dasar atau bentuk dasar perlu diberi imbuhan (afiks) untuk dapat digunakan didalam perturutan. Imbuhan ini dapat mengubah makna, jenis dan fungsi sebuah kata dasar atau bentuk dasar menjadi kata lain, yang fungsinya berbeda dengan kata dasar atau bentuk dasarnya. Imbuhan mana yang harus digunakan bergantung pada keperluan penggunaannya didalam pertuturan. Imbuhan yang ada dalam bahasa Indonesia adalah: 1) Akhiran : -kan, -i, –nya, -in, -at, -is, -isme, -man, -wan, -ah, -us,-wi. 2) Awalan : ber-, per-, me-, di-, ter-, ke-, se-, pe-
me-kan, me-i, memper-, memper-kan, memper-i, di- kan, di-i, diper-, diper-kan, diper-i, ter-kan, ter-i, ke- an, senya, pe-an, per-an. PREFIKS ATAU AWALAN Awalan ber- Fungsi awalan ber- membentuk kata kerja intransitif; sedangkan makna yang diperoleh sebagai hasil pengimbuhan dengan awalan ber-, antara lain: a. memiliki makna “mempunyai” atau “memiliki”; Contoh: Mereka sudah tidak berayah-ibu lagi. Berayah-ibu artinya “mempunyai ayah-ibu” b. memiliki makna “memaknai” atau “mengenakan”; Contoh: Orang yang berbaju biru itu pimpinan saya. Berbaju artinya “memakai baju” atau “mengenakan baju” c. memiliki makna “mengendarai”, “menaiki”, atau “menumpang”; Contoh: Hampir setiap hari dia bersepeda keliling kota. Bersepeda artinya “mengendarai sepeda”. d. memiliki makna “mengeluarkan” atau “menghasilkan”; Contoh Dramawan W.S. Rendra sudah banyak berkarya di bidang puisi. Berkarya artinya “menghasilkan karya”. e. memiliki makna “berisi” atau “mengandung”; Contoh: Akhir-akhir ini banyak makanan yang berboraks. Berboraks artinya “mengandung boraks”. f. memiliki makna “mengusahakan” atau “melakukan sesuatu sebagai mata pencaharian”; Contoh : Sebagian besar penduduk pinggiran sungai ini beternak ikan. beternak artinya “mengusahakan peternakan” g. memiliki makna “memanggil”, “menyebut”, atau “menyapa”; Contoh : Sejak dulu dia berkakak kepada saya. Berkakak artinya “memanggil atau menyapa kakak”. h. memiliki makna “melakukan”, “mengerjakan”; Contoh: Kita harus berolah raga supaya sehat. berolah raga artinya “melakukan olah raga” i. memiliki makna “menyatakan tindakan”; Contoh: Kita harus berperang melawan penjajah. Berperang artinya “menyatakan tindakan perang” j. memiliki makna “merasa/merasakan, mengalami”, atau “dalam keadaan”; Contoh: Bapak itu sangat bergembira setelah mendengar kabar anaknya selamat dari kecelakaan. bergembira artinya “merasa gembira”. k. bermakna “kelompok atau himpunan yang terdiri dari yang disebut kata dasarnya”; Contoh: Kami berlima tidak mendapatkan kursi di gedung pertunjukan teater itu. Berlima artinya “kelompok yang terdiri dari lima orang”. l. awalan ber- yang bermakna kiasan. Contoh: bersinar yang berarti “sukses” bertekuk lutut yang berarti “kalah” berpulang yang berarti “meningal” bertolak yang berarti “berangkat melakukan perjalanan” AWALAN PER- Awalan per- mempunyai tiga macam bentuk, yaitu per-, pe-, dan pel-. Awalan per- digunakan pada kata-kata yang tidak dimulai dengan konsonan /r/, seperti: perlambat, perhebat, dan pertinggi. Awalan pe- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan /r/, seperti peringan dan perendah. Sementara awalan pel- digunakan pada kata ajar, menjadi pelajar. Tidak ada contoh lain. Fungsi awalan per- adalah membentuk kata kerja perintah, yang dapat digunakan dalam: a) kalimat perintah; Contoh: Persingkat saja acaranya! Persempit lubang selokannya! b) kalimat yang predikatnya berbentuk : (aspek) +pelaku+kata kerja. Contoh: Untuk mengantisipasi pencurian siskamling harus kita perketat mulai nanti malam. IMBUHAN GABUNG DIPER-KAN Imbuhan gabung diper-kan berfungsi membentuk kata kerja pasif, sebagai kebalikan dari kata kerja aktif berimbuhan gabung memper-kan semua kata kerja aktif berimbuhan gabung memper-kan adalah kata kerja transitif. Maka dari itu setiap kata kerja berimbuhan gabung memper-kan ada kebalikannya dalam bentuk kata kerja pasif berimbuhan gabung diper-kan. Misalnya: dipergunakan dipertemukan Sebagai kebalikan kata kerja aktif transitif berimbuhan gabung memper-kan contohnya: penghitung (kata dasar hitung) penggali (kata dasar gali) pengambil (kata dasar ambil) IMBUHAN GABUNGAN PE-AN Imbuhan gabung pe-an adalah awalan pe- dan akhiran –an yang diimbuhkan secara bersamaan pada sebuah kata dasar atau sebuah bentuk dasar. Imbuhan gabung pe-an mempunyai enam macam bentuk, yaitu (1) pe-an, (2) pem-an, (3) pen-an, (4) peny-an, (5) peng-an, dan (6) penge-an. (1) Pe-an digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan /l, r, w, y, m, n, ng, ny/. Contohnya pada kata-kata: pelarian perawatan pewarisan. (2) Pem-an digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan /b, p/. Pada konsonan b tetap diwujudkan, sedangkan konsonan p tidak diwujudkan tetapi disenyawakan dengan bunyi sengau dari imbuhan itu. (3) Pen-an digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan /d, r/. Pada konsonan d tidak diwujudkan sedangkan konsonan t tidak diwujudkan tetapi disenyawakan dengan bunyi sengau dari imbuhan itu. Misalnya seperti terdapat pada kata-kata: pendirian ,pendapatan, penentuan penembakan SISIPAN –EL, -EM, DAN –ER Sisipan ini tidak mempunyai variasi bentuk, dan ketiganya merupakan imbuhan yang tidak produktif. Artinya tidak digunakan lagi untuk membentuk kata-kata baru. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara menyisipkan diantara konsonan dan vokal suku pertama pada sebuah kata dasar. Contoh : - el+ tunjuk – telunjuk, -er + gigi – gerigi, -em + tali – temali. Arti yang dikandung oleh ketiga sisipan itu adalah: 1) bermakna “bermacam-macam”, misalnya: temali, gerigi, dsb. 2) Bermakna “intensitas”, misalnya: gemetar, gemuruh, gelegar, gerojok, dll. 3) Bermakna “yang melakukan”, misalnya: pelatuk, telapak, telunjuk. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan imbuhan, antara lain: Kata dasar yang penulisannya sering kurang tepat ketika diberi imbuhan gabungan, antara lain naik, tunjuk, dan kata yang di belakangnya huruf /k/ . Misalnya, kata dasar naik mendapat imbuhan ke-an, ada yang menulisnya kenaikkan. Padahal prefiks ke- tidak dapat bergabung dengan sufiks –kan. Prefiks ke- hanya dapat bergabung dengan sufiks -an dan dengan –i pada kata ketahui. Dengan demikian, penulisannya yang benar adalah kenaikan. Jika kata dasar itu diberi imbuhan gabungan me- kan, ada juga yang menulis menaikan. Prefiks metidak dapat bergabung dengan sufiks –an. Penulisannya yang benar adalah menaikkan. Kalau mendapat imbuhan di-kan menjadi dinaikkan. Begitu pula, kata naik yang mendapat akhiran –kan menjadi naikkan.