Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang
bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction).1
Gangguan napas dapat merupakan suatu keadaan lanjutan dari suatu asfiksia,
terutama pada neonatus. Gangguan napas ditandai dengan adanya peningkatan
frekuensi napas lebih dari normal, adanya tarikan dada saat bernafas, kulit dan bibir
membiru serta merintih. Selain menilai dari pemeriksaan fisik, informasi mengenai
umur kehamilan bayi sangat penting diketahui untuk dapat menegakkan diagnosis
etiologik kasus pada gangguan nafas sehingga penanganan yang diberikan tepat dan
rasional.2
IDENTITAS
Nama : By. Ny. S
Tanggal lahir : 24 Juli 2017/09.35 WITA
Taggal masuk : 24 Juli 2017 /20.00 WITA
ANAMNESIS
Bayi perempuan lahir pada tanggal 24 Juli 2017 pukul 09.35 WITA di ruang
operasi RSUD Undata dengan sectio sesarea atas indikasi plasenta previa. Air
ketuban berwarna jernih. Berat badan lahir 1.700 gram. Saat lahir, bayi langsung
menangis, sianosis (-), sesak (+), retraksi (+), dengan Apgar skor 7/8. Bayi merintih
(+), kelainan kongenital (-), anus (+), palatum (+), trauma lahir tidak ada.
Riwayat kelahiran ibu sebelumnya ialah G1P0A0, merupakan kehamilan dan
kelahiran anak pertama. Tidak adanya riwayat Diabetes Mellitus dan tidak ada
hipertensi sebelum kehamilan, tidak ada demam selama kehamilan, riwayat antenatal
care tidak rutin. Selama hamil ibu banyak mengkonsumsi makanan, berat badan ibu
naik > 6 kg selama kehamilan.
PEMERIKSAAN FISIK
Denyut jantung : 143 x/menit Panjang badan lahir : 41 cm
Respirasi : 63 x/menit Berat badan lahir : 1700 gram
Suhu tubuh : 37,1 0C Capillary refill time : < 2 detik
Sistem Pernapasan
Sianosis : (-)
Merintih : (+)
Apnea : (-)
Pernapasan cuping hidung : (-)
Retraksi dinding dada : (+)
Suara pernapasan : Bronkovesikuler
Bunyi napas tambahan : (-)
Skor Downe
Frekuensi napas :1
Retraksi :1
Sianosis :0
Udara masuk :0
Merintih :2
Total skor :5
Kesimpulan : Gawat nafas
Sistem Kardiovaskular
Bunyi jantung 1 & 2 : Murni reguler
Bising jantung : (-)
Sistem Hematologi
Pucat : (-)
Ikterus : (-)
Sistem Saraf
Aktivitas : Aktif
Tingkat kesadaran : Compos mentis
Fontanela : Datar
Sutura : Bertumpuk
Refleks cahaya : (+)
Kejang : (-)
Sistem Gastrointastinal
Kelainan dinding abdomen : (-)
Muntah : (-)
Diare : (-)
Peristaltik : (+) kesan normal
Umbilikus : Tidak hiperemis, tidak ada nanah dan tidak berbau
Anus / palatum : Intak
Sisitem Genitalia
Keluaran : (-)
Anus : (+)
Pemeriksaan Lain
Ekstrimitas : Lengkap, teraba dingin
Turgor kulit : Kembali cepat
Trauma lahir : (-)
Kelainan congenital : (-)
Skor Ballard
Skor : 26
Minggu : (34-36 minggu)
Interpretasi : Prematur (KMK-KB)
dKurva Lubchenco
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi Rutin
Kimia Darah
Bayi perempuan lahir pada tanggal 24 Juli 2017 pukul 09.35 WITA di ruang
operasi RSUD Undata dengan sectio sesarea atas indikasi plasenta previa. Air
ketuban berwarna jernih. Berat badan lahir 1.700 gram. Saat lahir, bayi langsung
menangis, sianosis (-), sesak (+), retraksi (+), dengan Apgar skor 7/8. Bayi merintih
(+), kelainan kongenital (-), anus (+), palatum (+), trauma lahir tidak ada.
