Anda di halaman 1dari 17

BAB 3

PEMAKAIAN IMBUHAN

 Dalam berbahasa Indonesia acap kali sebuah kata


dasar atau bentuk dasar perlu diberi imbuhan
(afiks) untuk dapat digunakan didalam
perturutan. Imbuhan ini dapat mengubah makna,
jenis dan fungsi sebuah kata dasar atau bentuk
dasar menjadi kata lain, yang fungsinya berbeda
dengan kata dasar atau bentuk dasarnya. Imbuhan
mana yang harus digunakan bergantung pada
keperluan penggunaannya didalam pertuturan.
 Imbuhan yang ada dalam bahasa Indonesia adalah:
1) Akhiran : -kan, -i, –nya, -in, -at, -is, -isme, -man,
-wan, -ah, -us,-wi.
2) Awalan : ber-, per-, me-, di-, ter-, ke-, se-, pe-

3) Sisipan : -el-, -em-, -er-

4) Imbuhan gabung : ber-kan, ber-an, per-kan, per-i,


me-kan, me-i, memper-, memper-kan, memper-i, di-
kan, di-i, diper-, diper-kan, diper-i, ter-kan, ter-i, ke-
an, senya, pe-an, per-an.
PREFIKS ATAU AWALAN
 Awalan ber-
Fungsi awalan ber- membentuk kata kerja intransitif; sedangkan
makna yang diperoleh sebagai hasil pengimbuhan dengan awalan
ber-, antara lain:
a. memiliki makna “mempunyai” atau “memiliki”; Contoh: Mereka
sudah tidak berayah-ibu lagi. Berayah-ibu artinya “mempunyai
ayah-ibu”
b. memiliki makna “memaknai” atau “mengenakan”; Contoh: Orang
yang berbaju biru itu pimpinan saya. Berbaju artinya “memakai
baju” atau “mengenakan baju”
c. memiliki makna “mengendarai”, “menaiki”, atau “menumpang”;
Contoh: Hampir setiap hari dia bersepeda keliling kota.
Bersepeda artinya “mengendarai sepeda”.
 d. memiliki makna “mengeluarkan” atau
“menghasilkan”;
Contoh Dramawan W.S. Rendra sudah banyak
berkarya di bidang puisi. Berkarya artinya
“menghasilkan karya”.
e. memiliki makna “berisi” atau “mengandung”;
Contoh: Akhir-akhir ini banyak makanan yang
berboraks. Berboraks artinya “mengandung
boraks”.
f. memiliki makna “mengusahakan” atau
“melakukan sesuatu sebagai mata pencaharian”;
Contoh : Sebagian besar penduduk pinggiran
sungai ini beternak ikan. beternak artinya
“mengusahakan peternakan”
g. memiliki makna “memanggil”, “menyebut”, atau
“menyapa”; Contoh : Sejak dulu dia berkakak
kepada saya. Berkakak artinya “memanggil atau
menyapa kakak”.
h. memiliki makna “melakukan”, “mengerjakan”;
Contoh: Kita harus berolah raga supaya sehat. berolah
raga artinya “melakukan olah raga”
i. memiliki makna “menyatakan tindakan”; Contoh: Kita
harus berperang melawan penjajah. Berperang artinya
“menyatakan tindakan perang”
j. memiliki makna “merasa/merasakan, mengalami”, atau
“dalam keadaan”; Contoh: Bapak itu sangat bergembira
setelah mendengar kabar anaknya selamat dari
kecelakaan. bergembira artinya “merasa gembira”.
k. bermakna “kelompok atau himpunan yang terdiri dari
yang disebut kata dasarnya”; Contoh: Kami berlima
tidak mendapatkan kursi di gedung pertunjukan teater
itu.
Berlima artinya “kelompok yang terdiri dari lima orang”.
l. awalan ber- yang bermakna kiasan. Contoh: bersinar
yang berarti “sukses” bertekuk lutut yang berarti
“kalah” berpulang yang berarti “meningal” bertolak
yang berarti “berangkat melakukan perjalanan”
AWALAN PER-
 Awalan per- mempunyai tiga macam bentuk,
yaitu per-, pe-, dan pel-. Awalan per- digunakan
pada kata-kata yang tidak dimulai dengan
konsonan /r/, seperti: perlambat, perhebat, dan
pertinggi. Awalan pe- digunakan pada kata-kata
yang dimulai dengan konsonan /r/, seperti
peringan dan perendah. Sementara awalan pel-
