Anda di halaman 1dari 27

DASAR TEKNIK

 PENGERTIAN
PEREKAT
 PERHITUNGAN
TULANGAN
Kementerian Kesehatan RI
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya
Jurusan Kesehatan Lingkungan
Program Studi DIII Kampus Surabaya
Tahun 2017
KELOMPOK B :

• Fadillah Akbar ( P27833117054 )


• Dhea Namira O ( P27833117056 )
• Dhira Mufaizah ( P27833117058 )
• Dessy Rahmadany K H ( P27833117059 )
• Kelara Dyah A P ( P27833117060 )
• Adhiningrum Dwi S T ( P27833117061 )
• Nimas Ayu Suryo A ( P27833117062 )
• Nadia Inggrit Priramadhan ( P27833117063 )
• Sissilia Ulfah Firda ( P27833117064 )
• Friska Aprilianty ( P27833117065 )
• Rehma Dimar Vina S ( P27833117066 )
• Maulidia Qurotaayun ( P27833117067 )
Pengertian Bahan Perekat
Bahan perekat adalah suatu bahan yang
apabila dicampur dengan air akan
membentuk pasta kemudian mengeras
dan setelah mengeras tidak larut kembali
dalam air.
Yang termasuk bahan perekat
1. Kapur
Kapur digunakan sebagai bahan adukan untuk bangunan. pembuatan kapur
dilakukan dengan cara membakar batu kapur pada tungku-tungku sederhana.
hasil pembakaran tersebut di campur dengan air dan terbentuklah bahan
perekat.
jenis-jenis kapur :
1. batu kapur kalsium
2. batu kapur magnesia
3. batu kapur dolomit
4. batu kapur hidrolis
5. margel
6. marmer dan batu kapur padat
2. Semen
Semen adalah zat yang dugunakan untuk merekatkan bahan
bangunan (batu, batako, dan lainnya).
jenis jenis semen:
1. semen portland
2. water proofed cemend
3. semen putih
4. high alumina cemend
5. semen anti bakteri
6. oil well cement ( OWC )
7. semen campur
3. Dolomit
Dolomit merupakan limbah dari marmer yang digunakan sebagai
bahan kontruksi bangunan, yang merupakan bahan dasar
pembuatan jalan, agregat beton dan aspal.
jenis-jenis kapur dolomit:
1. kapur toho
2. kapur tembok.
3. kapur karbonat
PERHITUNGAN TULANGAN
Perhitungan tulangan pada besi konstruksi beton bertulang berfungsi sebagai
panahan tegangan tarik. penggunaan besi dalam beton bertulang karena beton hanya
kuat terhadap gaya tekan. sebelum melaksanakan pekerjaan beton bertulang terlebih
dahulu kita menghitung kebutuhan volume material besi beton sehingga dapat
dipersiapkan sebelumnya dengan jumlah yang tepat. Konstruksi balok beton banyak
digunakan pada sloof rumah, balok lantai, gelagar jembatan, struktur balok gedung dan
bagian struktur bangunan lainnya.
Contoh menghitung kebutuhan besi
misalnya sebuah pekerjaan kolom beton bertulang ukuran 20cm
x 30cm setinggi 6m

Menghitung kebutuhan besi tulangan balok


• volume besi D10 adalah 4bh x 6m = 24 m'
• jika panjang besi perbuah dipasaran adalah 11m maka kebutuhan besi
adalah 24m:11m=2.18 buah (*panjang besi dpasaran ada yang 11m dan
ada juga yang 12m).
• berat per m' besi D10 adalah 0,617 kg maka total kebutuhan besi D10
adalah 0,617 kg/m x 24 = 14,808 kg
Menghitung Kebutuhan Besi Tulangan Sengkang atau Cincin

• panjang tulang sengkang perbuah adalah 25+15+25+15+5+5 = 90 cm =


0,9 m
• jumlah tulangan sengkang pada kolom setinggi 6m dengan jarak
pemasangan 15cm adalah 6 : 0,15 = 40 buah besi tulangan sengkang
• total panjang besi tulangan sengkang adalah 40bh x 0,9m = 36m
• jika panjang besi perbuah dipasaran 11m maka kebutuhan besi tulangan
sengkang 36 : 11 = 3,27 buah
• berat besi per kg besi D8 adalah 0,395 kg maka jumlah kebutuhan besi
adalah 0,395 kg/m x 36m = 14.22 kg
dari perhitungan diatas maka kebutuhan besi tulangannya adalah
:

• besi D10 = 2.18 batang = 14.808 kg


• besi D8 = 3.27 batang = 14.22 kg
• beton sebesar 0.2 x 0.3 x 6 = 0.36 m3
TABEL BERAT BESI

Dalam perhitungan struktur bangunan maupun pembuatan


bestat besi diperlukan data berat per m sehingga dapat dihitung
total berat struktur yang akan dihitung atau jumlah besi dalam kg
yang harus dibeli untuk melaksanakan sebuah kegiatan
pembangunan struktur beton bertulang. harga besi yang
terkadang naik sehingga membuat biaya pembangunan melonjak
dapat dihemat dengan cara menghitung struktur bangunan yang
menggunakan besi sedikit mungkin namun tetap kuat dan bisa
berfungsi sebagaimana mestinya.
TABEL BERAT BESI
NO UKURAN (mm) BERAT (kg)
1 6 0.222
2 8 0.395
3 9 0.500
4 10 0.617
5 12 0.888
6 13 1.040
7 16 1.578
8 19 2.223
9 22 2.985
10 25 3.853
11 28 4.830
12 29 5.185
13 32 6.313
14 36 7.990
TABEL BERAT BESI
NO UKURAN (mm) BERAT (kg)
15 6p 0.22
16 8p 0.4
17 9p 0.5
18 10p 0.62
19 12p 0.89
20 13p 1.04
21 16p 1.57
22 16p 1.58
23 19p 2.23
24 22p 2.98
25 25p 3.85
26 28p 4.83
27 29p 5.19
28 32p 6.31
29 36p 7.99
Perhitungan Tulangan Jalan Beton
Jalan beton adalah sebutan untuk jalan yang terbuat dari beton bertulang. jalan ini
diklaim memiliki kekuatan yang sangat kokoh, baik untuk menahan gaya beban
maupun gaya tarik. jadi, tidak mengherankan apabila saat ini banyak jalanan di
indonesia yang terbuat dari beton. jalan beton dinilai lebih kuat dan lebih awet
dibandingkan dengan jalan aspal.
Pada dasarnya, pembuatan jalan beton dilakukan dengan menggunakan metode
perkerasan kaku. Perkerasan ini tersusun atas lapis pondasi bawah yang ada di atas
tanah dasar (opsi), plat/slab beton sebagai lapis pondasi, dan lapisan beton di bagian
teratas sebagai lapis permukaan. Perkerasan kaku dengan modulus elastisitas yang
tinggi memungkinkan beban dapat didistribusikan ke bidang tanah dasar yang cukup
luas sehingga kapasitas struktur perkerasan terbesar diperoleh dari plat beton.
Perhitungan tulangan jalan beton
besi tulangan yang dipakai dalam perkerasan kaku mempunyai fungsi utama untuk :
• membatasi lebar retakan, agar kekuatan pelat tetap dapat dipertahankan
• memungkinkan penggunaan pelat yang lebih panjang agar dapat mengurangi jumlah smbungan
melintang sehingga dapat meningkatkan kenyamanan.
• mengurangi pengaruh kembang susut karena perubahan suhu
• mengurangi biaya pemeliharaan

besi tulangan yang dipakai harus bersih dari oli, kotoran, karat, dan pengelupasan. tulangan harus
dipasang sebelum pembetonan dengan diberi penyangga yang ditahan pada letak yang diinginkan.
ukuran / jarak tulangan dari permukaan beton adalah :
• 60 ± 10 mm di bawah permukaan beton, untuk tebal pelat kurang dari 270 mm
• 70 ± 10 mm di bawah permukaan beton, untuk tebal pelat 270 mm atau lebih
Contoh Perencanaan Jalan Beton akses Jogja - Gunung
Kidul
Metode perencanaan yang pertama dilakukan adalah dengan menganalisis panjang dan
lebar jalan aspal yang akan direncanakan menjadi jalan beton, kemudian mensurvei jumlah
kendaraan yang melewati jalan tersebut, terutama untuk kendaraan kelas berat dengan bobot
melebihi lima ton, seperti : Truk 3 as, kontainer, dan truk gandeng. Berikut adalah Tabel data
lalu lintas yang telah didapatkan :
Jenis Kendaraan
LV MV MC
Waktu
Sepeda
Mobil Pick Up Truk Kecil Bus Truk 2 as Truk 3 as
Motor
4 jam 490 171 218 158 140 101 1496
VJP 123 43 55 40 47 26 374
Keterangan :
VJP (volume jam kendaraan), yaitu jumlah lalu lintas yang direncanakan akan melintasi suatu
penampang jalan selama 1 jam untuk perencanaan
Untuk rekapitulasi konfigurasi dan beban kendaraannya,
dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :
Jenis Kendaraan Konfigurasi dan Beban VJP LHR (VJP/15%) Jumlah Sumbu

