya reparasi dapat merupakan biaya yang jumlahnya
kecil jika reparasinya biasa, dan jumlahnya cukup besar
jika reparasinya besar. Biaya reparasi kecil seperti
penggantian baut, mur, sekering mesin, merupakan biaya
yang sering terjadi. Biaya pemeliharaan merupakan biaya
yang dikeluarkan untuk memelihara aktiva agar tetap
dalam kondisi yang baik, biaya seperti ini adalah biaya
penggantian oli, pembersihan, pengecatan, dan biaya lain
yang serupa.
Ada dua cara untuk mencatat biaya reparasi besar yaitu:
a. Menambah harga perolehan aktiva tetap, apabila
biaya ini dikeluarkan untuk menaikkan nilai kegunaan
aktiva dan tidak menambah umurnya
b. Mengurangi akumulasi depresiasi, apabila biaya ini
dikeluarkan untuk memperpanjang umur aktiva tetap.
PEMELIHARAAN/REPARASI
AKTIVA TETAP
Contoh:
Sebuah mesin yang dibeli pada tgl 1 Januari 2013
harga perolehan Rp 10.000.000,- dan memiliki
umur ekonomis 5 tahun (metode garis lurus),
pada tanggal 1 April 2016 dilakukan reparasi
dengan membeli suku cadang yang harga
perolehannya merupakan 30% dari nilai buku,
dan perbaikan ini diperkirakan akan menambah
umur ekonomis mesin menjadi 7 tahun.
PEMELIHARAAN/REPARASI
AKTIVA TETAP
Contoh:
Sebuah mesin yang dibeli pada tgl 1 Januari 2013
harga perolehan Rp 10.000.000,- dan memiliki
umur ekonomis 5 tahun (metode garis lurus),
pada tanggal 1 April 2016 dilakukan reparasi
dengan membeli suku cadang yang harga
perolehannya merupakan 30% dari nilai buku,
dan perbaikan ini hanya menambah nilai
kegunaan dari mesin tersebut.
DEPLESI

Berkurangnya harga perolehan (cost) ataj nilai


sumber-sumber alam seperti tambang dan hutan kayu
yang disebabkan oleh perubahan (pengolahan)
sumber-sumber alam tersebut sehingga menjadi
persediaan disebut deplesi.
Untuk menghitung deplesi ada 3 hal yang harus
diperhatikan:
a. Harga perolehan aktiva
b. Taksiran nilai sisa apabila sumber alam sudah
selesai dieksploitasi
c. Taksiran hasil yang secara ekonomis dapat
diekploitasi
DEPLESI

Contoh:
Tanah yang mengandung hasil tambang dibeli
dengan harga Rp 20.000.000,-. Taksiran isinya
sebesar 150.000 ton. Tanah tersebut sesudah
dieksploitasi ditaksir bernilai Rp 2.000.000,-.

Diketahui pada akhir tahun tanah tersebut sudah


dieksploitasi sebanyak 40.000 ton tambang
PENILAIAN KEMBALI AKTIVA
TETAP
Contoh:
Tanah yang dibeli pada tahun 2000 dengan harga
perolehan Rp 100.000.000,-, pada tahun 2017
dinilai kembali menjadi Rp 1.000.000.000,-

Anda mungkin juga menyukai