Anda di halaman 1dari 20

Tata Basa Kawi

Tata Bahasa
1. Vokal (Huruf Hidup)
a dibaca

dalam Pada misal

dibaca

dalam kerang misal hlm

dibaca

dalam peti

u dibaca

dalam pupu misal tunu

ay dibaca

ai

dalam wahai

o dibaca

dalam orang misal obah

hana

misal kari
misal gaway

(tidak ada persamaan dlm bhs ind), seperti pengucapan eu dlm bhs Sunda
misalnya jeung.

2. Konsonan (Huruf Mati)


A. huruf

kerongkongan k-kh-g-

B. Huruf

Langit-langit c-ch-j-jh-

C. Huruf

Lidah

D. Huruf

Gigi

t-th-d-dh-n

E. Huruf

Bibir

p-ph-b-

F. Huruf

t-th- -dh-

Semi Vokal

G. Huruf

gh-ng

Mendesis

bh-m
y-r-l-w

--s .

3. Hukum Sandi.
Dua bunyi yang sama menjadi satu akan diucapkan panjang.

B.

+a

sira + an

= sirn

+i

nguni +ikang

= ngunkang

+u

banyu + umili

= banymili

Bunyi selalu hilang diganti dengan bunyi yang ada di depannya

a+

=a

wawa + n

i+

=I

u+

=u

tuhu

reng + n

wli

+ n

= wawan
= welin

+ n

= tuhun
= rengn

C. Bunyi a jika diikuti bunyi lain dari pada , menjadi :

D.

a+ u

=o

ma +ulah

= molah

a+ i

=e

bhtara + indra

= bhtarendra

Bunyi i, u, , dan o jika diikuti lain dari pada bunyi menjadi


i+ a

= ya

ananghi

+a

= ananghya

u +a

= wa

tuhu

+a

= tuhwa

u+ i

= wi

sihku

+ iriya

= sihkwiriya

+a

= wa

kareng

+ an

= karengwan

o +a

= wa

mangilo

+a

= mangilwa

4. Kata Ganti Orang.


1. Orang Pertama
A. tunggal
Aku

= aku, saya

ngwang

= saya

nghulun

= hamba

pinakanghulun

= hamba

bhujangga mpu

= saya (pendeta)

bhujangga haji

= hamba (pendeta)

B. jamak
kami

= kami

kita

= kita

2. Orang Kedua
A. Tunggal
kanyu

= engkau

ko

= engkau

kamu

= engkau, kamu

rahadyan sanghulun
kita

= tuanku
= tuan, engkau

B. Jamak
kamu = kamu
kita

= tuan-tuan, kamu

3. Orang Ketiga
A Tunggal
ya

= ia, dia

sarika

= ia, dia

rasika

= ia, dia

sira

= beliau

B. Jamak
sira

= mereka

ya

= mereka

5. Pokok Kata
Bentukan kata majemuk/jadian dapat dikembalikan kepada pokok katanya
Gumawayakn

= gaway

= pekerjaan

Sumiliha

= silih

= saling

Manggihakna

= panggih

= bertemu

Lungguhakna

= lungguh

= duduk

Siniwi

= siwi

= menghormati .dll

6. Tutur Kalepasan.
Yang kita arep wruh ring katekan patinta, iki pangeregepnya: abresih sira rumuhun,

turunen toyan tlaga mahening maring untek, tumuju gni haneng nabhi desa, yan
sampun samangkana, mtu kukus aputih, liabang maring saraja awakta, tutupi
karnanta karo, yan ndatan karengwa denta kadi genteraning swaran sagara,
masengker tigang dina pejah kita. Gelis gelar kandaning tutur kalepasan, mnga
ikang swarga saking kaweruhanta, mapan kita sampun tatas kandaning pasuk
wetwikang atma.
7. Arti Kata Bentukan
Tergantung pada afik/wewehan/imbuhan yang menyertainya
1.
ada makna kata bentukan yang berupa kata benda, seperti:
pasanggrahan (tempat jamuan), paturwan (tempat tidur), patapa
(pertapaan), pawkas (pesanan, perintah).
2.
Ada makna kata bentukan yang menyerupai men, ber, dlm bhs Indo
misal: umadg (berdiri), mangdadyaken (menjadikan), rumeng
(mendengar)
3.
Ada makna kata bentukan yang diterjemahkan dengan kata kata

bentukan di dlm bhs Indo, seperti: rngn (di dengarkan), pinupuh


(di pukul), inginum (diminum) dll
8. Prefik.
Menyatakan perbuatan, sifat, dan keadaan
CONTOH
Mapajang/apanjang = memanjang
Madoh/adoh

