Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara status ekonomi (p= 0,003,
OR=5,333), asupan protein (p= 0,026, OR=3,538) dan seng (p= 0,012, OR=4,241)
dengan kejadian stunting dan ketiganya merupakan faktor resiko stunting.
Variabel berat badan lahir rendah tidak memiliki hubungan dengan kejadian stunting
namun merupakan faktor risiko stunting, (p = 0,319, OR=1,647).
Variabel lain seperti asupan energi, zat besi, kalsium, dan vitamin A tidak memiliki
hubungan bermakna dengan kejadian stunting.
Metode dan Hasil
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain kasus
case control.
Lokasi penelitian: Wilayah kerja Puskesmas Gabus II Kabupaten Pati
Waktu penelitian: Bulan Juli 2017
Populasi: seluruh anak balita usi 24-59 bulan di lokasi penelitian, yaitu 499 balita
Metode Penelitian (Lanjutan)
Ya, penelitian ini berfokus pada tujuan untuk menentukan hubungan antara berat lahir rendah, status
ekonomi dan asupan nutrisi dengan stunting pada anak usia 24-59 bulan di Pusat kesehatan masyarakat
Gabus II
Masalah penelitian dapat difokuskan dengan PICO framework. PICO framework pada penelitian ini
adalah :
Populasi : seluruh anak balita di wilayah Puskesmas Gabus II yang berumur 24-59 bulan yang
berjumlah 499 balita.
Intervensi : Tidak dilakukan intervensi dalam penelitian
Comparation : hubungan antara berat lahir rendah, status ekonomi dan asupan nutrisi dengan stunting
Outcome : Terdapat hubungan antara status ekonomi (p= 0,003, OR=5,333), asupan protein (p= 0,026,
OR=3,538) dan seng (p= 0,012, OR=4,241) dengan kejadian stunting dan ketiganya merupakan faktor
resiko stunting. Variabel berat badan lahir rendah tidak memiliki hubungan dengan kejadian stunting
namun merupakan faktor risiko stunting, (p = 0,319, OR=1,647). Variabel lain seperti asupan energi,
zat besi, kalsium, dan vitamin A tidak memiliki hubungan bermakna dengan kejadian stunting.
2.Apakah peneliti menggunakan alat dan pertanyaan yang sesuai dengan tujuan
dari studi?
Ya, untuk untuk menentukan hubungan antara berat lahir rendah, status ekonomi
dan asupan nutrisi dengan stunting pada anak usia 24-59 bulan di Pusat kesehatan
masyarakat Gabus II, peneliti menggunakan penelitian observasional analitik
dengan menggunakan desain kasus control. Penelitian ini menggunakan non random
sampling, yaitu purposive sampling. Dalam penelitian ini, variabel terikatnya adalah
keadaan status gizi balita dengan indeks TB/U. Variabel bebasnya adalah berat
badan lahir, tingkat kemakmuran keluarga, dan asupan zat gizi (energi, protein,
besi,seng, kalsium, vitamin A). Hal ini sudah sesuai dengan jenis penelitian yang
dilakukan oleh peneliti.
3. Apakah responden pada penelitian sudah cukup sehingga hasil yang
didapatkan bukan hal yang kebetulan?
Ya, responden adalah anak balita di wilayah Puskesmas Gabus II yang berumur 24-59
bulan
Besar sample 499 balita yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi yang ditetapkan.
4. Apakah responden, Staf dan peneliti tidak mengetahui tentang perlakuan yang diberikan?
Tidak, responden mengetahui data-data yang akan diteliti, yaitu mengenai variabel
terikatnya adalah keadaan status gizi balita dengan indeks TB/U. Variabel bebasnya
adalah berat badan lahir, tingkat kemakmuran keluarga, dan asupan zat gizi (energi,
protein, besi,seng, kalsium, vitamin A). Penelitian ini menggunakan non random
sampling, yaitu purposive sampling.
5. Apakah data diambil dengan cara yang sesuai dengan tujuan studi?
Ya, data variabel yang diambil untuk studi sudah sesuai sebagai faktor risiko terjadinya
stunting pada balita. Tetapi instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tidak
dijelaskan oleh peneliti, terutama mengenai asupan gizi balita.
6. Apakah studi memiliki partisipan yang cukup?
Ya, jumlah sampel pemeriksaan yaitu sebanyak 66 balita usia 24-59 bulan yang terdiri dari 33
balita normal dan 33 balita dengan masalah gizi stunting. Jumlah ini diambil dari populasi
total 499 balita usia 24-59 bulan di wilayah Puskesmas Gabus II dan sudah memenuhi jumlah
minimal sampel untuk studi
7. Bagaimana hasil dari uji ini dipresentasikan
dan apakah temuan utamanya?
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara status ekonomi (p= 0,003,
OR=5,333), asupan protein (p= 0,026, OR=3,538) dan seng (p= 0,012, OR=4,241)
dengan kejadian stunting dan ketiganya merupakan faktor resiko stunting.
Variabel berat badan lahir rendah tidak memiliki hubungan dengan kejadian stunting
namun merupakan faktor risiko stunting, (p = 0,319, OR=1,647).
Variabel lain seperti asupan energi, zat besi, kalsium, dan vitamin A tidak memiliki
hubungan bermakna dengan kejadian stunting.
8. Apakah analisis yang digunakan dalam
studi sudah sesuai dan dijelaskan dengan
jelas?
Penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain kasus kontrol.
Populasi anak balita di wilayah Puskesmas Gabus II yang berumur 24-59 bulan yang
berjumlah 499 balita.
Penelitian ini menggunakan non random sampling, yaitu purposive sampling.
Variabel terikatnya adalah keadaan status gizi balita dengan indeks TB/U.
Variabel bebasnya adalah berat badan lahir, tingkat kemakmuran keluarga, dan asupan zat
gizi (energi, protein, besi,seng, kalsium, vitamin A).
9. Apakah terdapat penjelasan yang jelas
mengenai temuan yang di dapat ?
Hasil penelitian pada jurnal tersebut dijelaskan dengan baik dan rinci oleh penyusun
jurnal sehingga dapat memberikan informasi mengenai kondisi gizi pada anak balita usia
24-59 bulan di puskesmas Gabus II Kabupaten Pati
10. Seberapa penting hasil dari penelitian
ini ?
Penelitian yang dilakukan dapat menjadi evaluasi dan pembanding untuk kondisi gizi
pada anak balita usia 24-59 bulan di puskesmas wilayah lain dan sekaligus untuk
pengetahuan tentang faktor risiko kejadian stunting.
11. Apakah penelitian ini dapat diaplikasikan pada
populasi lokal?