Anda di halaman 1dari 25

Ruptur Uteri

Pembimbing : dr. Haryanto Sp.OG

Priscilla Samuel
11-2011-189
Definisi
Robekan pada rahim sehingga rongga uterus dan
rongga peritoneum dapat berhubungan

 Berdasarkan definisi dibagi menjadi:


1. Ruptur uteri komplit
2. Ruptur uteri inkopmlit
3. Ruptur uteri iminens
Epidemiologi
Insiden kasus ruptur uteri pada RS. Hasan Sadikin dan
jejaringnya
• RS. Hasan Sadikin : 0,09 % (1:1074)
Tanpa kematian ibu
90% kematian perinatal
• RS. Jejaring : 0,1 % (1:996)
0,4 % kematian ibu
100 % kematian perinatal
Klasifikasi
Periode ruptur
 Kerusakan/anomali uterus sebelum hamil
Pembedahan miometrium
Trauma uterus
Kelainan bawaan

 Kerusakan/anomali uterus selama kehamilan


Sebelum kelahiran anak
His kuat terus menerus, pemakaian oksitosin dan
prostaglandin tidak sesuai indikasi, pembesaran rahim
berlebih
Dalam peride intrapartum
Tekanan kuat pada uterus dalam persalinan,
kesulitan
manual plasenta, anomali janin yang menyebabkan
distensi
berlebihan pada segmen bawah rahim.

Cacat rahim didapat


Plasenta inkreta/prekreta, gravidus inkaserata
Lokasi ruptur
Korpus uteri
SC klasik, miomektomi
Segmen Bawah Rahim (SBR)
Biasa pada partus sulit dan partus tak maju
Serviks uteri
Ekstraksi forcep pada pembukaan belum lengkap
Kolpoporeksis
Robekan antara serviks dan vagina
Etiologi
 Ruptur Uteri Spontan

Akibat dinding lemah


Bekas operasi, bekas perrforasi tindakan kuret, bekas
tindakan manual plasenta

Peregangan luar biasa pada rahim


Panggul sempit, janin besar, kelainan letak, pimpinan
persalinan yang salah
Ruptura Uteri Violenta (akibat tindakan)
Ekstraksi forceps
Versi dan ekstraksi
Embriotomi
Manual plasenta
Kuretase
Trauma tumpul dan tajam dari luar
Patofisiologi
Pada inpartu, korpus uteri berkontraksi dan segmen
bawah rahim tetap pasif dan serviks melunak

Normal:
Kontraksi uterus – retraksi- SAR menebal -SBR
menipis – janin terdorong kebawah – lingkaran
retraksi yg membatasi 2 segmen meninggi
(fisiologis)– janin turun.
Bandl’s ring
Dengan obstruksi:
His- kontraksi SAR-rahim tertarik ke
proksimal-distal semakin tipis – serviks
tetap dipegang oleh ligamen – bandl’s ring
– ruptur iminens – SBR robek – his – ruptur
spontan
Diagnosis
• Anamnesis
– Nyeri abdomen dapat tiba-tiba, spt disayat pisau
– Riwayat paritas tinggi
– Pembedahan pada uterus sebelumnya
– Keluar sedikit darah pervaginam
• Pemeriksaan umum
– Takikardi, nadi kecil-cepat-tidak teraba
– Hipotensi
– Nafas dangkal dan cepat
• Inspeksi
– Bandl’s ring
– Ibu gelisah karena his kuat berkelanjutan
Periksa dalam :
Jari-jari tangan dalam pemeriksa bisa meraba permukaan
rahim dan dinding perut yang licin
Dapat meraba pinggir robekan, biasa bagian depan SBR
Dapat memegang usus halus dan omentum majus
melalui robekan uterus
Dinding perut ibu dapat ditekan menonjol ke atas oleh
ujung jari tangan dalam
Keteterisasi
 Hematuri yang hebat karena robekan pada kandung kemih
Pemeriksaan abdomen
Perubahan kontur uterus tiba-tiba
Kontraksi uterus berhenti mendadak
Bunyi denyut jantung bayi tiba-tiba menghilang
Abdomen lunak
Nyeri lepas
Pemeriksaan pelvis
Bagian janin tidak lagi terpalpasi melalui vagina bila
janin telah mengalami ekstrusi ke rongga peritoneum
Kepala janin yang tadinya sudah turun dengan mudah
didorong keatas disusul pendarahan pervaginam
Eksplorasi manual SBU lazim ruptur
Ruptur persalinan
Kontraksi uterus intermiten, kuat dan dapat berhenti
tiba-tiba
Pasien mengeluh nyeri uterus menetap
Perdarahan pervaginam
Persalinan berhenti karena syok
Komplikasi
Hipovolemik
Syok
Peritonitis – sepsis
Infeksi
Trauma kandung kemih/ ureter
Kematian
penatalaksanaan
• Beri cairan isotonik (ringer laktat atau garam fisiologis) 500 ml
dalam 15-20 menit dan siapkan laparotomi
• Lakukan laparatomi untuk melahirkan anak dan plasenta, fasilitas
pelayanan kesehatan dasar harus merujuk pasien ke rumah sakit
rujukan
• Bila konservasi uterus masih diperlukan dan kondisi jaringan
memungkinkan, lakukan reparasi uterus
• Bila luka menalami nekrosis yang luas dan kondisi pasien
mengkhawatirkan lakukan histerektomi
• Antibiotika dan serum anti tetanus.
Bila terdapat tanda-tanda infeksi segera berikan antibiotika
spektrum luas. Bila terdapat tanda-tanda trauma alat genetalia/luka
yang kotor, tanyakan saat terakhir mendapat tetanus toksoid. Bila
hasil anamnesis tidak dapat memastikan perlindungan terhadap
tetanus, berikan serum anti tetanus 1500 IU/IM dan TT 0,5 ml IM
Prognosis
Diagnosa serta pertolongan yang cepat dan tepat
menentukan kecepatan pasien menerima tindakan
bantuan yang tepat dan cekatan.
Kondisi umum pasien.
Jenis rupture dan keadaan arteri.
Fasilitas tempat pertolongan, penyediaan cairan dan
darah yang cukup
Keterampilan operator dan jenis anestesi
Quo ad vitam : Dubia ad malam
Quo ad sanationam : Dubia ad malam
Quo ad functional : Dubia ad malam

Anda mungkin juga menyukai