= jauh

Mawwah/awwah

= berbuah

Malara

= bersusah hati

Manak

= beranak

Mastri

= beristri

Atmu tangan

= kawin

Adrs

= deras

Ahyun

= berkehendak

Aguru

= berguru

Awiku

=menjadi pendeta

Mabng

= menjadi merah

Mahyas

= berhias

Sering juga terdapat pemakaian awalan ma- tidak disertai nasal dengan arti:
terhadap, kepada, misalnya:
Trsna mnak mastri (cinta kepada anak dan istri)
Twangta makaka makding ibu (baktimu kepada kakak terutama kepada ibu)
Bhaktinta makawitan (baktimu kepada orang tua)

Prefik Ma-, A-, disertai Nasal Makna awalan Ma-, A-, yang disertai nasal bermacam-macam
Contoh:
Manurun

= turun dari

Mangjanma

= menjelma

Anangis

= menangis

Majala

= menjala

Anumbak

= menombak

Mangdanda

= memukul

Ants

= menetas

Perhatian: sering kita jumpai kata-bentukan yang mulai dengan pa yang seolah-olah
menggantikan ma, dapat disejajarkan maknanya dengan me (N)-, ber-, untuk
mendapatkan kalimat yang jalan. Umumnya pa- yang demikian adalah pa yang
didahului oleh kata yang huruf akhirnya n atau r, misal:

Yan pagawe

yan magawe

Tan pamangan

= jika membuat

tan mamangan = tidak memakan

Tan panginum

tan manginum = tidak meminum

Yar panomaha

yar manomaha = jika memperistri

Ar pawu

ar mawu

= ketika berteriak

Prefik A- Serapan Sanskerta


Menyatakan tidak, pengingkaran, contoh:
Adharma

= tidak baik, tidak bajik, dll

Ahimsa

= tidak membunuh

Akrodha

= tidak marah

Prefik ka Ada dua macam pemakaian awalan kaa. Apabila pokok kata diawali dengan huruf mati (konsonan), maka awalan katersebut tinggal ditempatkan saja pada awal kata, contoh:
Ka + ton

= Katon

= dilihat/terlihat

Ka + rng

= Karng

= didengar/terdengar

Ka + hamb

= Kahamb

= diiringi

a. Apabila pokok kata diawali dengan huruf hidup (vokal) maka diberlakukan hukum
sandhi, contoh:
Ka + anumata = knumata

= disetujui

Ka + ucap

= kocap

= dibicarakan

Ka + ungas

= kongas

= dibaui

Makna Awalan Kamaknanya ada pada kisaran di, telah di, ter, dlm bhs Indonesia, contoh:
katon

= terlihat, dilihat

karng

= di dengar, terdengar

kapangguh

= telah di jumpai

kri
katuluyan

Prefik Pa-

= diberhentikan, terhentikan
= di kenai

Menyatakan perihal
Contoh:
pacarita

: perihal penceritaan

paturu

: perihal tidur

Menyatakan alat, alat untuk


Contoh:
panulak

: alat penolak

pamupuh

: alat pemukul

Prefik Sa Menyatakan prihal waktu tertentu


Contoh:
sawengi

= sepanjang malam

salampah

= sepanjang perjalanan

saurip

= sepanjang hidup

Menyatakan bilangan bernilai satu


Contoh:
sawiji

= satu biji

sawatek

= yang sejenis

Prefik Su-, Dur-, Nir-, dan Nis Awalan Su- cenderung menyatakan perihal yang baik, contoh:
Sujana = manusia yang baik
Susila = perilaku yang baik
Sucita = pikiran yang baik
awalan dur- dan dus- cendung menyatakan perihal yang tidak baik/buruk, contoh:
Durbuddhi

= berhati jahat

Dussesana

= berprilaku buruk

awalan nir- dan nis- cenderung menyatakan tidak/tanpa, berlawanan, abstrak,


contoh:
nirdon

= tidak memiliki tujuan

nirgawe

= tidak layak dikerjakan

niskala

= tidak nyata

9. Infik
Pemakaian Infik um membentuk kata kerja aktif
A. abila pokok kata dimulai dengan huruf mati, maka sisipan um ditempatkan dibelakang
hurup mati yang pertama, misal:

Gawe

= gUMawe

= mengerjakan

turun

= tUMurun

= menurunkan (turun)

Laku

= lUmaku

= berjalan

sahut

= sUMahut

= menggigit

Swagata

= sUMwagata

= menyambut

Apabila huruf mati pertama itu p, b, m, dan w, huruf ini akan hilang, contoh:
pangan

= umangan

= memakan

pangguh

= umangguh

= melihat

Buru

= umuru

= memburu

Bancana

= umancana

= menipu/membencanai

Waca

= umaca

= membaca

mwas.

= umwas

= menetes

B. Jika katanya diawali dengan huruf hidup, maka sisipan um ditempatkan didepan huruf
hidup pertama, contoh:
adeg

= umadeg

=berdiri/memerintah

ilu

= umilu

= mengiringi

aring

= umaring

= merasa senang

endek = umendek

= memilih tempat, memilih posisi.

Pemakian Infik in membentuk kata kerja pasif


A. Apabila pokok kata dimulai dengan huruf mati (konsonan), maka sisipan in
ditempatkan di belakang huruf mati yang pertama, contoh:
pupuh

pinupuh

= dipukul

swagata

sinwagata

= disambut

rengo

rinengo

= didengar

pulir

pinulir

= diputar

sanggah

sinanggah

= disebut

A. Apabila pokok kata dimulai dengan huruf hidup (vokal), maka sisipan ini
ditempatkan didepan huruf hidup yang pertama.
usi

inusi

= pergi ke

ucap

inucap

= berbicara

anti

inanti

= dinanti

ingu

iningu

= dipelihara

10. Sufik
Sufik I
membentuk kata kerja transitif (memerlukan objek)
A.

Apabila kata pokoknya berakhir dengan huruf mati (konsonan), maka akhiran i bisa

langsung ditempatkan di belakang kata pokoknya, contoh:

B.

manambang

+i

= manambangi

= mengikat dengan tali

mangider

+i

= mangideri

= mengelilingi

angimbuh

+i

= angimbuhi

= menambahkan

anggaleng

+i

= anggalengi

= membatasi

Apabila pokok katanya diakhiri dengan huruf hidup, maka diantaranya kerap kali

disisipi dengan -n-,-an-, contoh:


Matyani

= mati +an + i

amarani

= amara + n+ I

mar

= mar +n+ I

anganugrahani

= anganugraha+ n + I

gumantyani

= gumanti + an + I

= membunuhi
= mencelakai
= marilah
= menganugrahi
= giliran

Artinya/maknanya sama dengan akhiran i dalam bahasa Indonesia (transitif):


amagehi

= menetapkan

manganugrahani

= menganugerahi

mangawruhi

= mengetahui

amuta-mutani

= mengabui

angimbuhi

= menambah

mojari

= berkata kepada

anglangkahi

= melangkahi

angambeki
mrtajiwani

= mencurahkan pikiran at hati


= menghidupkan kembali

Catatan: akhiran i kerap digantikan dengan -an apabila kata pokoknya bersisipan
in-, contoh:
kinasihan

= dikasihi

dinawuhan

= diturunkan

iniriran

= mengipasi

Akhiran aken
membentuk kata kerja transitif
Makna akhiran -aken umumnya sama dengan akhiran -kan dalam bahasa Indonesia
Anuwuhakn
Amtwakn

Angdadyakn
Humilangakn
Amanahakn
Mangibrakn
Tumakwanakn
binuncangakn

Catatan : kadang-kadang akhiran aken dalam bahasa kawi tidak dapat


diterjemahkan dengan akhiran kan dalam bahasa Indonesia.
Humarpakn = menghadapi
Umungkurakn

= membelakangi

Mangidulakna = supaya ditarik ke selatan


Mangalorakna

= supaya ditarik ke utara

Sufik an dan -n
Sufik an menyatakan sesuatu yang di.., contoh:
tanduran

= sesuatu yang di tanam

tunwan

= sesuatu yang di bakar

duman

= sesuatu yang di bagi


Sufik n menyatakan akan di.., harus di.., hendaklah di.., dan mudah-

mudahan di.., contoh:


Ucapn

= akan diceritakan

Pangann

= harus dimakan

rengn (n)

= hendaklah didengarkan

Jika sufik ini dilekatkan pada kata-kata yang diakhiri oleh fokal, maka diantara vokal
tersebut dengan sufik ini akan muncul fonem /n/, atau bunyi // pada sufik ini
mengalami peluluhan, contoh:
Warna + n

= warnann

Jaga

= jagann

+ n

Reng + n

= rengn

Carita + n

= caritan

Sufik -ing
Menyatakan pada, ketika, saat, contoh
Sira

+ ing

= sirng

Tunggal + ing = tunggaling


Nemon + ing = nemoning

= beliau pada
= ketika bersatu
= pada saat bertemu

11. Konfik.
Ka-an dan ka-n
Konfik ini menyatakan telah di-, dapat di-, tempat/hal tertentu, contoh:
Ka-an + teka = Katekan

=kedatangan

Ka-an + tinghal= Katinghalan = kelihatan


Ka-an + indra =Kndrn = tempat Dewa Indra
Ka-n + Karengn = karengn = didengarkan
Ka-n + kawi = kakawin = karangan dll

Konfik Pa-an
Konfik ini serupa dengan konfik pe-an dalam bahasa Indonesia
Konfik ini menyatakan tempat, benda atau prihal tertentu, contoh:
Pa-an + tapa = Patapn = tempat bertapa
Pa-an + sanggra = Pasanggrahn = tempat pertemuan
Pa-an + hyas = Pahyasan = perhiasan
Pa-an + lampah = Palampahan = prihal perjalanan
Konfik ma-an
Konfik ini menyatakan, banyak, bersama-sama, maupun perbuatan yang berulang
terus, contoh:
Ma-an + kabeh = Makabehan =semua, bersama-sama
Ma-an + karo = Makarwan = kedua-duanya, bersama-sama
Ma-an + hayun = Mahayunan = berayun-ayun
Ma-an + genter = Magenteran = bergemuruh
dll
Konfik in-an

Konfik ini membentuk kata kerja pasif yang menyatakan sesuatu yang dikenai
perbuatan tertentu, contoh:
In-an + pejah = Pinejahan = dibunuh
In-an + tunu = Tinunwan = dibakar
In-an + tali = Tinalyan = diikat
dll

-->
Tata Bahasa
1. Vokal (Huruf Hidup)
a dibaca

dalam Pada misal

hana

dibaca

dalam kerang misal hlm

dibaca

dalam peti

misal kari

u dibaca

dalam pupu misal tunu

ay dibaca

ai

dalam wahai

o dibaca

dalam orang misal obah

misal gaway

(tidak ada persamaan dlm bhs ind), seperti pengucapan eu dlm bhs Sunda
misalnya jeung.

2. Konsonan (Huruf Mati)


A. huruf

kerongkongan k-kh-g-

B. Huruf

Langit-langit c-ch-j-jh-

C. Huruf

Lidah

D. Huruf

Gigi

t-th-d-dh-n

E. Huruf

Bibir

p-ph-b-

F. Huruf

t-th- -dh-

Semi Vokal

G. Huruf

gh-ng

Mendesis

bh-m
y-r-l-w

--s .

3. Hukum Sandi.
Dua bunyi yang sama menjadi satu akan diucapkan panjang.

B.

+a

sira + an

= sirn

+i

nguni +ikang

= ngunkang

+u

banyu + umili

= banymili

Bunyi selalu hilang diganti dengan bunyi yang ada di depannya


a+

=a

wawa + n

i+

=I

u+

=u

tuhu

reng + n

wli

+ n
+ n

= wawan
= welin
= tuhun
= rengn

C. Bunyi a jika diikuti bunyi lain dari pada , menjadi :

D.

a+ u

=o

ma +ulah

= molah

a+ i

=e

bhtara + indra

= bhtarendra

Bunyi i, u, , dan o jika diikuti lain dari pada bunyi menjadi


i+ a

= ya

ananghi

+a

= ananghya

u +a

= wa

tuhu

+a

= tuhwa

u+ i

= wi

sihku

+ iriya

= sihkwiriya

+a

= wa

kareng

+ an

= karengwan

o +a

= wa

mangilo

+a

= mangilwa

4. Kata Ganti Orang.


1. Orang Pertama
A. tunggal

Aku

= aku, saya

ngwang

= saya

nghulun

= hamba

pinakanghulun

= hamba

bhujangga mpu

= saya (pendeta)

bhujangga haji

= hamba (pendeta)

B. jamak
kami

= kami

kita

= kita

2. Orang Kedua
A. Tunggal
kanyu

= engkau

ko

= engkau

kamu

= engkau, kamu

rahadyan sanghulun
kita

= tuanku
= tuan, engkau

B. Jamak
kamu = kamu
kita

= tuan-tuan, kamu

3. Orang Ketiga
A Tunggal
ya

= ia, dia

sarika

= ia, dia

rasika

= ia, dia

sira

= beliau

B. Jamak
sira

= mereka

ya

= mereka

5. Pokok Kata

Bentukan kata majemuk/jadian dapat dikembalikan kepada pokok katanya


Gumawayakn

= gaway

= pekerjaan

Sumiliha

= silih

= saling

Manggihakna

= panggih

= bertemu

Lungguhakna

= lungguh

= duduk

Siniwi

= siwi

= menghormati .dll

6. Tutur Kalepasan.
Yang kita arep wruh ring katekan patinta, iki pangeregepnya: abresih sira rumuhun,

turunen toyan tlaga mahening maring untek, tumuju gni haneng nabhi desa, yan
sampun samangkana, mtu kukus aputih, liabang maring saraja awakta, tutupi
karnanta karo, yan ndatan karengwa denta kadi genteraning swaran sagara,
masengker tigang dina pejah kita. Gelis gelar kandaning tutur kalepasan, mnga
ikang swarga saking kaweruhanta, mapan kita sampun tatas kandaning pasuk
wetwikang atma.
7. Arti Kata Bentukan
Tergantung pada afik/wewehan/imbuhan yang menyertainya
1.
ada makna kata bentukan yang berupa kata benda, seperti:
pasanggrahan (tempat jamuan), paturwan (tempat tidur), patapa
(pertapaan), pawkas (pesanan, perintah).
2.
Ada makna kata bentukan yang menyerupai men, ber, dlm bhs Indo
misal: umadg (berdiri), mangdadyaken (menjadikan), rumeng
(mendengar)
3.
Ada makna kata bentukan yang diterjemahkan dengan kata kata
bentukan di dlm bhs Indo, seperti: rngn (di dengarkan), pinupuh
(di pukul), inginum (diminum) dll
8. Prefik.
Menyatakan perbuatan, sifat, dan keadaan
CONTOH
Mapajang/apanjang = memanjang
Madoh/adoh

= jauh

Mawwah/awwah

= berbuah

Malara

= bersusah hati

Manak

= beranak

Mastri

= beristri

Atmu tangan

= kawin

Adrs

= deras

Ahyun

= berkehendak

Aguru

= berguru

Awiku

=menjadi pendeta

Mabng

= menjadi merah

Mahyas

= berhias

Sering juga terdapat pemakaian awalan ma- tidak disertai nasal dengan arti:
terhadap, kepada, misalnya:
Trsna mnak mastri (cinta kepada anak dan istri)
Twangta makaka makding ibu (baktimu kepada kakak terutama kepada ibu)
Bhaktinta makawitan (baktimu kepada orang tua)

Prefik Ma-, A-, disertai Nasal Makna awalan Ma-, A-, yang disertai nasal bermacam-macam
Contoh:
Manurun

= turun dari

Mangjanma

= menjelma

Anangis

= menangis

Majala

= menjala

Anumbak

= menombak

Mangdanda

= memukul

Ants

= menetas

Perhatian: sering kita jumpai kata-bentukan yang mulai dengan pa yang seolah-olah
menggantikan ma, dapat disejajarkan maknanya dengan me (N)-, ber-, untuk
mendapatkan kalimat yang jalan. Umumnya pa- yang demikian adalah pa yang
didahului oleh kata yang huruf akhirnya n atau r, misal:
Yan pagawe
Tan pamangan

yan magawe

= jika membuat

tan mamangan = tidak memakan

Tan panginum

tan manginum = tidak meminum

Yar panomaha

yar manomaha = jika memperistri

Ar pawu

ar mawu

Prefik A- Serapan Sanskerta


Menyatakan tidak, pengingkaran, contoh:
Adharma

= tidak baik, tidak bajik, dll

Ahimsa

= tidak membunuh

Akrodha

= tidak marah

= ketika berteriak

Prefik ka Ada dua macam pemakaian awalan kaa. Apabila pokok kata diawali dengan huruf mati (konsonan), maka awalan katersebut tinggal ditempatkan saja pada awal kata, contoh:
Ka + ton

= Katon

= dilihat/terlihat

Ka + rng

= Karng

= didengar/terdengar

Ka + hamb

= Kahamb

= diiringi

a. Apabila pokok kata diawali dengan huruf hidup (vokal) maka diberlakukan hukum
sandhi, contoh:
Ka + anumata = knumata

= disetujui

Ka + ucap

= kocap

= dibicarakan

Ka + ungas

= kongas

= dibaui

Makna Awalan Kamaknanya ada pada kisaran di, telah di, ter, dlm bhs Indonesia, contoh:
katon

= terlihat, dilihat

karng

= di dengar, terdengar

kapangguh

= telah di jumpai

kri

= diberhentikan, terhentikan

katuluyan

= di kenai

Prefik Pa Menyatakan perihal


Contoh:
pacarita

: perihal penceritaan

paturu

: perihal tidur

Menyatakan alat, alat untuk


Contoh:
panulak

: alat penolak

pamupuh

: alat pemukul

Prefik Sa Menyatakan prihal waktu tertentu


Contoh:
sawengi

= sepanjang malam

salampah

= sepanjang perjalanan

saurip

= sepanjang hidup

Menyatakan bilangan bernilai satu


Contoh:
sawiji

= satu biji

sawatek

= yang sejenis

Prefik Su-, Dur-, Nir-, dan Nis Awalan Su- cenderung menyatakan perihal yang baik, contoh:
Sujana = manusia yang baik
Susila = perilaku yang baik
Sucita = pikiran yang baik
awalan dur- dan dus- cendung menyatakan perihal yang tidak baik/buruk, contoh:
Durbuddhi

= berhati jahat

Dussesana

= berprilaku buruk

awalan nir- dan nis- cenderung menyatakan tidak/tanpa, berlawanan, abstrak,


contoh:
nirdon

= tidak memiliki tujuan

nirgawe

= tidak layak dikerjakan

niskala

= tidak nyata

9. Infik
Pemakaian Infik um membentuk kata kerja aktif
A. abila pokok kata dimulai dengan huruf mati, maka sisipan um ditempatkan dibelakang
hurup mati yang pertama, misal:
Gawe

= gUMawe

= mengerjakan

turun

= tUMurun

= menurunkan (turun)

Laku

= lUmaku

= berjalan

sahut

= sUMahut

= menggigit

Swagata

= sUMwagata

= menyambut

Apabila huruf mati pertama itu p, b, m, dan w, huruf ini akan hilang, contoh:
pangan

= umangan

= memakan

pangguh

= umangguh

= melihat

Buru

= umuru

= memburu

Bancana

= umancana

= menipu/membencanai

Waca

= umaca

= membaca

mwas.

= umwas

= menetes

B. Jika katanya diawali dengan huruf hidup, maka sisipan um ditempatkan didepan huruf
hidup pertama, contoh:

adeg

= umadeg

=berdiri/memerintah

ilu

= umilu

= mengiringi

aring

= umaring

= merasa senang

endek = umendek

= memilih tempat, memilih posisi.

Pemakian Infik in membentuk kata kerja pasif


A. Apabila pokok kata dimulai dengan huruf mati (konsonan), maka sisipan in
ditempatkan di belakang huruf mati yang pertama, contoh:
pupuh

pinupuh

= dipukul

swagata

sinwagata

= disambut

rengo

rinengo

= didengar

pulir

pinulir

= diputar

sanggah

sinanggah

= disebut

A. Apabila pokok kata dimulai dengan huruf hidup (vokal), maka sisipan ini
ditempatkan didepan huruf hidup yang pertama.
usi

inusi

= pergi ke

ucap

inucap

= berbicara

anti

inanti

= dinanti

ingu

iningu

= dipelihara

10. Sufik
Sufik I
membentuk kata kerja transitif (memerlukan objek)
A.

Apabila kata pokoknya berakhir dengan huruf mati (konsonan), maka akhiran i bisa

langsung ditempatkan di belakang kata pokoknya, contoh:

B.

manambang

+i

= manambangi

= mengikat dengan tali

mangider

+i

= mangideri

= mengelilingi

angimbuh

+i

= angimbuhi

= menambahkan

anggaleng

+i

= anggalengi

= membatasi

Apabila pokok katanya diakhiri dengan huruf hidup, maka diantaranya kerap kali

disisipi dengan -n-,-an-, contoh:


Matyani
amarani

= mati +an + i
= amara + n+ I

= membunuhi
= mencelakai

mar

= mar +n+ I

anganugrahani

= anganugraha+ n + I

gumantyani

= gumanti + an + I

= marilah
= menganugrahi
= giliran

Artinya/maknanya sama dengan akhiran i dalam bahasa Indonesia (transitif):


amagehi

= menetapkan

manganugrahani

= menganugerahi

mangawruhi

= mengetahui

amuta-mutani

= mengabui

angimbuhi

= menambah

mojari

= berkata kepada

anglangkahi

= melangkahi

angambeki
mrtajiwani

= mencurahkan pikiran at hati


= menghidupkan kembali

Catatan: akhiran i kerap digantikan dengan -an apabila kata pokoknya bersisipan
in-, contoh:
kinasihan

= dikasihi

dinawuhan

= diturunkan

iniriran

= mengipasi

Akhiran aken
membentuk kata kerja transitif
Makna akhiran -aken umumnya sama dengan akhiran -kan dalam bahasa Indonesia
Anuwuhakn
Amtwakn
Angdadyakn
Humilangakn
Amanahakn
Mangibrakn
Tumakwanakn
binuncangakn

Catatan : kadang-kadang akhiran aken dalam bahasa kawi tidak dapat


diterjemahkan dengan akhiran kan dalam bahasa Indonesia.
Humarpakn = menghadapi
Umungkurakn

= membelakangi

Mangidulakna = supaya ditarik ke selatan


Mangalorakna

= supaya ditarik ke utara

Sufik an dan -n
Sufik an menyatakan sesuatu yang di.., contoh:
tanduran

= sesuatu yang di tanam

tunwan

= sesuatu yang di bakar

duman

= sesuatu yang di bagi


Sufik n menyatakan akan di.., harus di.., hendaklah di.., dan mudah-

mudahan di.., contoh:


Ucapn

= akan diceritakan

Pangann

= harus dimakan

rengn (n)

= hendaklah didengarkan

Jika sufik ini dilekatkan pada kata-kata yang diakhiri oleh fokal, maka diantara vokal
tersebut dengan sufik ini akan muncul fonem /n/, atau bunyi // pada sufik ini
mengalami peluluhan, contoh:
Warna + n

= warnann

Jaga

= jagann

+ n

Reng + n

= rengn

Carita + n

= caritan

Sufik -ing
Menyatakan pada, ketika, saat, contoh
Sira

+ ing

= sirng

Tunggal + ing = tunggaling


Nemon + ing = nemoning

= beliau pada
= ketika bersatu
= pada saat bertemu

11. Konfik.
Ka-an dan ka-n
Konfik ini menyatakan telah di-, dapat di-, tempat/hal tertentu, contoh:
Ka-an + teka = Katekan

=kedatangan

Ka-an + tinghal= Katinghalan = kelihatan


Ka-an + indra =Kndrn = tempat Dewa Indra
Ka-n + Karengn = karengn = didengarkan
Ka-n + kawi = kakawin = karangan dll

Konfik Pa-an
Konfik ini serupa dengan konfik pe-an dalam bahasa Indonesia
Konfik ini menyatakan tempat, benda atau prihal tertentu, contoh:
Pa-an + tapa = Patapn = tempat bertapa
Pa-an + sanggra = Pasanggrahn = tempat pertemuan
Pa-an + hyas = Pahyasan = perhiasan
Pa-an + lampah = Palampahan = prihal perjalanan
Konfik ma-an
Konfik ini menyatakan, banyak, bersama-sama, maupun perbuatan yang berulang

terus, contoh:
Ma-an + kabeh = Makabehan =semua, bersama-sama
Ma-an + karo = Makarwan = kedua-duanya, bersama-sama
Ma-an + hayun = Mahayunan = berayun-ayun
Ma-an + genter = Magenteran = bergemuruh
dll
Konfik in-an

Konfik ini membentuk kata kerja pasif yang menyatakan sesuatu yang dikenai
perbuatan tertentu, contoh:
In-an + pejah = Pinejahan = dibunuh
In-an + tunu = Tinunwan = dibakar
In-an + tali = Tinalyan = diikat
dll

Anda mungkin juga menyukai