Mobil Penumpang (1+1) ton = 2 ton 123 820 -

Bus (3+5) ton = 8 ton 40 267 533

Truk 2 as (2+4) ton = 6 ton 47 313 627

Truk 3 as (6+14) ton = 20 ton 26 173 346


Tahap Perencanaan

1. Data Teknis
Data teknis jalan beton yang akan direncanakan adalah sebagai berikut :
a. Umur rencana = 20 tahun
b. Tebal Pondasi bawah (dengan batu pecah) = 15 cm
c. Faktor gesekan pondasi = 1,5 (batu pecah)
d. MR beton = 40 kg/ cm3
e. Fs BJTU 39 = 3390 kg/ cm3
f. Pertumbuhan lalu lintas = 5% per tahun
g. Peranan Jalan = arteri
h. Koefisien distribusi jalur = 0,7 (2 jalur 1 arah)
Perencanaan Tebal Plat Beton
1. Menghitung Jumlah Kendaraan Niaga (JKN) selama umur rencana (20 tahun).
JKN = 365 x JKNH x R
JKNH = jumlah bus + jumlah truk 2 as + jumlah truk 3 as
= 267 + 313 + 173
= 753 kendaraan

Sehingga diperoleh
JKN = 365 x JKNH x R
= 365 x 753 x 33,06
= 9.092.035 kendaraan

2. Menghitung Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga Harian (JSKNH) dan Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga (JSKN) selama umur rencana (20 tahun).
JSKN JSKN = 365 x JSKNH x R
JSK JSKNH = sumbu bus + sumbu truk 2 as + sumbu truk 3 as
= 533 + 627 + 347 = 1507
Sehingga diperoleh
JSKN JSKN = 365 x JSKNH x R
= 365 x 1507x 33,06
= 18.184.071 kendaraan
3. Menghitung persentase masing- masing beban sumbu dan jumlah repetisi yang akan terjadi
selama umur rencana (20 tahun).

Tabel Persentase Beban Sumbu dan Jumlah Repetisi Selama Umur Rencana (20 Tahun).

Konfigurasi Volume Beban Sumbu % Konfigurasi Jumlah


Sumbu (ton sumbu* Repetisi**

STRT (truk 2 as) 313 2 3,11% 19,85 x 104


STRT (bus) 267 3 2,65% 16,89 x 104
STRG (truk 2 as) 313 4 3,11% 19,85 x 104
STRG (bus) 267 5 2,65% 16,89 x 104
STRT (truk 3 as) 173 6 1,46% 9,29 x 104
STRG (truk 3 as) 173 14 1,46% 9,29 x 104
4. Perhitungan tebal pelat beton
perencanaan tulangan
A. Tulangan Melintang

Maka dipakai 2 tulangan → 2D10 – 500 mm.


Karena berdasarkan peraturan penulangan untuk arah melintang harus
berjarak 300 ± 50 mm, maka digunakan 2D10- 250 mm.
B. Tulangan memanjang

Maka penggunaan tulangan memanjang adalah


7D12 – 150 mm.
Gambar penulangan tiap segmen
Rencana pembetonan setiap segmen
Dari hitungan yang telah dilakukan diperoleh lapisan perkerasan beton dengan
tebal 150 mm dan penulangan arah melintang sebesar D10 – 250 mm serta
penulangan untuk arah memanjang diperoleh sebesar D12 – 150 mm. Berikut
ini ilustrasi Jalan Aspal sebelum dan setelah dirubah menjadi Jalan Beton.

Jalan Aspal Sebelum diubah menjadi Jalan Beton Jalan Aspal Sesudah diubah menjadi Jalan Beton
Daftar Pustaka
• http://operator-it.blogspot.co.id/2014/03/bahan-perekat-
hidrolistis.html?m=1
• http://arsitekdansipil.blogspot.co.id/2014/06/perencanaan-jalan-beton-
akses-jogja.html
• https://www.slideshare.net/abdhamid9847/perencanaan-jalan-beton
• http://arafuru.com/sipil/ini-metode-pembuatan-jalan-beton-yang-
lengkap.html
• http://www.ilmusipil.com/tabel-berat-besi
• http://www.ilmusipil.com/cara-menghitung-volume-besi-beton-
bertulang

Anda mungkin juga menyukai