Anda di halaman 1dari 24

ENTEROBIUS VERMICULARIS

Sri Wijayanti Sulistyawati,dr,M.Imun


DEPT PARASITOLOGI FKUA
TUJUAN PERKULIAHAN
• Memahami epidemiologi Enterobiasis
• Memahami morfologi Enterobius vermicularis
• Memahami siklus hidup Enterobius
vermicularis
• Memahami diagnosis Enterobiasis
• Memahami pengobatan Enterobiasis
• Memahami pencegahan Enterobiasis
PENDAHULUAN
• Sejak jaman kuno (7800 BC)
• Jakarta Timur: 54,1% anak usia 5-9 tahun (UI,
1992), Kenjeran (Surabaya): 45,7% (Hidri, 2009)
• Keluhan umum : gatal perianal
Cepat menular dan reinfeksi pada anak usia
sekolah dan keluarga atau kelompok yang
hidup dalam satu lingkungan yang sama,
sosioekonomi rendah (asrama, panti asuhan,
tempat penitipan anak)
Taksonomi

• Phylum : Nematoda
• Class : Secernentea
• Order : Oxyurida
• Super family : Oxyuroidea
• Family : Oxyuridae
• Genus : Enterobius
• Species : Enterobius vermicularis
Disebut juga :
•Oxyuris vermicularis
•Pin worm
•Seat worm
•Thread worm
•Cacing kremi

Host : Manusia, intermediate host (-)


Enterobiasis atau oxyuriasis
MORFOLOGI (Medscape)

Cacing betina :
•Ukuran 8-13 mm x 0,4 mm
•3 bibir dan cervical alae
(pelebaran cuticular di ujung
anterior)
•Ekor panjang dan runcing
(1/3 panjang badan)
•Bulbus esofagus jelas
•Mati setelah oviposisi
(Bogitsh BJ,1998)
Bulbus esofagus
Cervical alae

http://www.studyblue.com/notes/note/n/lab-practical-1/deck/2361073
Cacing jantan :
•Ukuran 2-5 mm
•3 bibir dan cervical alae
•Ekor melingkar, spikula
•Bulbus esofagus jelas
•Setelah kopulasi mati

(Bogitsh BJ,1998)
Telur : (Pusarawati, 200

•50-60μm x 20-30μm
•Lonjong, asimetris (satu
sisi datar, satu sisi (Pusarawati, 2005)
cembung)
•Dinding : 2 lapis :hyalin
dan albumin
•Isi : larva atau embrio
http://www.facmed.unam.mx/deptos/microbiolo
gia/parasitologia/enterobiosis.html
TELUR
•Resisten terhadap desinfektan dan udara dingin
& kering
•Pada suhu ruangan dan kelembaban 30-54%
Tahan hingga 2-3 minggu di dalam ruangan
•Mati terkena sinar matahari dan radiasi UV
Makanan
terkontaminasi SIKLUS HIDUP
telurtelur
menetas
(duodenum)
larva rhabditiform
berubah 2
kalimoulting
( kripta usus
halus)dewasa
di lumen caecum,
kopulasi

(Chiodini, 2003)
(Chiodini, 2003)
• Penularan :
1. autoinfeksi (tangan ke mulut)
2. cross infection ( dari orang atau benda
lain),mis : handle pintu
3. inhalasi debu (airborne)
4. Retroinfeksi
SIKLUS HIDUP
• Cacing betina gravid (11.000-15.000 butir
telur)oviposit di daerah perianal  telur
matang 4-6 jam stlh dikeluarkan

• Waktu mulai telur infektif tertelan– cacing


dewasa gravid bermigrasi di perianal : 2 minggu-
2 bulan
• Habitat : kepala menancap di mukosa dinding
usus pada rongga caecum, usus halus dan
usus besar yang berdekatan dengan caecum
• Makanan : bakteri dan sel epitel
EPIDEMIOLOGI
• Kosmopolit, luas, terutama daerah dingin
• 50 % pada tempat padat populasi, asrama, dll
• >200 juta orang di dunia terinfeksi (Elston,
2003)
PATOGENESIS
• Relatif tidak berbahaya
• Iritasi sekitar anus, perineum dan kadang
vagina pruritus, hemorrhage,
eczema infeksi sekunder
• Infeksi berat : Gangguan tidur, berat
badan turun, hiperaktif, nyeri perut,
muntah, enuresis, insomnia, iritabilitas,
mengigit kuku
• Kadang : ulserasi, abses pd tempat
cacing melekat
• Migrasi : GI atas, peritoneum, vagina,
tuba Fallopii, saluran kemih, appendiks
(appendicitis jarang)
• Jarang menyebabkan eosinofilia
 Self limiting disease
DIAGNOSIS
Gejala klinis : gatal di perianal, gangguan tidur, nyeri
perut, muntah, enuresis, bila migrasi :gejala tergantung
tempat migrasi
Pemeriksaan Fisik : Iritasi sekitar anus, perineum dan
kadang vagina pruritus, hemorrhage, eczema infeksi
sekunder
Laboratorium :
Cacing dewasa : pada area perianal 2-3 jam setelah penderita
tidur
Telur :
•Perianal Diagnosis pasti; tehnik anal swab-scotch
tape
•Di bawah kuku
•Telur pada urine penderita wanita
•Hanya 5% telur ditemukan di feses
Tehnik anal swab-
scotch tape
• Melekatkan selotip
transparan di perianal
pada pagi hari sebelum
dibasuhdiratakan
pada cover glass, dapat
dibubuhi toluol/iodin
dlm xylol sedikit
(1 kali sensitivitas 50%,
3 kali sensitivitas 90%).
(Neva and Brown, 1994)
TERAPI
Seluruh anggota keluarga diberi pengobatan
DOC :
•Pyrantel pamoate 11 mg/kg oral (max 1 g)
•Mebendazol 100 mg
•Albendazol 400 mg
Single dose, diulang 2 minggu kemudian
•Piperazin 65 mg perkgBB
Dinyatakan bebas infeksi : setelah 7 hari dilakukan
pemeriksaan dengan metode anal swab-scotch
tape NEGATIF
PROGNOSIS
• Baik, tidak menimbulkan kematian
• Mudah terinfeksi kembali
PENCEGAHAN
• Hygiene pribadi : kuku dan tangan
• Celana panjang
• Makanan dijaga dari debu dan tangan
infeksius
• Pakaian dan alas tidur diganti dan dicuci setiap
hari
REFERENSI
• Neva FA & Brown HW. Basic Clinical Parasitology Sixth
Edition. Appleton&Lange: 1994
• Sutanto I dkk. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. FKUI:2008
• Craig and Faust’s. Clinical Parasitology,eight ed.
Lea&Febiger.Philadelphia : 1970
• Bogitsh BJ & Cheng TC. Human Parasitology. Academic
Press. San Diego : 1998
• Elston, DM. What’s eating you?Enterobius vermicularis.
Cutis 71.2003:268-270
• Mowlavi dkk. Enterobius vermicularis : A controversial cause
of appendicitis. Iranian J Publ Health, 2004 (33) 3 :27-31
• Chiodini PL dkk. Atlas of Medical Helminthology and
Protozoology. Curchill Livingstone : 2003
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai