Anda di halaman 1dari 38

Persekutuan: Pendirian,

Pengoperasian, dan
Perubahan Keanggotaan
Partnerships

 Persekutuan (Partnerships) merupakan bentuk


usaha yang populer karena mudah dalam
pendiriannya dan memungkinkan beberapa
individu untuk menggabungkan bakat dan
kemampuan mereka dalam satu usaha tertentu

 Selain itu, persekutuan menyediakan sarana yang


lebih fleksibel untuk memperoleh tambahan
modal dibandingkan dengan perusahaan
perorangan dan memungkinkan pembagian risiko
dalam pertumbuhan usaha yang cepat.
Partnerships

 Akuntansi untuk persekutuan mensyaratkan


pengakuan atas beberapa faktor penting.

 Pertama, dari sudut pandang akuntansi,


persekutuan adalah entitas usaha yang terpisah.

 Dari sudut pandang hukum, sebuah persekutuan


seperti halnya perusahaan perorangan, tidaklah
terpisah dari pemiliknya.
Partnerships

 Kedua, walaupun banyak persekutuan mencatat


operasi mereka menggunakan basis kas atau basis
kas yang dimodifikasi.

 Pilihan tersebut diperkenankan karena pencatatan


dalam persekutuan dilakukan untuk para sekutu
dan harus mencerminkan informasi yang mereka
butuhkan.
Partnerships

 Laporan keuangan persekutuan biasanya disusun


hanya bagi para sekutu dan terkadang bagi
kreditor.

 Tidak seperti perusahaan publik, kebanyakan


persekutuan tidak disyaratkan untuk diaudit atas
laporan keuangan tahunannya.
Partnerships

 Walaupun banyak persekutuan mengikuti prinsip


akuntansi yang berlaku umum, penyimpangan dari
prinsip tersebut masih ditemukan dalam praktik.

 Kebutuhan khusus bagi persekutuan adalah


kriteria umum untuk menentukan kebijakan
akuntansi yang digunakan untuk persekutuan
tertentu
Definition of a Partnership

 KUHPer Bab VIII, Bagian 1, Pasal 1618 menyatakan


bahwa “persekutuan adalah perjanjian antara dua
pihak atau lebih yang setuju untuk menginvestasikan
sesuatu kedalam usaha dan laba yang diperolehnya
dibagi diantara mereka”
Formation of a Partnership

 Kesepakatan untuk mendirikan sebuah


persekutuan bisa bersifat informal atau bisa
bersifat formal

 Setiap sekutu harus setuju atas perjanjian


pendirian, dan para sekutu sangat disarankan
untuk memiliki perjanjian tertulis secara formal
utnuk menghindari potensi konflik yang mungkin
timbul selama pengoperasian usaha.
KARATERISTIK PERSEKUTUAN

 Perjanjian persekutuan, KUHPer dan KUHD


mengatur hubungan dalam persekutuan yang tidak
disajikan secara spesifik dalam perjanjian
persekutuan

 Persekutuan sebagai entitas terpisah  sebuah


persekutuan merupakan entitas bisnis terpisah
dari para sekutu

 Sekutu adalah wakil  tiap sekutu adalah wakil


atas transaksi yang biasa terjadi dalam bisnis.
 Kewajiban sekutu adalah kewajiban bersama  seluruh
sekutu dapat dikenakan tanggung jawab untuk seluruh
kewajiban persekutuan kecuali dinyatakan dalam
hukum.
 Hak dan kewajiban sekutu  tiap sekutu memiliki akun
modal yang menunjukkan jumlah kontribusi sekutu
tersebut dalam persekutuan, bersih dari kewajiban dan
bagian sekutu atas laba atau rugi persekutuan dikurangi
berbagai pembagian
 Kepemilikan sekutu yang dapat dialihkan dalam
persekutuan
 Berhentinya sekutu
Partnership Formation

 Pada saat pendirian persekutuan,


sangatlah penting untuk melakukan
penilaian yang tepat terhadap aset selain
kas dan kewajiban yang disetorkan oleh
masing-masing sekutu.

 Setiap kontribusi dari sekutu akan


menjadi kekayaan persekutuan dan
dimiliki secara bersama.
Partnership Formation

 Persekutuan harus dapat memisahkan


secara jelas antara kontribusi modal dan
pinjaman yang diberikan oleh sekutu
kepada persekutuan.

 Perjanjinan pinjaman haruslah memiliki


bukti tertulis atau dokumen lain yang
secara legal dapat membuktikan bahwa
terdapat perjanjian dari salah satu sekutu
kepada persekutuan.
Partnership Formation

 Aset yang disetorkan harus dinilai sebesar


nilai wajarnya, yang mungkin
membutuhkan jasa penilai atau teknik
penilai lain.

 Kewajiban harus dinilai sebesar nilai


sekarang dari sisa arus kas yang akan
dibayarkan.
Partnership Formation

 Setiap sekutu harus setuju atas presentase ekuitas


yang akan dimiliki masing-masing atas aset bersih
persekutuan.

 Secara umum, saldo modal ditentukan proporsional


dari modal yang disetorkan masing-masing sekutu.

 Contoh : Jika A menyetorkan 70% dari aset bersih


persekutuan bersama B, maka A akan memiliki 70%
bagian modal dan B akan mendapatkan 30% bagian
modal.
Partnership Formation

 Dalam pengakuan faktor-faktor yang tidak


berujud seperti kemampuan khusus dan
koneksi usaha dari sekutu, para sekutu
menyepakati berapapun persentase
pembagian tersebut

 Jadi, sebelum mencatat setoran modal


awal, semua sekutu harus setuju atas
penilaian aset dan bagian modal masing-
masing sekutu.
Contoh

Kas Rp.3.000.000 Kewajiban Rp.10.000.00


Persediaan 7.000.000 Modal Aldi 0
Peralatan 20.000.000 15.000.000
Akm penystn (5.000.000)
Total Aset Rp.25.000.000 Total pasiva Rp.25.000.000

 Aldi perusahaan perorangan telah mengembangkan bebrapa piranti


lunak untuk berbagai jenis komputer. Berikut adalah saldo dari
akun-akun Aldi pada 31 Desember 20x0

 Aldi membutuhkan bantuan teknis dari pihak lain untuk


meningkatkan penjualan dan menawarkan kepada Bayu, pihak
yang tertarik pada usahanya untuk bergabung. Aldi dan Bayu
setuju untuk membentuk persekutuan. Usaha Aldi diaudit, aset
bersihnya dinilai uang
 Hasil audit dan penilaian menyatakan bahwa ada
kewajiban senilai Rp.1.000.000 yang tidak
tercatat, persediaan dinilai sebesar Rp.9.000.000
dan peralatan memiliki nilai wajar Rp.19.000.000

 Aldi dan Bayu menyiapkan dan menandatangani


perjanjian persekutuan yang mencakup semua
kebijakan operasi yang signifikan. Bayu akan
menyetorkan uang tunai sebesar Rp.10.000.000
untuk sepertiga kepemilikan modal. Persekutuan
AB mengambil alih semua usaha Aldi termasuk
kewajibannya
Jurnal mencatat penyetoran modal awal

Kas 13.000.000
Persediaan 9.000.000
Peralatan 19.000.000
Kewajiban 11.000.000
 JanuariModal,
20x1 Aldi 20.000.000
Modal, Bayu 10.000.000

 Modal dari persekutuan adalah Rp.30.000.000. Nilai tersebut adalah


penjumlahan masing-masing sekutu dan juga merupakan nilai aset
dikurangi dengan kewajiban. Bayu akan menerima sepertiga
kepemilikan modal dalam persekutuan dengan kontribusi
Rp.10.000.000
 Jumlah bagian modal masing-masing sekutu tidak harus sebanding
dengan modal yang disetorkan. Sekutu dapat memutuskan modal sama
rata.
Partner’s Accounts

 Persekutuan bisa memiliki beberapa akun


untuk masing-masing sekutu dalam
pencatatan akuntansinya.

 Akun sekutu tersebut adalah sebagai


berikut :
Akun modal (Capital Accounts).
Akun Prive (Drawing Accounts).
Akun Pinjaman (Loan Accounts).
Akun modal (Capital
Accounts)
 Investasi awal para sekutu, setoran modal
selanjutnya, distribusi keuntungan atau
kerugian dan penarikan modal oleh sekutu
dicatat dalam akun modal para sekutu.

 Saldo akun modal menyajikan bagian aset


bersih masing-masing sekutu dalam
persekutuan.
Capital Accounts

 Setiap sekutu memiliki satu akun modal,


yang biasanya bersaldo kredit.

 Dalam keadaan tertentu, akun modal


seorang sekutu bisa saja berlado debit
disebut defisiensi (deficiency) atau
kadang-kadang dikatakan defisit, yang
terjadi karena kerugian dan penarikan
modal seorang sekutu melebihi modal
yang disetor dan pembagian keuntungan.
Drawing Accounts

 Para sekutu biasanya melakukan penarikan atas aset dari


persekutuan sepanjang tahun sebagai antisipasi atas keuntungan

 Akun penarikan terpisah terkadang diinginkan untuk mencatat


penarikan periodik dan kemudian ditutup kepada akun modal
pada akhir periode

Prive, Bayu 3.000.000


Kas 3.000.000
(Penarikan Rp.3.000.000 oleh Bayu)
Loan Accounts
 Persekutuan bisa meminta pendanaan tambahan
dari para sekutu.

 Pinjaman antara seorang sekutu dan persekutuan


harus dilengkapi dengan dokumen pinjaman yang
memadai seperti surat utang.

 Pinjaman dari sekutu dicatat sebagai kewajiban


dalam pembukuan persekutuan, sama seperti
kewajiban yang lain.
Allocating Profit or Loss

 Laba atau rugi dialokasikan kepada para


sekutu pada tiap akhir periode sesuai
dengan perjanjian dalam persekutuan
Allocating Profit or Loss
 Secara tidak langsung, semua persekutuan memiliki
perjanjian alokasi labatau rugi.
 Perjanjian tersebut harus diikuti secara benar, dan
jika ada yang tidak jelas, maka akuntan harus
memastikan bahwa semua sekutu setuju atas
distribusi laba atau rugi
 Terdapat baragam rencana distribusi laba atau rugi di
dunia usaha
 Beberapa persekutuan memiliki rencana distribusi
sedrhana, sedangkan yang lain bersifat kompleks.
 Menjadi tanggung jawab akuntan untuk
mendistribusikan laba atau rugi berdasarkan
perjanjian persekutuan terlepas seberapa sederhana
atau kompleks perjanjian tersebut
Allocating Profit or Loss

 Distribusi laba hampir sama dengan


dividen pada korporasi, distribusi ini tidak
seharusnya termasuk ke dalam laporan
laba rugi, terlepas bagaimana cara laba
tersebut didistribusikan.

 Distribusi laba dicatat langusng kepada


akun modal bukan beban.
Allocating Profit or Loss

 Kebanyakan persekutuan menggunakan


satu atau lebih metode distribusi
Rasio yang ditetapkan sebelumnya
atau Preselected ratio.
Bunga tas saldo modal atau Interest
on capital balances.
Gaji kepada sekutu atau Salaries to
partners.
Bonus kepada sekutu atau Bonuses
to partners.
Preselected Ratio

 Rasio yang ditetapkan sebelumnya biasanya adalah hasil


negoisasi antara sesama sekutu.

 Rasio pembagian laba bisa berdasarkan persentase


jumlah modal persekutuan, waktu dan tenaga yang
dicurahkan kepada persekutuan atau berbagai faktor
lainnya.

 Beberapa sekutu memiliki rasio yang berbeda jika


perusahaan mengalami kerugian diabndingkan jika
memperoleh keuntungan.
Contoh

Selama tahun 20x1, persekutuan AB memperoleh pendapatan


Rp.45.000.000 dan beban Rp.35.000.000 sehingga menghasilkan
laba Rp.10.000.000 pada tahun tersebut. Aldi masih memiliki
saldo modal Rp.20.000.000 selam atahun berjalan tetapi
investasi selama tahun berjalan berubah sbb :

Tanggal Debit Kredit Saldo


1 Januari Rp.10.000.000
1 Mei 3.000.000 7.000.000
1 September 500.000 7.500.000
1 November 1.000.000 6.500.000
31 Desember 6.500.000
Nilai debit sebesar Rp.3.000.000 dan Rp.1.000.000 dicatat
dalam akun penarikan Bayu, sedangkan tambahan investasi di
kredit ke akun modalnya
 Aldi dan Bayu setuju untuk membagi laba
atau rugi dengan rasio 60% untuk Aldi dan
40% untuk Bayu

Aldi Bayu Total


%tase pemb laba 60% 40% 100%
Laba bersih Rp.10.000.000
Alokasi 60 : 40 Rp.6.000.000 Rp.4.000.000 (10.000.000)
Total Rp.6.000.000 Rp.4.000.000 Rp. 0
Example: Allocating Profit or
Loss
 Income Summary 10.000.000
Aldi, Capital 6.000.000

Bayu, Capital 4.000.000

Distribusi laba sesuai dengan


perjanjian persekutuan (asumsi 6:4)
Bunga atas Saldo Modal
 Perjanjian persekutuan dapat memberikan bunga atas
saldo modal sekutu sebagai bagian dari distribusi laba.
 Tingkat bunga sekarang sering dinyatakan dalam
persentase tertentu, tetapi beberapa persekutuan
menggunakan suku bunga yang mengacu kepada suku
bunga BI atau suku bunga pasar uang saat ini.
Tgl Debit kredit saldo jml bln bln x saldo
1 jan Rp.10 jt 4 Rp.40.000.000
1 mei Rp.3 jt Rp. 7 jt 4 Rp.28.000.000
1 Sept Rp.0,5jt Rp7,5jt 2 Rp.15.000.000
1 nov Rp.1 jt Rp.6,5jt 2 Rp.13.000.000
Total 12 Rp.96.000.000
Rata-rata modal Rp. 8.000.000
Jika Aldi dan Bayu setuju mengenakan bunga 15%
atas rata-rata tertimbang saldo modal dengan sisa
laba yang akan didistribusikan pada rasio 60:40,
maka distribusi laba Rp.10.000.000 akan dihitung sbb
:

Aldi Bayu Total


Persentase laba 60% 40% 100%
Rata-rata modal Rp.20.000.000 Rp.8.000.000
Laba bersih Rp.10.000.000
Bunga atas mdal 3.000.000 1.200.000 (4.200.000)
Sisa laba Rp.5.800.000
Alokasi 60:40 3.480.000 2.320.000 (5.800.000)
Total Rp.6.480.000 Rp.3.520.000 Rp. 0
Gaji
 Gaji yang dibayarkan kepada sekutu sering
termasuk di dalam rencana distribusi laba untuk
mengakui dan memberikan kompensasi atas
perbedaan jasa yang diberikan masing-masing
sekutu kepada persekutuan

Aldi Bayu Total


Persentase laba 60% 40% 100%
Laba bersih Rp.10.000.000
Gaji 2.000.000 5.000.000 (7.000.000)
Sisa laba Rp.3.000.000
Alokasi 60:40 1.800.000 1.200.000 (3.000.000)
Total Rp.3.800.000 Rp.6.200.000 Rp. 0
 Laporan modal sekutu (statement of
partner’s capital) biasanya dibuat untuk
menyajikan perubahan akun modal sekutu
untuk suatu periode

Persekutuan AB
laporan Modal Para Sekutu
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20x1
ALDI BAYU TOTAL
Saldo 1 Januari 20.000.000 10.000.000 30.000.000
Ditambah :
Investasi tambahan 500.000 500.000
Distribusi laba bersih 3.980.000 6.020.000 10.000.000
23.980.000 16.520.000 40.500.000
Dikurangi
Penarikan (4.000.000) (4.000.000)
Saldo 31 Desember 20x1 23.890.000 12.520.000 36.500.000
Perubahan Dalam Keanggotaan
(Changes in Membership)
 Perubahan dalam keanggotaan persekutuan
terjadi dengan adanya penambahan sekutu
baru atau berhentinya sekutu saat ini.

 Sekutu baru biasanya merupakan sumber


tambahan modal uatama taua sebagai tenaga
ahli

 Struktur legal dari persekutuan mensyaratkan


bahwa penerimaan sekutu baru secara tidak
langsung merupakan persetujuan dari semua
sekutu saat ini.
New Partner Purchases an
Interest
 Sebuah konsep yang sering digunakan adalah nilai buku

 Nilai buku persekutuan (book value of a partnership)


adalah jumlah modal yang juga merupakan selisih
antara jumlah aset dan kewajiban.
 Akuntan dari persekutruan harus
memastikan adanya bukti dan alasan yang
memadai untuk dilakukannya revaluasi
aset dan kewajiban untuk menghindari
kecurangan
 Bukti yang dapat mendukung seperti jasa
penilai atau laba selama beberapa tahun
dapat membantu penilaian aset

Anda mungkin juga menyukai