Insert Image

REFERAT

VULNUS LACERATUM
Oleh : Rindang Cahyani Putri H. Abas
NIM : 11120182125
Pembimbing : dr. Lisa Yuniati, M.Kes Sp.KK

“ BAGIAN ILMU KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2020
 DEFINISI
⏷ Vulnus/luka adalah suatu keadaaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh
yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari.
⏷ Salah satu vulnus yaitu vulnus laceratum berupa luka akibat benda tajam
atau tumpul yang menembus kulit atau otot.
⏷ Vulnus laseratum adalah luka robek akibat terkena mesin, kayu atau benda
lainya yang menyebabkan robeknya jaringan dan ada juga yang
menyebutnya vulnus laseratum adalah luka yang bentuknya tidak beraturan.
 ANATOMI
ANATOMI
 KLASIFIKASI
LUKA
⏷ Klasifikasi luka berdasarkan kedalamannya
 Etiologi
ETIOLOGI

⏷ Alat yang tumpul.

⏷ Jatuh ke benda tajam dan keras.
⏷ Kecelakaan lalu lintas dan kereta api.
Jenis-jenis Luka Robek

Shearing force Tension force Compression force

EPIDEMIOLOGI

⏷ Pada tahun 1992, diperkirakan 9,27 juta pasien

dirawat karena laserasi di US UGD, mewakili
10,4% dari total volume US UGD.
⏷ Pada tahun 2013, ada sekitar 7 juta laserasi, yang
membentuk hanya 5,2% dari total kunjungan
UGD.
PATOFISIOLOGI
FASE LUKA

⏷Hemostasis
⏷Inflamasi
⏷Proliferasi
⏷Remodelling
DIAGNOSTIK
 GAMBARAN KLINIS

⏷ Mansjoer (2000) menyatakan “Manifestasi klinis vulnus laseratum

adalah:
⏷ Luka tidak teratur
⏷ Jaringan rusak
⏷ Bengkak
⏷ Pendarahan
⏷ Akar rambut tampak hancur atau tercabut bila kekerasanya di
daerah rambut
⏷ Tampak lecet atau memar di setiap luka
PEMERIKSAAN PENUNJANG
⏷ Pencitraan dilakukan setiap kali ada kecurigaan benda asing, seperti
luka dengan kedalaman yang tidak dapat ditentukan secara pasti atau
ketika laserasi disebabkan oleh benda yang hancur
⏷ Radiografi konvensional sangat sensitif untuk benda asing
radiopak sekecil 1-2 mm.
⏷ USG memiliki spesifisitas tinggi, tetapi hanya sensitivitas sedang
untuk mendeteksi benda asing. 3
⏷ CT scan bisa lebih sensitif daripada ultrasound jika benda asing
berada di rongga yang dipenuhi udara, tetapi kurang sensitif jika
objeknya dekat tulang, dikontraindikasikan jika benda asing yang
dicurigai bersifat logam.2,3
 PEMERIKSAAN
PENUNJANG
⏷ Pemeriksaan penunjang secara
histopatologi penting dapat
dilakukan terutama untuk
manajemen luka postoperasi
 TATALAKSANA

⏷ Mengevaluasi jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi (ABC), termasuk kontrol

perdarahan. Lakukan survei primer dan sekunder dengan memperhatikan cedera
terkait
⏷ Perawatan luka : anastesi lokal, irigasi, penutupan luka (jahit)
⏷ Terapi suportif : profilaksis tetanus, antibiotik profilaksis, analgetik
Tetanus profilaksis
 Beberapa contoh antibiotik oral lain yang dapat digunakan diantara lain

⏷ Natural penicillins
⏷ Penicillin V 250–500 mg 3 or 4 kali sehari selama 10 hari
⏷ Penicillin G 600,000–1.2 million U IM selama 7 hari
⏷ Penicillinase-resistant penicillins
⏷ Cloxacillin 250–500 mg (dewasa) 4 kali sehari 10 hari
⏷ Dicloxacillin 250–500 mg (dewasa) 4 kali sehari selama 10 hari
⏷ Aminopenicillins
⏷ Amoxicillin 500 mg 3 kali sehari or 875 mg q12h
⏷ Ampicillin 250–500 mg 4 kali sehari selama 7–10 hari
 Edukasi
⏷ Edukasi pasien untuk menjaga luka tetap bersih
dan berikan instruksi tindak lanjut kapan jahitannya
bisa dilepas.
⏷ Pedoman umum untuk pengangkatan bervariasi
tergantung pada lokasi perbaikan, kompleksitas
perbaikan, dan jahitan yang digunakan.
⏷ Jahitan yang dibiarkan terlalu lama dapat
meningkatkan risiko infeksi dan jaringan parut9,29
 PENCEGAHAN

⏷ Pencegahan perkembangan luka menjadi infeksi dapat memperhatikan

kondisi seperti, teknik penjahitan luka dan prinsip steril, kondisi pasien,
seperti nutrisi dan hidrasi yang baik, juga penting, seperti kontrol faktor
apa pun yang dapat menempatkan pasien pada peningkatan risiko
komplikasi.12,20
 KOMPLIKASI

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi saat pembersihan luka, yaitu :13
⏷ Benda asing yang tidak terdeteksi
⏷ Cedera tendon yang tidak terdeteksi
⏷ Kerusakan saraf yang tidak terdeteksi
⏷ Infeksi
Terima Kasih ...