PENGETAHUAN BAHAN
Dosen Pengampu:
SUBCHAN ASY’ARI, ST., MT
NIP.Y 0691508143
Disusun Oleh:
FERANI DWI ANGGRAINI
(201969030058)
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan...................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................14
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam, kepadanya kami bersyukur atas
segala rahmat dan karunia yang diberikan, sehingga Laporan Praktikum Pengetahun
Bahan Material Tepung Terigu Dalam Proses Produksi Pembuatan Produk Roti Tawar
Susu ini bisa terselesaikan dengan baik. Adapun laporan ini kami susun sebagai
bagian dari tugas mata kuliah Pengetahuan Bahan.
2. Orang tua, sahabat, kerabat, dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa penyusun
sebutkan satu persatu.
Saya selaku penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh
dikatakan sempurna. Untuk itu, kami menerima kritik dan saran yang membangung
dari pembaca sekalian, agar kedepannya Laporan Praktikum ini dapat disempurnakan.
Semoga laporan praktikum ini bermanfaat untuk kita semua.
Penyusun
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Fungsi tepung terigu dalam pembuatan roti adalah untuk membentuk struktur
roti. Serta gluten yang merupakan protein dalam tepung terigu menghasilkan
jaringan elastis yang berfungsi menahan gas CO2 yang dihasilkan ketika roti
mengembang sehingga roti tidak kempes dan dapat mengembang dengan sempurna.
Pada umumnya tepung terigu memiliki kandungan protein berkisar antara 8%
- 9%, 10.5% - 11.5 % dan 12 % - 14 %. Ciri khas tepung terigu yaitu mengandung
gluten yang tidak dimiliki oleh jenis tepung lainnya. Gluten adalah suatu senyawa
pada tepung terigu yang bersifat kenyal dan elastis, yang diperlukan dalam
pembuatan roti agar dapat mengembang dengan baik, yang dapat menentukan
kekenyalan mie serta berperan dalam pembuatan kulit martabak telur supaya tidak
mudah robek. Umumnya kandungan gluten menentukan kadar protein tepung
terigu, semakin tinggi kadar gluten, semakin tinggi kadar protein tepung terigu
tersebut. Kadar gluten pada tepung terigu, yang menentukan kualitas pembuatan
suatu makanan, sangat tergantung dari jenis gandumnya (http://www.bogasari.com.,
2011)
Protein yang terdapat dalam tepung terigu tidak terlarut didalam air. Protein-
protein yang tidak larut dalam air ini disebut gliadin dan glutein. Glutein adalah
bentuk dari protein yang tidak larut didalam air jika tepung dipanaskan dan
dicampurkan dengan air. Glutein bisa diekstrak dengan cara mencucinya dengan air
hingga patinya hilang. Glutein yang telah diekstrak memiliki sifat elastis dan
kohesi. Jika gliadin dan glutenin dipisahkan dari gluten maka gliadin akan bersifat
seperti substansi sirup yang menggumpal dan saling terikat serta glutenin akan
menghasilkan kekerasan yang berkemungkinan memperbesar kekuatan tekstur
bahan (Parker, 2003)
2
BAB II
3
Tepung ini memiliki kandungan protein 11-13%. Tepung ini cocok untuk
membuat adonan yang memerlukan pengembangan tinggi, seperti adonan roti,
pasta atau mie.
4
Process Data Needs
Choice of Process Family: Pencampuran heterogen
Choice of Process Class: Seleksi Gandum, Pembersihan, Gristing
(Pencampuran dengan sejumlah gluten), Penggilingan
Choice of Single Process: Pencampuran dengan gluten (yang memiliki
kadar protein 11% - 13%
Design Requirements: Roti Tawar Susu Bentuk Bulat dan Oval (Sesuai
Permintaan Pemesan)
Required Property Profile: Hand Sealer (Press Platik), Logo (merk)
Required Shape: Bulat dan Oval (Bisa reuest permintaan)
Material: Plastik Pembungkus,
Process:
1. Membuat desain konsep atau logo untuk kemasan
2. Mencetak logo pada kemasan atau membuat dalam bentuk sticker
3. Pengemasan
Cost:
Hand Sealer: Estimasi ± Rp. 300.000
5
Plastik Kemasan ukuran menyesuaikan permintaan: estimasi ± Rp. 20.000
Pencetakan logo (merk): estimasi ± Rp. 150/lembar plastik
Eco Impact: Dampak terhadap lingkungan
Dampak Positif: Praktis untuk dibawa kemana-mana dan terjamin (menghindari
roti dari tercemar debu)
Dampak Negatif: Dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan karena bahan
plastik sulit didaur ulang
Final Choice: Pilihan terakhir adalah tetap menggunakan bahan pembungkus
dari plastik namun yang bisa terurai sendiri (plastik ramah lingkungan)
1. Semua Bahan:
Tepung Cakra ( Protein tinggi )
Telur
Ragi instan
Gula pasir
6
Susu bubuk
Air es
Margarin
Garam
Susu kental manis
Baker bonus
Baking powder
Pewarna makanan
Perasa Makanan
2. Persyaratan Design
Fungsi: Untuk menarik minat pembeli
Kendala: Ketersediaan bahan baku (naik turunnya harga bahan baku)
Objectiv: Memaksimalkan mutu suatu produk dan meminimalkan suatu
bahan baku
Variabel bebas: Meminimalkan bahan baku (menaikkan harga jual)
3. Eliminasi material yang dirasa tidak perlu meskipun tidak dipakai: Susu Kental
Manis, Baker Bonus, Baking Powder, Pewarna Makanan, Perasa Makanan
4. Menemukan material yang dirasa bisa menghasilkan kerja yang baik: Tepung
cakra, Telur, Ragi instan, gula pasir, susu bubuk, air es, margarin, garam
5. Mencari sumber data dan informasi dari keluarga atau orang lain
6. Akhir pemilihan material dengan menggunakan material yang benar-benar
menghasilkan kerja yang baik
7
- Pada saat penimbangan harus teliti dan tepat, hindari tercecernya
bahan.
