Indrawati Z. Malotes
N 111 15 035
Pembimbing Klinik : Dr. Amsyar Praja. Sp.A
BAB I PENDAHULUAN
2. Non-Elektrolit
Merupakan zat seperti glukosa dan urea yang tidak
terdisosiasi dalam cairan. Zat lainya termasuk penting
adalah kreatinin dan bilirubin.
TERAPI CAIRAN INTRAVENA
• cairan yang mengandung air, elektrolit,
dan atau gula dengan berbagai
Cairan campuran. BM (<8000dalton) tekanan
onkotik rendah sehingga cepat
kristaloid terdistribusi keruang ekstraseluler
Cairan hipotonik
Cairan isotonik
Cairan hipertonik
CAIRAN HIPOTONIK
RL merupakan cairan
komposisi elektrolit Na+
yang paling fisiologis yang
(130 mEq/L), Cl- (109
dapat diberikan pada
mEq/L), Ca+ (3 mEq/L),
kebutuhan volume dalam
dan laktat (28 mEq/L).
jumlah besar.
RL digunakan sebagai
Osmolaritas : 273 mOsm/L.
replacement therapy, antara
Sediaannya : 500 ml
lain untuk syok hipovolemik,
1.000 ml.
diare, trauma, dan luka bakar.
Dextrosa
1. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
EGC; Jakarta 2008
2. Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. Petunjuk Parktis
Anestesiologi, Edisi Kedua. Bagian Anestesiologi dan Terapi
Intensif, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta 2001.
3. Leksana E. Terapi Cairan dan Elektrolit. SMF/Bagian Anestesi dan
Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Semarang.
4. Heitz U, Horne MM. Fluid, Electrolyte and Acid Base Balance. 5th
ed. Missouri: Elsevier-Mosby; 2005
5. Bektiwibowo, S. Bogor Pediatric update 2015. Ikatan Dokter Anak
cabang jawa barat. Maret 2015
6. Leksana E. Terapi Cairan dan Darah. SMF/Bagian Anestesi dan
Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Semarang. 2000 Mei.
7. Novara T, Perbandingan antara laktat hipertonik dan Nacl
0,9% sebagai pengganti perdarahan .Universitas
Diponegoro. 2009. Semarang.
8. Rudi M, pengaruh pemberian cairan Ringer laktat
dibandingkan Nacl 0,9% terhadap keseimbangan asam
basa pada pasien caesar section dengan anestesi regional.
Universitas Diponegoro. 2006. Semarang.
9. Alfanti E. Pengaruh pemberian infus dextrosa 2,5% dan
Nacl 45% terhadap kadar glukosa perioperatif pada pasien
pediatri. Universitas Diponegoro. 2007. Semarang.
10. Pudjiaji A, latief A, Budiwardana. Buku Ajar Pediatri
Gawat Darurat. Ikatan Dokter Anak Indonesia.2013.
TERIMAKASIH