Anda di halaman 1dari 21

MATSC Makassar

TEKNIK FASILITAS
KOMUNIKASI
PENERBANGAN

DIVISI TEKNIK FASILITAS KOMUNIKASI PENERBANGAN


PROFIL DOSEN 1 & DOSEN 2
• Nama : Islamuddin Ali
• Tempat, Tgl Lahir : Makassar, 2 JULI 1979
• Pendidikan : D.III PTR ANGKATAN 16, STPI CURUG
S1 EKONOMI STIE, PALU
• Instansi kerja : Airnav Indonesia, Cab. MATSC

• Nama : Allan Michael Lengkong


• Tempat, Tgl Lahir : Manado, 8 Mei 1993
• Pendidikan : D.IV TNU ANGKATAN 15, STPI CURUG
• Instansi kerja : Airnav Indonesia, Cab. MATSC
AIRNAV INDONESIA
2
info@airnavindonesia.go.id
FASILITAS KOMUNIKASI PENERBANGAN
Secara umum fasilitas komunikasi penerbangan yang ada saat ini adalah sebagai berikut :

A. Fasilitas komunikasi lalu lintas penerbangan /AMS, fasilitas yang digunakan untuk
komunikasi antara pengawas (controller) dengan penerbang (pilot).
(1) VHF Air Ground Communication
(2) HF Air Ground Communication
(3) ATIS (Aerodrome Terminal Information System)

B. Fasilitas komunikasi antar stasiun komunikasi penerbangan / AFS, fasilitas ini umumnya
digunakan untuk mendukung komunikasi ground to ground antara lain :
(1) HF – SSB
(2) DIRECT SPEECH
(4) Radio Link

AIRNAV INDONESIA
3
info@airnavindonesia.go.id
Parameter yang wajib dipenuhi dibidang komunikasi
penerbangan, antara lain :
• Transaction time yaitu waktu maksimum untuk penyelesaian
operasional transaksi komunikasi (komunikasi dua arah) setelah
dilakukan komunikasi yang sesuai dengan prosedur awal (atau
alternatif bila terjadi gangguan komunikasi).
• Integrity (integritas) yaitu kemungkinan terjadinya kesalahan
(error) dalam operasional transaksi komunikasi.
• Availability (ketersediaan) yaitu kemungkinan berlangsungnya
operasional transaksi komunikasi yang sesuai akan kebutuhan
(baik diudara maupun didarat)
• Continuity (berkelanjutan) yaitu kemungkinan terjadinya
operasional transaksi komunikasi yang berkelanjutan dalam satu
waktu komunikasi.

AIRNAV INDONESIA
4
info@airnavindonesia.go.id
PELAYANAN RUANG UDARA

AIRNAV INDONESIA
5
info@airnavindonesia.go.id
AIRNAV INDONESIA
6
info@airnavindonesia.go.id
Document ICAO no. 9426 tentang ATS Planning Manual
(pembagian airspace)

AIRNAV INDONESIA
7
info@airnavindonesia.go.id
AIRNAV INDONESIA
8
info@airnavindonesia.go.id
PELAYANAN RUANG UDARA
Berdasakan Document ICAO no. 9426 tentang ATS Planning
Manual yang menjelaskan bahwa pelayanan ruang udara
pada dasarnya dibagi menjadi dua wilayah udara dan satu
regional ruang udara :

• Wilayah Udara Terkendali (Controlled Airspace)

• Wilayah Udara Tidak Terkendali (Uncontrolled Airspace)

• Flight Information Region (FIR)


AIRNAV INDONESIA
9
info@airnavindonesia.go.id
Wilayah udara terkendali (controlled airspace)
Wilayah udara terkendali (controlled airspace) adalah wilayah udara yang
penggunaannya diatur oleh unit-unit ATS (air traffic service). Penerbang
wajib menaati perintah yang diberikan oleh pengatur lalu lintas
penerbangan. Wilayah udara terkendali dibagi kembali menjadi
beberapa kelas berdasarkan kewenangan, luas dan ketinggian dari
ruang udara yang tersedia. Yaitu :

(1) Aerodrome Control (ADC) / Tower


• Wilayah kerja ADC adalah wilayah dimana seorang pengatur lalu lintas
udara dapat melihat kedatangan dan keberangkatan dengan visual,
yang berarti seorang pengatur lalu lintas udara dapat melihat
pergerakan pesawat secara visual dari atas menara pengawas (tower).
• Umumnya hingga ketinggian 10.000 kaki.
• Dengan luas 5 NM dari bandara.
AIRNAV INDONESIA
10
info@airnavindonesia.go.id
(2) Approach Control (APP)
• Wilayah kerja dari APP adalah wilayah yang mencakup dari beberapa
ADC, pada umumnya wilayah kerja APP ini diatur oleh unit kerja APP
yang bertugas untuk menerima dan mengirimkan pergerakan pesawat
untuk mendekati ruang udara ADC yang dituju.
• Selain itu APP juga bertugas untuk memberikan clearance (izin) bagi
pesawat untuk memasuki wilayah kerja ACC maupun memberikan
jalur bagi pesawat udara yang akan masuk ke wilayahnya.
• Di beberapa wilayah APP di Indonesia, unit kerja APP sudah
menggunakan Radar sebagai fasilitas bantu dalam mengatur
pergerakan pesawat.
• Wilayah kerja APP di Indonesia (sesuai yang dinyatakan oleh ICAO)
adalah kisaran 10.000 kaki hingga 17.000 kaki dengan luas wilayahnya
mencapai 25 -30 NM

AIRNAV INDONESIA
11
info@airnavindonesia.go.id
(3) Area Control Centre (ACC)
• Wilayah kerja dari ACC adalah wilayah yang mencakup dari beberapa
APP, pada umumnya wilayah kerja ACC ini diatur oleh unit kerja ACC
yang bertugas untuk menerima dan mengirimkan pergerakan pesawat
untuk memasuki ruang udara APP yang dituju.
• Selain itu ACC juga bertugas untuk memberikan clearance (izin) bagi
pesawat untuk memasuki wilayah kerja ACC yang berada di sekitarnya
maupun memberikan jalur bagi pesawat udara yang akan masuk ke
wilayahnya.
• Di Indonesia wilayah ACC terdiri dari 2 ACC (ACC Jakarta dan ACC
Makasar), unit kerja ACC menggunakan Radar sebagai fasilitas bantu
dalam mengatur pergerakan pesawat.
• Wilayah kerja ACC di Indonesia (sesuai yang di declear ICAO) adalah
kisaran 17.000 kaki hingga 24.000 kaki .

AIRNAV INDONESIA
12
info@airnavindonesia.go.id
Wilayah Udara Tidak Terkendali (Uncontrolled Airspace)

Wilayah udara tidak terkendali adalah ruang udara yang wilayahnya tidak
terlalu padat atau jangkauan wilayahnya yang terlalu tinggi dan jauh.
Perbedaan yang mendasar antara controlled air space dengan uncontrolled
airspace adalah petugas pengatur ruang udara uncontrolled airspace hanya
memberikan informasi kepada pesawat. Unit-unit ATS tersebut adalah :

(1) RDARA (Regional Domestic Air Route Area)


• Adalah ruang udara yang berada diantara wilayah udara ADC dan berada
di bawah wilayah kerja APP, yang membedakan adalah kewenangannya,
sesuai dengan tulisan di atas bahwa uncontorlled airspace hanya
memberikan informasi bukan mengatur pergerakan, dan pesawat juga
hanya bertugas untuk melaporkan posisinya kepada petugas RDARA.

AIRNAV INDONESIA
13
info@airnavindonesia.go.id
(2) MWARA (Major World Air Route Area)
• Pada prinsipnya MWARA mirip dengan RDARA, yang
mendasar perbedaannya, wilayah kerja MWARA meliputi
ruang udara di atas wilayah udara ACC, dan ruang udara
bebas (tidak berada dalam naungan ACC negara manapun)
yang umumnya berada di atas lautan luas, diberikan
informasi oleh unit kerja MWARA ini.
• Khusus di wilayah Indonesia, maka unit kerja MWARA
menaungi wilayah udara di atas ketinggian 24.000 kaki. Yang
luasnya sesuai dengan luas wilayah udara unit kerja ACC.

AIRNAV INDONESIA
14
info@airnavindonesia.go.id
Flight Information Region (FIR)
Flight information region adalah pembagian ruang udara dengan dimensi yang
ditetapkan, dimana flight information service (FIS) dan alerting service tersedia. FIR
merupakan wilayah peredaran data pada satu wilayah yang menggabungkan beberapa
ruang udara. Jaringan komunikasi data penerbangan yang digunakan adalah AFTN
(Aeronautical Fixed Telecomunication Network) dengan VSAT sebagai media transmisinya.
Selain media VSAT juga menggunakan media HF Data Link. Pada pene-rapannya FIR
memiliki Unit-unit ATS yang bernaung di bawahnya, yaitu :

(1) Communication Centre Station


• Adalah pusat pengendalian data penerbangan, Communication Centre (Comm Centre)
bertugas untuk menghimpun, menerima data dan mendistrbusikan data kepada unit
– unit ATS di bawahnya dan juga mengirimkan dan menerima informasi ke unit – unit
ATS yang bertugas mengatur lalu lintas penerbangan (umumnya berada di wilayah
lalu lintas penerbangan ACC) dan melakukan pertukaran data dengan Comm Centre
yang terhubung.

AIRNAV INDONESIA
15
info@airnavindonesia.go.id
(2) SubCommunication Station
• Sub Communication Station (subcomm station) bertugas menghimpun
data dan mendistribusikan ke comm centre di atasnya dan tributary
station yang berada di bawahnya, juga memberikan dan menghimpun
data ke unit ATS pengatur lalu lintas udara yang berada di bandaranya
(umumnya berada di wilayah udara APP).

(3) Tributary Station


• Tributary station bertugas menghimpun data dan mendistribusikan ke
Subcomm station di atasnya, juga memberikan dan menghimpun data
ke unit ATS pengatur lalu lintas udara yang berada di bandaranya
(umumnya berada di wilayah udara yang hanya menggunakan ruang
udara ADC) dan uncontrolled airspace.

AIRNAV INDONESIA
16
info@airnavindonesia.go.id
FLIGHT PROFILE

AIRNAV INDONESIA
17
info@airnavindonesia.go.id
• Step 1- Preflight: Pilot files the flight plan & send to the
Tower controller. Tower inform pilot the weather
information. Flight checks, push-back from the gate & taxi to
the runway.
• Step 2- Take-off: Tower controller gives pilot clearance for
take-off, aircraft powers up & take-off.
• Step 3- Departure: Aircraft climbs to a define altitude Tower
controller pass their communication with pilot to the
Departure Controller. Pilot receives clearance for routing.

AIRNAV INDONESIA
18
info@airnavindonesia.go.id
• Step 4- En-route: Communication with the pilot then pass to
the Air Route Controller. Air route controller instructing pilot
to the specific altitude and heading.
• Step 5- Descent: Near airport Approach Controller
instructing pilot to descent & change heading.
• Step 6- Approach: Pilot receives approach clearance & the
then communication with pilot is passed to the Tower
Controller.
• Step 7- Landing: Local controller at tower gives clearance for
landing. Ground controller directs the pilot across the
taxiways to its destination gate at the terminal.

AIRNAV INDONESIA
19
info@airnavindonesia.go.id
QUIS ???

AIRNAV INDONESIA
20
info@airnavindonesia.go.id
MATSC Makassar

TERIMA
KASIH

DIVISI TEKNIK FASILITAS KOMUNIKASI PENERBANGAN


AIRNAV INDONESIA
21
info@airnavindonesia.go.id

Anda mungkin juga menyukai