- Untuk penimbangan air, pastikan tidak berlebihan sehingga adonan
menjadi lembek.
3. Pengadukan adonan (MIXING (30 s/d 45 menit)
- Biasakan semua bahan kering diaduk terlebih dahulu selama 5 menit
(airasi) sebelum air dan mentega dimasukkan, agar air dapat
dimasukkan secara optimal.
- Lakukan pencampuran semua bahan secara merata untuk hidrasi yang
sempurna dari pati dan protein sehingga membentuk gluten,
pelunakan gluten dan memperoleh kekuatan menahan gas dengan
baik.
- Lama pengadukan harus disesuaikan dengan kemampuan tepung
terigunanya (jumlah protein), karena semakin tinggi proteinnya
semakin lama pengadukannya, demikian pula sebaliknya.
4. Permentasi awal (10 menit – 20 menit)
- Proses pemecahan gula oleh ragi menjadi:
Gas CO2 : Adonan menjadi mengembang
Alkohol : Memberi aroma pada roti
Asam : Memberi rasa dan memperlunak gluten
Panas : Suhu meningkat selama permentasi
- Lama dan sebentar permentasi awal sangat tergantung dari jumlah
adonan dan jumlah tenaga kerja yang mengerjakan.
- Selama pengistirahatan berlangsung diharuskan ditutup dengan plastik
agar adonan tidak kering.
5. Penimbangan adonan
- Membagi adonan sesuai dengan berat yang diinginkan.
- Gunakan timbangan yang benar, dan lakukan dengan cepat.
- Apabila menggunakan alat pembagi, timbang dulu lalu dibagi menjadi
36 buah.
6. Pembulatan adonan
- Membentuk lapisan keras dipermukaan adonan, sehingga dapat
menahan gas yang dihasilkan.
- Menghaluskan tekstur roti dan mempermudah pekerjaan selanjutnya.
8
7. Permentasi kedua (10 menit – 15 menit)
- Melunakkan gluten pada adonan.
- Mempercepat permentasi berikutnya
- Selama proses ini, harus ditutup dengan plastik agar tidak kering.
8. Penghilangan gas pada adonan
- Mengeluarkan gas yang ada dalam adonan dengan cara menekan
adonan.
- Dapat menghaluskan tekstur.
- Usahakan semua gas keluar agar serat roti menjadi halus dan merata.
9. Pembentukan adonan
- Adonan roti dibentuk sesuai keinginan.
- Untuk roti manis dapat diisi dengan berbagai isian, tetapi jangan terlalu
banyak mengandung air dan minyak agar menghindari roti terbuka.
- Untuk roti tawar usahakan pembentukan dan penggulungan dalam
keadaan rapt dan padat, dan sambungannya berada dibawah adonan.
10. Pencetakan adonan
- Letakkan adonan dalam cetakan (untuk roti tawar) atau di loyang
(untuk roti manis) dengan baik dan benar.
- Pastikan setiap sambungan diletakkan dibawah adonan.
- Atur jarak adonan di loyang agar tidak bergabung dan dapat
memberikan ruang untuk pemanasan sisi roti.
- Olesi loyang dengan lemak/minyak atau gunakan lapisan kertas agar
tidak lengket.
- Pastikan loyang selalu dalam keadaan bersih, baik sebelum dan
sesudah digunakan.
11. Permentasi akhir
- Dilakukan pengembangan adonan agar mencapai bentuk dan kualitas
yang maksimal.
- Tempat untuk permentasi akhir ini harus memiliki panas ( 35-40
derajat Celcius) dan kelembaban ruang (80-85%) yang stabil.
- Dapat dilakukan dengan membuat uap air dan pastikan proses ini
dilakukan dengan benar, karena akan menentukan hasil akhir dari roti.
- Gunakan alat ukur hygrometer dan termometer ruang.
12. Pembakaran
9
- Temperatur oven sangat menentukan kualitas akhir dari roti yang
dibuat, jadi temperaturnya harus sesuai dengan jenis roti yang akan
dibakar.