Riwayat kelahiran ibu sebelumnya ialah G1P0A0, merupakan kehamilan dan
kelahiran anak pertama. Tidak adanya riwayat Diabetes Mellitus dan tidak ada
hipertensi sebelum kehamilan, tidak ada demam selama kehamilan, riwayat antenatal
care tidak rutin. Selama hamil ibu banyak mengkonsumsi makanan, berat badan ibu
naik > 6 kg selama kehamilan.
Pada pemeriksaan fisik denyut jantung 143 x/menit, respirasi 63 x/menit,
suhu 37,1oC, Capillary Refill Time : < 2 detik. Berat badan lahir 1700 gram. Score
downe 4 (gawat nafas), Ballards score 26 dengan estimasi minggu kehamilan: 34-36
minggu, estimasi berdasarkan kurva lubscenco : bayi kurang bulan, kecil masa
kehamilan.
TERAPI :
Menghangatkan bayi
Mengatur posisi jalan napas bayi
Membersihkan jalan napas (suction)
Mengeringkan tubuh bayi
Menstimulasi bayi
Subject Ku : Sedang, Aktivitas bayi kurang, sesak (+), demam (-), menangis
(+), refleks hisap (+), mec/mic (+),
Object DJ: 110 x/menit T: 36,0C
R: 58 x/m CRT: < 2 detik
Berat badan: 1700 gram
- Sistem neurologis: aktivitas kurang aktif, refleks (+), tonus otot
normal, kejang (-).
- Status kardiovaskular: BJ S1 dan S2 murni reguler, HR: 110 x/m,
CRT < 2 detik.
- Status respiratorius: gangguan napas (+), sianosis (-), retraksi dada
(+), merintih (+)
- Status hematologis: anemia (-), ikterik (-).
- Status gastrointestinal: permukaan datar lemas, peristaltik usus (+),
Anus (+)
Assesment Bayi premature + BBLR + RDS
Plan - IVFD dextrose 5 % 6 tpm
- O2 0,5-1 liter / menit.
- Inj. Cefotaxim 75 mg / 12 jam / IV
- Inj. Gentamicin 8 mg / 24 jam/ IV
- Observasi TTV
- GDS : 52,5 mg/dL
26 Juli 2017
Subject Ku : Sedang, Aktivitas bayi kurang, sesak (-), demam (-), menangis
(+), refleks hisap (+), mec/mic (+),
Object DJ: 120 x/menit T: 36,3C
R: 56 x/m CRT: < 2 detik
Berat badan: 1700 gram
- Sistem neurologis: aktivitas kurang aktif, refleks (+), tonus otot
normal, kejang (-).
- Status kardiovaskular: BJ S1 dan S2 murni reguler, HR: 110 x/m,
CRT < 2 detik.
- Status respiratorius: gangguan napas (+), sianosis (-), retraksi dada
(-), merintih (-)
- Status hematologis: anemia (-), ikterik (-).
- Status gastrointestinal: permukaan datar lemas, peristaltik usus (+),
Anus (+)
Assesment Bayi premature + BBLR + post RDS
Plan - IVFD dextrose 5 % 6 tpm
- O2 0,5-1 liter / menit.
- Inj. Cefotaxim 75 mg / 12 jam / IV
- Inj. Gentamicin 8 mg / 24 jam/ IV
- ASI/PASI 12 x 10-15 cc
- Observasi TTV
- GDS : 52,5 mg/dL
27 Juli 2017
Subject Ku : Sedang, Aktivitas aktif, sesak (-), demam (-), menangis (+),
refleks hisap (+), mec/mic (+),
Object DJ: 124 x/menit T: 36,6C
R: 52 x/m CRT: < 2 detik
Berat badan: 1700 gram
- Sistem neurologis: aktivitas aktif, refleks (+), tonus otot normal,
kejang (-).
- Status kardiovaskular: BJ S1 dan S2 murni reguler, HR: 124 x/m,
CRT < 2 detik.
