Anda di halaman 1dari 22

Farmasi

Elshaddai Sahempa
1865050015
Golongan Obat Keras
• Obat Keras (Obat daftar G = Gevaarlijk) UU obat Keras Nomor. St.1937 No.541
Definisi obat keras :
a. Obat yang hanya dapat dibeli dengan resep dokter ( antibiotika, obat hipertensi, jantung,hormon,
kanker,antihistamin untuk obat dalam dll )
b. Obat yang penggunaannya dengan cara disuntikan atau dengan merobek jaringan.( sediaan dalam
bentuk injeksi, infus,sedian implant yang mengandung hormone untuk KB )
c. Semua obat baru yang belum terdaftar di Depkes ( yang tidak mempunyai kode registrasi dari
Depkes/ Badan POM )
d. Semua obat dalam keadaan subtansi atau semua obat yang terdapat dalam daftar obat keras ( keadaan
subtansi = bahan baku obat )
Penandaan khusus untuk obat jadi golongan obat keras :
Lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam, didalamnya terdapat huruf K yang menyentuh lingkaran
hitam.

Contoh golongan obat keras :


Antibiotika : Gentamycin Sulfas, Chloramphenicolum, Tetracyclin, Cefadroksil
Kanamycin, Ampicillin, Amoksisilin dll.
Antimikroba : Cotrimoxazol, Metronidazole sebagai amubisid, nystatin
Hormon : Prednison, Betamethazon, Dexamethason, Hidrokortison,
Fluicinolon
Obat jantung : Obat jantung : Digoxin, Isosorbid dinitrat.
Antihipertensi : Cuinapril, Nipedipin, Reserpin
Antihistamin : Loratadin, Difenhidramini HCl
Antineoplastik : Sitarabin, Metotrexat, citarabin, Siklofosfamid
OBH & OBP
• POTIONES (obat minum)
Obat minum bahasa latin disebut Potiones, merupakan bentuk sediaan
larutan yang dimaksudkan untuk pemakaian dalam (per oral), potio juga
dapat berbentuk suspensi atau emulsi. Misalnya Potio alba contra Tussim
(Obat batuk putih/OBP) dan Potio nigra contra Tussim (Obat batuk
hitam/OBH).
OBP
Obat batuk putih merupakan obat batuk yang lazim digunakan untuk
mengobati batuk pada anak-anak. Dapat mengeluarkan dahak pada anak dan
lebih aman. Dalam resep dokter sering menulis OBP dengan penambahan
bahan aktif lain untuk mendapatkan efek batuk yang lebih kuat, misalnya
Codein HCl.
OBH
Potio Nigra contra Tussim atau yang biasa disebut dengan OBH (Obat Batuk Hitam) merupakan
sediaan yang berbentuk larutan yang berwarna hitam, dapat berfungsi sebagai pereda batuk, baik
berdahak ataupun tidak berdahak.

Komposisi Tiap 300 ml mengandung :


• Glycirrhizae Succus 10 g
• Ammonii Chloridum 6 g
• Ammoniae Anisi Spiritus 6 g
• Aqua Destilata hingga 300 ml
Sediaan Obat Cair & Penulisan Resep
Sediaan obat cair adalah obat yang mengandung berbagai zat kimia terlarut. Biasanya dikonsumsi dengan melalui mulut
(oral) atau secara topikal.

• Larutan (Solutio).
Solutio merupakan larutan obat yang merupakan campuran homogen yang terdiri dari 2 zat kimia obat atau lebih.
• Elixir.
Elixir adalah suatu larutan yang mengandung alkohol dan diberi pemanis, mengandung obat dan diberi bahan pembau.
• Sirup.
Sirup merupakan larutan zat kimia obat yang dikombinasikan dengan larutan gula sebagai perasa manis. Biasa
digunakan untuk obat dan suplemen anak-anak.
• Emulsi.
Emulsi merupakan campuran dari zat kimia yang larut dalam minyak dan larut dalam air. Untuk membuat obat dengan
sediaan emulsi dibutuhkan zat pengemulsi atau yang biasa disebut dengan emulgator agar salah satu zat cair dapat
terdispersi dalam zat cair yang lain.
• Suspensi.
Merupakan campuran obat berupa zat padat yang kemudian terdispersi dalam cairan. Biasanya pada petunjuk penggunaan
obat terdapat keterangan: “dikocok dahulu”. Suspensi terbagi ke dalam berbagai jenis berdasarkan cara pemakaiannya:
suspensi oral, suspensi topikal, suspense optalmik, dan lain-lain.
• Injeksi.
Merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilaruntukan atau disuspensikan
lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau
selaput lendir. Tujuannya yaitu kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan
melalui mulut.
• Guttae.
Merupakan sediaan cairan berupa larutan, emulsi, atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan
dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes
beku yang disebuntukan Farmacope Indonesia. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain: Guttae (obat dalam), Guttae
Oris (tetes mulut), Guttae Auriculares (tetes telinga), Guttae Nasales (tetes hidung), Guttae Ophtalmicae (tetes mata).
• Galenik.
Galenik adalah sediaan obat berbentuk cairan yang merupakan sari dari bahan baku berupa hewan atau
tumbuhan.
• Extract.
Ekstrak merupakan sediaan obat berbentuk cairan pekat yang didapatkan dari pengekstraksian zat dari
nabati maupun hewani yang kemudian diberi pelarut.
• Immunosera.
Sediaan obat berbentuk cairan berisikan zat immunoglobin yang diperoleh dari serum hewan lalu
dimurnikan. Biasanya Immunosera digunakan untuk menetralisir racun hewan serta sebagai penangkal
virus dan antigen.
Obat setengah padat
• Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan
obatnya harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok (Farmakope Indonesia
III); salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput
lendir (Farmakope Indonesia IV)  unguenta, krim, pasta, cerata, gelones

• Pasta adalah sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan
untuk pemakaian topikal (Farmakope Indonesia IV). Pasta berlemak (Pasta berlemak adalah suatu
salep yang mengandung lebih dari 50% bahan padat (serbuk)), pasta kering(Pasta kering merupakan
suatu pasta yang tidak berlemak, mengandung kurang lebih 60% bahan padat (serbuk)), pasta
pendingin (Pasta pendingin merupakan campuran serbuk dengan minyak lemak dan cairan
mengandung air, dan dikenal dengan Salep Tiga Dara)
• Cremores (krim)
Menurut Farmakope Indonesia IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat,
mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar
yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat
yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasikan sebagai emulsi air dalam
minyak (A/M) atau minyak dalam air (M/A).

• Gel (Jelly)
Gel merupakan sediaan setengah padat yang tersusun atas dispersi partikel anorganik
kecil atau molekul organik besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Jika masa gel terdiri
dari jaringan partikel kecil yang terpisah, digolongkan sebagai sistem dua fase (gel
aluminium hidroksida). Dalam sistem dua fase, jika ukuran partikel dari terdispersi
relatif besar disebut magma (misalnya magma bentonit).
Cara penulisan resep
Resep didefinisikan sebagai permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi atau
dokter hewan kepada apoteker pengelola apotek (APA) untuk menyediakan
dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai dengan peratuan perundangan
yang berlaku.
Unsur unsur
• Identitas Dokter : Nama, nomor surat ijin praktek, alamat praktek dan rumah dokter penulis resep serta dapat dilengkapi dengan nomor telepon dan hari serta jam
praktek. Biasanya sudah tercetak dalam blanko resep., Nama kota (sudah dicetak dalam blanko resep) dan tanggal ditulis resep
• Superscriptio : Ditulis dengan symbol R/ (recipe=harap diambil). Biasanya sudah dicetak dalam blanko. Bila diperlukan lebih dari satu bentuk sediaan obat/formula
resep, diperlukan penulisan R/ lagi.
• Inscriptio : Ini merupakan bagian inti resep, berisi nama obat, kekuatan dan jumlah obat yang diperlukan dan ditulis dengan jelas
• Subscriptio : Bagian ini mencantumkan bentuk sediaan obat (BSO) dan jumlahnya. Cara penulisan (dengan singkatan bahasa latin) tergantung dari macam formula
resep yang digunakan.
Contoh:
• m.f.l.a. pulv. d.t.d.no. X
• m.f.l.a. sol
• m.f.l.a. pulv. No XX da in caps
• Signatura : Berisi informasi tentang aturan penggunaan obat bagi pasien yaitu meliputi frekuensi, jumlah obat dan saat diminum obat, dll.
Contoh: s.t.d.d.tab.I.u.h.p.c ( tandailah tiga kali sehari satu tablet satu jam setelah makan)
• Identitas pasien :Umumnya sudah tercantum dalam blanko resep (tulisan pro dan umur). Nama pasien dicantumkan dalan pro. Sebaiknya juga mencantumkan berat
badan pasien supaya kontrol dosis oleh apotek dapat akurat.
Pedoman Penulisan
• Ukuran blanko resep (ukuran lebar 10-12 cm, panjang 15-18 cm)
• Penulisan nama obat (Bagian Inscriptio):
• Dimulai dengan huruf besar
• Ditulis secara lengkap atau dengan singkatan resmi (dalam farmakope Indonesia
atau nomenklatur internasional) misal: ac. Salic; acetosal
• Tidak ditulis dengan nama kimia (missal: kali chloride dengan KCl) atau singkatan
lain dengan huruf capital (missal clorpromazin dengan CPZ)
• Penulisan jumlah obat
• Satuan berat: mg (milligram), g, G (gram)
• Sataun volume: ml (mililiter), l (liter)
• Satuan unit: IU/IU (Internasional Unit)
• Penulisan jumlah obat dengan satuan biji menggunakan angka Romawi. Misal: - Tab Novalgin no. XII
Tab Stesolid 5 mg no. X (decem)
m.fl.a.pulv. dt.d.no. X
• Penulisan alat penakar:
Dalam singkatan bahasa latin dikenal:
C. = sendok makan (volume 15 ml)
Cth. = sendok teh (volume 5 ml)
Gtt. = guttae (1 tetes = 0,05 ml)
• Penulisan kekuatan obat dalam sediaan obat jadi (generik/paten) yang
beredar di pasaran dengan beberapa kekuatan, maka kekuatan yang diminta
harus ditulis, misalkan Tab. Primperan 5 mg atau Tab. Primperan 10 mg
• Penulisan volume obat minum dan berat sediaan topikal dalam tube dari
sediaan jadi/paten yang tersedia beberapa kemasan, maka harus ditulis,
misal: Allerin exp. Yang volume 60 ml atau 120 ml Garamycin cream yang
5 mg/tube atau 15mg/tube
• Penulisan bentuk sediaan obat (merupakan bagian subscriptio) dituliskan
tidak hanya untuk formula magistralis, tetapi juga untuk formula officialis
dan spesialistis. Misal: m.f.l.a.pulv. No. X Tab Antangin mg 250 X, Tab
Novalgin mg 250 X
• Penulisan jadwal dosis/aturan pemakaian (bagian signatura)
Harus ditulis dengan benar. Misal:
• s.t.d.d. pulv. I.p.c atau s.p.r.n.t.d.d.tab.I
• Untuk pemakaian yang rumit seperti pemakaian ”tapering up/down” gunakan tanda s.u.c (usus
cognitus = pemakaian sudah tahu). Penjelasan kepada pasien ditulis pada kertas dengan bahasa
yang dipahami.
• Setiap selesai menuliskan resep diberi tanda penutup berupa garis penutup (untuk 1 R/) atau
tanda pemisah di antara R/ (untuk > 2R/) dan paraf/tanda tangan pada setiap R/.
• Resep ditulis sekali jadi, tidak boleh ragu-ragu, hindari coretan, hapusan dan tindasan.
• Penulisan tanda Iter (Itteretur/ harap diulang) dan N.I. (Ne Iterretur/tidak boleh diulang)
Resep yang memerlukan pengulanagan dapat diberi tanda: Iter n X di sebelah kiri atas
dari resep untuk seluruh resep yang diulang. Bila tidak semua resep, maka ditulis di
bawah setiap resep yang diulang. Resep yang tidak boleh diulang, dapat diberi tanda: NI
di sebelah kiri atas dari resep untuk seluruh resep yang tidak boleh diulang. Bila tidak
semua resep, maka ditulis di bawah setiap resep yang diulang.
• Penulisan tanda Cito atau PIM, Apabila diperlukan agar resep segera dilayani karena
obat sangat diperlukan bagi penderita, maka resep dapat diberi tanda Cito atau PIM
dan harus ditulis di sebelah kanan atas resep.
Penulisan Resep Puyer dan Kapsul
Resep Puyer : Formula ini dikenal dengan resep racikan. Dalam hal ini, dokter
selain menuliskan bahan obat, juga bahan tambahan.
1. Bahan obat, sedapat mungkin menggunakan bahan baku
2. Bntuk sediaan yang dapat dipilih meliputi serbuk (pulveres dan pulvis
adspersorium), kapsul, larutan (solusio, infusa), suspensi, unguenta, cream
dan pasta.
3. Penentuan bahan tambahan (corrigen saporis, corrigen odoris, corrigen
coloris, dan constituent/vehiculum).
Contoh
• Dokter Siti Indah, SIP 087/2008 beralamat di JL. Surya No. 1 Surakarta
pada tanggal 15 Juni 2008 menulis resep formula magistralis dengan bentuk
sediaan pulveres (puyer) sebanyak 10 bungkus, setiap bungkus
mengandung paracetamol 120 mg. Puyer ini diberikan kepada Sari (2 tahun,
12 kg) dengan aturan pakai:bila panas diberikan 3 X sehari, tiap kali satu
bungkus

• Keterangan
Ambilkan paracetamol 120 mg dan sacch lactis secukupnya, campur dan buatlah
menurut aturan puyer sebanyak 10 bungkus, masing-masing bungkus
mengandung 120 mg paracetamol dan sacch lactis secukupnya. Tandailah: bila
panas dapat diberikan 3 X sehari 1 bungkus
Contoh resep kapsul :

Anda mungkin juga menyukai