Pertemuan 2 - Pengenalan Fasilitas Dan Jenis Komunikasi Penerbangan 2
Pertemuan 2 - Pengenalan Fasilitas Dan Jenis Komunikasi Penerbangan 2
TEKNIK FASILITAS
KOMUNIKASI
PENERBANGAN
A. Fasilitas komunikasi lalu lintas penerbangan /AMS, fasilitas yang digunakan untuk
komunikasi antara pengawas (controller) dengan penerbang (pilot).
(1) VHF Air Ground Communication
(2) HF Air Ground Communication
(3) ATIS (Aerodrome Terminal Information System)
B. Fasilitas komunikasi antar stasiun komunikasi penerbangan / AFS, fasilitas ini umumnya
digunakan untuk mendukung komunikasi ground to ground antara lain :
(1) HF – SSB
(2) DIRECT SPEECH
(4) Radio Link
AIRNAV INDONESIA
3
info@airnavindonesia.go.id
Parameter yang wajib dipenuhi dibidang komunikasi
penerbangan, antara lain :
• Transaction time yaitu waktu maksimum untuk penyelesaian
operasional transaksi komunikasi (komunikasi dua arah) setelah
dilakukan komunikasi yang sesuai dengan prosedur awal (atau
alternatif bila terjadi gangguan komunikasi).
• Integrity (integritas) yaitu kemungkinan terjadinya kesalahan
(error) dalam operasional transaksi komunikasi.
• Availability (ketersediaan) yaitu kemungkinan berlangsungnya
operasional transaksi komunikasi yang sesuai akan kebutuhan
(baik diudara maupun didarat)
• Continuity (berkelanjutan) yaitu kemungkinan terjadinya
operasional transaksi komunikasi yang berkelanjutan dalam satu
waktu komunikasi.
AIRNAV INDONESIA
4
info@airnavindonesia.go.id
PELAYANAN RUANG UDARA
AIRNAV INDONESIA
5
info@airnavindonesia.go.id
AIRNAV INDONESIA
6
info@airnavindonesia.go.id
Document ICAO no. 9426 tentang ATS Planning Manual
(pembagian airspace)
AIRNAV INDONESIA
7
info@airnavindonesia.go.id
AIRNAV INDONESIA
8
info@airnavindonesia.go.id
PELAYANAN RUANG UDARA
Berdasakan Document ICAO no. 9426 tentang ATS Planning
Manual yang menjelaskan bahwa pelayanan ruang udara
pada dasarnya dibagi menjadi dua wilayah udara dan satu
regional ruang udara :
AIRNAV INDONESIA
11
info@airnavindonesia.go.id
(3) Area Control Centre (ACC)
• Wilayah kerja dari ACC adalah wilayah yang mencakup dari beberapa
APP, pada umumnya wilayah kerja ACC ini diatur oleh unit kerja ACC
yang bertugas untuk menerima dan mengirimkan pergerakan pesawat
untuk memasuki ruang udara APP yang dituju.
• Selain itu ACC juga bertugas untuk memberikan clearance (izin) bagi
pesawat untuk memasuki wilayah kerja ACC yang berada di sekitarnya
maupun memberikan jalur bagi pesawat udara yang akan masuk ke
wilayahnya.
• Di Indonesia wilayah ACC terdiri dari 2 ACC (ACC Jakarta dan ACC
Makasar), unit kerja ACC menggunakan Radar sebagai fasilitas bantu
dalam mengatur pergerakan pesawat.
• Wilayah kerja ACC di Indonesia (sesuai yang di declear ICAO) adalah
kisaran 17.000 kaki hingga 24.000 kaki .
AIRNAV INDONESIA
12
info@airnavindonesia.go.id
Wilayah Udara Tidak Terkendali (Uncontrolled Airspace)
Wilayah udara tidak terkendali adalah ruang udara yang wilayahnya tidak
terlalu padat atau jangkauan wilayahnya yang terlalu tinggi dan jauh.
Perbedaan yang mendasar antara controlled air space dengan uncontrolled
airspace adalah petugas pengatur ruang udara uncontrolled airspace hanya
memberikan informasi kepada pesawat. Unit-unit ATS tersebut adalah :
AIRNAV INDONESIA
13
info@airnavindonesia.go.id
(2) MWARA (Major World Air Route Area)
• Pada prinsipnya MWARA mirip dengan RDARA, yang
mendasar perbedaannya, wilayah kerja MWARA meliputi
ruang udara di atas wilayah udara ACC, dan ruang udara
bebas (tidak berada dalam naungan ACC negara manapun)
yang umumnya berada di atas lautan luas, diberikan
informasi oleh unit kerja MWARA ini.
• Khusus di wilayah Indonesia, maka unit kerja MWARA
menaungi wilayah udara di atas ketinggian 24.000 kaki. Yang
luasnya sesuai dengan luas wilayah udara unit kerja ACC.
AIRNAV INDONESIA
14
info@airnavindonesia.go.id
Flight Information Region (FIR)
Flight information region adalah pembagian ruang udara dengan dimensi yang
ditetapkan, dimana flight information service (FIS) dan alerting service tersedia. FIR
merupakan wilayah peredaran data pada satu wilayah yang menggabungkan beberapa
ruang udara. Jaringan komunikasi data penerbangan yang digunakan adalah AFTN
(Aeronautical Fixed Telecomunication Network) dengan VSAT sebagai media transmisinya.
Selain media VSAT juga menggunakan media HF Data Link. Pada pene-rapannya FIR
memiliki Unit-unit ATS yang bernaung di bawahnya, yaitu :
AIRNAV INDONESIA
15
info@airnavindonesia.go.id
(2) SubCommunication Station
• Sub Communication Station (subcomm station) bertugas menghimpun
data dan mendistribusikan ke comm centre di atasnya dan tributary
station yang berada di bawahnya, juga memberikan dan menghimpun
data ke unit ATS pengatur lalu lintas udara yang berada di bandaranya
(umumnya berada di wilayah udara APP).
AIRNAV INDONESIA
16
info@airnavindonesia.go.id
FLIGHT PROFILE
AIRNAV INDONESIA
17
info@airnavindonesia.go.id
• Step 1- Preflight: Pilot files the flight plan & send to the
Tower controller. Tower inform pilot the weather
information. Flight checks, push-back from the gate & taxi to
the runway.
• Step 2- Take-off: Tower controller gives pilot clearance for
take-off, aircraft powers up & take-off.
• Step 3- Departure: Aircraft climbs to a define altitude Tower
controller pass their communication with pilot to the
Departure Controller. Pilot receives clearance for routing.
AIRNAV INDONESIA
18
info@airnavindonesia.go.id
• Step 4- En-route: Communication with the pilot then pass to
the Air Route Controller. Air route controller instructing pilot
to the specific altitude and heading.
• Step 5- Descent: Near airport Approach Controller
instructing pilot to descent & change heading.
• Step 6- Approach: Pilot receives approach clearance & the
then communication with pilot is passed to the Tower
Controller.
• Step 7- Landing: Local controller at tower gives clearance for
landing. Ground controller directs the pilot across the
taxiways to its destination gate at the terminal.
AIRNAV INDONESIA
19
info@airnavindonesia.go.id
QUIS ???
AIRNAV INDONESIA
20
info@airnavindonesia.go.id
MATSC Makassar
TERIMA
KASIH