Disusun oleh:
1. Fatwa Dewangga Saud (19690017)
2. Ahmad Abdan Syakuron (20690002)
3. Mutiata Sabatina Putriyanto (20069003)
4. Nungky Rahmawati Cholidah (20690018)
1. Keadaan kenampakan :
b. Rasa - Normal
c. Warna - Normal
7. Lemak %b/b -
b. Pewarna SNI
Terigu
Pencampuran I
Susu, ragi, gula, bread
improver Waktu: 5 menit
Pencampuran 2
Air Waktu: 3 menit
Pencampuran 3
Garam, shortening
Waktu: 7 menit
Fermentasi
Waktu: 60 menit, suhu:
35 ℃ , RH: 75%
Pemotongan dan
penimbangan adonan
Intermediet proofing
t: 10 menit, T: 25℃
Adonan roti rileks
Pembentukan
Panning
Final proofing
Pemanggangan
Uap panas
Waktu : 25 menit, Suhu :
200 ℃
Adonan matang menjadi roti
Uap panas,
Pendinginan dengan
uap air
vacum cooling (10 menit)
Pengemasan dengan
plastik PET
d. Oven Pemanggangan
Oven deck digunakan secara meluas dalam pemanggangan. Baik pada singledeck
maupun multideck, setiap ruang pemanggangan dilengkapi pemanas dan
pengontrol suhu – suhu sendiri – sendiri. Pda pembuatan roti tawar ini
menggunakan jenis oven gas deck.
e. Vacum cooling
Vacuum cooling merupakan alat pendingin yang memiliki prinsip penguapan
cairan. Setiap cairan akan menguap menjadi uap, jumlah panas yang dihasilkan
sama dengan panas laten penguapan harus diserap dari bagian bahan yang
menguap atau dari lingkungan sehingga suhu bahan menurun (Dosat, 1991).
f. Peralatan Pembantu
• Mesin Pemotong Roti ( Bread Slicer )
Alat ini digunakan khusus untuk memotong roti tawar. Bread slicer dilengkapi
dengan pisau pemotong yang mempunyai ukuran yang sama dan juga dapat
mengatur panjang dari roti yang akan dipotong, sehingga hasil pemotongan
mempunyai ketebalan yang seragam. Pisau pemotong digerakkan dengan
menggunakan motor penggerak (dinamo) yang digerakkan dari sumber listrik.
• Working Table Stainless Steel (SS)
Meja kerja SS digunakan dalam proses pembuatan roti. Meja kerja ini tahan karat
dan mudah untuk dibersihkan. Ukuran meja kerja yang digunakan adalah
2000x750x850 mm sesuai dengan standar dalam pembuatan roti
• Pan Alumunium
Pan Alumunium/ loyang alumunium digunakan dalam proses pemanggangan roti
baik pemanggangan roti tawar maupun roti manis. Penggunaan Pan Alumunium
dalam setiap pemanggangan mempunyai jumlah piece standar sesuai dengan jenis
roti yang dipanggang. Untuk pemanggangan roti manis jumlahnya 15 piece setiap
loyang dengan ukuran 60 gr. Untuk roti tawar jumlahnya 6 loaf setiap loyang
dengan ukuran 900 gr dan 9 loaf dengan ukuran 450
gr.
• Loaf Pan Alumunium
Wadah ini digunakan sebagai cetakan dalam proses akhir pembuatan roti tawar
dan roti sobek. Loaf pan ada yang mempunyai cover dan tanpa dengan cover..
Penggunaan loaf pan yang bertutup/cover untuk menghasilkan roti tawar yang
berbentuk balok dan untuk loaf pan yang tidak bertutup untuk menghasilkan roti
tawar maupun roti sobek yang permukaannya bergelombang.
• Rack Trailer
Rack trailer mempunyai 18 rak dan dapat menempatkan 36 buah pan alumunium
dan dilengkapi dengan roda sehingga dapat memudahkan pemindahan rack dari
suatu tempat ke tempat yang lain. Rack trailer berfungsi untuk menempatkan loaf
pan/loyang yang dapat digunakan untuk proses istirahat roti.
• Plate Form Scale
Alat ini digunakan dalam penimbangan bahan yang diperlukan dalam proses
pembuatan roti yang berskala besar seperti penimbangan tepung terigu.
Timbangan Plate Form Scale mempunyai kapasitas maksimum yaitu 50 Kg.
• Scoop
Alat bantu yang digunakan untuk mengambil bahan yang akan ditimbang.
Misalkan pengambilan tepung terigu dan gula pasir.
• Mixing Bowl
Wadah tempat mencampur adonan dalam pembuatan roti.
• Oven Gloves
Sarung pelindung tangan yang tahan sampai suhu 200°C yang digunakan untuk
mengambil loyang dari dalam oven.
• Container Plastic Cup
Wadah plastik ini digunakan sebagai tempat menyimpan bahan yang dilengkapi
dengan roda untuk mempermudah pemindahan.
2.7 Kapasitas
2.7.1. Kapasitas proses
- Pada tahapan mixing dilakukan dengan memasukkan bahan sebanyak 900 kg
bahan, dihasilkan sebanyak 900 kg adonan, dan produk akhir yang dihasilkan
sebanyak 600 kg dan dalam 1 hari ada 10 kali proses batch. dengan waktu total
900 𝑘𝑔 15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 10 𝑏𝑎𝑡𝑐ℎ
setiap batch yaitu 15 menit, jadi kapasitas yaitu: 15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 𝑥
𝑏𝑎𝑡𝑐ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖
= 9000 kg campuran/hari.
600
Kapasitas ekuivalen = 900 𝑥 9000 = 6.000 kg/hari
- Pada tahap fermentasi, proses dilakukan secara batch dengan adonan masuk
sebanyak 900 kg dan proses fermentasi meghasilkan 800 kg adonan dan
produk akhir yang dihasilkan sebanyak 600 kg. Dengan waktu setiap proses
fermentasi yaitu 60 menit dan dalam 1 hari ada 10 kali batch fermentasi. Jadi
900 𝑘𝑔 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 10 𝑏𝑎𝑡𝑐ℎ
kapasitasnya yaitu : 𝑥 𝑥 = 9000 kg fermentasi/hari
60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑏𝑎𝑡𝑐ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖
600
Kapasitas ekuivalen = 800 x 9000 = 6750 kg/hari
- Pada tahap pemotongan dan penimbangan adonan roti jumlah adonan masuk
800 kg, proses dilakukan secara kontinyu dengan kecepatan 10 kg/menit dan
dihasilkan produk pemotongan sebanyak 800 kg dan produk akhir 600 kg. Jika
diasumsikan dalam 1 hari waktu operasi dihitung 20 jam, maka kapasitas
10 𝑘𝑔 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 20 𝑗𝑎𝑚
pemotongan dan penimbang: 𝑥 𝑥 = 12000 kg
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑗𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖
pemtongan/hari.
600
Kapasitas ekuivalen = 800 x 12000 = 9.000 kg/hari
- Pada tahap pembulatan adonan roti jumlah adonan masuk 800 kg dengan
menghasilkan 800 kg bulatan adonan dan dihasilkan produk akhir sebanyak
600 kg. proses dilakukan secara kontinyu dengan kecepatan 10 kg/menit. Jika
diasumsikan dalam 1 hari waktu operasi dihitung 20 jam, maka kapasitas
10 𝑘𝑔 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 20 𝑗𝑎𝑚
pemotongan dan penimbang yaitu: 𝑥 𝑥 = 12000 kg
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑗𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖
pembulatan/hari.
600
Kapasitas ekuivalen = 800 x 12000 = 9.000 kg/hari
pemanggangan /hari
600
Kapasitas ekuivalen = 650 𝑥 7150 = 6.600 kg/hari
- Pendinginan dilakukan secara batch dengan roti masuk 650 kg dan dihasilakn
roti dingin 600 kg dengan produk akhir 600. dengan waktu 10 menit setiap
batchnya, dalam 1 hari terdapat 10 kali bact, jadi kapasitasya adalah:
650 𝑘𝑔 10 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 10 𝑏𝑎𝑡𝑐ℎ
𝑥 𝑥 = 6500 kg pendinginan/hari
10 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑏𝑎𝑡𝑐ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖
600
Kapasitas ekuivalen = 600 x 6500 = 6.500 kg/hari
/hari.
600
Kapasitas ekuivalen = 600 x 18000 = 18.000 kg/hari
D
E
B
C
G
H H
Kode Keterangan
A Tempat bahan baku
B Tempat pencampuran bahan
C Tempat loyang kosong
D Tempat pencetakan adonan
E Tempat peletakan loyang
F Area kosong
G Tempat pemanggangan roti
H WC
I Parkir
- Area pabrik harus memiliki pemisah dan disetiap pintu memiliki gerai-
gerai tipis agar steril
- Lantai pabrik harus kedap air, bersih, dan desain lantai pabrik dibuat
melengkung terhadap tembok
- Dinding tidak boleh rusak
- Langit-langit harus bersih agar tidak tehidar dari sarang laba-laba
- Pembersihan lingkungan pabrik dilakukan setiap hari
Agustina, T., Irma Yunita, Dyah Nurani Setyaningsih. 2014. Pengaruh penggunaan sari
bit (beta vulgaris l) pada kualitas roti tawar. Food Science and Culinary Education
Journal, 3(1), 56-62.
Astawan, Made. 2009. Panduan Karbohidrat Terlengkap. Penerbit : Dian Rakyat.
Jakarta.
Bogasari Milling Training Center. Milling For Non Milling Personnel.
Dossat, R. J. 1991. Principles of Refrigeration (3rd ed.). Englewood Cliffs, NJ (USA):
Prentice Hall.
Handoko, H.T. 2016. Dasar- Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Jilid I. BPFE
Yogyakarta: Yogyakarta
Kusnedi, R. 2021. Pengaruh Penambahan Pengembang Roti Terhadap Parameter
Organoleptik pada Pembuatan Roti Manis. Jurnal British. 1(2) : 60-75.
Makmoer, H. 2003. Seri Resep Ahli Bakery : Cake dan Roti Manis. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Makmur, S. A. 2018. Penambahan Tepung Sagu dan Tepung Terigu pada Pembuatan Roti
Manis. Agriculture Technology Journal. 1(1) : 1-9.
Minah, F. N., Siswi Astuti, Jimmy. 2015. Optimalisasi Proses Pembuatan Substitusi
Tepung Terigu Sebagai Bahan Pangan yang Sehat dan Bergizi. Jurnal Industri
Inovasi. 5(2) : 1-8.
U.S. Wheat Associates. 1983. Pedoman Pembuatan Roti dan Kue. Djambatan, Jakarta.