Anda di halaman 1dari 26

Hukum Hooke dan Poisson Ratio.

PERTEMUAN 7
HUBUNGANTEGANGAN DAN
REGANGAN
G

tegangan
E

C
B F
A D

O regangan

Grafik hubungan tegangan dan regangan pada salah satu material yaitu baja
σ σ σ
U ●P
B
Y ●
● P
P

ε ε ε
O O O

Gb. 1 Gb. 2 Gb. 3


σ σ

Y

ε ε
O ε1 O
O’

Gb. 4 Gb. 5
Gambar 1 adalah kurva tegangan regangan untuk baja karbon-
medium, Gb. 2 untuk baja campuran, dan Gb.3 untuk baja
karbon-tinggi dengan campuran bahan nonferrous. Untuk
campuran nonferrous dengan besi kasar diagramnya ditunjukkan
pada Gb. 4, sementara untuk karet ditunjukkan pada Gb. 5.
Proportional Limit
Titik O hingga A dinamakan
daerah proporsional limit. Pada
area ini regangan yang terbentuk
proporsional dengan tegangan
yang bekerja.
Definisi: tegangan yang
membentuk kurva tegangan
regangan mulai terdeviasi dari
garis lurus.
Elastic Limit
Titik A hingga B dinamakan
daerah elastic limit. Pada area
ini material akan kembali
kebentuk semula ketika
tegangan dihilangkan.
Definisi: tegangan yang
bekerja pada material tanpa
menyebabkan deformasi
permanen.
Yield Point
Jika material terus diberikan
tegangan hingga di atas titik B,
keadaan plastis akan tercapai, dan
pada titik ini ketika beban
dihilangkan material tidak akan
bisa kembali ke bentuk semula.
Diatas titik B, regangan yang
terjadi akan bertambah dengan
cepat, sedangkan pertambahan
tegangannya kecil hingga tercapai
titik C, dan terjadi penurunan
kecil tegangan pada titik D, segera
setelah proses peluluhan
berhenti. Sehingga ada dua titik
luluh, yaitu titik C (titik luluh atas)
dan titik D (titik luluh bawah).
Tegangan yang bekerja pada titik
luluh ini dinamakan tegangan
luluh (yield stress)
Ultimate stress

Titik E dinamakan titik Ultimate stress,


yaitu titik dimana tegangan maksimum
terjadi, yang didefinisikan sebagai
beban terbesar dibagi dengan luas area
mula-mula (origin) dari bahan.
Breaking stress
Setelah spesimen mencapai titik
ultimate, akan terjadi proses
necking, yaitu pengecilan luas
penampang area.
Tegangan kemudian terus
berkurang hingga spesimen patah
pada titik F.
Berat spesifik Modulus Young Tegangan Koefisien
Bahan KN/m3 Gpa maksimum ekspansi Rasio Poisson
kPa 10e-6/°C

I. Metal dalam bentuk papan, batang atau blok


Aluminium campuran 27 70-79 310-550 23 0.33
Kuningan 84 96-110 300-590 20 0.34
Tembaga 87 112-120 230-380 17 0.33
Nikel 87 210 310-760 13 0.31
Baja 77 195-210 550-1400 12 0.30
Titanium campuran 44 105-210 900-970 8-10 0.33

II. Non-metal dalam bentuk papan, batang atau blok


Beton 24 25 24-81 11
Kaca 26 48-83 70 5-11 0.23

III. Bahan dengan filamen (diameter < 0.025 mm)


Aluminium oksida 38 690-2410 13800-27600
Barium carbide 25 450 6900
Kaca 22 345 7000-20000
Grafit 980 20000

IV. Bahan komposit (campuran)


Boron epoksi 19 210 1365 4.5
Kaca-S diperkuat epoksi 21 66.2 1900

Sifat-sifat bahan teknik pada 20°C


Hukum “Elastisitas Linier” Hooke
Jika suatu material berperilaku secara elastis dan juga menunjukkan hubungan linier
antara tegangan dan regangan, maka dikatakan material elastis linier (lihat wilayah OA
pada gambar di bawah ini.

Kondisi Elastis
Kondisi Strain Hardening
Kondisi Plastis
Hancur

Jenis perilaku ini sangat penting dalam bidang rekayasa karena alasan yang jelas, yaitu
dengan cara merancang struktur berfungsi pada wilayah tersebut, dan menghindari
keadaan di mana struktur berdeformasi permanen akibat leleh.
HUKUM HOOKE
• Beberapa material struktur memiliki perilaku elastis linier. Dengan mendesain struktur agar berfungsi pada
daerah elastis linier, maka deformasi permanen akibat luluh dapat dihindari
• Hubungan linier antara tegangan aksial σ dan regangan aksial ε akibat gaya tarik atau tekan aksial
sederhana :

σ = E. ε
• σ = tegangan normal (MPa)
• E = modulus elastisitas (MPa) dan merupakan kemiringan garis OA dalam daerah elastis linier pada
hubungan tegangan-regangan
• ε = regangan normal
• Persamaan di atas dikenal sebagai Hukum Hooke, untuk mengenang ilmuan Inggris Robert Hooke (1635-
1703), sering disebut juga modulus Young
hukum hooke
• Hubungan linear seperti yang dinyatakan dalam hukum hooke
tidaklah selamanya terjadi.
• Hubungan yang linear terjadi hanya pada saat kondisi material masih
dalam kondisi elastis.
• Kondisi Elastis adalah adalah kondisi bahwa jika beban yang bekerja
dihapuskan maka tidak akan meninggalkan regangan sisa yang
permanen. Dan sifat material masih seperti semula saat belum ada
beban bekerja.
• Hukum Hooke tidak berlaku untuk kondisi diluar kondisi elastis.
Modulus Elastisitas
• Nilai modulus Elastisitas tiap material berbeda-beda, beberapa nilai E
untuk material yang sering dipakai untuk struktur antara lain:
• • Baja : 190.000 – 210.000 MPa
• • Beton : 17.000 – 31.000 MPa
• • Kayu : 11.000 – 14.000 MPa
Poisson Ratio
• Apabila suatu batang prismatis dibebani gaya aksial tarik, maka
perpanjangan aksial-nya akan diikuti oleh kontraksi dalam arah lateral
REGANGAN LATERAL
• Regangan Lateral Merupakan jenis deformasi pada arah lateral ( tegak lurus sb batang) yang muncul akibat gaya
normal tekan.
• Akibat adanya regangan lateral Tarik bahan akan mengalami penipisan dan akibat adanya regangan lateral tekan bahan
akan mengalami penebalan.

L’

P P
h h’

L
Regangan lateral dalam bahasan di atas, di setiap titik pada batang akan
sebanding dengan regangan aksialnya apabila material bersifat elastis linier. Untuk
itu ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar Angka Poisson dapat
dianggap konstan :
 gaya aksial harus konstan
 bahan harus homogen
 Modulus Elastisitas yang sama di semua arah (material isotropik)

Bahan yang memiliki besaran elastis berbeda di semua arah disebut material anisotropik (atau aleotropik)
o Bahan yang memiliki besaran elastis sama pada arah tertentu, namun berbeda dalam arah tegak
lurusnya disebut material orthotropik
Poisson Ratio
• Rasio regangan lateral e/ terhadap regangan aksial e, dikenal dengan istilah Angka
Poisson dan dinyatakan :

Simeon Denis Poisson


(1781-1840)

n = Angka Poisson
ε’ = regangan lateral
ε = regangan normal/aksial
• Angka Poisson material baja berkisar 0,27-0,30, dan beton antara 0,1 hingga 0,2
Tabel Poison Ratio
Tabel 2.1: Harga rasio Poisson dari berbagai material.
No. Material Rasio poisson, µ
1. Baja 0,25 – 0,33
2. Besi tuang 0,23 – 0,27
3. Tembaga 0,31 – 0,34
4. Perunggu 0,32 – 0,42
5. Aluminium 0,32 – 0,36
6. Beton 0,08 – 0,18
7. Karet 0,45 – 0,50
• Poisson Ratio sangat berguna di beberapa bidang. Salah satu bidang
yang membutuhkanpengaplikasian poisson ratio adalah pipa
bertekanan tinggi. Air atau udara yang diberitekanan tinggi akan
mengembang ke segala arah dan memberikan gaya pada bagian
dalampipa. Gaya tersebut akan menimbulkan tegangan radial pada
material penyusun pipa danmenyebabkan perubahan pada panjang
pipa. Apabila material yang digunakan tidakmemiliki poisson ratio
yang cukup besar untuk pipa agar berdeformasi menyamai
tekananyang diterima, akan terjadi kegagalan pada susunan pipa. Pipa
akan memendek danmerusak susunan pipa secara keseluruhan.
DEFORMASI BENDA KARENA GAYA
YANG BEKERJA
•• Misalkan
  P = Beban atau gaya yang bekerja pada benda
• l = Panjang benda
• A = Luas penampang benda
• σ = Tegangan yang timbul pada benda
• E = Modulus Elastisitas material benda
• ε = Regangan
• δl = Deformasi benda

• Kita tahu bahwa tegangan:


• Maka regangan: ε =
• dan deformasi: δl = ε.l =
SIFAT SIFAT MEKANIS BAHAN
• Kekakuan (stiffnes): Sifat bahan mampu renggang pada
tegangan tinggi tanpa diikuti regangan yang besar. Contoh
baja
• Kekuatan (strength): sifat bahan yang ditentukan oleh
tegangan paling besar material mampu renggang sebelum
resak (failure) ini dapat didefinisikan sebagai batas
proporsionalitas.
• Elastisitas (elasticity): sifat material yang dapat kembali ke
dimensi awal setelah beban dihilangkan.
• Keuletan (ductility): sifat bahan yang mampu deformasi
terhadap beban tarik sebelum benar-benar patah
(rupture).Analogi material yang dapat ditarik menjadi kawat
tipis tanpa rusak.
• Kegetasan (brittleness) : tidak adanya deformasi
plastis sebelum rusak. (tidak ada tanda tanda jika
materialnya rusak). Contoh batu, semen cor,dll.
• Kelunakan (malleability): sifat bahan yang mengalami
deformasi plastis terhadap beban tekan yang bekerja
sebelum benar benar patah.
• Ketangguhan (toughness): sifat material yang mampu
menahan beban impak tinggi atau beban kejut.
(sebagian energi diserap dan sebagian dipindahkan).
• Kelenturan(resilience): sifat material yang mampu
menerima beban inpak tinggi tanpa menimbulkan
tegangan lebih pada batas elastis.
Contoh 1-3
Sebuah pipa dengan panjang L = 1,2 m, diameter luar d2 = 150 mm, diameter dalam d1
= 115 mm dibebani oleh gaya aksial tekan P = 620 kN. Pipa mempunyai nilai E = 200
GPa dan angka Poisson, = 0,30. Tentukan :
a. Perpendekan, d
b. Regangan lateral, e/
c. Pertambahan diameter luar dan dalam, Dd2
d. Pertambahan tebal dinding pipa, Dt

Jawab :

 𝐴 = 𝜋 ( 𝑑 22 − 𝑑 21) = 𝜋 ( 1502❑ − 115❑


2
)=7.284,57 𝑚𝑚 2
4 4

  = = -85,11MPa

  ε = = -0,4255.10 -3

a. δ = ε.L = -0,4255.10-3 (1200mm) = -0,5106 mm


b. ε’ = -v. ε = -0,3(-0,4255.10-3) = 0,127.10-3
c. Δd2 = ε. d2 = 0,01905 mm
d. Δt = ε’ t = 0,0022 mm
Contoh 1.1
• Sebuah
  batang dari baja dengan panjang 1 m dan penampang 20 mm × 20 mm
mendapat gaya tarik sebesar 40 kN. Carilah perpanjangan batang, jika modulus
elastisitas material batang adalah 200 GPa.
• Diketahui: panjang (l) = 1 m = 1 ×103 mm luas penampang
• (A) = 20 × 20 = 400 mm2
• gaya tarik (P) = 40 kN = 40 ×103 N
• Modulus elastisitas (E) = 200 GPa = 200 ×103 N/mm2
• deformasi: δl = ε.l = = ?
Soal latihan
1. Sebuah batang baja dengan panjang 2 m dan penampang 150 mm2 mendapat tarikan
aksial sebesar 15 kN. Carilah perpanjangan/elongasi batang. Ambil harga E = 200 GPa.
(jawab: 1,0 mm)
2. Sebuah batang lurus mempunyai panjang 500 mm dan penampang 500 mm 2. Carilah
besar beban kompresi dimana panjangnya berkurang 0,2 mm. Ambil E material 200
GPa. (jawab: 40 kN)
3. Sebuah batang logam paduan dengan panjang 1 mm dan penampang 200 mm2
mendapat gaya tekan sebesar 20 kN. Jika modulus elastisitas paduan 100 GPa, carilah
penurunan panjang batang. (jawab: 0,5 mm)
4. Rod dengan diameter 500 mm terbuat dari material yang homogeny dan isotropic
diamati mengalami pemanjangan 300 micometer dan pengurangan diameter 2.4
micrometer bila diberi gaya axial (tiga nomor terakhir NIM saudara) KN , Perkirakan
modulus elastisitas dan poisson ratio materials tersebut?

Anda mungkin juga menyukai