- Lamanya pembakaran ditentukan oleh, jenis oven, jenis /bahan loyang
yang digunakan, jenis roti yang dibuat dan jumlah pemakaian gula
dalam adonan.
- Roti Tawar 200 derajat Celcius, dengan loyang tertutup 30-40 menit,
dengan loyang terbuka 25-30 menit.
- Roti manis 180 derajat Celcius, ukuran 40-60 gram maksimum 15
menit, ukuran 15-20 gram 5-10 menit.
13. Mengeluarkan roti dari cetakan/loyang
- Keluarkan roti yang sudah matang dari catakan / loyang sesegera
mungkin.
- Untuk roti manis, keluarkan dari loyang dengan sangat hati-hati karena
roti yang baru keluar dari oven sangat lembut dan empuk.
- Untuk roti tawar / roti yang menggunakan cetakan, jangan dipaksa,
biarkan cetakan lebih kurang 30 detik setelah keluar dari oven, agar
lebih mudah dikeluarkan.
14. Pendinginan
- Setelah dikeluarkan dari cetakan/loyang, dinginkan roti pada suhu
ruang selama 45 – 90 menit.
- Letakkan roti pada rak pendingin dimana panas roti dapat keluar
kesegala arah.
- Untuk roti tawar, bila akan dipotong, sebaiknya teperatur roti 30 – 32
derajat Celcius.
15. Pembungkusan
- Roti dibungkus agar terhindar dari jamur.
- Menghindarkan pengerasan kulit roti akibat menguapnya kandungan
air dalam roti.
- Hindari pembungkusan roti yang masih panas/hangat agar tidak mudah
berjamur.
- Saat pembungkusan berlangsung, pastikan ruang selalu bersih dengan
ventilasi dan sirkulasi udara yang cukup.
10
Modal dan Perlengkapan Produksi
Alat-alat yang dibutuhkan untuk membuat roti skala rumah tangga antara lain :
1. Mixer
Harga kualitas biasa: Rp 250.000 ; kualitas bagus : Rp 20.000.000
2. OvenHarga kualitas biasa Rp 600.000 ; kualitas bagus : Rp 25.000.000
3. Mesin pemotong roti (untuk memotong roti tawar)
Yang kualitas biasa pakai pisau roti ; kualitas bagus : Rp 7.000.000
4. Loyang
Harga Rp 30.000 – Rp 90.000
5. Mesin penggulung adonan roti
Bahan-bahan:
1. 1 kilogram tepung Cakra ( Protein tinggi )
Harga estimasi: Rp. 10.000
2. 15 gram ragi instan
Harga estimasi: Rp. 2500
3. 80 gram gula pasir
Harga estimasi: Rp. 7000
4. 40 gram susu bubuk
Harga estimasi: Rp. 5000
5. 600 ml air es
6. 100 gram margarin
Harga estimasi: Rp. 5000
7. 15 gram garam
Harga estimasi: Rp. 2000
Kerusakan Luar
1. Penyebab adonan tidak mengembang :
- Ragi tidak aktif.
- Material sudah expired
Kesalahan Material
11
1. Penyebab roti pucat warnanya :
- Kurang gula / lupa memasukkan gula
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Tepung adalah partikel padat yang berbentuk butiran halus yang termasuk
dalam golongan zat padat. Tepung ini sebelumnya diolah dari bahan dasar
gandum (jenis tumbuh-tumbuhan). Tepung merupakan bahan setengah jadi.
Ketika tepung ini diolah menjadi roti perubahan zat yang terjadi adalah dari
partikel padat menjadi cair ketika dicampur dengan air, ketika dicampur dengan
bahan-bahan lainnya dan dioven maka akan kembali menjadi partikel zat padat.
Hanya saja di sini terjadi perubahan kimia yaitu suatu perubahan material yang
menghasilkan jenis dan sifat material berbeda (baru) dari zat semula.
2. Dalam pembuatan produk roti ini analisis pemilihan materialnya didasarkan
sesuai kebutuhan pada pembuatan roti ini dibutuhkan roti yang bertekstur
lembut dan mengembang dengan sempurna maka dibutuhkan tepung berprotein
tinggi seperti tepung cakra.
3. Kegagalan Pemilihan Material dapat berdampak menjadi ruginya suatu hasil
produksi. Untuk mencegah terjadinya kegagalan dalam proses pembutan roti
alangkah baiknya menggunakan langkah-langkah dan prosedur yang telah
ditentukan. Kegagalan yang mungkin terjadi pada pembutan roti ini adalah
kerusakan luar, kesalahan material dan kesalahan penerapan material
13
DAFTAR PUSTAKA
http://bayuapriliawan22.blogspot.com/2015/07/laporan-pengetahuan-bahan-
tepung.html
https://hajrol.wordpress.com/2011/10/05/tahapan-pembuatan-produksi-roti/
http://lagaknya.blogspot.com/2012/01/tugas-estimasi-biaya-pabrik-roti-tawar.html
14