Anda di halaman 1dari 13

NETRALITAS ASN DAN PERANGKAT DESA

DALAM KAMPANYE PEMILU 2019

ISWAN POBELA, Amd.TI


KETUA PANWASLU KECAMATAN BILALANG
KOORDINATOR DIVISI PENGAWASAN DAN HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA
DASAR HUKUM
Undang Undang
Undang Undang No.10 Tahun 2016 Peraturan
Undang-Undang
No.5 Tahun 2014 tentang Pemilihan Pemerintah (PP)
Nomor 6 Tahun
tentang Aparatur Gubernur, Bupati Nomor 72 Tahun
2014 tentang Desa
Sipil Negara. dan Walikota. 2005 tentang desa

Perbawaslu No 6 Tahun Peraturan Surat Badan Pengawas Pemiliu


Surat Menteri PAN-RB No.
2018 tentang pengawasan 1692/K.Bawaslu/PM.00.00/X/201
B/71/M.SM.00.00/2017 tanggal
Aparatur Sipil Negara, Pemerintah No.53 8 tanggal 15 Oktober 2018 hal
27 Desember 2017 hal
Himbauan Netralitas Aparatur
Anggota Tentara Nasional Tahun 2010 tentang Pegawai Negeri Sipil, Kampanye
Pelaksanaan Netralitas bagi ASN
Indonesia, Dan Anggota pada Pilkada Serentak Tahun
Kepolisian Negara republik
Disiplin Pegawai oleh pejabat negara lainnya serta
larangan menggunakan fasilitas
2018, Pileg Tahun 2019, dan
Indonesia Negeri Sipil. Negara
Pilpres Tahun 2019
ASAS NETRALITAS
Setiap Pegawai ASN tidak
berpihak dari segala bentuk
pengaruh manapun dan tidak
memihak kepada kepentingan
siapapun
(UU 5 Tahun 2014 Pasal 2 huruf f)
BENTUK KETIDAKNETRALAN ASN
Menggunakan
fasilitas dinas Mengarahkan
(kendaraan, rumah kegiatan ke
dinas untuk konstituen tertentu
Mendatangi mendukung bakal
Mengarahkan
pertemuan, untuk meraih program/kegiatan
calon); dukungan. pembangunan yang
pengajian dg
dibiayai APBD/APBN
embel-embel minta ke konstituen tertentu
dukungan; dengan pesan tertentu.
Mengkoordinasikan Menggunakan
ASN (termasuk guru) kesempatan acara
untuk hadir dlm kedinasan untuk
Menggunakan FB deklarasi; sosialisasi
dan lainnya untuk pencalonannya. Mengantar
sarana memperoleh atasannya mendaftar
dukungan, ke Partai;

Memasang Baliho Mengiklankan diri


di tempat umum via media
elektronik
UU NO 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 51
Pasal 29 Pasal 52 Pasal 52
Huruf g
Huruf g ayat (1) Ayat (2)
dan j
Kades dan
Perangkat Sanksi
Perangkat Desa Administrasi
Kades Desa dilarang yang melanggar sebagimana yang
dilarang menjadi larangan dimaksud pada
menjadi pengurus sebagimana ayat (1) tidak
pengurus partai politik dimaksud dalam dilaksanakan
dan Terlibat pasal 51 dikenai dilakukan
partai politik sanksi tindakan
Kampanye Administratif
Sanksi di dalam pemberhentian
berupa teguran sementara dan
berhentikan pemilihan lisan dan/atau dapat dilanjutkan
secara tetap umum dan tertulis. dengan
pemilihan pemberhentian
kepala Dearah
UU NO 10 TAHUN 2016
Pasal 70 ayat (1)
Dalam kampanye, pasangan calon dilarang melibatkan:
• pejabat badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah;
• aparatur sipil Negara, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan anggota Tentara Nasional Indonesia; dan
• Kepala Desa atau sebutan lain/Lurah dan perangkat Desa atau sebutan lain/perangkat Kelurahan

Pasal 71 ayat (1)


Pejabat negara, pejabat daerah, pejabat aparatur sipil negara, anggota TNI/POLRI, dan Kepala Desa atau sebutan
lain/Lurah dilarang membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan
calon.
PASAL PIDANA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG  NOMOR 10 TAHUN 2016

 Pasal 188: Setiap pejabat negara, pejabat Aparatur Sipil Negara, dan Kepala Desa atau sebutan lain/Lurah yang dengan sengaja
melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan atau
paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) atau paling banyak Rp.
6.000.000,00 (enam juta rupiah).