- Status respiratorius: gangguan napas (-), sianosis (-), retraksi dada (-
), merintih (-)
- Status hematologis: anemia (-), ikterik (-).
- Status gastrointestinal: permukaan datar lemas, peristaltik usus (+),
Anus (+)
Assesment Bayi premature + BBLR + post RDS
Plan - IVFD dextrose 5 % 6 tpm
- O2 0,5-1 liter / menit.
- Inj. Cefotaxim 75 mg / 12 jam / IV
- Inj. Gentamicin 8 mg / 24 jam/ IV
- ASI/PASI 12 x 10-15 cc
- Observasi TTV
- GDS : 52,5 mg/dL
DISKUSI
Bayi berat lahir rendah yaitu bayi yang dilahirkan dengan berat lahir <2500
gram tanpa memandang masa gestasi. BBLR dapat disebabkan oleh: kehamilan
kurang bulan, bayi kecil untuk masa kehamilan atau kombinasi keduanya. Bayi
BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu : prematuritas murni dan dismaturitas.
Bayi prematur secara umum ialah bayi dengan usia kehamilan kurang dari 37
minggu. Penentuan usia kehamilan dapat ditentukan dengan menggunakan skor
Ballard dan Lubchenco. Bayi prematur memiliki berbagai masalah akibat belum
berkembangnya organ-organ tubuh, sehingga belum siap untuk berfungsi di luar
rahim. Masalah yang sering dijumpai pada bayi kurang bulan dan BBLR adalah:
Asfiksia, gangguan nafas, hipoglikemia, hipotermia, masalah pemberian ASI, ikterus,
infeksi, masalah perdarahan. Penatalaksanaan didasarkan pada masalah yang muncul
yang berkaitan dengan berat badan lahir rendah.5
Presentase kejadian menurut usia kehamilan adalah 60-80% terjadi pada bayi
yang lahir dengan usia kehilangan kurang dari 28 minggu, 15-30% pada bayi antara
32-36 minggu dan jarang sekali ditemukan pada bayi yang cukup bulan. Insiden pada
bayi prematur kulit putih lebih tinggi dari pada kulit hitam dan lebih sering terjadi
pada bayi laki-laki dari pada perempuan. Selain itu kenaikan frekuensi juga sering
terjadi pada bayi yang lahir dari ibu yang menderita gangguan perfusi darah uterus
selama kehamilan, misalnya ibu menderita penyakit diabetes, hipertensi, hipotensi,
seksio serta pendarahan antepartum.5
- Jaga kehangatan.
- Pemberian infus cairan intravena dengan dosis rumatan.
- Pemberian nutrisi bertahap, diutamakan ASI.
- Antibiotik: diberikan antibiotik dengan spektrum luas, biasanya dimulai
dengan ampisilin 50mg/kg intravena tiap 12 jam dan gentamisin, untuk berat
lahir <2 kg dosis 3 mg/kgBB per hari. Jika tak terbukti ada infeksi,
pemberian antibiotik dihentikan.
- Analisis gas darah dilakukan berulang untuk manajemen respirasi. Tekanan
parsial O2 diharapkan antara 50-70 mmHg, paCO2 diperbolehkan antara 45-
60 mmHg (permissive hypercapnia). pH diharapkan tetap di atas 7,25 dengan
saturasi oksigen antara 88-92%.
Manajemen Khusus
Pemberian sufaktan dilakukan bila memenuhi persyaratan, obat tersedia, dan lebih
disukai bila tersedia fasilitas NICU. Surfaktan diberikan dalam 24 jam pertama jika
bayi terbukti mengalami penyakit membran hialin, diberikan dalam bentuk dosis
berulang melalui pipa endotrakea setiap 6-12 jam untuk total 2-4 dosis, tergantung
jenis preparat yang dipergunakan. Selama pemberian surfaktan dapat terjadi obstruksi
jalan napas yang disebabkan oleh viskositas obat. Efek samping dapat berupa
perdarahan dan infeksi paru.13
PEMBAHASAN
Pada kasus diagnosa kerja yang diangkat adalah Berat Badan Lahir Rendah dan
Respiratori Distress Sindrom. Diagnosa ini didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan
fisik, maupun pemeriksaan penunjang selama 3 hari perawatan di ruang Peristi.
Diagnosa Bayi Prematur (BKB KMK) ditegakkan berdasarkan anamnesis
didapat kehamilan kurang bulan, serta pada pengukuran berat badan berbanding usia
gestasi didapatkan pada kurva Lubschenco Bayi Kurang Bulan Kurang Masa
Kehamilan.
Respiratori Distress Sindrom diangkat sebagai diagnosa karena berdasarkan
anamnesis dari ibu pasien, bayi sejak lahir merintih dan juga adanya retraksi dinding
dada. Gejala gejala RDS ini timbul dalam 24 jam pertama sesudah lahir dengan
derajat yang berbeda, tetapi biasanya gambaran sindrom gawat nafas sudah nyata
pada usia 4 jam. Tanda yang hampir selalu didapat adalah dispnu yang akan diikuti
dengan takipnu, pernafasan cuping hidung, retraksi dinding toraks, dan sianosis.
Diagnosis dini dapat ditegakkan bila telah ada gambaran sindrom tersebut, terlebih
lagi bila disertai dengan adanya faktor-faktor risiko.
Penilaian gawat napas berdasarkan skor DOWNE, didapatkan nilai Skor
DOWNE 4 yang menandakan kondisi bayi yaitu gawat nafas.
Selanjutnya pada kasus ini bayi masuk ke peristi dengan keluhan merintih dan
terdapat retraksi dinding dada yang merupakan tanda bahwa bayi mengalami
gangguan napas berat yakni frekuensi napas >60 kali / meni tdengan retraksi dinding
dada, merintih saat ekspirasi. Manajemen pada gangguan napas sedang pasien ini
yakni melanjutkan pemberian Oksigen 1-2 lpm, IVFD D5 % 6 tpm, Inj. Cefotaxime
50 mg/ 12 jam/IV.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kosim M.S. 2008. Buku Ajar Neonatologi. ed I. Jakarta : Badan Penerbit IDAI.
2. Djoko W dkk. Buku Acuan Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Dasar. Depkes RI. 2006
3. Presentasi TIM PONED UKK PERINATOLOGI IDAI, 2007. Gangguan napas
pada bayi baru lahir. Palu. Perinatologi IDAI.
4. Presenatasi TIM PONED UKK PERINATOLOGI IDAI, 2007. Termoregulasi
bayi baru lahir. Palu. Perinatologi IDAI.
5. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI., 2011. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan
Anak. Jilid 3. Jakarta. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI.
6. Wratney A, Chifetz I, Fortenberry J, Paden M. 2006. Pediatric critical care medicine.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
7. IDAI, 2010. Buku Ajar Neonatologi. Edisi pertama. Jakarta : Badan Penerbit
IDAI.
8. Grappone, L, 2014, Hyaline Membrane Disease or Respiratory Distress
Syndrome? A New Approach for an Old Disease, www.jpnim.com Open Access
Journal of Pediatric and Neonatal Individualized Medicine.
9. Sumadiono, 2013, Faktor Resiko Kematian Neonatus dengan Penyakit Membran
Hyalin, Sari Pediatri, Vol. 15, No. 2, Agustus.
10. Tobing, R, 2014, Kelainan Kardiovaskular pada Sindrom Gawat Napas
Neonatus, Sari Pediatri, Vol. 6, No. 1, Juni.
11. Yulius, I, 2013, Mortalitas Sindrom Gawat Pernapasan Akut Neonatus di Unit
Perawatan Intensif Neonatus RSUP Sanglah, JURNALIKA Vol. 1 No.2, Juni.
12. Kamath BD, MacGuire ER, McClure EM, Goldenberg RL, Jobe AH. 2011.
Neonatal mortality from respiratory distress syndrome: Lessons for low-resource
countries. Pediatrics.
13.Pramanik, A, 2015, Respiratory Distress Syndrome Treatment & Management,
Medscape, http://emedicine.medscape.com/article/976034-treatment