Laki-laki
Limbic System
Thalamus
Efek aktivasi hormon seks
Aktivasi hormon seks akan mengubah respon otak terhadap beberapa stimulus, dan mengubah
sensitivitas penis, vagina, dan cervix.
Perilaku seksual pada laki-laki dipengaruhi testosteron, dan perilaku seksual pada perempuan
dipengaruhi estrogen dan progesteron.
Hormon seks mengaktivasi perilaku seksual dengan meningkatkan sensasi. Estrogen meningkatkan
sensitivitas syaraf pudendal pada daerah pubic, meningkatkan respon pada beberapa area
hipothalamus (ventromedial nucleus, medial proeptic area [PMOA], dan bagian hipothalamus
anterior yang disebut sexually dimorphic nucleus [SDN]). SDN pada laki-laki lebih besar dari
perempuan.
Testosteron dan estradiol memicu PMOA dan beberapa area lain untuk melepaskan dopamine, yang
menstimulasi aktivitas seksual.
Perubahan hormon seksual, selain mempengaruhi dorongan dan perilaku seksual dan daerah otak
yang berhubungan dengan perilaku seksual, juga mempengaruhi area lain yang tidak
berhubungan dengan perilaku seksual (misal: testosteron juga mengurangi rasa sakit dan
kecemasan)
Impotensi bukan karena rendahnya tingkat testosterone melainkan disebabkan karena adanya
kerusakan pada sirkulasi darah, gangguan neurologis, reaksi obat, dan tekanan psikologis..
Pada perempuan, hipothalamus dan pituitary berkaitan dengan ovarium menghasilkan siklus
menstrual.
Pengasuhan
Dipengaruhi oleh sekresi hormon prolactin dan oxytocin,
serta vasopressin yang meningkatkan perilaku
pengasuhan. Mulai disekresi selama akhir masa
kehamilan.
Pada akhir masa awal kehamilan, otak meningkatkan
responsivitasnya terhadap estradiol pada area yang
menunjang perilaku pengasuhan, bukan pada perilaku
seksual.
Seiring waktu, hormon-hormon tersebut akan menurun
namun, saat itu ibu tidak akan kehilangan perilaku
pengasuhan karena telah melewati pengalaman
pengasuhan.
Sistem reproduksi Pria
Sistem Reproduksi Wanita
Perbedaan seks di OTAK ?