 Pasal 189: Calon Gubernur, Calon Bupati, dan Calon Walikota yang dengan sengaja melibatkan pejabat badan usaha milik negara,
pejabat badan usaha milik daerah, Aparatur Sipil Negara, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, anggota Tentara Nasional
Indonesia, dan Kepala Desa atau sebutan lain/Lurah serta perangkat Desa atau sebutan lain/perangkat Kelurahan sebagaimana
dimaksud Pasal 70 ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan atau paling lama 6 (enam) bulan dan/atau
denda paling sedikit Rp. 600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) atau paling banyak Rp. 6.000.000,00 (enam juta rupiah).

 Pasal 190: Pejabat yang melanggar ketentuan Pasal 71 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan atau
paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) atau paling banyak Rp.
6.000.000,00 (enam juta rupiah)
PP NO 72 TAHUN 2005

Pasal
Pasal
kades dilarang 17 Ayat sanksi yang
16 menjadi pengurus 1C diberikan bagi
parpol dan yang melanggar,
merangkap yaitu
jabatan diberhentikan
PP NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG
DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Pasal 3: butir ke (7), Dinyatakan bahwa setiap PNS


dilarang: memberikan dukungan
mengutamakan Pasal 4 kepada calon Presiden/Wakil Presiden,
Kewajiba DPR, DPD atau DPRD dengan cara :
kepentingan negara Butir (12) a. Ikut serta sebagai pelaksana
n daripada kepentingan kampanye;
b. Menjadi peserta kampanye dengan
sendiri, seseorang, menggunakan atribut partai atau atribut
PNS;
dan/atau golongan c. Sebagai peserta kampanye dengan
mengerahkan PNS lain;dan/atau
d. Sebagai peserta kampanye dengan
menggunakan fasilitas negara
PENJELASAN : BUTIR (12) HURUF B
Yang dimaksud dengan
“menggunakan atribut
partai” adalah dengan
PNS sebagai peserta menggunakan dan/atau Yang dimaksud dengan
kampanye hadir untuk memanfaatkan pakaian, “menggunakan atribut
mendengar, menyimak kendaraan, atau media lain PNS” adalah seperti
visi, misi, dan program yang bergambar partai politik
menggunakan seragam
yang ditawarkan peserta dan/atau calon anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, Korpri, seragam dinas,
pemilu, tanpa
Dewan Perwakilan Daerah, kendaraan dinas, dan lain-
menggunakan atribut
Dewan Perwakilan Rakyat lain.
Partai atau PNS.
Daerah, dan/atau calon
Presiden/Wakil Presiden
dalam masa kampanye.
LANJUTAN
Memberikan dukungan kepada calon
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah,
dengan cara:
Memberikan dukungan • terlibat dalam kegiatan kampanye untuk
kepada calon anggota mendukung calon Kepala Daerah/Wakil

Pasal 4 Dewan Perwakilan Daerah


Pasal 4
Kepala Daerah;
• menggunakan fasilitas yang terkait
atau calon Kepala dengan jabatan dalam kegiatan
Larangan Daerah/Wakil Kepala
Larangan
kampanye;
• membuat keputusan dan/atau tindakan
butir (14) Daerah dengan cara
memberikan surat butir (15)
yang menguntungkan atau merugikan
salah satu pasangan calon selama masa
kampanye; dan/atau
dukungan disertai foto kopi • mengadakan kegiatan yang mengarah
Kartu Tanda Penduduk atau kepada keberpihakan terhadap pasangan
calon yang menjadi peserta pemilu
Surat Keterangan Tanda sebelum, selama, dan sesudah masa
Penduduk sesuai peraturan kampanye meliputi pertemuan, ajakan,
himbauan, seruan, atau pemberian
perundang-undangan; dan barang kepada PNS dalam lingkungan
unit kerjanya, anggota keluarga, dan
masyarakat.
PENJELASAN : BUTIR (15) HURUF A
Yang dimaksud dengan “terlibat
dalam kegiatan kampanye”
adalah seperti PNS bertindak
sebagai pelaksana kampanye,
petugas kampanye/tim sukses,
tenaga ahli, penyandang dana,
pencari dana, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai