Anda di halaman 1dari 31

REFLEKSI KASUS

Bayi ATERM + HIPOTERMIA

Penyaji : Novi Herman


Pembimbing : dr. Nurhaedah Tangim, Sp.A
PENDAHULUAN
• Berat badan adalah salah satu indikator
kesehatan bayi baru lahir.
• Hubungan antara umur kehamilan dengan
berat lahir mencerminkan kecukupan
pertumbuhan intrauterine
• Hipotermi adalah bayi dengan suhu badan dibawah
normal. Adapun suhu normal bayi adalah 36,5-37,5°C.

• Hipotermia ringan : 36-36,4 °C


• Hipotermia sedang : 32 – 36 °C
• Hipotermia berat : <32°C

• Penatalaksanaan bayi hipotermia dilakukan dengan


memberi kehangatan pada bayi dan mengurangi
pelepasan panas yang berlebihan
• Hipotermi dapat terjadi karena kemampuan
untuk mempertahankan panas dan
kesanggupan menambah produksi panas
sangat terbatas karena pertumbuhan otot-otot
yang belum cukup memadai, lemak subkutan
yang sedikit dan belum matangnya sistem saraf
yang mengatur suhu tubuh
Laporan Kasus

INDENTITAS
Nama : By. Ny. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : 05 Maret 2018 pukul 10.55 Wita
Tanggal Masuk : 05 Maret 2018 pukul 11.15 Wita
Anamnesis
Bayi laki-laki lahir tanggal 05 Maret 2018 pukul 10.55
wita, lahir dengan SC a/i KPD, lahir langsung
menangis, lilitan tali pusat (-), tidak ada sianosis, warna
ketuban jernih, mekonium (+), Miksi (+), anus palatum
(+), BBL 3000 gram, PBL 49 cm dengan apgar skor 7/9
• Riwayat Maternal
Riwayat kehamilan ibu G3P2A1, usia ibu sewaktu
mengandung 31 tahun, ibu tidak memiliki riwayat
diabetes mellitus, ibu tidak memiliki riwayat
hipertensi sebelum kehamilan. Riwayat antenatal
care di dokter praktek. Selama hamil, ibu
mengkonsumsi makanan yang cukup.
Pemeriksaan Fisik

• Tanda-Tanda Vital : • Pem. Antropometrik :


– DJ : 120 x/menit – BB : 3000 gram
– S : 36.30C – PB : 49 cm
– P : 50 x/menit – LK : 36 cm
– CRT : < 2 detik – LLA : 11 cm
– LD : 32 cm
– LP : 29 cm
• Sistem Neurologi :
– Aktivitas : aktif
– Kesadaran : compos mentis
– Fontanela : datar
– Sutura : belum menutup
– Refleks cahaya : (+)
– Kejang : (-)
– Tonus otot : baik
• Sistem Pernapasan :
Sianosis : (-)
Merintih : (-)
Apnea : (-)
Retraksi dinding dada : (-)
Pergerakan dinding dada : simetris
Pernapasan cuping hidung : (-)
Stridor : (-)
Bunyi pernapasan : bronkovesikular
Bunyi pernapasan tambahan : (-)
Sistem Hematologi : Sistem Kardiovaskular :

• Pucat : (-) • Bunyi jantung : I dan II


• Ikterus : (-) murni reguler
• Murmur : (-)
• Gallop : (-)
• Sistem Gastrointestinal :
– Kelainan dinding abdomen : (-)
– Muntah : (-)
– Diare : (-)
– Residu lambung : (-)
– Organomegali : (-)
– Peristaltik usus : (+) kesan normal
– Umbilikus : kemerahan dan edema (-)
Pemeriksaan lain :
Sistem Genitalia:

• Anus imperforata : (-) • Ekstremitas : Akral


– Hipospadia : (-) dingin
– Hidrokel : (-) • Turgor : kembali cepat
– Hernia : (-) • Kelainan kongenital: (-)
– Testis : (-) • Trauma lahir : (-)
Skor Ballard
• Maturitas Neuromuskular : • Maturitas Fisik :
– Sikap tubuh : 4 – Kulit :3
– Persegi jendela : 4 – Lanugo : 2
– Rekoil lengan : 4 – Payudara : 3
– Sudut poplitea : 3 – Mata/telinga : 3
– Tanda selempang : 2 – Genital : 2
– Tumit ke kuping : 3 – Permukaan plantar : 3

Total skor : 36
Estimasi umur kehamilan : 38-40
minggu
Estimasi umur kehamilan: BCB SMK
Berdasarkan interpretasi dari kurva lub-
chenco didapatkan bayi lahir cukup bulan sesuai
masa kehamilan
Pemeriksaan Penunjang
Jenis Hasil
Pemeriksaan Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi

WBC 9,56 x 103 /uL 3,8 – 10,6 Normal

RBC 4,59 x 106 /uL 4,4 – 5,9 Normal

HGB 17,6 g/dl 13,2 – 17,3 Meningkat

HCT 54,3 % 40 – 52 Meningkat

PLT 296 x 103 /uL 150 – 450 Normal


Resume
• Bayi laki-laki lahir tanggal 05 Maret 2018 pukul 10.55
wita, lahir dengan SC a/i KPD, lahir langsung menangis,
lilitan tali pusat (-), tidak ada sianosis, warna ketuban
jernih, mekonium (+), Miksi (+), anus palatum (+), BBL
3000 gram, PBL 49 cm dengan apgar skor 7/9.
• Pada pemeriksaan fisik : denyut jantung : 120 x/menit,
respirasi 50 x/ menit, suhu 36,3°C, berat badan lahir
3000 gram, panjang badan 49 cm. APGAR score 7/9,
anus (+), palatum (+). Ballard’s score : 36 dengan
estimasi kehamilan 38-40 minggu, estimasi berdasarkan
kurva Lubchenco : SMK (Sesuai masa kehamilan).
Diagnosis

Bayi Aterm + Hipotermia


Terapi
• Beri kehangatan
• Inj.Vit K 1 mg (IM)
• Inj. HB0 0,5 cc
• Tetes mata gentamicin
• Asi on demand
Follow Up Tanggal 06 Maret 2018 (Follow Up Hari
Ke-1)

Subject demam (-), retraksi dinding dada (-), kejang (-),


letargi (-), sianosis (-), muntah (-), BAB (+) &
BAK (+).
Object DJ : 120 x/menit, R : 42 x/menit, S : 36.8oC, BB :
2900 gram.
Assesment Bayi Aterm + Post Hipotermia
Plan - Asi on demand
- Jaga kehangatan
- Rawat tali pusat
Follow Up Tanggal 07 Maret 2018 (Follow Up Hari
Ke-2)

Subject Demam (-), Sianosis (-), Retraksi (-), Muntah (-),


Kejang (-), batuk (-), BAK (+), BAB (+).

Object DJ : 130 x/menit, R : 48 x/menit, S : 36.6oC, BB :


2800 gram.
Assesment Bayi Aterm + Post Hipotermia
Plan - Asi on demand
- Jaga kehangatan
- Rawat tali pusat
Follow Up Tanggal 08 Maret 2018 (Follow Up Hari
Ke-3)

Subject Demam (-), retraksi dinding dada (-), kejang (-),


letargi (-), sianosis (-), muntah (-), BAB (+) &
BAK (+).
Object DJ : 120 x/menit, R : 50 x/menit, S : 36.5oC, BB :
2800 gram.
Assesment Bayi Aterm + Post Hipotermia
Plan - Asi on demand
- Jaga kehangatan
- Rawat tali pusat
Diskusi

• Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik


didapatkan bahwa diagnosis pasien pada kasus ini

adalah Bayi Aterm + Hipotermia


DISKUSI

• Pada bayi baru lahir lebih beresiko untuk terjadinya hipotermi,

secara fisiologis tubuh akan memberi respon untuk menghasilkan

panas berupa :

1. Shivering termoregulation/ ST

2. Non-shivering thermoregulation/ NST

3. Vasokonstriksi perifer
DISKUSI
Mekanisme kehilangan panas tubuh secara garis besar terjadi
melalui :

 Evaporasi: yaitu kehilangan panas tubuh yang terjadi karena


menguapnya cairan pada permukaan tubuh bayi
 Konduksi: yaitu kehilangan panas melalui adanya kontak
langsung dengan benda yang lebih dingin
 Konveksi: yaitu kehilangan panas tubuh oleh karena adaya
paparan dengan udara yang lebih dingin
 Radiasi: yaitu kehilangan panas tubuh oleh karena adanya
benda dingin yang berada disekitarnya tanpa adanya kontak
langsung
DISKUSI

Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan, bayi pada kasus ini


mengalami hipotermia ringan. Dimana manajemen dari hipotermia adalah
sebagai berikut:
-Ganti pakaian yang dingin atau basah dengan pakaian yang hangat,
memakai topi dan selimuti dengan selimut hangat.
-Bila ada ibu / pengganti ibu, anjurkan menghangatkan bayi dengan
melakukan kontak kulit dengan kulit atau perawatan bayi lekat
(Perawatan Metode Kanguru).
DISKUSI
Lanjutan:
-Bila ibu tidak ada:
 Hangatkan kembali bayi dengan menggunakan alat pemancar
panas, gunakan inkubator dan rungan hangat, bila perlu;
 Periksa suhu alat penghangat dansuhu ruangan, beri ASI peras
dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum
dan sesuaikan pengatur suhu.
 Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi lebih
sering diubah.
-Anjurkan ibu untuk menyusui lebih sering. Bila bayi tidak dapat
menyusu, berikan ASI peras menggunakan salah satu alternatif cara
pemberian minum
Lanjutan:
-Mengamati tanda kegawatan (seperti gangguan napas, kejang, tidak
sadar
-Periksa kadar glukosa darah, bila < 45 mg/dL (2,6 mmol/L), tangani
hipoglikemia.
-Periksa suhu tubuh tiap jam, bila suhu naik 0,5 oC/jam, berarti usaha
menghangatkan berhasil.
-Bila suhu tidak naik atau naik terlalu pelan, kurang 0,5 oC/jam, cari
tanda sepsis.
Lanjutan..
-Setelah suhu tubuh normal:
Lakukan perawatan lanjutan
Pantau bayi selama 12 jam berikutnya, periksa suhu setiap 3
jam
- Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan
baik serta tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di
rumah sakit, bayi dapat dipulangkan. Nasihati ibu cara
menghangatkan bayi di rumah.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai