Anda di halaman 1dari 72

TRAUMA

ABDOMEN

Oleh:
Ns. MADE ANIK SUPRAPTA, SST, S.Kep. M.Kes
Pendahuluan
Trauma abdomen akan ditemukan
pada 25% penderita multi trauma.
Gejala dan tanda yang
ditimbulkannya kadang-kadang
lambat sehingga memerlukan tingkat
kewaspadaan yang tinggi untuk
dapat menetapkan diagnosis.
COUNT……….
• Trauma, sumber morbiditas dan mortalitas pada
laki-laki dan perempuan dewasa muda.
• Trauma abdomen
1. trauma tajam
2. trauma tumpul
• Bahaya: perdarahan tersembunyi (on going).
• Penanganan sesuai penanganan emergensi.
• Modalitas diagnostik: USG, CTscan, DPL
operasi segera prognosis.
DEFINISI
• trauma yang terjadi pada regio
abdomen dan dapat mengakibatkan
cedera pada organ-organ dalam kavum
abdomen.
• 2 mekanisme: trauma tajam dan
tumpul.
EPIDEMIOLOGI
• Trauma abdomen merupakan 20% dari seluruh
trauma yang memerlukan pembedahan untuk
terapinya.
• Trauma tumpul abdomen 60% nya karena
kecelakaan kendaraan bermotor.
• Trauma tumpul abdomen berkontribusi 25%
kematian akibat semua jenis trauma.
• 3 organ paling sering kena: hepar, lien, ginjal.
ETIOLOGI
• Trauma tumpul: kecelakaan kendaraan
bermotor (mobil: sabuk pengaman,
motor: stang motor), anak-anak: child
abuse ( penganiayaan anak ).
• Trauma tajam: luka tusuk, luka
tembak.
Anatomi

DEPAN BELAKANG
A. Anatomi saluran cerna.
1. Rongga peritonium : usus halus, usus besar.
2. Rongga velvis : rectum, kandung kemih, vena
illiaca.
3. Rongga retroperitonium : aorta abdominal,
vena cava inferior, duodenum, pankreas,
ginjal, uretra.
4. Upper abdomen (thoracoabdominal area:
diafragma, liver, limpa, lambung, colon
asenden dan desenden. kolon tranveral.
Gambar :. Anatomi Pencernaan Keterangan :
1. Glndula thyroid
2. Lobus superior pulmonis
dextra
3. Lobus medius pulmolis dextra
4. Cor (jantung)
5. Diafragma
6. Lig teres hepatis
7. Colon tranversum
8. Caecum
9. Intestium teneu (ileum)
I 2 10.Thymus
11.Lobus Superior pulmonis
sinistra.
3 4 12.Lobus inferior pulmonis
sinistra.
13.Pericardium
14.Hepar
15.Gaster
Sumber : Atlas Anatomi Fisiologi, …. 16.Omentum majus
Anatomy
• Organ yang sering cedera :
• Hati 40%
• Usus halus 30%
• Diafragma 20%
• Usus besar 15%
Anatomi

Rongga abdomen dibatasi oleh:

– Atas : diafragma
– Bawah : pelvis
– Depan : dinding depan abdomen
– Lateral : dinding lateral abdomen
– Belakang : dinding belakang abdomen
serta tulang belakang
Regio dinding abdomen anterior
Trauma Abdomen

Pengertian :
Trauma abdomen adalah trauma yang terjadi
pada daerah abdomen yang meliputi daerah
retroperitoneal, pelvis dan organ peritroneal
1. Mekanisme trauma
• Langsung
– Pasien terkena langsung oleh benda
atau perantara benda yang
mengakibatkan cedera misalnya
tertabrak mobil dan terjatuh dari
ketingian
• Tidak langsung
– Pengendara mobil terbentur dengan
dash board mobil ketika kedua mobil
tabrakan
2. Jenis trauma Abdomen
:a. Trauma tembus (Tusuk dan tembak)
Penyebab benda tajam atau benda
tumpul dengan kekuatan penuh hingga
melukai rongga abdomen.
* Perdarahan hebat  ruftur
arteri/vena
* Cedera organ di rongga abdomen
Organ berisiko cedera :
• Luka Tusuk :
– Hepar (40%),
– Usus halus (30%),
– Diafragma (20%),
– Colon (14%).
• Luka tembak :
– Usus halus (50%),
– Colon (40%),
– Liver (30%),
– Ruptur vaskuler abdominal (25%).
Gambar : Luka tusuk karena stang sepeda di quadran kanan atas

(judulin dan sumber)

Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
Gambar : Luka tusuk mengenai organ liver

Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
Gambar : Luka tusuk

Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
b. Trauma tumpul
Trauma di daerah abdomen yang tidak
menyebabkan perlukaan kulit / jaringan
tetapi kemungkinan perdarahan akibat
trauma bisa terjadi.

Organ berisiko cedera :


* Hepar 40 - 55 %
* Limpa 35 – 45 %
Gambar : Trauma tumpul di daerah abdomen

Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
Gejala dan Tanda
TraumaAbdomen

1. Pecahnya organ solid:


Hepar atau lien yang pecah
akan menyebabkan
perdarahan yang dapat
bervariasi dari ringan sampai
sangat berat, bahkan
kematian.
Gejala dan tandanya Pecahnya organ solid

• Gejala perdarahan secara umum:


- Penderita tampak anemis (pucat)
- Bila perdarahan berat akan timbul
gejala dan tanda syok hemoragik.
Gejala adanya darah intra-peritoneal:
 Nyeri abdomen, ringan sampai nyeri berat.
 bising usus menurun, yang bukan merupakan

tanda yang dapat dipercaya, karena bisisng


usus akan menurun pada banyak keadaan
lain.
 nyeri tekan, nyeri lepas, dan defans muscular

(kekakuan otot) seperti pada peritonitis.


 Perut semakin membesar (hanya ditemukan

apabila perdarahan hebat dan penderita tidak


gemuk).
Pecahnya organ berlumen:
• Pecahnya gaster , usus halus atau
kolon akan menimbulkan peritonitis
yang dapat timbul cepat sekali
(gaster) atau lebih lambat.
• Penderita akan mengeluh nyeri
seluruh abdomen
• Bising usus akan menurun.
Cont ...
 Defans muskuler, nyeri tekan, dan nyeri
lepas. Dan nyeri ketok.
 Memerlukan penanganan sangat segera.
 Pd trauma tajam, kadang ada organ
intra-abdomen yang menonjol ke luar
(sering omentum/ usus , dikenal sebagai
evisrasi.
Penanganan Trauma Abdomen

Airway dan Breathing


Ini diatasi terlebih dahulu. Selalu
ingat bahwa cedera lebih dari satu
area tubuh, dan apapun yang
ditemukan, ingat untuk
memprioritaskan airway dan
breathing terlebih dahulu.
Circulation:

• Kebanyakan trauma abdomen


tidak dapat dilakukan tindakan
apa-apa pada fase pra-RS , namun
terhadap syok yang menyertainya
perlu penanganan yang agresif.
• monitoring urin dilakukan dengan
pemasangan DC, namun umumnya
tidak diperlukan pada fase pra-RS
karena masa transportasi yang
pendek.
Cont ...
Disability:
- Tidak jarang trauma abdomen
disertai dengan trauma kapitis.
- Selalu periksa tingkat kesadaran
(dengan GCS), dan
- Adanya lateralisasi (pupil anisokor dan
motorik yang lebih lemah satu sisi).
Cont ...
• Apabila ditemukan usus yang menonjol
keluar , cukup dengan menutupnya dengan
kasa steril yang lembab supaya usus tidak
kering.
• Apabila ada benda menancap, jangan
dicabut, tetapi dilakukan fiksasi benda
tersebut terhadap dinding perut.
Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian:
Harus berdasarkan prinsip-prinsip
Penanggulangan Penderita Gawat darurat
yang mempunyai skala prioritas :
- A (Airway)
- B (Breathing), dan
- C (Circulation).
Anamnesa:
• Biodata
• Keluhan utama
• Riwayat penyakit sekarang (Trauma):
penyebab trauma, benda tumpul atau
tajam, kalau o/k terjatuh :dari
ketinggian berapa, dan bagaimana
posisinya saat jatuh, kapan dan jam
berapa kejadiannya?Berapa berat
keluhan yang dirasakan bila nyeri,
sifatnya, pada kuadran mana paling
nyeri?
Cont ...
• Riwayat penyakit yang lalu: ggn jiwa,
DM, astma dll.
• Riwayat psikososial spiritual: persepsi
thp musibah yg dialami, apakah
menggangu emosi dan mental, apakat
mungkin tentamen suiside.
Pemeriksaan Fisik:
• Head to toe ( kepala ke kaki )
Pemeriksaan penunjang:

• Radiologi: BOF, Thorax foto,


USG
• Laboratorium: DL, dan sample
darah u/ transfusi, HB serial,
UL
• EKG: pada pasien usia > 40
tahun.
Diagnosa Keperawatan:
• Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit b/d terputusnya p. darah
arteri/vena jaringan abdomen
• Perubahan perfusi jaringan s/d
hipovolemia
• Nyeri AKUT b/d rusaknya jaringan
abdomen
• Cemas b/d tindakan pembedahan
• Kurangnya pengetahuan tentang penyakit,
pembedahan b/d kurangnya informasi.
Perencanaan Keperawatan:
• DX 1
Tujuan:
- Keseimbangan cairan tubuh teratasi
- Perdarahan dapat diatasi
Kriteria hasil:
- Cairan yang keluar seimbang, tdk terdapat g/.
dehidrasi.
- Perdarahan yang ke luar dapat terhenti, tidak
didapat anemis, Hb >8 gr%
- Tanda vital dalam batas normal
- Perkusi : tidak didapatkan distensi abdomen.
Rencana Tindakan/ Intervensi :
• Kaji perdarahan yg keluar, adakah
gambaran klinik hipovolemik.
• Jelaskan tentang sebab akibat dari
kekurangan caiaran / perdarahan serta
tindakan yang akan kita lakukan.
• Observasi tanda Vital tiap 15 atau 30
menit.
• Batasi pergerakan
• Kolaborasi dengan tim medis : pemberian
IVFD : RL sesuai kondisi, menghentikan
perdarahan dengan jalan ditekan atau
ligasi/diklem
Cont ...
• Pemasangan maagslang dan kateter +urobag
• Pemberian transfusi bila HB kurang dari 8 gr%
• Pemasangan lingkar abdomen
• Pemeriksaan EKG
• Foto BOF, Thorax foto,
• Pemeriksaan DL,Hb serial dan UL.
• Monitoring setiap tindakan perawatan/medis,
serta didokumentasikan
• Monitoring cairan masuk dan ke luar , serta
perdarahan
DX 2.: Perubahan perfusi jaringan s/d
hipovolemia
• Tujuan:
Perfusi jaringan dalam kondisi normal
• Kriteria Hasil :
- Status hemodinamik dalam kondisi normal dan
stabil
- Suhu dan warna kulit bagian akral hangat dan
kemerahan
- Capilary refill < 3 detik
- Produksi urine > 30 ml/jam.
Intervensi:

 Kaji dan monitoring kondisi pasien ( A, B,


C), dan control adanya perdarahan.
 Laku GCS dan pupil
 Observasi tanda-tanda vital
 Lakukan pemeriksaan Capilarry refill, warna
kulit dan kehangatan bagian akral
 Kolaborasi dlm pemberian cairan infuse
 Monitoring input dan output terutama
produksi urine
DX. 3.: Nyeri AKUT b/d rusaknya jaringan
abdomen yang ditandai dengan: pasien
menyatakan sakit pada perut, nyeri tekan pada
perut, tampak menyeringai kesakitan.
 Tujuan: Nyeri yang dialami klien berkurang /
hilang.
 Kriteria hasil:
- Klien mengatakan nyerinya berkurang/hilang
- Klien nampak tidak menyeringai kesakitan
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
Intervensi :

 Kaji tentang kuaalitas, intensitas dan penyebaran


nyeri
 Beri penjelasan tentang sebab dan akibat nyeri,
serta jelaskan tindakan yang akan dilakukan
 Berikan posisi yang nyaman
 Berikan teknik relaksasi dan distraksi
 Observasi tanda-tanda vital
 Kolaborasi dengan tim medik dlm pemberian
analgetik
DX 4 : Cemas b/d pengobatan
pembedahan yang akan
dilakukan.
• Tujuan: Kecemasan dapat teratasi
• Kriteria hasil:
- Klien mengatakan tidak cemas
- Ekspresi wajah klien tampak
tenang
- Klien dpt menggunakan koping
mekanisme yg efektif
Intervensi:
• Identifikasi tk. kecemasan
• Kaji tk. pengetahuan klien thp musibah yg
terjadi dan pengobatan pembedahan yg
diberikan
• Berikan klien u/ mengungkapkan perasaannya
• Observasi tanda-tanda kecemasan verbal dan
tdk verbal
• Berikan dorongan moral
• Berikan penjelasan setiap tindakan yg akan
dilakukan
• Berikan penjelasan dengan bahasa yg
sedermana dan mudah dipahami
KOLIK ABDOMEN
1) Pendahuluan
2) Nyeri Perut
- Jenis Nyeri Perut
- Letak Nyeri Perut
- Sifat Nyeri
3) Pemeriksaan
4) Diagnosis
5) Penyebab
Pendahuluan

Istilah gawat abdomen atau gawat


perut menggambarkan keadaan
klinis akibat kegawatan di rongga
perut yang biasanya timbul
mendadak dengan nyeri sebagai
keluhan utama.
Akut abdomen perlu penanggulangan
segera berupa tindakan bedah,
misalnya:
Obstruksi
Perforasi
Perdarahan Masif
Infeksi yang menyebabkan
kontaminasi rongga perut
NYERI PERUT
1.Jenis Nyeri Perut
1.1 Nyeri Viseral
Terjadi bila terdapat rangsangan pada organ
atau struktur dalam rongga perut, oleh
karena cedera atau radang. Pasien biasanya
sulit melokalisir sumber nyeri. Sehingga
menggunakan seluruh permukaan tangan
untuk menunjuk daerah nyeri. Nyeri viseral
dipengaruhi oleh persarafan otonom.
1.2 Nyeri Somatik
Terjadi oleh karena rangsangan
pada saraf tepi. Nyeri
dirasakan seperti disayat atau
ditusuk dan pasien dapat
menunjukkan segera tempat
lokasi nyeri dengan jari.
2. Letak Nyeri Perut
Nyeri viseral biasanya sesuai
letaknya dengan asal organ tersebut
pada masa embrional.
Nyeri somatik biasanya dekat dengan
organ sumber nyeri. Biasanya mudah
menentukan penyebabnya.
3. Sifat Nyeri
Berdasarkan letak dan penyebabnya, nyeri dapat
bersifat nyeri alih dan nyeri yang diproyeksikan.
Misalnya:
Kolik bilier khas menyebar ke arah pinggang
dan belikat.
Nyeri pankreatitis dirasakan menembus ke
bagian pinggang.
Nyeri ureter dirasakan sampai ke arah
kelamin luar.
Contoh Nyeri Proyeksi:
- Nyeri Fantom setelah amputasi
- Nyeri Perifir setempat pada herpes zoster

Nyeri Kontinu
Nyeri akibat rangsangan pada peritoneum
parietale akan dirasakan terus menerus
perdarahan di saluran cerna tidak menimbulkan
nyeri.
Nyeri Kolik
Adalah nyeri viseral akibat
spasme otot polos organ
berongga. Biasanya diakibatkan
oleh hambatan pasase dalam
organ tersebut.
Misalnya:
- Obstruksi Usus
- Batu Ureter dari empedu
Ciri Khas Nyeri Kolik:
- Serangan nyeri kumatan
- Mual muntah
- Gerakan paksa (gelisah,
terguling – guling di tempat
tidur)
Pemeriksaan Fisik Penderita Gawat Perut:
1.Anamnesis
- Riwayat Nyeri
- Kapan Mulai
- Letak Nyeri
- Sifat Nyeri
- Faktor yang Memperberat
- Gangguan BAB/BAK
2. Pemeriksaan Fisik
Umum
- Keadaan umum
- Vital Sign
> Nadi, tensi, temperatur nafas
- Tanda Sistemik
> Perdarahan, syok
> Sepsis
Abdomen Colok Dubur /
Vagina
- Inspeksi
– Anus &
- Auskultasi Rektum
- Perkusi – Panggul Dalam
- Palpasi
Tanda dan Uji Khusus 3. Pemeriksaan
Penunjang
 Pintu hernia • Laboratorium
 Menarik Testis – DL, UL,
Feses
• Rontgen
• USG
PENATALAKSANAAN
1.Resusitasi cairan transfusi darah
kalau perlu
2.Pasang pipa Nasogastrik untuk
kumbah lambung
3.Endoskopi untuk mencari sumber
perdarahan
4.Operatif

Anda mungkin juga menyukai