digunakan pada kata ajar, menjadi pelajar. Tidak
ada contoh lain.
 Fungsi awalan per- adalah membentuk kata kerja
perintah, yang dapat digunakan dalam:
a) kalimat perintah; Contoh: Persingkat saja
acaranya! Persempit lubang selokannya!
b) kalimat yang predikatnya berbentuk : (aspek)
+pelaku+kata kerja. Contoh: Untuk
mengantisipasi pencurian siskamling harus kita
perketat mulai nanti malam.
IMBUHAN GABUNG DIPER-KAN
 Imbuhan gabung diper-kan berfungsi membentuk
kata kerja pasif, sebagai kebalikan dari kata kerja
aktif berimbuhan gabung memper-kan semua
kata kerja aktif berimbuhan gabung memper-kan
adalah kata kerja transitif. Maka dari itu setiap
kata kerja berimbuhan gabung memper-kan ada
kebalikannya dalam bentuk kata kerja pasif
berimbuhan gabung diper-kan.
 Misalnya:
dipergunakan
dipertemukan
Sebagai kebalikan kata kerja aktif transitif
berimbuhan gabung memper-kan
contohnya:
penghitung (kata dasar hitung) penggali (kata dasar
gali) pengambil (kata dasar ambil)
IMBUHAN GABUNGAN PE-AN
 Imbuhan gabung pe-an adalah awalan pe- dan akhiran –an
yang diimbuhkan secara bersamaan pada sebuah kata dasar
atau sebuah bentuk dasar. Imbuhan gabung pe-an
mempunyai enam macam bentuk, yaitu
(1) pe-an,
(2) pem-an,
(3) pen-an,
(4) peny-an,
(5) peng-an, dan
(6) penge-an.
(1) Pe-an digunakan pada kata-kata yang mulai
dengan konsonan /l, r, w, y, m, n, ng, ny/.
Contohnya pada kata-kata: pelarian perawatan
pewarisan.
(2) Pem-an digunakan pada kata-kata yang mulai
dengan konsonan /b, p/. Pada konsonan b tetap
diwujudkan, sedangkan konsonan p tidak
diwujudkan tetapi disenyawakan dengan bunyi
sengau dari imbuhan itu.
(3) Pen-an digunakan pada kata-kata yang mulai
dengan konsonan /d, r/. Pada konsonan d tidak
diwujudkan sedangkan konsonan t tidak
diwujudkan tetapi disenyawakan dengan bunyi
sengau dari imbuhan itu.
Misalnya seperti terdapat pada kata-kata:
pendirian ,pendapatan, penentuan penembakan
SISIPAN –EL, -EM, DAN –ER
 Sisipan ini tidak mempunyai variasi bentuk, dan
ketiganya merupakan imbuhan yang tidak
produktif. Artinya tidak digunakan lagi untuk
membentuk kata-kata baru. Pengimbuhannya
dilakukan dengan cara menyisipkan diantara
konsonan dan vokal suku pertama pada sebuah
kata dasar. Contoh : - el+ tunjuk – telunjuk, -er +
gigi – gerigi, -em + tali – temali.
 Arti yang dikandung oleh ketiga sisipan itu
adalah:
1) bermakna “bermacam-macam”, misalnya:
temali, gerigi, dsb.
2) Bermakna “intensitas”, misalnya: gemetar,
gemuruh, gelegar, gerojok, dll.
3) Bermakna “yang melakukan”, misalnya: pelatuk,
telapak, telunjuk.
 Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan
imbuhan, antara lain: Kata dasar yang penulisannya sering kurang
tepat ketika diberi imbuhan gabungan, antara lain naik, tunjuk,
dan kata yang di belakangnya huruf /k/ . Misalnya, kata dasar naik
mendapat imbuhan ke-an, ada yang menulisnya kenaikkan.
Padahal prefiks ke- tidak dapat bergabung dengan sufiks –kan.
Prefiks ke- hanya dapat bergabung dengan sufiks -an dan dengan
–i pada kata ketahui. Dengan demikian, penulisannya yang benar
adalah kenaikan. Jika kata dasar itu diberi imbuhan gabungan me-
kan, ada juga yang menulis menaikan. Prefiks metidak dapat
bergabung dengan sufiks –an. Penulisannya yang benar adalah
menaikkan. Kalau mendapat imbuhan di-kan menjadi dinaikkan.
Begitu pula, kata naik yang mendapat akhiran –kan menjadi
naikkan.

Anda mungkin juga menyukai